Anda di halaman 1dari 5

AGENDA 3 : KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

ANGKATAN : I (BLENDED LEARNING)


NAMA : NUR ELISYA, S.Pd.
NDH : 27
INSTANSI : PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
NAMA MENTOR : S. HADI SISWANTO, S.Pd.
JABATAN : KEPALA SEKOLAH

DESKRIPSI DAN IDENTIFIKASI ISU


di Instansi SMPN Satu Atap 3 Pulau Hanaut

1. Topik Isu
Latihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) merupakan sebuah upaya
untuk membentuk pribadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang profesional yang mampu
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien. Berbeda dengan
pendidikan dan pelatihan sebelumnya yang dikenal dengan Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan (Diklat Prajabatan), diklat kali ini dilaksanakan melalui proses diklat
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab,
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 63 ayat (3).
Penyelenggaraan latihan dasar ini dilaksanakan dengan memadukan pembelajaran
klasikal (on campus) untuk menginternalisasikan nilai-nilai ANEKA dan non-klasikal
(off campus) untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk menerapkan dan
mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA yang telah diinternalisasikan. Pola diklat ini
merupakan sebuah pernyempurnaan dari diklat prajabatan yang didominasi oleh
ceramah yang faktanya sulit untuk membentuk karakter PNS yang kuat dan profesional.
Whole of government  di sekolah sejalan dengan fungsi sekolah dalam pelayanan
publik. Sejauh ini penerapan WoG di sekolah masih sebatas memberikan pelayanan
yang terpusat bagi siswa. Sebagai seorang guru, penulis memiliki tugas pokok dan tugas
tambahan sebagai bentuk pelayanan publik yang harus dilaksanakan. Tugas pokok
penulis sebagai seorang guru mata pelajaran Matematika adalah mengajar dan
membimbing siswa belajar mata pelajaran Matematika. Meskipun demikian, tidak
hanya mengajar materi pelajaran bersangkutan, penulis juga wajib menginsersi nilai-
nilai karakter bangsa yang salah satunya dengan cara menanamkan nilai-nilai mencintai
kebersihan dan memperhatikan perhatian ke mereka.
Berkaitan dengan kebersihan, berdasarkan observasi penulis yang sudah
bertugas selama 6 bulan, siswa SMPN Satap 3 Pulau Hanaut memiliki tingkat kesadaran
yang rendah. Beberapa hal yang menunjukkan rendahnya pengetahuan siswa mengenai
pentingnya menjaga kebersihan yaitu : 1) beberapa siswa secara sadar membuang
sampah sembarangan, 2) beberapa siswa tidak melaksanakan piket kebersihan sesuai
jadwalnya, 3) banyak siswa yang naik ke teras menggunakan sepatu sehingga kelas
menjadi kotor, 4) masih rendahnya perhatian siswa ketika melaksanakan goton royong
di sekolah.
Berkaitan dengan kedisiplinan, beberapa hal yang menunjukkan rendahnya
tingkat kedisiplinan tersebut, yaitu: 1) banyak siswa yang sering datang terlambat, 2)
banyak siswa laki-laki berambut panjang (tidak rapi), 3) banyak siswa yang tidak
menggunakan atribut pakaian sekolah yang lengkap seperti kaos kaki, dasi, ikat
pinggang, dan/atau topi, 4) beberapa siswa menggunakan sepatu yang warnanya tidak
sesui ketentuan, 5) beberapa siswa mengenakan pakaian atasan dan bawahan yang tidak
pas dengan hari dan tidak memasukkan baju, dan 6) beberapa siswa tidak bersikap
sempurna dan terkadang bermain-main dengan temannya ketika pelaksanaan upacara
bendera. Dari beberapa fakta tersebut diatas, maka diperlukan usaha yang serius untuk
mengatasi masalah tersebut.

2. Uraian Fakta Isu


a. Berikut beberapa fakta diuraikan terkait dengan kurangnya kesadaran siswa
mengenai kebersihan :
1. Pembuangan sampah tidak pada tempatnya
2. Penggolongan sampah yang tidak dilaksanakan sejak dini
3. Pelaksanaan piket kelas yang kurang teratur
4. Pembawaan sampah plastik dari luar sekolah
5. Kebiasaan mencoret-coret fasilitas sekolah seperti mencoret dinding, meja,
dan kursi
b. Berikut beberapa fakta diuraikan terkait kurangnya kesadaran siswa mengenai
kedisiplinan:
1. Masih ada beberapa siswa yang terlambat datang ke sekolah
2. Masih ada beberapa siswa yang membolos pada saat pembelajaran
berlangsung
3. Masih ada beberapa siswa yang tidak mengenakan atribut seragam sekolah
secara lengkap

3. Penyebab Permasalahan Isu


a. Berikut beberapa penyebab mengenai kurangnya kesadaran siswa dalam menjaga
kebersihan:
1. Kurangnya kesadaran diri masing-masing siswa
2. Kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan
3. Tidak adanya punishment atau reward untuk memotivasi siswa
b. Berikut beberapa penyebab mengenai kurangnya kedisiplinan siswa
1. kurangnya kesadaran diri dari masing-masing siswa,
2. pengaruh lingkungan tempat tinggal dan pergaulan
3. kurangnya pengawasan dan pembiasaan disiplin dari orang tua
4. minimnya pengetahuan siswa terhadap tata tertib siswa
5. kurangnya hubungan interpersonal antara konselor serta wali kelas dengan
siswa terutama siswa yang bermasalah

4. Dampak Permasalahan Isu


Berikut ini diuraikan beberapa dampak akibat kurangnya kesadaran mengenai
kebersihan dan kedisiplinan siswa:
a. Lingkungan menjadi tidak indah : banyak sampah, tidak rapi, dan tidak bersih
b. Lingkungan menjadi tidak sehat : menjadi sarang penyakit
c. Ketidaksdisplinan siswa memberi dampak negatif untuk dirinya (masa depan siswa
itu sendiri), dan memberikan contoh yang tidak baik untuk temannya sehingga
memungkinkan temannya untuk meniru

5. Pihak-Pihak yang Terlibat Isu


Untuk meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan dan kedisiplinan tentunya
melibatkan kerja sama semua pihak, yaitu:
a. Siswa sebagai pelaku utama yang harus memiliki kesadaran akan pentingnya
menjaga kebersihan dan meningkatkan kedisiplinan
b. Guru sebagai orang tua di sekolah yang memberikan keteladanan dan menanamkan
nilai-nilai positif ke dalam diri siswa
c. Orang tua sebagai pemberi perhatian dan menanamkan kebiasaan-kebiasaan positif
ketika siswa berada di rumah

6. Solusi Isu
a. Berikut beberapa solusi untuk meningkatan kesadaran menjaga kebersihan dalam
diri siswa di SMPN Satap 3 Pulau Hanaut:
1. Menghimbau siswa agar selalu menjaga kebersihan lingkungan
2. Membuat tempelan dinding berisi ajakan menjaga kebersihan lingkungan
3. Membuat daftar piket secara jelas, dan diperlukan guru sebagai peugas piket
untuk mengingatkan siswa
4. Mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan
5. Membiasakan siswa untuk memilah sampah sesuai dengan jenisnya ketika
membuang sampah
6. Memberi sanksi tegas kepada pelanggar yang tidak menjaga kebersihan
lingkungan

b. Berikut beberapa solusi untuk meningkatan keteladanan siswa di SMPN Satap 3


Pulau Hanaut;
1. Penyosialisasian tata tertib dan tata krama siswa secara lisan kepada seluruh
peserta didik
2. Penempelan tata tertib tertulis dan tata krama siswa di setiap ruang kelas dan
tempat strategis lainnya
3. Pengarahan dan pengevaluasian lisan sebelum proses pembelajaran berlangsung
terkait kepatuhan siswa terhadap tata tertib dan tata krama yang berlaku
4. Pelaksanaan sidak berkala
5. Pelatihan dan pelaksanaan upacara bendera setiap hari Senin dan hari besar
nasional lainnya
6. Pelatihan baris-berbaris (PBB)
7. Pemberianreward dan punishment atas kepatuhan atau pelanggaran yang
dilakukanoleh siswa

Selain hal di atas, beberapa hal yang juga penting untuk meningkatkan
keteladanan siswa di SMPN Satap 3 Pulau Hanaut diantaranya :
1. Memberikan Keteladanan : Dalam rangka memberikan sikap keteladanan,
kepala sekolah dan guru SMPN Satap 3 Pulau Hanaut sudah memberi contoh
datang ke sekolah lebih awal, masuk ke kelas tepat waktu, serta memakai
pakaian seragam dengan sopan dan rapi. Selain hal itu, guru juga
mencontohkan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, sebelum
meminta siswa melakukannya.

2. Pembiasaan : Pembiasaan yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka


membentuk disiplin siswa melalui pelaksanaan tata tertib yaitu menerapkan
budaya 5S (menebar senyum, mengucapkan salam, bertegur sapa, berperilaku
sopan, dan bertindak santun). Selain itu, juga dilakukan pembiasaan untuk
selalu taat dan patuh terhadap tata tertib yang berlaku bagi siswa yaitu dengan
membiasakan siswa agar selalu melaksanakan kewajibannya seperti yang
sudah tertulis dalam tata tertib siswa. Misalnya melengkapi diri dengan
seragam dan atribut yang benar sesuai dengan ketentuan tata tertib siswa,
membiasakan siswa untuk selalu menghormati guru dan menghargai teman,
serta membiasakan siswa untuk bersikap sopan santun. Siswa juga harus
dibiasakan untuk membuang sampah pada tempatnya, dengan cara
mengingatkan sebelum kegiatan belajar-mengajar berlangsung ataupun pada
saat apel atau berbaris di lapangan.

3. Komunikasi : Tata tertib baik mengenai kedisiplinan maupun menjaga


kebersihan dilingkungan SMPN Satap 3 Pulau Hanaut diberlakukan sangat
ketat bagi seluruh siswa di sekolah tersebut. Tata tertib siswa itu harus
diketahui dan dipahami oleh siswa sehingga pihak sekolah harus
mensosialisasikan tata tertib dalam kegiatan tertentu misalnya pada saat
upacara bendera setiap hari senin, apel / saat berbaris dilapangan, maupun
saat pembelajaran akan dimulai atau berakhir.

Anda mungkin juga menyukai