PEMBELAJARAN
Nama Anggota Kelompok:
1. Rizma Nur Khoiriyah (20420069)
2. Valesya Ellanda O M (20420075)
3. Dea Rahma Azhura (20420084)
TEORI
BELAJAR
HUMANISTI
K
Pengertian Teori Humanistik
Teori humanistik berasumsi bahwa teori belajar apapun baik dan
dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia
yaitu pencapaian aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri
orang belajar secara optimal (Assegaf, 2011).
1. Bersifat individual, proses belajar tidak akan berhasil jika tidak ada motivasi dan
lingkungan yang mendukung, sulit diterapkan dalam konteks yang lebih praktis.
2. Peserta didik kesulitan dalam mengenal diri dan potensi-potensi yang ada pada diri
mereka.
3. Teori humanistik tidak bisa diuji dengan mudah dan banyak konsep dalam psikologi
humanistik
Karakteristik Teori Humanistik
Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi.
Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Seolah-olah teori ini
mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar
daripada hasil belajar. Proses belajar memang penting dalam teori sibernetik, namun
yang lebih penting lagi adalah sistem informasi yang diproses yang akan dipelajari
siswa .
Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajarpun
yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab cara
belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Sebuah informasi mungkin akan
dipelajari oleh seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi
yang sama mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang
berbeda.
Tokoh-Tokoh Teori Belajar Sibernetik
a. Landa
Landa merupakan salah seorang psikologi yang beraliran sibernetik.
Menurut Landa, ada
dua macam proses berpikir, yaitu sebagai berikut;
1) Proses berpikir algoritmik, yaitu proses berpikir linier, konvergent dan
lurus menuju ke satu
target tertentu. Contoh; kegiatan menelpon, menjalankan mesin mobil
dan lain-lain.
2) Cara berpikir heuristik, yaitu cara berpikir divergent menuju ke
beberapa target sekaligus.
Contoh: operasi pemilihan atribut geometri, penemuan cara-cara
pemecahan masalah dan
lain-lain. (Thobroni, 2015: 158)
b. Pask dan Scott
Tokoh sibernetik yang lain adalah Pasck dan Scott yang memperkenalkan tipe peserta
didik
yang holistik dan tipe serial. Peserta didik tipe holistik cenderung mempelajari sesuatu
dari
tahap yang paling umum ke tahap yang paling khusus, sedangkan peserta didik tipe
serial
cenderung berpikir algoritmik. (Ridwan Abdullah Sani, 2013:36).
Implementasi Teori Belajar Sibernetik
Ridwan Abdullah Sani (2013: 37) menjelaskan, fungsi guru dalam pembelajaran sibernetik
adalah merencanakan, mempersiapkan, dan melengkapi stimulus yang penting untuk masukan
simbolik (informasi verbal, kata-kata, angka-angka, dan sebagainya) dan masukan referensial
(objek dan peristiwa). Guru berperan membimbing peserta didik dalam memahami informasi
yang cocok dan membimbing mereka memanipulasikan proses memahami konsep dan
Penerapan teori sibernetik dalam proses belajar mengajar, paling tidak mengikuti langkah-
langkah antara lain:
a. Menentukan tujuan instruksional;
b. Menentukan materi pelajaran;
c. Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi tersebut;
d. Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi itu (apakah algoritmik
atau heuristic);
e. Menyusun materi dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasinya;
f. Menyajiakan materi dan membimbing peserta didik belajar dengan pola yang sesuai dengan
urutan pelajaran.
Prinsip-prinsip Sibernetika
Joy Murray (2006) melakukan ringkasan dari beberapa prinsip dari sibernetika yaitu sebagai berikut :
Prinsip-prinsip tersebut menurut Murray merupakan jawaban atas berbagai pertanyaan tentang apa yang dimaksud
dengan belajar, mengapa kita belajar, mengapa kita belajar sesuatu namun tidak belajar hal lain, atau bagaimana
pembelajaran terjadi.
Kelebihan Teori Sibernetik
● Dapat diterapkan dalam kelompok sebagaimana instruksi dalam kelas bagi setiap individu
● Memungkinkan pengajar untuk memahami beberaapa mekanisme dasar yang mengendalikan proses pembelajaran
● Menyediakan dasar bagi pendidikan diri sendiri. Kendali umpan balik digunakan untuk mengembangkan materi
instruksional yang telah diprogramkan.
● Prinsip-prinsip sibernetika digunakan untuk mengembangkan instruksional ulangan
● Program pendidikan pengajar dapat dikembangkan dengan cara memperkerjakan mekanisme umpan balik untuk
memodifikasi perilaku pengajar
● Praktek-praktek inovatif dalam program pendidikan dapat menstimulasi keterampilan pengajaran sosial dan analisis
interaksi didasarkan pada teori umpan balik.
● Berbagai elemen dalam sistem pengajaran seperti masukan, proses, dan keluaran, memungkinkan pengajar untuk
memahami dan menganalisa pengajaran secara ilmiah
● Kegiatan pengajaran dapat membuat pandangan terhadap tujuan pembelajaran menjadi lebih tertsrtukur dan
terorganisasi dengan baik.
Kelemahan Teori Sibernetik