“Teori Sibernetik”
Ditinjau untuk memenuhi tugas Psikologi
MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS NEGERI ISLAM SUMATERA UTARA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori belajar Sibernetik merupakan teori belajar yang relatif baru di bandingkan
dengan teori-teori belajar yang sudah dibahas sebelumnya. Teori ini berkembang sejalan
dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Hakekat manajemen pembelajaran
berdasarkan teori belajar sibernetik adalah usaha guru untuk membantu siswa mencapai
tujuan belajarnya secara efektif dengan cara memfungsikan unsur-unsur kognisi siswa,
terutama unsur pikiran untuk memahami stimulus dari luar melalui proses pengolahan
informasi.
Secara eksistensial, persoalan pendidikan dan manusia bagaikan hubungan antara jiwa
dan raga manusia. Jika jiwa berpotensi menggerakan raga manusia, maka kehidupan
manusiapun digerakan oleh pendidikan ke arah pencapaian tujuan akhir.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Teori Sibernetik?
2. Bagaimana pendapat para tokoh terhadap Teori Sibernetik?
3. Apa saja kelemahan dan kelebihan Teori Sibernetik?
4. Bagaimana aplikasi aliran Sibernetik terhadap suatu pembelajaran?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Teori Sibernetik.
2. Mengetahui bagaimana pendapat para tokoh terhadap Teori Sibernetik.
3. Mengetahui kelemahan dan kelebihan Teori Sibernetik.
4. Mengetahui cara mengaplikasian aliran Sibernetik pada pembelajaran.
PEMBAHASAN
1. Kondisi belajar
Kondisi belajar dapat menyebabkan adanya modifikasi tingkah laku yang dapat
dilihat sebagai akibat dari adanya proses belajar. Cara yang ditempuh pendidik
untuk mengelola pembelajaran sangat bervariasi tergantung pada kondisi belajar
yang diharapkan. Gagne mengklasifikasikan ada lima macam hasil belajar, yakni:
(a) keterampilan intelektual, atau pengetahuan prosedural yang mencakup belajar
diskriminasi, konsep, prinsip, dan pemecahan masalah yang diperoleh melalui
materi yang disajikan dalam pembelajaran di kelas. (b) strategi kognitif,
kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru dengan jalan mengatur
proses internal masing-masing individu dalam memperhatikan belajar, mengingat,
dan berfikir. (c) informasi verbal, kemampuan untuk mendeskripsikan sesuatu
dengan kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan. (d)
keterampilan motorik, kemampuan untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan
gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot. (e) sikap, suatu kemampuan
internal yang mempengaruhi perilaku seseorang, dan didasari oleh emosi,
kepercayaan, serta faktor intelektual.
2. Tujuan belajar
Tujuan belajar merupakan komponen sistem pembelajaran yang sangat penting,
sebab komponen-komponen lain dalam pembelajaran harus bertolak dari tujuan
belajar yang hendak dicapai dalam proses belajarnya. Tujuan belajar yang
dinyatakan secara spesifik dapat mengarahkan proses belajar, dapat mengukur
tingkat ketercapaian tujuan belajar, dan dapat meningkatkan motivasi belajar.
3. Pemberian umpan balik
Pemberian umpan balik merupakan suatu hal yang sangat penting bagi peserta
didik, karena memberikan informasi tentang keberhasilan, kegagalan, dan tingkat
kompetensinya.
TOKOH TEORI SIBERNETIK
Teori Sibernetik dalam kegiatan pembelajaran telah dikembangkan oleh beberapa tokoh
dengan beberapa teori, diantaranya:
Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran yang hendak dipelajari atau
masalah yang hendak di pecahkan diketahui ciri-cirinya. Materi pelajaran tertentu akan lebih
tepat disajikan dalam urutan yang teratur, linier, sekuensial, sedangkan materi pelajaran
lainnya akan lebih tepat bila disajikan dalam bentuk “terbuka” dan memberi kebebasan
kepada siswa untuk berimajenasi dan berfikir.
Misalnya, agar siswa mampu memahami suatu rumus matematika, mungkin akan lebih
efektif jika presentasi informasi tentang rumus tersebut disajikan secara algoritmik.
Alasannya, karena suatu rumus matematika biasanya mengikuti aturan tahap demi tahap yang
sudah teratur dan mengarah ke satu target tertentu. Namun untuk memahami makna suatu
konsep yang lebih luas dan banyak mengandung intrepetasi, misalnya konsep keadilan atau
demokrasi, akan lebih baik jika proses berfikir siswa dibimbing kearah yang “menyebar”
atau berfikir heuristik, dengan harapan pemahaman mereka terhadap konsep itu tidak tunggal,
monoton, dogmatik, atau linier.
Pask dan scott juga termasuk penganut teori sibernetik. Menurut mereka ada dua macam cara
berfikir, yaitu cara berfikir serialis dan cara berfikir wholist atau menyeluruh. Pendekatan
serialis yang dikemukakannya memiliki kesamaan dengan pendekatan algoritmik. Namun apa
yang dikatakan sebagai cara berfikir menyeluruh (wholist) tidak sama dengan cara berfikir
heuristik. Bedanya, cara berfikir menyeluruh adalah berfikir yang cenderung melompat
kedepan, langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi. Ibarat melihat lukisan,
bukan detail-detail yang diamati lebih dahulu, melainkan seluruh lukisan itu sekaligus baru
sesudah itu ke bagian-bagian yang lebih detail. Sedangkan cara berfikir heuristik yang
dikemukakan oleh Landa adalah cara berfikir devergen mengarah kebeberapa aspek
sekaligus.
Asumsi diatas direfleksikan dalam model belajar dan pembelajaran yang menggambarkan
proses mental dalam belajar yang terstuktur membentuk suatu sistem kegiatan mental. Dari
model ini dikembangkan prinsip-prinsip belajar seperti:
ANALISIS TEORI
Teori belajar Sibernetik merupakan teori belajar yang relatif baru di bandingkan dengan
teori-teori belajar yang sudah dibahas sebelumnya. Teori ini berkembang sejalan dengan
perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Hakekat manajemen pembelajaran berdasarkan
teori belajar sibernetik adalah usaha guru untuk membantu siswa mencapai tujuan belajarnya
secara efektif dengan cara memfungsikan unsur-unsur kognisi siswa, terutama unsur pikiran
untuk memahami stimulus dari luar melalui proses pengolahan informasi.
Teori belajar sibernetik meskipun baru dibandingkan dengan teori-teori belajar yang telah
ada. Namun, teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu
informasi. Sehingga berpengaruh terhadap cara belajar secara sibernetik terjadi jika peserta
didik mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkenaan dengan
informasi tersebut. Hal yang terpenting dalam teori ini adalah “Sistem Informasi” yang akan
menentukan terjadinya proses belajar.
Sementara dalam pembahasan ditemukan tidak ada satupun cara belajar yang ideal untuk
segala situasi. Sebuah informasi mungkin akan dipelajari oleh seorang peserta didik dengan
satu macam proses belajar, namun informasi yang sama mungkin akan dipelajari peserta
didik yang lain melalui proses belajar berbeda.
Hasil dari pembahasan ini menunjukan adanya cara berpikir dalam teori sibernetik yaitu
algoritmik, heuristik, wholist dan serialis. Sehingga guru dan siswa dalam pembelajaran bisa
menerapkan cara berpikir yang digunakan.
KESIMPULAN