Anda di halaman 1dari 9

TEORI BELAJAR

CONNECTIVISME
Kelompok 7
Anggota :
REVINA WERIN DIKA (21004092)
RAYSAN AHSAN (21004090)
Pembelajaran
Connectivism
Connectivism merupakan teori pembelajaran yang
mengintegrasikan prinsip prinsip yang digali melalui
teori teori chaos, jejaring, kompleksitas, dan self-
organizing. Pembelajaran dalam pengertian
Connectivism dipahami sebagai suatu proses yang
terjadi dalam lingkungan lingkungan perubahan
elemen elemen inti pembelajaran yang kabur dan tidak
sepenuhnya dalam kendali seorang individu .
Implementasi Teori Belajar Connectivisme
Teori belajar connectivisme yang dikemukakan oleh Goerge
Siemens merupakan sebuah paradigma baru dalam dunia
pendidikan. Munculnya teori belajar connectivisme sebagai
akibat perkembangan zaman, dengan semakin pesatnya
pertumbuhan teknologi digital. Munculnya teori belajar
connectivisme menambah serangkaian teori belajar yang
berkembang seiring dengan perkembangan zaman yaitu teori
behaviorism, kognitivism, konstruktivism dan kini muncul teori
belajar connectivism.
Implementasi teori belajar connectivism juga terlihat
dalam sistem pembelajaran jarak jauh. Ketersediaan
media digital dalam kondisi pembelajaran jarak jauh
sangat memadai, seperti video call, live streaming dan
sebagainya. Media digital dapat sebagai pusat sumber
belajar yang utama bagi sistem pembelajaran jarak
jauh. Jadi, pusat sumber belajar merupakan wahana
yang memberikan fasilitas dan kemudahan pada proses
pembelajaran, di mana berbagai jenis sumber belajar
dikembangkan, dikelola, dan dimanfaatkan untuk
membantu meningkatkan efektivitas dan efesiensi
kegiatan pembelajaran.
Connectivism adalah integrasi prinsipprinsip dieksplorasi
oleh kekacauan, jaringan, dan kompleksitas dan
selforganisasi teori. Belajar adalah proses yang terjadi
dalam lingkungan samar-samar dari pergeseran elemen
inti, tidak sepenuhnya di bawah kendali individu. Belajar
didefinisikan sebagai pengetahuan yang ditindaklanjuti,
dapat berada di luar diri kita (dalam suatu organisasi atau
database), difokuskan pada menghubungkan set informasi
khusus, dan koneksi yang memungkinkan kita untuk
mempelajari lebih lanjut lebih penting daripada negara
kita saat mengetahui.
Connectivism didorong oleh pemahaman bahwa keputusan
didasarkan pada mengubah dengan cepat yayasan. Informasi
baru terus diakuisisi. Kemampuan untuk menarik perbedaan
antara informasi yang penting dan tidak penting sangat
penting.
Kemampuan untuk mengenali kapan informasi baru
mengubah lanskap berdasarkan keputusan yang dibuat
kemarin juga penting
Connectivism dilandasi oleh pemahaman akan kenyataan bahwa
pengambilan keputusan di era informasi akan didasarkan pada
landasan landasan yang berubah dengan cepat. Informasi
informasi baru akan diperoleh secara terus menerus secara
berkelanjutan. Kemampuan membedakan informasi yang penting
dan yang tidak penting dengan demikian bersifat vital. Dan juga,
kemampuan untuk mengenali kapan suatu informasi baru telah
mengubah landasan yang menjadi dasar keputusan keputusan
yang diambil kemarin merupakan hal yang sangat kritis sifatnya
(critical).
Dalam Connectivism, pembelajaran didefinisikan sebagai:
Kegiatan dimulai dari kegiatan mengetahui sampai dengan
kegiatan menciptakan pengetahuan yang dapat ditindakkan
(actionable knowledge)
Thanks!
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai