PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran, ada berbagai macam metode yang diterapkan baik
oleh pengajar maupun murid. Keduanya memiliki metode masing-masing dalam
belajar. Namun tentu saja ada perbedaan antara metode tiap-tiap orang dalam
mempelajari sesuatu, sehingga dalam prosesnya seringkali mendapat hambatan
terutama dalam proses pembelajaran dalam kelas yag terdiri banyak siswa. Di sisi
lain, pengajar juga tidak bisa menerapkan metode yang bisa disenangi oleh seluruh
muridnya.
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kibernetik
2. Untuk mengetahui teori-teori kibernetik yang diterapkan oleh ahli
3. Untuk memahami tahapan belajar menurut Gagne.
4. Untuk memahami kibernetik bagi mahasiswa
5. Untuk mengetahui proses pembelajaran menurut teori kibernetik.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Perubahan dan kemampuan untuk berubah adalah batasan dan makna yang
terkandung dalam belajar disebakan oleh kemampuan yang dapat berubah. Untuk itu,
dalam kehidupan manusia sehari-hari nyaris tidak lepas dari kegiatan belajar. Aktivitas
sendiri atau dalam kelompok tertentu, dipahami atau tidak merupakan kegatan belajar.
Menurut Gagne, dalam kokom komalasari mendefinisikan belajar sebagai suatu proses
perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia sikap, minat,
atau nilai dan perubahan tingkat kemampuannya.
Baharudin dan Wahyuni menguraikan bahwa belajar adalah satu kegiatan mencapai
kepandaian ilmu. Di sini, usaha dalam pencapaian kepandaian atau ilmu merupakan
usaha untuk memenuhi kebutuhan mendapatkan ilmu ataukepandain yang belum
dimiliki sebelumnya. Sehingga manusia belajar agar menjadi tahu, memahami,
mengerti serta dapat melakukan dan memiliki sesuatu.
i. Manusia bukanlah makhluk yang pasif dlaam menentukan suatu respon dari
stimulus yang datang. Manusia adalah penentu dan pengendali dari respon-
respon yang ditampilkan. Konsep ini dipertegas darioengertian kibernetik itu
sendiri. Kata kibernetik berasal dari Bahasa latin “Cybernetes” yang artinya
nahkoda kapal. Maksudnya adalah manusia merupakan penentu dan pengendali
proses dana rah tingkah laku yang ditampikan (perilaku gerak). (Singer. RN.
1986:108)
ii. Manusia merupakan suatu system penerimaan, pengolahan, peraturan dan
pengendalian informasi
iii. Teori kibernetik, menerangkan tingkah laku dan aksi-aksi motoric manusia
sebagai suatu model intern yang dinamis, yaitu tingkah laku tergantung pada
fleksibilitas dan kemampuan adaptasi reaksi. Dalam hal ini otak manusia
menempati hirarki tertinggi sebagai pengatur dan pengendali segala aktivitas
organimus dlam pelaksanaan aksi-aksi motoric. (Singer, RN, 1986 : 110)
3.2 Teori Belajar yang Diterapkan oleh Para Ahli
a. Behavioristik
Teori belajar behavioristic adalah salah satu teori pembelajaran yang
paling tua. Implementasinya yaitu seperti penerapan hukuman membersihkan
toilet bagi siswa yang telat datang ke sekolah. , terlepas apapun alasannya.
Sekilas cukup menakutkan karena menerapkan system hukuman, akan tetapi
teori ini bisa menjadi pilihan tepat dan dianggap menghasilkap output ynag
diharapkan apabila disesuaikan dengan kondisi.
Teori belajar behavioristic adalah teori pembelajaran yang mengamati dan
mempelajrai perubahan tingkah laku sesorang sebagai hasil dari pengalaman
masa lalu. Teori ini menekankan bahwa tingkah laku yang ditunjukkan
seseorang merupakan akibat dari interaksi antara stimulus dengan respon.
Ciri-ciri pembejaran ini sukses ialah adanya perubahan oerilaku ynag
ditunjukkan seseorang setelah mengalami kejadian di masa lalu. Perubahan
adalah tanda bahwa seseorang telah merespon suatu kejadian dan
menjadikannya pembelajaran untuk tidak menggunakan respon yang sama di
masa depan, guna menghindari apa yang pernah dialaminya.
Behavioral merupakan salah satu aliran psikologi yang memandang
individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah dan mengabaikan aspek-aspek
mental. Dengan kata lain, behavioral tidak menganggap adanya kecerdasan,
bakat, minat, dan perasaan individu dalam belajar.
Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme
diantaranya :
1. Connection (S-R Bond) menurut Thorndike
Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing, menghasilkan
hukum-hukum, yaitu :
A) Law of effect, artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek
yang memuaskan maka hubungan stimulus-respon akan semakin kuat.
Sebaliknya semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka
semakin lemah pula yang terjadi stimulus-respons
B) Law of readiness, artinya kesiapan mengacu pada asumsi bahwa
kepuasan organisme itu berasal dari pendayagunaan satuan
pengantar,unit unit ini menimbulkan kecenderungan untuk berbuat atau
tidak berbuat sesuatu
C) Law of exercise, artinya bahwa hubungan antara stimulus dengan
respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan
semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.
Tori ini masih dipraktekan di Indonesia. Hal ini karena tampak dengan jelas
pada penyelenggaraan pembelajaran Taman kanak-kanan, sekolah dasar,
sekolah menengah bahkan perguruan tinggi, pembentukan perilaku dengan
cara driil disertai dengan reinforcement atau humukan-hukuman masih
dilakukan. Teori ini memandang bahwa sesbagai sesuatu yang ada di dunia
nyata telah terstruktur rapid an teratur, sehingga siswa atau orang yang belajar
harus diahadapkan dengan aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan lebih dulu
secara ketat. Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam belajar,
sehingga pembelajaran lebih banyak diakaitkan dengan penegakan disiplin.
b. Kognitivistik
Teori belajar kognitif merupakan sebuah teori yang luas an mencoba
menjelaskan tentang proses berpikir dan berbagai proses mental. Selain itu, teori
belajar kognitif juga menjelaskan berbagai proses mental ini dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang berasal dari interbal dan eksternal untuk menghasilkan
pembelajaran individu.
Dua macam teori kognitif :
1. Teori kognitif social
Dalam toeri kognitif social, terdapat 3 variabel yang harus
dipertimbangkan, yaitu :
1) Factor perilaku
2) Factor lingkungan atau factor ekstrinsik
3) Factor personal atau factor intrinsic
Tiga variable dalam teori kognitif ini dapat dikatakan saling berkaitan.
Ketiganya merupakan variable yang secara bersama-sama membantu proses
belajar untuk terjadi. Suatu pengalaman individu akan bergabung dengan
berbagai macam determinan yang menentukan perilaku serta factor lingkungan.
d. Teori Humanistik
Teori humanistic adalah teori belajar yang memanusiakan manusia.
Pembelajaran ini dipusatkan [ada pribadi seseorang. Toeri ini tidak lepas dari
pendidikan yang focus pada bagaimana menghasilkan sesuatu ynag efektif.
Bagaimana belajar yang bisa meningkatkan kreativitas potensi yang ada
pada diri seseorang. Teori humanistic muncul sebagai perlawanan terhadap
teori belajar sebelumnya yaitu Teori Behavioristik yang dianggap terlalu kaku,
pasif, bahkan penurut ketika mengembangkan manusia.
e. Sibernatik
Stafford Beer mendifinisikan sibernetik sebagai “science of effective
organization”. Gregory Bateson mengatakan bahwa sibernetik lebih
merupakan bentuk daripada substansi. Gordon Pask emndefinisikan
sibernetik sebagai “The art ofmanipulating defensible metaphoros”. Para ahli
organisasi menganggap bahwa teori sibernetik sebagi sebuah ilmu tentang
pemrosesan informasi, pengambilan keputusan, pembelajaran, adaptasi dan
organisasi yang terjadi pada individu, kelompok, organisasi, mesin, atau
negara (Umpleby 2006)
Menurut Capra (2002) system sibernetik dalam berbagai bidang yaitu :
1. Bidang ekonomi yag dikenal sebagi konsep invisible hands,
2. Dalam bidang kekuasaan, yang terwujud dalam konsep check and
balances di kontribusi,
3. Bidang berfikir, yang terwujud dalam cara berpikir Hegel, yaitu tesis-
antitesis dan seintesis.
Sibernetik adalah teori system megontrol yang didasarkan pada
komunikasi antara system dan lingkungan antar sitem, pengontrol dari
system berfungsi dengan memperhatikan lingkungan. Prinsip dasar
sibernetik yaitu menghargai “perbedaan”, bahwa suatu hal memiliki
perbedaan yengan yang linnya, atau bahwa sesuatu akan berubah
seiring perkembangan waktu. Pembelajaran digambarkan sebagai
berikut.
INPUT – PROSES- OUTPUT
Aliran sibernetik melahirkan aliran belajar berdasarkan analisis tugas
karena pengolaan informasi diperlukan dalam analisis tugas. Tanpa
informasi yang jelas tugas tidak akan terselesaikan dengan baik
(Suprihatiningrum, 2013). Sehubungan dengan proses umpan balik dan
tindakan korektif merupakan suatu prinsip pokok dalam teori sibernetik.
Menurut Scheerens (2003) ada 4 prinsip kunci sibernetik, yaitu:
1. System harus mempunyai kapasitas untuk merasakan, memonitor dan
meneliti aspek signifikan dan lingkungannya.
2. Mereka harus mampu menghubungkan informasi dengan norma yang
berlaku yang memandu perilaku system.
3. System harus mampu mendeteksi penyimoangan yang signifikan dari
norma-norma; terdeteksi. Orientasi ini mendekati gagasan tentang
responsivitas terhadap batasan lingkungan disbanding terhadap
efektivitas dalam pengertian produktivitas dan pencapaian tujuan.
Salah satu penganut aliran sibernetik adalah Lev. N. Landa. Ia membedakan ada
dua macam prose berpikir, yaitu berpikir algoritmik dan proses berpikir heuristic. Uraian
dari masing masing proses beripikir tersebut
Gordon Pask adalah seorang yang berkisar di dunia seni. Kontribusinya alah
mengenai “aestetically-potent environments” yang diartikan sebagai “Karya seni
independen atau dengan melibatkan interaksi”. Pask mengatakan lingkungan estetis
potensial adalah suatu lingkungan yang dirancang menyenangkan. Hal ini berarti
bahwa untuk menggali potensi ataupun dalam aktivotas beajar, lingkungan sekitar
harus sedemikian rupa agar menjadi lingkungan yang menyenangkan, sehingga
memudahkan seseorang untuk belajar.
Gordon Pask dan Scott termasuk dalam rumoun pemrosesan informasi, yaitu saat
proses nelajr sangat ditentukan dengan system informasi yang dipelajari. Menurut
teori pemrosesan informasi, suatu informais akan mengalami tahapan diterima disandi
disimpan, dan dimunculkan kembali dari ingatan. Informasi diterima, dsensori oleh
reseptor kemudian disandi di working memory dan disimpan di long-term memory.
Informasi yang disimpan di LTM tidak akan terhapus atau hilang.
Teori belajar menurut teori Pask dan Scott yaitu agar para siswa mampu mengkaji
materi yang telah dipelajari dari gurunya, serta dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari hari. Menurut Pask dan Scott ada 2 macam cara berpikir, yaitu vara
berpikir serialis dan cara berpikir menyeluruh.
Implementasi teori belajar Pask dan Scott dalam kegiatan pembelajaran ialah
dengan memproses informasi yang menitikberatkan pada system informasi
belajar. Teori Pask dan Scott menghendaki siswa memproses informasi secara
sistematik, linear, konvergen, dan menuju satu tujuan. Siswa dapat
menyelesaikan permasalahan mulai dari pengertian awal, diteruskan sampai
mendekati hasil dan menarik kesimpulan. Menhendaki siswa untuk mampu
berpikir melompat kedepan dan langsng kegambaran lengkap adalah maksud
lain teori Pask dan Scott.
c) Mengingat kembali
Mengangingat kembalipengetahuan atau keterampilan sebelumnya, hal ini
bertujuan agar pengetahuan atau keterampilan tersebut dapat disimpan di
diingatan jangka panjang. Sebelum memulai pelajaran, beritahu pelajar
pengetahuan danketerampilan apa saja akan dibutuhkan untuk menyelesaikan
tugas tertentu, serta bagaimana kaitannya dengan apa yang akan mereka
pelajari kegiatan yang dapat dilakukan seperti menyanyakan materi sebelumnya.
d) Menyampaikan materi
Dalam menyampaikan materi, sebaiknya menggunakan strategiagar
pembelajaran menjadi efektif dan efisien, susun dan bagikan konten-konten agar
mudah dipelajari. Berikan penjelasan setiap kali selesai mendemontrasikan
keterampilan tertentu.
Hal ini yang perlu diperhatikan adaah saat menyusun konten, susunlah
konten yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Misal hal terseut dilakukan
untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan tertentu sebelum lanjut ke
pembelajaran selanjutnya.
Kegiatan yang dapat dilakukan selama menyampaikan materi, yaitu :
i. Berikan kosakata baru dan penjelasan
ii. Berikan contoh-contoh yang real seperti studi kasus
iii. Berikan konten berbagai versi, misalnya video, podcast
iv. Gunakan berbagai media untuk memfasilitasi preferensi belajar
e) Beri panduan
Pelajar yang paling mahir pun akan menemukan kesulitan di tengah
proses pembelajaran yang belum pernah ia pelajari. Oleh karena itu, bantuan
guru atau tutor snagat diperlukan agar tidak ada kesalahpahaman mereka dalam
belajar dan pelajar terus termotivasi untuk belajar. Panduan dapat diberikan
dengan cara sebagai berikut.
i. Sediakan support saat diperlukan seperti petunjuk yang dapat
hilang setelah pelajar menjawab pertanyaan
ii. Sarategi belajar seperti peta konsep, bermain peran, dan visualisasi
iii. Gunakan contoh dan non contoh digunakan untuk membantu
pelajar apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan atau kebalikan
contoh yang diberikan.
iv. Berikan studi kasus, analogy, gambar visual dan metafora. Studi
kasus digunakan untuk mengetahui bagaimana penerpan di dunia
nyata, analogy digunakan untuk menjelaskan konsep-konsep yang
abstrak, gambar visual untuk menjelaskan hubungan secara visual,
dan metafora sebagai pendukung pembelajaran.
f) Mendapatkan performa
Pengumpulan merupakan kunci untuk menyerap dan mempertahankan
pengetahuan dan keterampilan baru. Oleh karena itu, sebaiknya pengajar
memberikan beberapa kesempatan untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan yang telah mereka dapatkan. Berikan scenario bercabang dan
simulasi yang memberikan kesempatan mereka untuk membuat keputusan
dengan demikian mereka akan dapat melihat resiko atas pilihan mereka sendiri.
Selain itu, untuk mendapatkan performa,pengajar bisa melakuka cara
sebagai berikut.
i. Memberikan pertanyaan yang dalam untuk menggali pemikiran
mereka
ii. Memberikan referensi terhadap apa yang telah mereka pelajari
iii. Ajak pelajar untuk berkolaborasi dengan rekan-rekan sekelasnya
iv. Ajak pelajar untuk membaca kembali informasi yng telah mereka
pelajari
v. Bantu pelajr untuj menghubungkan informasi baru tersebut dengan
konteks yang lebih real.
i. Belajar merupakan suatu kumpulan proses yang berisfat individu, yang merubah
stimuli yang datang dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi yang
selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan
jangka panjang hasil-hasil penampilan ini memberikan kemapuan melakukan
berbagai penampilan .
ii. Kemampuan yang merupakan hasil belajar ini dapat dikategorikan bersifat
praktis dan teoritis
iii. Peristiwa peristiwa di dalam pembelajaran yang mempengaruhi proses belajar
dapat dikelompokkan ke dalam kategori umum, tanpa memperhatikan hasil
belajar yang diharapkan. Namun tiap-tiap hasil belajar memerlukan adanya-
adanya peristiwa khusus untuk dapat dibentuk (Gagne, 1985).