1. Topik Isu
Latihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) merupakan sebuah upaya
untuk membentuk pribadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang profesional yang mampu
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien. Berbeda dengan
pendidikan dan pelatihan sebelumnya yang dikenal dengan Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan (Diklat Prajabatan), diklat kali ini dilaksanakan melalui proses diklat
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab,
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 63 ayat (3).
Penyelenggaraan latihan dasar ini dilaksanakan dengan memadukan pembelajaran
klasikal (on campus) untuk menginternalisasikan nilai-nilai ANEKA dan non-klasikal
(off campus) untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk menerapkan dan
mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA yang telah diinternalisasikan. Pola diklat ini
merupakan sebuah pernyempurnaan dari diklat prajabatan yang didominasi oleh
ceramah yang faktanya sulit untuk membentuk karakter PNS yang kuat dan profesional.
Whole of government di sekolah sejalan dengan fungsi sekolah dalam pelayanan
publik. Sejauh ini penerapan WoG di sekolah masih sebatas memberikan pelayanan
yang terpusat bagi siswa. Sebagai seorang guru, penulis memiliki tugas pokok dan tugas
tambahan sebagai bentuk pelayanan publik yang harus dilaksanakan. Tugas pokok
penulis sebagai seorang guru mata pelajaran Matematika adalah mengajar dan
membimbing siswa belajar mata pelajaran Matematika. Meskipun demikian, tidak
hanya mengajar materi pelajaran bersangkutan, penulis juga wajib menginsersi nilai-
nilai karakter bangsa yang salah satunya dengan cara menanamkan nilai-nilai mencintai
kebersihan dan memperhatikan perhatian ke mereka.
Berkaitan dengan kebersihan, berdasarkan observasi penulis yang sudah
bertugas selama 6 bulan, siswa SMPN Satap 3 Pulau Hanaut memiliki tingkat kesadaran
yang rendah. Beberapa hal yang menunjukkan rendahnya pengetahuan siswa mengenai
pentingnya menjaga kebersihan yaitu : 1) beberapa siswa secara sadar membuang
sampah sembarangan, 2) beberapa siswa tidak melaksanakan piket kebersihan sesuai
jadwalnya, 3) banyak siswa yang naik ke teras menggunakan sepatu sehingga kelas
menjadi kotor, 4) masih rendahnya perhatian siswa ketika melaksanakan goton royong
di sekolah.
Berkaitan dengan kedisiplinan, beberapa hal yang menunjukkan rendahnya
tingkat kedisiplinan tersebut, yaitu: 1) banyak siswa yang sering datang terlambat, 2)
banyak siswa laki-laki berambut panjang (tidak rapi), 3) banyak siswa yang tidak
menggunakan atribut pakaian sekolah yang lengkap seperti kaos kaki, dasi, ikat
pinggang, dan/atau topi, 4) beberapa siswa menggunakan sepatu yang warnanya tidak
sesui ketentuan, 5) beberapa siswa mengenakan pakaian atasan dan bawahan yang tidak
pas dengan hari dan tidak memasukkan baju, dan 6) beberapa siswa tidak bersikap
sempurna dan terkadang bermain-main dengan temannya ketika pelaksanaan upacara
bendera. Dari beberapa fakta tersebut diatas, maka diperlukan usaha yang serius untuk
mengatasi masalah tersebut.
6. Solusi Isu
a. Berikut beberapa solusi untuk meningkatan kesadaran menjaga kebersihan dalam
diri siswa di SMPN Satap 3 Pulau Hanaut:
1. Menghimbau siswa agar selalu menjaga kebersihan lingkungan
2. Membuat tempelan dinding berisi ajakan menjaga kebersihan lingkungan
3. Membuat daftar piket secara jelas, dan diperlukan guru sebagai peugas piket
untuk mengingatkan siswa
4. Mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan
5. Membiasakan siswa untuk memilah sampah sesuai dengan jenisnya ketika
membuang sampah
6. Memberi sanksi tegas kepada pelanggar yang tidak menjaga kebersihan
lingkungan
Selain hal di atas, beberapa hal yang juga penting untuk meningkatkan
keteladanan siswa di SMPN Satap 3 Pulau Hanaut diantaranya :
1. Memberikan Keteladanan : Dalam rangka memberikan sikap keteladanan,
kepala sekolah dan guru SMPN Satap 3 Pulau Hanaut sudah memberi contoh
datang ke sekolah lebih awal, masuk ke kelas tepat waktu, serta memakai
pakaian seragam dengan sopan dan rapi. Selain hal itu, guru juga
mencontohkan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, sebelum
meminta siswa melakukannya.