Anda di halaman 1dari 3

Mohon ijin memberikan tanggapan diskusi 10 terkait Pembelajran tematik.

Mengembangkan desain pembelajaran di SD, kita mengacu pada Permendikbud Nomor 65 tahun 2013
tentang standar proses. Standar proses mengikuti rancangan pembelajaran tematik dengan pendekatan
saintifik. Dengan metode belajar berbasis projek, belajar berbasis masalah, atau belajar penemuan.

Poerwadarminta menyatakan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang


menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada murid. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi
pokok pembicaraan

Abdul Munir menyatakan bahwa Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran
terpadu atau terintegrasi yang melibatkan beberapa mata pelajaran yang di ikat dalam tema-tema
tertentu. Pembelajaran ini melibatkan beberapa Kompetensi Dasar (KD), hasil belajar dan indikator dari
suatu mata pelajaran atau bahkan beberapa mata pelajaran. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat
dilihat dari aspek proses dan waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar.

Berdasarkan pendapat di atass dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik merupakan suatu
pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.

Ciri-ciri pembelajaran Tematik yaitu :

 Pembelajaran berpusat pada siswa. Yang artinya dalam pembelajaran siswa sebagai pelaku
utama pendidikan. Semua kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan
karakteristik siswa.
 Pembelajaran memberikan pengalaman langsung. Dengan memberikan pengalman langsung,
siswa diharapkan dapat memhami hal-hal yang lebih abstrak nantinya.
 Menghilangkan batas pemisah antar mata pelajaran. yaitu dalam pembelajaran tematik batas
pemisah antar mata pelajaran menjadi tidak jelas karena pembelajaran tematik berpusat pada
tema-tema yang saling berkaitan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.
 Fleksibel. Artinya pembelajaran tematik dilakukan dengan menghubungkan antara pengetahuan
yang satu dengan pengetahuan lain, pengalaman yang satu dengan pengalaman yang lain dan
pengetahuan dengan pengalaman siswa.
 Hasil belajar sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik. Artinya karakteristik
pembelajaran tematik menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu
pembelejaran tematik harus mampu mendorong dan memotivasi belajar siswa dan dapat
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa dalam mengembangkan potensi
dan bakat yang ada pada dirinya.
 Menggunakan prinsip PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.
Pembelajaran tematik harus melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran
dan efektif dalam memberikan materi serta ditata dalam suasana yang menyenangkan sehingga
pembelajaran tidak akan terlihat membosankan dan memotivasi peserta didik untuk mendorong
minat dalam belajar.
 Holistik, yaitu pada pembahasan suatu masalah dalam pembelajaran tematik, guru harus
mengkaji suatu permasalahan dari berbagai sudut pandang yang berbeda dan tidak tekotak-
kotak.
 Outentik. Yang artinya Pembelajaran tematik memungkinkan siswa untuk memahami secara
langsung konsep dan prinsip yang ingin dipelajari.

Pertimbangan diterapkannya pembelajaran tematik sebagai salah satu model pembelajaran, karena
dengan pembelajaran tematik dapat membuka ruang yang luas bagi peserta didik untuk mengalami
sebuah pengalaman belajar yang lebih bermakna, menarik dan menyenangkan. Sebab anak dapat
membangun kesalingterkaitan antara satu pengalaman dengan pengalaman lainnya atau pengetahuan
dengan pengetahuan lainnya atau antara pengetahuan dengan pengalaman. Selain itu, pembelajaran ini
membuka peluang bagi pendidik untuk mengembangkan berbagai strategi dan metodologi yang paling
tepat. Pemilihan dan pengembangan strategi pembelajaran yang digunakan harus mempertimbangkan
kesesuaian dengan tema-tema yang dipilih sebelumnya atau dengan mata pelajaran lainnya. Dan,
disinilah pendidik dituntut lebih kreatif dan variatif dalam menghadirkan suasana pembelajaran yang
menggiring peserta didik mampu memahami kenyataan hidup (konteks) yang dijalaninya baik
menyangkut dirinya sebagai pribadi maupun dalam hubungannya dengan keluarga, masyarakat,
lingkungan dan alam sekitarnya.

Apakah penelitian ini efektif dan mudah digunakan ? berdasarkan hasil Penelitian yang dilaksanakan di
SD Negeri Demangan, khususnya di kelas 2 dengan wali kelas Bapak Sudaryanto, S.Pd. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh kelas 2 SD Demangan yang berjumlah 59 dan diambil sampling di kelas A.
Penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Aktivitas analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu data reduction, data
display, dan conclusion drawing/verification menggunakan uji kredibilitas yaitu, triangulasi (sumber dan
teknik) dan member check. Hasil dari penelitian memaparkan bahwa RPP yang digunakan guru sebagai
pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sudah menggunakan tema. Dalam
penetapan tema, guru menggunakan tema-tema yang dekat dengan kehidupan siswa. Temuan ini
mendukung pendapat Trianto bahwa penetapan tema dimulai dari lingkungan yang terdekat, dikenali
oleh siswa dan ruang lingkupnya disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat,

Dalam implementasinya, perencanaan menjadi awal proses sebelum pelaksanaan dan penilaian. Tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan efektif dan efisien jika direncanakan dengan baik. Perencanaan
yang dibuat dituangkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Setiap RPP mengacu dari
silabus atau kurikulum yang berlaku, kemudian dikembangkan sesuai dengan kondisi di satuan
pendidikan. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu
pada silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai Kompetensi
Dasar (KD), Panduan Teknis Penyusunan RPP di sekolah (Kemdikbud, 2013). RPP disusun berdasarkan
tema/subtema atau KD yang dilaksanakan dalam satu atau lebih pertemuan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru kelas 2A (Sudaryanto), RPP dibuat guru secara mandiri, namun sebelumnya
guru telah menerima pelatihan serta diskusi dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) untuk penyusunan RPP
yang baik. Hasil triangulasi wawancara dengan kepala sekolah juga menjelaskan RPP disusun oleh guru
itu sendiri atau disusun secara mandiri. Berdasarkan hasil penelitian,

Sumber :

Dasna, I. W., Laksana, D. N., & Sudatha, I.G.W. (2020). Desain dan Model Pembelajaran Inovatif dan
Interaktif. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

http://repository.uinbanten.ac.id/4071/3/BAB%20II%20.pdf
https://elearning.ut.ac.id/mod/forum/view.php?id=7576434

Maria Sulastri_530079321

Anda mungkin juga menyukai