Anda di halaman 1dari 2

Mohon ijin memberikan tanggapan diskusi 4 terkait “Penerapan teori konektivisme dalam

Pembelajaran”.

Paradigma konektivismedikatakan sebagai teori belajar pendidikan juga sebagai prinsip-prinsip dalam
belajar di era digital dan internet seperti sekarang. Istilah connectivism diperkenalkan pertama kali oleh
George Siemens dan Steven Down (2005), yang menyatakan bahwa  pembelajaran abad 21 cocok
menggunakan teori konektivisme. Dimana connectivisme merupakan teori pembelajaran yang
mengintegrasikan prinsip-prinsip yang digali melalui teori-teori chaos, jenjang, kompleksitas
(complexity), dan self organizing.

Prinsip-prinsip konektivisme sebagaimana yang diungkapkan Siemens (2005) dalam modul halaman 2.25
diantaranya sebagai berikut :

1. Aktivitas pembelajaran dan hal yang dipelajari berada pada titik opini yang berbeda.

2. Belajar adalah aktivitas mengkoneksikan/ mengaitkan berbagai simpul informasi yang berbeda
dan beragam

3. Belajar sering kali bertempat pada lokus yang bersifat non-manusia

4. Kapasitas potensi seseorang untuk mempelajari/ mengetahuisesuatu lebih penting daripada


pengetahuannya sekarang/ sebelumnya.

5. Mengelola, merawat, dan menata koneksi penting dan dibutuhkan sebagai syarat keberlanjutan
aktivitas belajar-pembelajaran

6. Kemampuan untuk melihat kaitan/ koneksi antar simpul pengetahuan, gagasan, dan konsep
adalah kemampuan atau keterampilan belajar inti yang harus dikuasai.

7. Siswa perlu melihat akurasi dan keterkinian dariinformasi dan pengetahuan yang dipelajari

8.  Pengambilan keputusn termasuk juga dalam hal yang dipelajari dalam aktivitas belajar

Dalam teori konektivisme dikenal istilah “nodes”. Nodes bisa berupa individual yang tahu tentang suatu
informasi/pengetahuan, atau smart phone, atau jaringan komputer di suatu lembaga/sekolah. Nodes ini
bergabung membentuk jaringan yang lebih besar, dan individu-individu di dalamnya lalu berinteraksi
satu sama lain dengan cara berbagi informasi, berdiskusi, bahkan berdebat. Jaringan ini disebut sebagai
suatu ekosistem. Ekosistem itu tumbuh dan berkembang secara dinamis seiring dengan intensifnya
interaksi antar nodes-nodes di dalamnya. Ketika kita melontarkan satu gagasan yang kemudian
disebarkan oleh teman kita ke grup lain, ekosistem itu pun makin berkembang.

Tersirat dari uraian di atas adalah bahwa pengetahuan bisa tersimpan di dalam memori komputer.
Contohnya, diskusi yang tersimpan dalam sebuah grup Whatsapp adalah pengetahuan yang tersimpan
di servernya. Kita bisa mencari kembali informasi-informasi yang kita inginkan dengan membuka
kembali rekaman di grup tersebut. Banyak media sosial yang juga menyediakan arsip penyimpanan
seperti ini di servernya. Ini bukti nyata bahwa pengetahuan bisa hidup dalam sebuah jaringan komputer.

Dalam penerapan teori konektivisme di kelas dengan cara memanfaatkan TIK untuk kegiatan belajar
siswa, diantaranya :
 Saya memanfaatkan WAG untuk menginformasikan hal-hal penting terkait informasi di kelas
bahkan dalam menginformasikan materi pembelajaran.
 Google classroom saya manfaatkan untuk pengumpulan pekerjaan rumah dan untuk pemaparan
materi yang dibutuhkann siswa, tidak lupa di sana saya sisipkan berbagai link sebagai sumber
referensi siswa untuk mencari informasi terkait materi ataupun tugas yang ada di GCR (Google
Classroom).
 Dalam penyajian materi di kelas, saya menggunakan LCD proyektor dalam menyajikan materi
baik itu melalui PPT (power point) ataupun penelusuran video pembelajaran dari youtobe agar
suasana belajar lebih menarik dan interaktif.
 Untuk menarik  minat dan perhatian siswa, dalam evaluasi pembelajaran, saya menggunakan
google form dan quizizz.
 Dalam mengoptimalkan alat komunikasi yang siswa punya, maka saya memanfaatkan peluang
ini dalam mengaitkan materi dan tugas tentunya dengan bimbingan dan arahan agar siswa
dapat memanfaatkan TIK dengan bijak dan positif.

Sumber :

Suciati, dkk. (2020). Difusi Inovasi Pendidikan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

Maria Sulastri_ 530079321

Anda mungkin juga menyukai