SIBERNETIK
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Belajar dan Pembelajaran
Dosen Pembimbing: Dr. H. Iskandar Zulkarnain, M. Si.
Disusun Oleh :
KELOMPOK 7 :
2016
TEORI BELAJAR
SIBERNETIK
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Belajar dan Pembelajaran
Dosen Pembimbing: Dr. H. Iskandar Zulkarnain, M. Si.
Disusun Oleh :
KELOMPOK 7 :
2016
i
Daftar Isi
BAB I PEMBAHASAN .................................................................................................... 1
1.4 Keunggulan dan Kelemahan Teori Sibernitik dalam Kegiatan Pembelajaran ....... 8
ii
BAB I
PEMBAHASAN
1
2
Asumsi lain teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajar
pun yang ideal untuk segala situasi yang cocok untuk semua siswa. Oleh karena
itu, sebuah informasi akan dipelajari oleh siswa dengan satu macam proses belajar
dan informasi yang sama mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses
belajar yang berbeda. Dalam bentuknya yang lebih praktis, teori ini telah
dikembangkan oleh Landa (dalam pendekatan yang disebut algoritmik dan
heuristik), Pask dan Scott (dengan pembagian siswa tipe menyeluruh atau wholist
dan tipe serial atau serialist).
1. Sensory Receptor ( SR )
Sensory Receptor (SR) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima
dari luar. Di dalam SR informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan
dalam waktu sangat singkat dan informasi tadi mudah terganggu atau
berganti.
2. Working Memory ( WM )
Working Memory ( WM ) diasumsikan mampu menangkap informasi yang
diberi perhatian oleh individu. Karekteristik WM adalah memiliki kapasitas
terbatas ( informasi hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa
pengulangan ) dan informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari
stimulus aslinya. Artinya, agar informasi dapat bertahan dalam WM,
upayakan informasi tidak melebihi kapasitas, disamping melakukan
pengulangan.
1. Menarik perhatian.
2. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa.
3. Merangsang ingatan pada pra syarat belajar.
4. Menyajikan bahan rangsangan.
5. Memberikan bimbingan belajar.
6
Proses belajar akan berjalan dengan baik jika apa yang hendak
dipelajari itu atau masalah yang hendak dipecahkan atau sistem informasi
yang akan dipelajari diketahui ciri - cirinya. Satu hal lebih tepat apabila
disajikan dalam bentuk terbuka dan memberi keleluasaan siswa untuk
berimajinasi dan berpikir. Misalnya, agar siswa mampu memahami sebuah
rumus matematika, akan lebih efektif jika presentasi informasi tentang rumus
tersebut disajikan secara algoritmik. Alasannya adalah sebuah rumus
matematika biasanya mengikuti urutan tahap demi tahap yang sudah teratur
dan mengarah ke satu target tertentu. Namun, untuk memahami makna suatu
konsep luas dan banyak memiliki interpretasi, akan lebih baik jika proses
berpikir siswa dibimbing kearah yang menyebar (heuristic), dengan harapan
pemahaman mereka terhadap konsep ini tidak tunggal, monoton, dogmatis
dan linear (Uno, 2008: 18).
2. Kelemahan
Teori aliran ini dikritik karena secara tidak langsung membahas
proses belajar sehingga menyulitkan dalam penerapan. Ulasan teori ini
cenderung ke dunia psikologi dan informasi dengan mencoba melihat
9
kata lain, perubahan tingkah laku dalam teori ini dapat diukur dan perubahan yang
dapat dilihat secara jelas. Seperti yang dikemukakan oleh Simonson dan
Thomson, Behaviorism is based on the principle that instruction should be
designed to produce observable and quantifiable behaviors in the learner
(behaviorisme didasarkan pada prinsip bahwa pembelajaran seharusnya didesain
untuk menghasilkan tingkah laku pembelajar yang dapat diamati dan diukur).
Akan tetapi, jika peserta didik diberi soal perkalian, situasi ini disebut
akomodasi yang dalam hal ini berarti pemakaian prinsip perkalian tersebut dalam
situasi yang baru dan spesifik. Menurut teori ini, proses pembelajaran akan
berjalan baik bila materi pembelajaran yang baru beradaptasi (bersinambungan)
secara klop dengan struktur kognitif yang telah dimilikinya.
Senada dengan perkembangan teori - teori belajar lain, teori kognitif pun
kini dianggap masih belum mewakili zaman saat ini. Ketika era teknologi mulai
merembak dan merambah ke berbagai wilayah, termasuk dalam dunia pendidikan,
munculah teori belajar baru bernama teori sibernetik.
Teori sibernetik relatif baru dengan teori - teori belajar yang lain.
Menurut teori sibernetik, dijelaskan bahwa belajar adalah pengolahan informasi.
Dalam teori sibernetik, proses belajar memegang peranan penting, namun yang
lebih penting adalah pengolahan sistem informasi. Dengan kata lain, sistem
informasi dipandang memegang peranan penting dalam memudahkan
penyampaian materi pembelajaran yang akan disajikan kepada peserta didik.
Asumsi lain teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajar
mana pun yang ideal untuk segala situasi dan cocok untuk semua peserta didik
karena cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Teori ini sangat
12
Hal ini diasumsikan bahwa tidak ada satu proses belajarpun yang ideal
untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab cara belajar sangat
ditentukan oleh sisitem informasi.
siswa untuk berfikir dengan bebas sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Aktivitas kelas yang penuh dengan ide-ide matematika ini pada gilirannya
akan memacu kemampuan berfikir tingkat tinggi siswa.
1) Brookfield
Mengidentifikasi lima fase berpikir kritis , yaitu:
a) Trigger event (cepat tanggap terhadap peristiwa), yaitu
pengenalan suatu peristiwa tak terduga yang mengakibatkan
terjadinya konflik kognisi internal.
b) Appraisal (penaksiran), yaitu menilai situasi dan mulai bekerja
secara teliti, menghadapi peristiwa tak terduga dengan berbagai
cara, mengklarifikasi dan mengidentifikasi pengertian orang lain
dalam menghadapi situasi serupa.
c) Exploration (eksplorasi), yaitu mencari makna ke resolusi, atau
cara dalam menjelaskan pertentangan untuk mengurangi konflik
kognisi, mendorong seseorang untuk mencari maksud/arti,
menyelidiki cara berpikir dan bertindak.
d) Develovment alternative perspective (mengembangkan alternative
prerspektif), yaitu mengembangkan cara pikir baru yang
membantu seseorang menyesuaikan kepada peristiwa yang
ditampilkan. Transisi ini melibatkan suatu usaha untuk
mengurangi ketidaksesuaian dalam hidup seseorang.
e) Iintegration (integrasi), yaitu menegosiasikan prespektif baru
untuk menfasilitasi integrasi perubahan hidup seseoang,
melibatkan pengintegrasian konflik kognisi secara internal atau
eksternal untuk mencapai suatu resolusi.
16
3) Bullen
a) Clarification (klarifikasi), yaitu menilai/memahami sifat alami
pada poin - poin pandangan yang berbeda pada isu, dilema, atau
masalah.
b) Assessing evidence (menilai fakta), yaitu memutuskan kredibilitas
sumber, menaksir bukti untuk mendukuung kesimpulan dan
menetapkan dasar menarik kesimpulan.
c) Making and judging inference (membuat dan menarik
kesimpulan), yaitu menduga secara induktif dan deduktif, serta
menilai keputusan. Pengambilan keputusan dengan pertimbangan
bukti yang cukup untuk mendukung argumentasi.
17
4) Knedler
a) Mengidentifikasi isu - isu atau permasalahan pokok,
membandingkan kesamaan dan perbedaan-perbedaan, memilih
informasi yang relevan dan merumuskan masalah.
b) Menilai informasi yang relevan yang di dalamnya terdapat lima
langkah, yaitu menyeleksi fakta, opini dan hasil nalar.
c) Mengecek konsistensi, mengidentifikasi asumsi, mengenali
kemungkinan bias karena salah penafsiran dan perbedaan
orientasi nilai dan ideologi.
d) Pemecahan masalah dan penarikan kesimpulan.
1) Keterbukaan parabola.
2) Titik potong terhadap sumbu X.
3) Titik potong terhadap sumbu Y.
4) Letak sumbu simetri.
5) Titik puncak.
2.1 Kesimpulan
Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang relatif baru
dibandingkan teori - teori belajar lainnya. Teori ini berkembang sejalan dengan
perkembangan teknologi dan informasi. Teori ini mementingkan sistem informasi
dari pesan atau materi yang dipelajari. Oleh sebab itu, teori sibernetik berasumsi
bahwa tidak ada satu jenispun cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Sebab
cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.
25
Daftar Pustaka
Aprizal, d. (2014, Maret 21). Retrieved Oktober 4, 2016, from
https://www.scribd.com:
https://www.scribd.com/doc/215419203/Makalah-Teori-Belajar-
Sibernetik-dan-Penerapannya-dalam-Pembelajaran
iii