Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran, ada berbagai macam metode yang diterapkan baik
oleh pengajar maupun murid. Keduanya memiliki metode masing-masing dalam
belajar. Namun tentu saja ada perbedaan antara metode tiap-tiap orang dalam
mempelajari sesuatu, sehingga dalam prosesnya seringkali mendapat hambatan
terutama dalam proses pembelajaran dalam kelas yag terdiri banyak siswa. Di sisi
lain, pengajar juga tidak bisa menerapkan metode yang bisa disenangi oleh seluruh
muridnya.

Dalam teori kibernetik, ada beberapa teori dalam memberikan informasi


pembelajaran dan pengaplikasiannya. Kibernetik juga menjelaskan berbagai cara
pengolahan, penerimaan yang akan mempengaruhi hasil belajar. Teri kibernetik
menunjukkan bahwa cara yang disampaikan dalam pembelajaran. Hal ini juga akan
mempengaruhi hasil belajar seseorang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan kibernetik?
2. Apa saja teori-teori kibernetik yang diterapkan oleh ahli pembelajaran?
3. Bagaima tahapan belajar menurut Gagne?
4. Apa pentingnya kibernetik bagi mahasiswa?
5. Bagaimana proses pembelajaran menurut kibernetik?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kibernetik
2. Untuk mengetahui teori-teori kibernetik yang diterapkan oleh ahli
3. Untuk memahami tahapan belajar menurut Gagne.
4. Untuk memahami kibernetik bagi mahasiswa
5. Untuk mengetahui proses pembelajaran menurut teori kibernetik.
BAB II
Tinjauan Pustaka

Perubahan dan kemampuan untuk berubah adalah batasan dan makna yang
terkandung dalam belajar disebakan oleh kemampuan yang dapat berubah. Untuk itu,
dalam kehidupan manusia sehari-hari nyaris tidak lepas dari kegiatan belajar. Aktivitas
sendiri atau dalam kelompok tertentu, dipahami atau tidak merupakan kegatan belajar.

Menurut Gagne, dalam kokom komalasari mendefinisikan belajar sebagai suatu proses
perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia sikap, minat,
atau nilai dan perubahan tingkat kemampuannya.

Baharudin dan Wahyuni menguraikan bahwa belajar adalah satu kegiatan mencapai
kepandaian ilmu. Di sini, usaha dalam pencapaian kepandaian atau ilmu merupakan
usaha untuk memenuhi kebutuhan mendapatkan ilmu ataukepandain yang belum
dimiliki sebelumnya. Sehingga manusia belajar agar menjadi tahu, memahami,
mengerti serta dapat melakukan dan memiliki sesuatu.

Thursan Hakim mengemukakan bahwa belajar adalah sesuatu proses perubahan di


dalam kepribadian manusia seperti peningkatan kecakapan, sikap, kebiasaan,
keterampilan, dan lain-lain.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal penting


yang berkaitan dengan pengertian belajar, antara lain :

i. Belajar adalah tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan


ii. Perubahan tingkah laku yang timbul akibat belajar dapat berupa tingkah laku
yang positif atau dapat berupa tingkah laku yang negative
iii. Tingkah laku mengalami perubahan akibat belajar menyangkut semua aspek
kepribadian atau tingkah laku, menyangkut kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik
BAB III
Analisis dan Pembahasan

3.1 Pengertian Kibernetika


Kibernetika adalah teori yang menerangkan tentang tingkah laku dan aksi-
aksi motoric manusia sebagi suatu model intern yang dinamis, dimana tingkah laku
tergantung pada flexibilitas dan kemampuan adaptasi interaksi. Dalam hal ini, otak
manusia menempati hirarki tertinggi sebagai pengatur dan pengendali segala
aktivitas organismus dalam pelaksanaan aksi-aksi motoric. (Singer, RN, 196 :110)

Teori kibernetik memandang manusia sebagai suatu system informasi,


artinya dalam menampilkan respon, manusia aktif dalam menerima dan mengolah
informasi secara intern, yaitu pengolahan informasi secara berpikir. Hal ini
dimungkinkan, karena manusia memiliki system informasi itu sendiri, yaitu alat-alat
reseptor dan system prsyarafan.

Konsep dasar dari kibernetik sebagai berikut.

i. Manusia bukanlah makhluk yang pasif dlaam menentukan suatu respon dari
stimulus yang datang. Manusia adalah penentu dan pengendali dari respon-
respon yang ditampilkan. Konsep ini dipertegas darioengertian kibernetik itu
sendiri. Kata kibernetik berasal dari Bahasa latin “Cybernetes” yang artinya
nahkoda kapal. Maksudnya adalah manusia merupakan penentu dan pengendali
proses dana rah tingkah laku yang ditampikan (perilaku gerak). (Singer. RN.
1986:108)
ii. Manusia merupakan suatu system penerimaan, pengolahan, peraturan dan
pengendalian informasi
iii. Teori kibernetik, menerangkan tingkah laku dan aksi-aksi motoric manusia
sebagai suatu model intern yang dinamis, yaitu tingkah laku tergantung pada
fleksibilitas dan kemampuan adaptasi reaksi. Dalam hal ini otak manusia
menempati hirarki tertinggi sebagai pengatur dan pengendali segala aktivitas
organimus dlam pelaksanaan aksi-aksi motoric. (Singer, RN, 1986 : 110)
3.2 Teori Belajar yang Diterapkan oleh Para Ahli
a. Behavioristik
Teori belajar behavioristic adalah salah satu teori pembelajaran yang
paling tua. Implementasinya yaitu seperti penerapan hukuman membersihkan
toilet bagi siswa yang telat datang ke sekolah. , terlepas apapun alasannya.
Sekilas cukup menakutkan karena menerapkan system hukuman, akan tetapi
teori ini bisa menjadi pilihan tepat dan dianggap menghasilkap output ynag
diharapkan apabila disesuaikan dengan kondisi.
Teori belajar behavioristic adalah teori pembelajaran yang mengamati dan
mempelajrai perubahan tingkah laku sesorang sebagai hasil dari pengalaman
masa lalu. Teori ini menekankan bahwa tingkah laku yang ditunjukkan
seseorang merupakan akibat dari interaksi antara stimulus dengan respon.
Ciri-ciri pembejaran ini sukses ialah adanya perubahan oerilaku ynag
ditunjukkan seseorang setelah mengalami kejadian di masa lalu. Perubahan
adalah tanda bahwa seseorang telah merespon suatu kejadian dan
menjadikannya pembelajaran untuk tidak menggunakan respon yang sama di
masa depan, guna menghindari apa yang pernah dialaminya.
Behavioral merupakan salah satu aliran psikologi yang memandang
individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah dan mengabaikan aspek-aspek
mental. Dengan kata lain, behavioral tidak menganggap adanya kecerdasan,
bakat, minat, dan perasaan individu dalam belajar.
Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan behaviorisme
diantaranya :
1. Connection (S-R Bond) menurut Thorndike
Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike terhadap kucing, menghasilkan
hukum-hukum, yaitu :
A) Law of effect, artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek
yang memuaskan maka hubungan stimulus-respon akan semakin kuat.
Sebaliknya semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka
semakin lemah pula yang terjadi stimulus-respons
B) Law of readiness, artinya kesiapan mengacu pada asumsi bahwa
kepuasan organisme itu berasal dari pendayagunaan satuan
pengantar,unit unit ini menimbulkan kecenderungan untuk berbuat atau
tidak berbuat sesuatu
C) Law of exercise, artinya bahwa hubungan antara stimulus dengan
respons akan semakin bertambah erat, jika sering dilatih dan akan
semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.
Tori ini masih dipraktekan di Indonesia. Hal ini karena tampak dengan jelas
pada penyelenggaraan pembelajaran Taman kanak-kanan, sekolah dasar,
sekolah menengah bahkan perguruan tinggi, pembentukan perilaku dengan
cara driil disertai dengan reinforcement atau humukan-hukuman masih
dilakukan. Teori ini memandang bahwa sesbagai sesuatu yang ada di dunia
nyata telah terstruktur rapid an teratur, sehingga siswa atau orang yang belajar
harus diahadapkan dengan aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan lebih dulu
secara ketat. Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam belajar,
sehingga pembelajaran lebih banyak diakaitkan dengan penegakan disiplin.

Berdasarkan uraian di atas, Inti dari teori belajar behavioristik, adalah  


a)      Belajar adalah perubahan tingkah laku.
b)      Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia telah mampu
menunjukkan perubahan tingkah laku.
c)      Pentingnya masukan atau input  yang berupa stimulus dan keluaran yang
berupa respon .
d)  sesuatu yang terjadi  diantara stimulus dan respon tidak dianggap penting 
sebab tidak bisa diukur dan diamati.
e)      Yang bisa di amati dan diukur hanya stimulus dan respon.
f)       Penguatan adalah faktor penting dalam belajar.
g)      Bila penguatan ditambah maka respon akan semakin kuat , demikian juga
jika respon dikurangi maka respon juga menguat.
Aplikasi teori ini dalam pembelajaran, bahwa kegiatanbelajar ditekankan
sebagai aktivitas “mimetic” yang menuntut siswa untuk mengungkapkan
kembali pengetahuan yang sudah dipelajarii. Penyajian materi pelajaran
mengitu pada urutan dari bagian-bagian keseluruhan pembelajaran dan
evaluasi menekankan pada hasil, dan evaluasimenuntut stau jawaban yang
benar.

b. Kognitivistik
Teori belajar kognitif merupakan sebuah teori yang luas an mencoba
menjelaskan tentang proses berpikir dan berbagai proses mental. Selain itu, teori
belajar kognitif juga menjelaskan berbagai proses mental ini dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang berasal dari interbal dan eksternal untuk menghasilkan
pembelajaran individu.
Dua macam teori kognitif :
1. Teori kognitif social
Dalam toeri kognitif social, terdapat 3 variabel yang harus
dipertimbangkan, yaitu :
1) Factor perilaku
2) Factor lingkungan atau factor ekstrinsik
3) Factor personal atau factor intrinsic

Tiga variable dalam teori kognitif ini dapat dikatakan saling berkaitan.
Ketiganya merupakan variable yang secara bersama-sama membantu proses
belajar untuk terjadi. Suatu pengalaman individu akan bergabung dengan
berbagai macam determinan yang menentukan perilaku serta factor lingkungan.

Dalam interaksi antara seseorang dengan lingkungannya, keyakinan


manusia, idea, dan kompetensi kogmnitif akan dimodifikasi dan diubah
olehberbagai rupa factor eksternal. Contohnya, orang tua yang memberikan
dukungan lingkungan yang penuh dengan stress atau bisa juga seperti udara
yang panas dan berdebu atau iklim yang dingin.

c. Teori kognitif behavioral


Teori ini mengatakan bahwa para individu cenderung untuk membentuk
suatu konsep pribadi yang akan memberikan pengaruh terhadap tingkah laku
yang mereka tunjukkan. Konsep ini dapat bersifat posititf dan negative. Selain itu,
berbagai macam konsep ini juga dapat mempengaruhi lingkungan di mana
seseorang berada.

d. Teori Humanistik
Teori humanistic adalah teori belajar yang memanusiakan manusia.
Pembelajaran ini dipusatkan [ada pribadi seseorang. Toeri ini tidak lepas dari
pendidikan yang focus pada bagaimana menghasilkan sesuatu ynag efektif.
Bagaimana belajar yang bisa meningkatkan kreativitas potensi yang ada
pada diri seseorang. Teori humanistic muncul sebagai perlawanan terhadap
teori belajar sebelumnya yaitu Teori Behavioristik yang dianggap terlalu kaku,
pasif, bahkan penurut ketika mengembangkan manusia.

e. Sibernatik
Stafford Beer mendifinisikan sibernetik sebagai “science of effective
organization”. Gregory Bateson mengatakan bahwa sibernetik lebih
merupakan bentuk daripada substansi. Gordon Pask emndefinisikan
sibernetik sebagai “The art ofmanipulating defensible metaphoros”. Para ahli
organisasi menganggap bahwa teori sibernetik sebagi sebuah ilmu tentang
pemrosesan informasi, pengambilan keputusan, pembelajaran, adaptasi dan
organisasi yang terjadi pada individu, kelompok, organisasi, mesin, atau
negara (Umpleby 2006)
Menurut Capra (2002) system sibernetik dalam berbagai bidang yaitu :
1. Bidang ekonomi yag dikenal sebagi konsep invisible hands,
2. Dalam bidang kekuasaan, yang terwujud dalam konsep check and
balances di kontribusi,
3. Bidang berfikir, yang terwujud dalam cara berpikir Hegel, yaitu tesis-
antitesis dan seintesis.
Sibernetik adalah teori system megontrol yang didasarkan pada
komunikasi antara system dan lingkungan antar sitem, pengontrol dari
system berfungsi dengan memperhatikan lingkungan. Prinsip dasar
sibernetik yaitu menghargai “perbedaan”, bahwa suatu hal memiliki
perbedaan yengan yang linnya, atau bahwa sesuatu akan berubah
seiring perkembangan waktu. Pembelajaran digambarkan sebagai
berikut.
INPUT – PROSES- OUTPUT
Aliran sibernetik melahirkan aliran belajar berdasarkan analisis tugas
karena pengolaan informasi diperlukan dalam analisis tugas. Tanpa
informasi yang jelas tugas tidak akan terselesaikan dengan baik
(Suprihatiningrum, 2013). Sehubungan dengan proses umpan balik dan
tindakan korektif merupakan suatu prinsip pokok dalam teori sibernetik.
Menurut Scheerens (2003) ada 4 prinsip kunci sibernetik, yaitu:
1. System harus mempunyai kapasitas untuk merasakan, memonitor dan
meneliti aspek signifikan dan lingkungannya.
2. Mereka harus mampu menghubungkan informasi dengan norma yang
berlaku yang memandu perilaku system.
3. System harus mampu mendeteksi penyimoangan yang signifikan dari
norma-norma; terdeteksi. Orientasi ini mendekati gagasan tentang
responsivitas terhadap batasan lingkungan disbanding terhadap
efektivitas dalam pengertian produktivitas dan pencapaian tujuan.

Berdasarkan teori sibernetik, ahli psikologi menganalogikan


mekanisme kerja manusia seperti mekanisme mesin elektronik. Mereka
menganggap siswa sebagai suatu system yang dpaat mengendalikan umpan
balik sendiri. System kendali umpan balik ini, baik pada manusia atau mesin
empunyai tiga fungsi, yaitu :

a) Menghasilkan gerakan system terhadap target yang diinginkan


b) Membandingkan damoak dari tindakannya tersebut apakah sesuai
dengan jalur atau rencana
c) Memanfaatkan kesalahan untuk mengarahkan kembali ke jalur
seharusnya (Uno, 2010)
Menurut Nurwahid (2013) kelebihan startegi pembelajaran yang berpijak
teori sibernetik, yaitu :
i. Cara berpikir yang berorientasi pada proses yang lebih menonjol
ii. Penyajian pengetahuan aspek ekonomis
iii. Kapabilitas belajardapat disajikan lebih lengkap.
iv. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar yangingin dicapai,
v. Adanyatranfer belajar belajar oada lingkungan kehidupan yang
sesungguhnya, control beljar memungkinkan belajar sesuai
dengan irama masing-masing individu
vi. Balikan informatis memberikan rambu-rambu yang jelas tentang
tungkat unjuk kerja yang diharapkan.

Kelemahan teori sibernetik adalah terlalu menekankan pada sistem informasi


yang dipelajari, dan kurang memperhatikan bagaimana proses belajar
(Nurwahid, 2013). Teori sibernetik dikritik sebab tidak membahas proses belajar
langsung sehingga hal ini menyulitkan penerapannya.

2. Aliran kibernetik menurut Landa

Salah satu penganut aliran sibernetik adalah Lev. N. Landa. Ia membedakan ada
dua macam prose berpikir, yaitu berpikir algoritmik dan proses berpikir heuristic. Uraian
dari masing masing proses beripikir tersebut

A) Proses berpikir Algoritmik


Merupakan proses berpikir sstematis, tahap demi tahap, linier, konvergen,
lurus menuju satu target tujuan tertentu. Landa menyebutkan bahwa proses
algoritmik adalah proses yang terdiri dari serangkaian operasi yang elementer
yang terbentuk secara seragam dan regular di bawah kondisi yang didefinisikan
untuk memecahkan bberbagai masalah.

B) Cara berpikir Heuristik


Merupakan cacar berpikir devergen, menuju beberapa target atau tujuan
sekaligus. Memahami suatu konsep yang mengandung arti ganda dan
penafsiran biasanya menuntut seorang untuk menggunakan cara berpikir
heuristic.
3. Teori belajar menurut Pask dan Scott

Gordon Pask adalah seorang yang berkisar di dunia seni. Kontribusinya alah
mengenai “aestetically-potent environments” yang diartikan sebagai “Karya seni
independen atau dengan melibatkan interaksi”. Pask mengatakan lingkungan estetis
potensial adalah suatu lingkungan yang dirancang menyenangkan. Hal ini berarti
bahwa untuk menggali potensi ataupun dalam aktivotas beajar, lingkungan sekitar
harus sedemikian rupa agar menjadi lingkungan yang menyenangkan, sehingga
memudahkan seseorang untuk belajar.

Gordon Pask dan Scott termasuk dalam rumoun pemrosesan informasi, yaitu saat
proses nelajr sangat ditentukan dengan system informasi yang dipelajari. Menurut
teori pemrosesan informasi, suatu informais akan mengalami tahapan diterima disandi
disimpan, dan dimunculkan kembali dari ingatan. Informasi diterima, dsensori oleh
reseptor kemudian disandi di working memory dan disimpan di long-term memory.
Informasi yang disimpan di LTM tidak akan terhapus atau hilang.

Teori belajar menurut teori Pask dan Scott yaitu agar para siswa mampu mengkaji
materi yang telah dipelajari dari gurunya, serta dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari hari. Menurut Pask dan Scott ada 2 macam cara berpikir, yaitu vara
berpikir serialis dan cara berpikir menyeluruh.

i. Cara berpikir serialis


Pendekatan serialis yang dikemukakan Pask dan Scott memiliki
kesamaan dengan algoritmik. Siswa tipe serialis cenderung berpikir secara
algoritmik terutama dalam mempelajari bidang eksakta. Seorang yang memiliki
gaya serialis memilih belajar dengan berproses dalam langkah kecil yang logis,
berusaha untuk mendapatkan kejelasan pada setiap bagian sebelum melangkah
lanjut, mengejar jalur linear dalam tugas pembelajaran seta menghindari
penyimpangan. Siswa yang menggunakan strategi penggunaanlangkah-langkah
yang telah ditetapkan secara hirarkis merupakan pembelajaran yang memiliki
gaya pengajaran serialis.
ii. Wholist
Cara berpikir menyeluruh wholist ialah berpikir yang cenderung melompat
ke depan, langsung ke gambaran lengkap sebuah system informasi. Siswa tipe
ini cenderung mempelajari sesuatu dari tahap yang paling umum kemudian
bergerak ke yang lebih khusus. Seorang wholist emilih untuk belajar dalam cara
yang berbeda pula. Pembelajra yang menggunakan strategi pengajaran yang
fleksibel dan kontekstual, tidak terikat oleh langkah hirarkis pentahapan
pembelajaran merupakan pembelajaran yang memiliki gaya pembelajaran
holostik.
Pendektan yang berorientasi pada pengolahan informasi menekankan
beberapa hal seperti ingatan jangka pendek, ingtan jangka panjang, dan
sebagainya yang berhubungan dengan apa yang terjadi pada otak kita dalam
proses pengolahan informasi. Namu, menurut teori sibernetik, agar proses
belajar seoptimal mungkin, bukan hanya cara kerja otak yang perlu dipahami,
tapi jugalingkungan yang mempengaruhi mekanisme itupun perlu diketahui. Dari
model ini, dikembangkan prinsip belajar seperti proses mental dalam belajar
terfokus pada pengetahuan bermakna dan bermuara pada pengorganisasian dan
pengaktualisasian informasi.
Teori Pask dan scott selain dikembangkan dari teori sibernetik, juga
dikembangkan dari conversation theory. Teory ini menganggap social system as
symbolic, dimana oorientasinya pada system Bahasa yang tangapannya
bergantung pada penafsiran seseorag atau salah satu perilaku orang lain dan
makna tersebutdisepakati melalui percakapan. Teori tersebut disepakati melalui
percakapan. Teori tersebut juga menjelaskan interaksi antara dua atau lebih
system kognitif.
Conversation memiliki beberapa kategori, yaitu :
I) Monolog, conversation yang lebih kepada proses internal pada diri individu
II) Dialogue, digunakan untuk mencari mufakat
III) Dialectic, percakapan digunakan untuk mendapat kebenaran dari argument
yang berfokus pada pemikiran analitica dan informasi factual.
IV) Contruction, percakapan digunakan untuk membuat sesuatu yang baru
Dampak pengiring kegiatan pembelajaran berlandaskan teori Pask dan
Scott sebagai berikut.
i. Sikap guru yang menguasai teori tidak hanya meniai hasil akhir, melainkan
proses erpikir siswa sehingga akan membuat siswa lebih dihargai hal ini
akanmerubah pemikiran mereka bahwa materi itu sulit menjadi materi itu
mengasyikkan.
ii. Kemandirian yang akan terbentuk dari cara siswa meluangkan sendiri waktu
untuk membaca buku materi dan dengan dibantu oleh guru saat mereka
mengalami kesulitan. Jadi guru tidak terus mendikte siswa dalam
menyelesaikan masalah melainkan membimbing mereka sesuai dengan
kesulitan mereka.
iii. Kreativitas, pemberian kesempatan kepada siswa untuk memahami materi
dengan membaca dari buku teks dan mencoba sendiriterlebih dahulu
memecahkan masalah dengan pemahamannya.

Implementasi teori belajar Pask dan Scott dalam kegiatan pembelajaran ialah
dengan memproses informasi yang menitikberatkan pada system informasi
belajar. Teori Pask dan Scott menghendaki siswa memproses informasi secara
sistematik, linear, konvergen, dan menuju satu tujuan. Siswa dapat
menyelesaikan permasalahan mulai dari pengertian awal, diteruskan sampai
mendekati hasil dan menarik kesimpulan. Menhendaki siswa untuk mampu
berpikir melompat kedepan dan langsng kegambaran lengkap adalah maksud
lain teori Pask dan Scott.

3.3 9 Tahapan Belajar Menurut Gagne


Robert. M. Gagne dalam bukunya: The Conditioning Of learning, mengemukakan
bahwa learning is change in human disposition or capacity, which persist over a period
time, and which is not simply ascribable to process of growth. Belajar adalah
perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus-
menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja Gagne
berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oelh factor dari luar diri dan factor dalam diri
dan keduanya daling berinteraksi. Gagne (1972) mendefisnikan belajar adalah
meanisme ketika seseorang menjadi anggota masyarakat yang berfungsi secara
kompleks. Kompetensi itu meliputi skill, attitude, dan nilai-nilai yang diperlukan oleh
manusia, sehingga belajar adalah hasil berbagai macam tigkah laku yang selanjutnya
disebut kapasitas. Kemampuan-kemampuan tersebut diperoleh peserta didik dari
stimuslus, lingkungan, dan proses kognitif.

Teori Robert M. Gagne, yang disebut dengan Sembilan peristiwa pembelajaran


(model nine structional event Gagne) adalah peristiwa yang dirancang oleh pendidik
untuk membantu proses belajar dalam diri peserta didik. Bentuk seutuhnya dari seriap
peristiwa tidak harus ditetapkan untuk semua mata pelajaran. Guru perlu
mengembangkan sendiri sesuai dengan kompetensi dasar peserta didik (suciati &
irawan,2001 :62). Sedangkan urutannya tidak harus seperti urutan.

a) Gain Attention (Dapatkan Perhatian) 


Sebelum memulai pembelajaran, sebaiknya melakukan aktivitas yang
dapat menarik perhatian pelajar. Hal ini diharapakan pelajar menjadi lebih
semngat dan termotivasi untuk mempelajrai materi yang akan diberikan.
Beberapa aktivitas yang dapat digunakan untuk menarik perhatian pelajar,
seperti : memberikan cerita yang memancing pertanyaan.
b) Beritahu tujuan belajar
Beirkan penjelasan mengenai tujuan belajar yang akan dicapai, bukan
hanya itu, pastikan pelajar mengerti alasan belajar materi tersebut dan ikut aktif
berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Beberapa hal yang harus
disampaikan, yaitu :
i. Perfoma yang dibutuhkan
ii. Kriteria yang harus dicapai
iii. Pelajar ikut menentukan kriteria untuk standar perfoma.

Dalam menyampaikantujuan belajar, sebisa mungkin kaitkan dengan cara


pengaplikasiannya di dunia nyata,

c) Mengingat kembali
Mengangingat kembalipengetahuan atau keterampilan sebelumnya, hal ini
bertujuan agar pengetahuan atau keterampilan tersebut dapat disimpan di
diingatan jangka panjang. Sebelum memulai pelajaran, beritahu pelajar
pengetahuan danketerampilan apa saja akan dibutuhkan untuk menyelesaikan
tugas tertentu, serta bagaimana kaitannya dengan apa yang akan mereka
pelajari kegiatan yang dapat dilakukan seperti menyanyakan materi sebelumnya.
d) Menyampaikan materi
Dalam menyampaikan materi, sebaiknya menggunakan strategiagar
pembelajaran menjadi efektif dan efisien, susun dan bagikan konten-konten agar
mudah dipelajari. Berikan penjelasan setiap kali selesai mendemontrasikan
keterampilan tertentu.
Hal ini yang perlu diperhatikan adaah saat menyusun konten, susunlah
konten yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Misal hal terseut dilakukan
untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan tertentu sebelum lanjut ke
pembelajaran selanjutnya.
Kegiatan yang dapat dilakukan selama menyampaikan materi, yaitu :
i. Berikan kosakata baru dan penjelasan
ii. Berikan contoh-contoh yang real seperti studi kasus
iii. Berikan konten berbagai versi, misalnya video, podcast
iv. Gunakan berbagai media untuk memfasilitasi preferensi belajar
e) Beri panduan
Pelajar yang paling mahir pun akan menemukan kesulitan di tengah
proses pembelajaran yang belum pernah ia pelajari. Oleh karena itu, bantuan
guru atau tutor snagat diperlukan agar tidak ada kesalahpahaman mereka dalam
belajar dan pelajar terus termotivasi untuk belajar. Panduan dapat diberikan
dengan cara sebagai berikut.
i. Sediakan support saat diperlukan seperti petunjuk yang dapat
hilang setelah pelajar menjawab pertanyaan
ii. Sarategi belajar seperti peta konsep, bermain peran, dan visualisasi
iii. Gunakan contoh dan non contoh digunakan untuk membantu
pelajar apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan atau kebalikan
contoh yang diberikan.
iv. Berikan studi kasus, analogy, gambar visual dan metafora. Studi
kasus digunakan untuk mengetahui bagaimana penerpan di dunia
nyata, analogy digunakan untuk menjelaskan konsep-konsep yang
abstrak, gambar visual untuk menjelaskan hubungan secara visual,
dan metafora sebagai pendukung pembelajaran.
f) Mendapatkan performa
Pengumpulan merupakan kunci untuk menyerap dan mempertahankan
pengetahuan dan keterampilan baru. Oleh karena itu, sebaiknya pengajar
memberikan beberapa kesempatan untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan yang telah mereka dapatkan. Berikan scenario bercabang dan
simulasi yang memberikan kesempatan mereka untuk membuat keputusan
dengan demikian mereka akan dapat melihat resiko atas pilihan mereka sendiri.
Selain itu, untuk mendapatkan performa,pengajar bisa melakuka cara
sebagai berikut.
i. Memberikan pertanyaan yang dalam untuk menggali pemikiran
mereka
ii. Memberikan referensi terhadap apa yang telah mereka pelajari
iii. Ajak pelajar untuk berkolaborasi dengan rekan-rekan sekelasnya
iv. Ajak pelajar untuk membaca kembali informasi yng telah mereka
pelajari
v. Bantu pelajr untuj menghubungkan informasi baru tersebut dengan
konteks yang lebih real.

g) Memeberikan umpan balik


Memberikan feedback yang konstruktif kepada pelajar memungkinkan
mereka untuk mengetahui dimana kelebihan dan kekurangan yang mereka miliki.
Sebaiknya berikan umpan balik yang personal, daripada umpan balik umum,
sehingga pelajar mampu menilai lankah apa yang harus dilakukan agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran.
h) Menilai performa
Menilai pelajar tidak hanya untuk mengukur kemajuan mereka, tetapi juga
memberikan guru kesemoatan untuk mngenali kelemahan dari
pembelajarannya. Missal jika guru dapat evaluasi kembali konten dan aktivitas
yang guru berikan saat itu.

Metode lain untuk melakukan assessment diantaranya : 

I. Pretest untuk mengetahui penguasaan pengetahuan sebelumnya


II. Post-test untuk mengetahui penguasaan konten atau keterampilan yang
dipelajari
III. Memberikan pertanyaan ditengah-tengah penyampaian materi baik itu
secara oral atau kuis sederhana

I) Mengingakatkan pengetahuan dan pertukaran pengetahuan


Tiap pembelajarn harus selalu sadar atau mengetahui bagaimana
menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari. Hal ini dapat dilakukan dengan
memberikan scenario dunia nyata, kisah sukses, dan studi kasus.
Menurut Gagne, belajar memberi kontribusi terhadap adaptasi yanfg
diperlukan untuk mengembangkan proses yang logis, sehingga perkembangan
tingkah laku (behavior) adaah hasil dari efek belajar yang kumulatif
9(Gagne,1968).
Gagne (1985) mengkaji masalah belajar yang kompleks dan menyimpulkan
bahwa informasi dasar atau keterampilan sederhana yang dipelajari
mempengaruhi terjadinya belajar yang lebih rumit. Menurt Gagne ada lima
kategori kemampuan belajar, yaitu :
i. Keterampilan intelektual atau kemampuan seseorang untuk berinteraksi
dengan lingkungannya melalui penggunaan lambing. Ketrampilan itu
meliputi:
a. asosiasi dan mata rantai (menghubungkan suatu lambing dengan
suatu fakta atau kejadian),
b. diskriminasi (membedakan suatu lambang dengan lambang lain),
c. konsep (mendefinisikan suatu pengertian atau prosedur)
d. kaidah (mengkombinasikan berbagai kaidah dalam
memecahkanmasalah)
ii. startegi/siasat kognitif yaitu keterampilan peserta didik untuk mengatur
proses internal perhatian, belajar, ingatan, dan pikiran;
iii. informasi verbal yaitu kemampuan untuk mengenal dan menyimpan nama
atu istilah, fakta dan serangkaian yang merupakan sekumupulan
pengetahuan.
iv. Keterampilan motoric yaitu keterampilan mengorganisasikan gerakan
sehingga terbentuk keutuhan gerakan yang mulus, teratur, dan tepat
waktu
v. Sikap, yaitu keadaan dalam diri peserta didik yang mempengaruhi
(bertindak sebagai moderatoratas) pilihan utuk pilihan bertindak. Sikap ini
meliputi komponen afektif (emonsional), aspek kognitif dan unjuk
perbuatan (Miarso, 2004:551).

Berdasarkan kondisi Internal dan eksternal, Gagne menjelaskan bagaimana


proses belajar itu terjadi. Model belajar yang dikembangkan Gagne didasarkan
pada teori pemrosesan informasi, yaitu :

i. Ransangan yang diterima panca indera aka disalaurkan ke pusat


syaraf dan diproses sebagai informasi.
ii. Informasi dipilih secara selektif, ada yang dibuang, ada yang disimpan
dalam memori jangka pendek, ada yang disimpan jangka panjang.
iii. Memori-memori ini tercampur dengan memori yang ada sebelumnya,
dan dapat diungkap kembali setelah dilakukan pengolahan.

Hasil penelitian Gagne tentang factor-faltor yang kmpleks pada proses


belajar manusia, menemukan teori pembelajaran yang efektif. Analisanya dimulai
dari konsep hirarki belajar yaitu urutan-urutan kemampuan yang harus dikuasai
oleh peserta didik agar dapat mempelajari hal-hal yang lebih sulit atau kompleks.
Misalnya satu standar kompetensi lainnya. Pada dasarnya, pengetahuan yang lebih
sederhana harus dikuasai peserta terlebih dahulu dengan baik agar ia bisa dengan
mudah mempelajari pengetahuan yang lebih rumit.

Selain itu, teori Gagne menekankan pada prosedur pembelajaran yang


terbukti berhasil meningkatkan kualitas pembelajaran, yaitu :

i. Belajar merupakan suatu kumpulan proses yang berisfat individu, yang merubah
stimuli yang datang dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi yang
selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan
jangka panjang hasil-hasil penampilan ini memberikan kemapuan melakukan
berbagai penampilan .
ii. Kemampuan yang merupakan hasil belajar ini dapat dikategorikan bersifat
praktis dan teoritis
iii. Peristiwa peristiwa di dalam pembelajaran yang mempengaruhi proses belajar
dapat dikelompokkan ke dalam kategori umum, tanpa memperhatikan hasil
belajar yang diharapkan. Namun tiap-tiap hasil belajar memerlukan adanya-
adanya peristiwa khusus untuk dapat dibentuk (Gagne, 1985).

Dari uraian di atas tampak bahwa teori pembelajaran merupakan suatu


kumpulan prinsip yang terintegrasi dan memberikan preskripsi (petunjuk) untuk
mengatur kondisi agara peserta didik mudah belajar dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Prinsip-prinsip pembelajaran dapat diterapkan dalam pembelajaran
tatap muka di kelas maupun pembelajaran jarak jauh, pembelajran terprogram, dan
lain-lain. Teori pembelajaran juga memberi arahan dalam memilih metode
pembelajaran yang paling tepat untuk suatu pembelajaran tertentu.
3.4 Pengaruh Kibernetik bagi mahasiswa
Dalam proses pembelajaran, Mahasiswa dituntut untuk dapat mengungkapkan ide
yang dimilikinya dalam bentuk tugas seperti makalah atau paper. Makalah pada
dasarnya adalah memaparkan teori mengenai

Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, mahasiswa dituntut untuk dapat


mengungkapkan ide yang dipunyainya dalam bentuk tugas terstruktur berupa makalah.
Makalah pada prinsipnya adalah memaparkan teori tentang sesuatu yang ada pada buku
referensi yang di kemas secara baik dan utuh, kemudian dituangkan dalam bentuk lisan
(presentasi) maupun tulisan (makalah). Namun, menuangkan buah pikiran secara teratur
dan terorganisasi ke dalam tulisan tidak mudah. Banyak orang yang pandai berbicara atau
berpidato, tetapi mereka masih kurang mampu menuangkan gagasannya ke dalam bentuk
bahasa tulis. Oleh sebab itu, untuk bisa menulis makalah dengan baik, seseorang harus
mempunyai kemampuan dasar untuk menulis. Kemampuan menulis dapat dicapai melalui
proses belajar dan berlatih secara teratur. Mahasiswa yang berlatih menulis diteruskan
dengan mempraktikkan menulis makalah yang baik sesuai dengan format atau gaya
selingkung kampusnya. Untuk itu teori belajar sibernetik merupakan teori yang baru.
Teori ini mempunyai sudut pandang dan cara yang berbeda dalam Proses belajar. Dalam
pembelajaran mahasiswa hanya mengerti teori saja, seperti menghafalkan konsep-konsep,
menghafalkan contoh, dan tidak diimbangi dengan belajar menulis secara teoritis
mengolah informasi dari internet dan buku referensi yang ada. Pekerjaan mahasiswa juga
tidak “diperlakukan dengan baik” oleh dosen. Mestinya, setelah mahasiswa menulis,
dosen akan mengoreksi pekerjaan mahasiswa dengan sedetail-detailnya dan setelah itu
dosen akan menunjukkan kesalahan yang dilakukan mahasiswa dan memberitahukan
yang benar sesuai dengan ilmu kebahasaan. Kenyataan di lapangan menunjukkan hal
yang berbeda, setelah pekerjaan mahasiswa dikumpulkan kepada dosen pengampu,
pekerjaan mahasiswa tersebut hanya akan ditumpuk dan tidak dikoreksi. Dosen belum
berusaha secara kreatif mencari celah-celah kemungkinan menggunakan teori belajar
yang lain dalam rangka membuat mahasiswa lebih baik lagi. Dengan keadaan yang
monoton seperti demikian, proses pembelajaran juga tidak selalu berjalan dengan lancar.
Bahkan yang lebih parah lagi ketika dosen mengajar tidak memanfaatkan teori-teori
belajar sehingga proses dan hasil belajar mahasiswa kurang maksimal.

Anda mungkin juga menyukai