Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TEORI PEMBELAJARAN HUMANISME

Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah

Pembelajaran PAI

Disusun Oleh :
Muhammad Hilal
Asep Heri Hermawan
Agus Romli
Novianti
Depi Wulansari
Reni Nurjannah
Nazla Nahida

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAITUL ARQOM AL-ISLAMI


BANDUNG
JAWA BARAT
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, karunia serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah

ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta

para pengikutnya hingga akhir zaman.

Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Pembelajaran PAI.

Selain itu, penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman

para mahasiswa mengenai teori pembelajaran humanisme yang nantinya akan

menjadi pedoman para mahasiswa dalam kegiatan mengajar.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat

kekurangan, semua itu karena kami masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena

itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Jakarta, 4 September 2014

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………………...……………………….. iii

BAB I ( PENDAHULUAN )

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………….... 1

1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………….. 2

BAB II ( KENAKALAN REMAJA DAN PERSOALANNYA)

2.1 Teori Pembelajaran Humanisme …………………………………..... 3

2.2 Prinsip Teori Pembelajaran Humanisme …..…………………….….. 4

2.3 Tokoh Teori Pembelajaran Humanisme ………………………….…. 5

2.4 Aplikasi Teori Pembelajaran Humanisme Terhadap Pembelajaran


Siswa …………………………………………………………….. 7

BAB III ( PENUTUP )

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………..… 9

3.2 Saran ………………………………………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belajar merupakan proses berfikir, yang menjadikan seorang individu


menjadi tahu dan mengerti tentang berbagai hal yang tidak ia ketahu sebelumnya.
Dalam dunia pendidikan terdapat banyak sekali teori-teori tentang belajar, yang di
pelajari dalam materi belajar dan pembelajaran. Teori-teori ini diajukan oleh
benyak ahli dari bidang psikologi maupun pendidikan.
Teori-teori tentang belajar dan pembelajaran tersebut sangat perlu
diketahui dan dipahami oleh para pendidik maupun calon pendidik, agar mereka
mampu memahami bagaimana proses belajar da pembelajaran yang baik, sehingga
mereka dapat mendidik para peserta didik dengan baik.
Secara umum berdasarkan orientasinya teori tentang belajar dan
pembelajaran diklasifikasikan menjadi empat yang meliputi teori belajar yang
beorientasi pada tingkah laku (behaviorisme), teori belajar yang berorientasi pada
kemampuan kognitif (kognitivisme), teori belajar yang berorientasi pada proses
mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilan sendiri (konstruktivisme), dan teori
yang akan kami bahas dalam makalah ini ialah teori belajar yang berorientasi pada
pembentukan sifat kemanusiaan (humanisme)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan teori pembelajaran humanisme?


2. Apa saja prinsip teori pembelajaran humanisme?
3. Siapa saja tokoh teori pembelajaran humanisme?
4. Bagaimana aplikasi teori pembelajaran humanisme terhadap pembelajaran
siswa?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan teori pembelajaran


humanisme
2. Mengetahui apa saja prinsip dari teori pembelajaran humanisme.
3. Mengetahui siapa saja tokoh dari teori pembelajaran humanisme.
4. Mengetahui bagaimana aplikasi teori pembelajaran humanisme terhadap
pembelajaran siswa.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Pembelajaran Humanisme

Menurut Teori humanisme, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan


manusia. proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri.Teori belajar ini berusaha memahami perilaku
belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.

Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah


pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:

1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa
tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.

2. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya.


Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide
baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa

3. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide


baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.

4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang


proses.

3
2.2 Prinsip Teori Pembelajaran Humanisme

Beberapa prinsip Teori belajar Humanisme :

1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas


2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat
jelas , jujur dan positif.
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar
atas inisiatif sendiri
4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran
secara mandiri
5. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya
sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dariperilaku
yang ditunjukkan.
6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa,
tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab
atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa

Dari bukunya Freedom To Learn, ia menunjukkan sejumlah prinsip-


prinsip dasar humanistik yang penting diantaranya ialah :

a. Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.


b. Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid
mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri.
c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya
sendiri diangap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
d. Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan
diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.

4
e. Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh
dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
f. Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
g. Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut
bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.
h. Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik
perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang
mendalam dan lestari.
i. Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah
dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengritik
dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang
penting.
j. Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah
belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus
terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai
proses perubahan itu.

2.3 Tokoh Teori Pembelajaran Humanisme

1. Kolb
Pada tahap awal para peserta didik hanya sekedar mengikuti suatu kejadian,
tanpa mengetahui untuk apa dan mengapa kejadian itu terjadi. Pada tahap
kedua, para peserta didik mulai memikirkan dan memahami kejadian
tersebut. Tahap selanjutnya peserta didik mulai bisa memahami sesuatu hal
atau kejadian tersebut dengan mulai bisa memberikan contoh mengenai
kejadian tersebut. Pada tahap terakhir, para peserta didik sudah mampu
mengaplikasikan kejadian atau sesuatu hal tersebut.1

1
Dr.H.A.Wahab Jufri, M.Sc, Belajar dan Pembelajaran Sains, Pustaka Reka Cipta, Jakarta, 2013,
hlm.26.
2. Honey, Mumford, dan Hobermas

Peserta didik digolongkan ke dalam empat golongan, yaitu peserta didik


aktivis, peserta didik reflector, peserta didik teoritis, dan pserta didik
pragmatis. Peserta didik aktivis adalah peserta didik yang senang terlibat dan
berpatisipasi dalam hal-hal baru. Peserta didik reflector adalah peserta didik
yang berhati-hati dalam mengambil suatu keputusan. Peserta didik teoritis
adalah peserta didik yang berfikir kritis dan sangat menutamakan berfikir
secara rasional. Peserta didik pragmatis adalah peserta didik adalah peserta
didik yang menyukai hal-hal yang praktis tidak suka bertele-tele.2

3. Habermas
a. Technical Learning ( Belajar Teknis )
Siswa belajar berinteraksi dan berusaha menguasai dan mempelajari alam
sekelilingnya.
b. Practical Learning ( Belajar Praktis )
Siswa berinterksi dengan orang-orang di sekelilingnya.
c. Emancipatory Learning ( Belajar Emansipatoris )
Siswa berusaha mencapai pemahaman dan kesadaran yang sebaik
mungkin tentang perubahan cultural dari suatu lingkungan.3

4. Carl Rogers
a. Hasrat untuk belajar : disebabkan adanya hasrat ingin tahu manusia yang
terus-menerus terhadap dunia sekelilingnya.
b. Belajar bermakna : seseorang yang beraktivitas akan selalu menimbang-
nimbang apakah aktivitas tersebut mempunyai makna bagi dirinya.

2
Ibid., hlm. 27
3
Dra.Eveline Siregar, M.Pd, Teori Belajar dan Pembelajaran, Ghalia Indonesia, Bogor, 2010. Hlm.36.
c. Bellajar tanpa hukuman : belajar yang bebas dari ancaman hukuman akan
membuat anak bebas melakukan apa saja, mengadakan eksperimentasi
hingga menemukan sesuatu yang baru.
d. Belajar dengan inisiatif sendiri : menyiratkan tingginya motivasi internal
yang dimiliki.
e. Belajar dan perubahan : siswa harus belajar untuk dapat menghadapi
43
kondisi dan situasi yang terus berubah.

2.4 Aplikasi Teori Pembelajaran Humanisme Terhadap Pembelajaran Siswa

Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses
pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam
pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan
guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan
siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi
siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran.

Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses
pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri ,
mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri
yang bersifat negatif.

Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar.


Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :

1. Merespon perasaan siswa


2. Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah
dirancang
3. Berdialog dan berdiskusi dengan siswa

4
Dra.Eveline Siregar, M.Pd, Teori Belajar dan Pembelajaran, Ghalia Indonesia, Bogor, 2010. Hlm.37.
4. Menghargai siswa
5. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
6. Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan
kebutuhan segera dari siswa)
7. Tersenyum pada siswa

Pembelajaran berdasarkan teori humanisme ini bersifat pembentukan


kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial.
Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah,
berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap
atas kemauan sendiri.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori pembelajaran humanisme adalah teori yang berorientasi pada aspek


kemanusiaan. Proses pembelajaran harus berasal dan berakhir pada manusia itu
sendiri. Teori ini terpusat pada ide atau cara-cara dalam beajar agar para peserta
didik dapat merasa nyaman dan senag untuk belajar, karena tujuan dari teori ini
untuk memanusiakan manusia. Pada proses pembelajarannya, pembelajaran harus
memiliki makna, sehingga proses pembelajaran yang dilakukan tidak menjadi sia-
sia. Jika proses pembelajaran memiliki makna, maka para peserta didik pun akan
mudah mengingat dan menerapkan segala sesuatu yang dipelajarinya.

Namun kelemahan dari teori ini adalah sulitnya menerapkan teori ini
dalam proses pembelajaran. Padahal teori ini sangatlah ideal, dengan pemahaman
ini para pendidik dapat lebih memahami hakikat jiwa manusia dan dapat
membantu para pendidik menentukan strategi belajar yang tepat secara lebih
terarah dan tidak semata-mata hanya berdasarkan keinginannya sendiri.

3.2 Saran

Pendidik harus bisa mendorong peserta didik untuk belajar atas inisiatif
sendiri bukan karena suatu paksaan, pendidik juga harus memahami jalan pikiran
peserta didik dan menerima apa adanya. Pendidik harus mampu mendorong
peserta didik untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara
mandiri.

9
DAFTAR PUSTAKA

Jufri, Wahab. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Jakarta : Pustaka Reka Cipta.

Siregar, Eveline. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia.

Komara, Edi. 2013. Teori Humanisme dan Implementasinya dalam Pembelajaran.


.http://catatansederhanakomara.blogspot.com/2013/07/teori-humanisme-dan-
implementasinya.html. (diakses 4 September 2014)

10

Anda mungkin juga menyukai