Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

TEORI BELAJAR KONEKTIVISME

DISUSUN OLEH:
AULINA ASTI AMINI
BAIQ JUNIAR AFIFAH A.A
FEBI FEBRIANA
FITRI AULIA JAMAL

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS MATARAM
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,yang atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema
dari makalah ini adalah “Teori Belajar Konektivisme”

Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini, tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang kami buat jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Mataram, 24 Agustus 2022

KELOMPOK 8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... I

DAFTAR ISI................................................................................................................ II

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar belakang masalah .......................................................................................... 1


B. Rumusan masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan pembahasan ................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 2

A. Pengertian teori belajar konektivisme ..................................................................... 2


B. Prinsip-prinsip belajar teori konektivisme ............................................................... 2
C. Pro dan kontra teori belajar konektivisme ............................................................... 2
D. Penerapan teori belajar konektivisme ...................................................................... 3

BAB III PENUTUP....................................................................................................... 4

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 4
B. Saran ................................................................................................................ 4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Behaviorisme, Kognitivisme, dan Konstruktivisme merupakan tiga teori
besar yang sering digunakan dalam menjelaskan tentang lingkungan
belajar. Akan tetapi teori-teori tersebut dikembangkan ketika belajar tidak
dipengaruhi oleh teknologi. Kini teknologi telah menjadi bagian dalam
hidup, komunikasi, dan belajar kita. Perkembangan pengetahuan yang dahulu
diukur dalam hitungan dekade, sekarang ini dalam hitungan tahun dan bulan.
Pergeseran cara belajar dari tatap muka dengan menempatkan guru dan
buku sebagai sumber utama pengetahuan ke cara belajar berbantuan internet dan
guru tidak hadir secara langsung telah mendorong para peneliti dalam bidang
pembelajaran. Kajian-kajian tersebut yang diawali oleh George Siemens, telah
melahirkan konsep teori belajar baru yang disebut konektivisme. Teori tersebut
berusaha menjelaskan fenomena belajar masa kini ketika proses belajar tidak
selalu terjadi di dalam ruang-ruang kelas seperti pada pembelajaran
konvensional, melainkan memanfaatkan internet sebagai media dan sumber
utama belajar.

B. Rumusan Masalah
 Apa itu Konektivisme sebagai salah satu teori belajar?
 Apa saja prinsip-prinsip yang terkandung dalam teori belajar konektivisme?
 Apa saja pro dan kontra terhadap teori belajar konektivisme?
 Bagaimana cara menerapkan teori konektivisme dalam proses belajar?

C. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui serta
menyampaikan hal-hal terkait dengan salah satu teori belajar yaitu teori
konektivisme.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar Konektivisme


Konektivisme adalah integrasi prinsip yang diekplorasi melalui teori
chaos, network, dan teori kekompleksitas dan organisasi diri. Belajar adalah
proses yang terjadi dalam lingkungan samar-samar dari peningkatan elemen-
elemen inti tidak seluruhnya dikontrol oleh individu. Belajar (didefinisikan
sebagai pengetahuan yang dapat ditindak) dapat terletak di luar diri kita (dalam
organisasi atau suatu database), terfokus pada hubungan serangkaian informasi
yang khusus, dan hubungan tersebut memungkinkan kita belajar lebih banyak
dan lebih penting dari pada keadaan yang kita tahu sekarang.

B. Prinsip-Prinsip Teori Belajar Konektivitas


 Belajar dan pengetahuan terletak pada keberagaman opini.
 Belajar adalah suatu proses menghubungkan (connecting) sumber-sumber
informasi tertentu.
 Belajar mungkin saja terletak bukan pada alat-alat manusia.
 Kapasitas untuk mengetahui lebih banyak merupakan hal yang lebih
penting dari pada apa yang diketahui sekarang.
 Memelihara dan menjaga hubungan-hubungan (connections)diperlukan
untuk memfasilitasi belajar berkelanjutan.
 Kemampuan untuk melihat hubungan antara bidang-bidang, ide-ide, dan
konsep merupakan inti keterampilan.
 Saat ini (pengetahuan yang akurat dan up-to-date) adalah maksud dari
semua aktivitas belajar konektivistik.
 Penentu adalah proses belajar itu sendiri. Pemilihan atas apa yang
dipelajari dan makna dari informasi yang masuk nampak melalui realita
yang ada.

C. Pro dan Kontra Teori Belajar Konektivisme


Konektivisme dapat menjadi teori pembelajaran untuk beberapa alasan
berikut:
1. konektivisme memberikan penjelasan cara siswa belajar dengan
pengetahuan dan persepsi diperoleh melalui jaringan pribadi
(Siemens,2004). Hanya melalui jaringan pribadi inilah pembelajar
dapat memperoleh sudut pandang dari keragaman pendapat untuk
belajar membuat keputusan penting karena tidak mungkin mengalami
semuanya pelajar dapat berbagi dan belajar melalui kolaborasi.
2. Kedua banyaknya data yang tersedia membuat mustahil bagi seorang
pelajar untuk mengetahui semua yang diperlukan untuk secara kritis
memeriksa situasi tertentu.
3. menjelaskan pembelajaran melalui teori-teori pembelajaran
tradisional sangat dibatasi oleh perubahan cepat yang ditimbulkan
oleh teknologi.
Di samping banyaknya dukungan teori konektivisme juga menerima
beberapa kritik utama seperti berikut.
1. connectivisme memang menarik untuk didiskusikan tetapi gagasan di
dalam konektivisme bukan merupakan gagasan yang baru. Menurut
Gigy (1990) peranan internet dalam pembelajaran seperti yang
diuraikan di dalam teori konduktivisme dapat menjadi bagian dari
teori kognitivisme.
2. konektivisme "keliru menggambarkan keadaan saat ini dan teori-teori
pembelajaran alternatif yang mapan seperti konstruktivisme
behaviorisme dan kognitivisme sehingga dasar untuk teori baru ini
juga meragukan"(Kerr, 2006,paragraf 5-7). Selain itu verhagen (2006)
menyatakan bahwa kolektivisme adalah pandangan alternatif
pedagogis. Ia menegak menegaskan bahwa teori belajar harus
membahas masalah tentang proses belajar yang terjadi saat itu.
Di samping semua pro dan kontra yang terjadi di atas mengenai konsep
atau teori konektivisme, Downes (2019) menyebutkan bahwa teori tersebut telah
terlihat secara nyata bahwa bermanfaat dalam pembelajaran dan telah banyak
digunakan oleh pendidik dalam mengelola pembelajaran serta mendesain dan
mengembangkan media pembelajaran

D. Penerapan teori belajar konektivisme


Harus diakui bahwa teori Konektivisme masih berkembang, masih ada
pro dan kontra terhadap keberadaan teori tersebut. Sekalipun demikian, ada
beberapa aspek dari teori tersebut yang dapat diterapkan atau menjadi
pertimbangan bagi pengembangan pembelajaran, khususnya pembelajaran
yang memanfaatkan internet sebagai media dan sumber belajarnya. Berikut
adalah beberapa penerapan praktis dari Konektivisme dalam pembelajaran.
1. Ketika memberi tugas kepada siswa untuk mempelajari sumber yang
tersedia di internet, usahakanlah siswa mencari dari beberapa sumber.
Mereka diminta tidak hanya meringkas pengetahuan dari sumber-
sumber tersebut, melainkan memberikan penilaian mengenai kelebihan
dan kekurangan dari informasi yang disediakan oleh setiap sumber
tersebut. Tiga aspek penting yang diperiksa dalam suatu informasi
adalah keakuratan/validitas, kelengkapan, dan kemutakhiran. Ketika
siswa memberikan penilaian mengenai aspek-aspek tersebut, siswa
belajar mengidentifikasi sumber informasi, mengenali sumber
informasi, dan membuat jaringan antarinformasi tersebut. Dengan
demikian, prinsip Konektivisme bahwa kemampuan mencari dan
mengembangkan jaringan untuk memperoleh pengetahuan lebih
penting daripada pengetahuan yang dimiliki saat ini.
2. Di dalam pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet, usahakan
terjadi kolaborasi serta terjadi proses bertukar informasi antarsiswa.
Dengan proses bertukar informasi, siswa dibantu untuk menyadari
tentang keragaman dan kekayaan gagasan yang berada di luar dirinya
dan dapat menjadi sumber belajar baginya. Gagasan yang disampaikan
oleh siswa lain sering kali merupakan sintesis dari beberapa gagasan
yang tersedia dari sumber yang berbeda. Dengan berbagi dan bertukar
gagasan, siswa akan makin menyadari bahwa keluasan
3. Pembelajaran perlu makin melatih siswa mencari, menemukan,
memilih, memilah, serta mengolah informasi menjadi pengetahuan
yang berguna.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Teori konektivisme adalah integrasi prinsip yang dieksplorasi melalui chaos
network dan teori kekompleksitas dan organisasi diri. teori ini sudah memiliki banyak
prinsip dan dianggap bisa lebih efektif dari tiga teori sebelumnya yakni behaviorisme
kognitivisme dan konstruktivisme yang di mana ketiga teori tersebut dikembangkan pada
saat belajar tidak dipengaruhi oleh teknologi.

Meskipun banyak yang beranggapan bahwa teori ini efektif tapi masih banyak
terjadi pro dan kontra terhadap teori konektivisme ini. seperti dianggap kalau gagasan di
dalam teori ini dapat menjadi bagian dari teori kognitivisme, dan teori kognitivisme ini
juga dianggap sebagai pandangan alternatif pedagogis.

Di samping pro dan kontra yang terjadi telah secara nyata terlihat bahwa teori
konektivisme bermanfaat dalam pembelajaran dan telah banyak digunakan oleh pendidik
dalam mengelola pembelajaran

B. SARAN
Kita di sini untuk belajar dan mencoba melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya
jadi tidak luput dari banyak kesalahan sehingga kalau ada saran atau kritik pasti kita akan
menerima dengan lapang dada dan insya Allah ke depannya akan lebih ditingkatkan lagi
untuk kinerja kita
DAFTAR PUSTAKA

Buell, C. (undated). Cognitivism. Diambil tanggal 10 Desember 2007 dari:


http://web.cocc.edu/cbuell/theories/cognitivism.htm.
Driscoll, M. (2000). Psychology of Learning for Instruction. Needham Heights,
MA, Allyn & Bacon.
Gredler, M. E., (2005) Learning and instruction: Theory into practice – 5th
Edition, Upper Saddle River, NJ, Pearson Education.
Kleiner, A. (2002). Karen Stephenson’s Quantum Theory of Trust. Diambil
tanggal 10 Desember 2007 dari:
http://www.netform.com/html/s+b%20article.pdf.
Siemen, G. (2005). Connectivisme: A learning theory for digital age.
International journal of Instructional Technology and Distance
Learning.(Vol2. No.1).
Stephenson, K., (Internal Communication, no. 36) What Knowledge Tears Apart,
Networks Make WholeDiambil tanggal 10 Desember 2007 dari:
http://www.netform.com/html/icf.pdf.
mendidik generasi milenial cerdan dan berkarakter hal 54-61 (books.google.co.id)

Anda mungkin juga menyukai