Disusun Oleh:
Kelompok 4 Palembang
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
KATA PENGANTAR
Pertama dan yang utama, kami panjatkan puji syukur atas Rahmat dan Ridho
Allah SWT, karena tanpa Rahmat dan Ridho-Nya, kami tidak akan dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada waktu yang
ditentukan.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Belajar dan Pembelajaran yang telah membimbing kami dalam pengerjaan tugas
makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami
yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan
makalah ini. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang fungsi pembekuan
dalam proses pengolahan makanan.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami
ketahui. Sebagai manusia biasa, kami terbuka dari saran dan kritikan teman-teman
maupun dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna di masa mendatang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................ii
Bab IPendahuluan.......................................................................................................1
1.1 LatarBelakang................................................................................................1
1.2 RumusanMasalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................1
Bab II Pembahasan.....................................................................................................2
2.1 Pengertian teori belajar Humanistik...............................................................2
2.2 Tokoh dari teori belajar Humanistik..............................................................3
2.3 Aplikasi dari teori belajar Humanistik...........................................................10
2.4 Kelebihan dan Kekurangan teori belajar Humanistik ...................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Secara garis besar teori humanistik ini adalah sebuah teori belajar yang
mengutamakan pada proses belajar bukan pada hasil belajar. Teori ini mengemban
konsep untuk memanusiakan manusia sehingga manusia (siswa) mampu
memahami diri dan lingkungannya.
Agus Suprijono menguraikan bahwa teori merupakan perangkat prinsip-prinsip
yang terorganisasi mengenai peristiwa-peristiwa tertentu dalam lingkungan. Teori
dikatakan sebagai hubungan kausalitas dari proposisi-proposisi. Ibarat bangunan,
teori tersusun secara kausalitas atas fakta-fakta, variabel/konsep, dan proposisi.
1.2 RumusanMasalah
1.2.1 Apa pengertian Teori Belajar Humanistik?
1.2.2 Siapa saja tokoh dari Teori Belajar Humanistik?
1.2.3 Apa saja aplikasi dari Teori Belajar Humanistik?
1.2.4 Apa saja kelebihan dan kekurangan dari Teori Belajar Humanistik?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.Abraham Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua
hal: (1) suatu usaha yang positif untuk berkembang dan
(2) kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu. Maslow
mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi
kebutuhan yang bersifat hierarkis. Pada diri setiap orang terdapat pelbagai
perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk
mengambil kesempatan, takut dengan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya.
Tetapi disisi lain, seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju kearah
keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah
kepercayaan diri menghadapi dunia luar, dan pada saat itu juga ia dapat menerima
diri sendiri.
Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi lima hierarki.
Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan
fisiologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan yang terletak di atasnya,
ialah kebutuhan mendapatkan rasa aman dan seterusnya. Hierarki kebutuhan
manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting dan harus
diperhatikan oleh guru pada waktu mengajar. Ia mengatakan bahwa perhatian dan
motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar siswa terpenuhi.
Artinya, jika manusia secara fisik terpenuhi kebutuhannya dan merasa nyaman,
mereka akan distimuli untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi yaitu
kebutuhan untuk memiliki dan untuk dicintai dan kebutuhan akan harga diri
dalam kelompok mereka sendiri”.
Adapun Teorinya yang paling di kenal adalah teori tentang Hierarchy of Needs
(hierarki kebutuhan) menurut Maslow sebagai berikut.
Kebutuhan fisiologis/ dasar
Kebutuhan akan rasa aman dan tentram
Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
Kebutuhan untuk dihargai
Kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Hierarki kebutuhan motivasi Maslow menggambarkan motivasi manusia lain,
berkompetensi, dikenali, aktualisasi diri sekaligus juga menggambarkan motivasi
dalam tingkat yang lebih rendah, seperti kebutuhan fisiologis dan keamanan.
Berbeda dengan behaviorisme yang melihat motivasi manusia sebagai suatu usaha
untuk memenuhi kebutuhan fisiologis manusia atau dengan Freudian yang melihat
motivasi sebagai berbagai macam kebutuhan seksual, humanistik melihat perilaku
manusia sebagai campuran antara motivasi yang lebih rendah atau lebih tinggi.
Hal ini memunculkan salah satu ciri utama pendekatan humanistik, yaitu bahwa
yang dilihat adalah perilaku manusia, spesies lain. Akan sangat jelas perbedaan
antara motivasi yang dimiliki binatang.
4. Aldous Huxley
Manusia memiliki banyak potensi yang selama ini banyak terpendam dan disia-
siakan. Nah maksudnya Pendidikan ini diharapkan mampu membantu manusia
dalam mengembangkan potensi-potensi tersebut, oleh karena itu kurikulum dalam
proses pendidikan harus berorientasi pada pengembangan potensi, dan ini
melibatkan semua pihak, seperti guru, murid maupun para pemerhati ataupun
peneliti dan perencana pendidikan.
Huxley (Roberts, 1975) menekankan adanya pendidikan non-verbal yang juga
harus diajarkan kepada siswa. Pendidikan nonverbal bukan berwujud pelajaran
senam,sepakbola,bernyanyi ataupun menari, melainkan hal-hal yang bersifat
diluar materi pembelajaran, dengan tujuan menumbuhkan kesadaran seseorang.
Proses pendidikan non verbal seyogyanya dimulai sejak usia dini sampai tingkat
tinggi. Betapa pun, agar seseorang bisa mengetahui makna hidup dalam
kehidupan yang nyata, mereka harus membekali dirinya dengan suatu kebijakan
hidup, kreativitas dan mewujudkannya dengan langkah-langkah yang bijaksana.
Dengan cara ini seseorang akan mendapatkan kehidupan yang nikmat dan
penuh arti. Berbekal pendidikan non verbal, seseorang akan memiliki banyak
strategi untuk lebih tenang dalam menapaki hidup karena memiliki kemampuan
untuk menghargai setiap pengalaman hidupnya dengan lebih menarik. Akhirnya
apabila setiap manusia memiliki kemampuan ini, akan menjadi sumbangan yang
berarti bagi kebudayaan dan moral kemanusiaan.
3.1 Kesimpulan
Fungsi teori dalam hal ini untuk mengantar seseorang kepada kepeduliannya
untuk mengamati hubungan-hubungan yang terjadi, membantu dalam
mengumpulkan dan menyusun data yang relevan, menjelaskan kebenaran
operasional (mengarahkan kepada ramalan-ramalan yang dapat diuji dan
diverifikasi), penggunaan istilah-istilah tertentu secara konsisten, dalam
membangun metode-metode baru sesuai dengan situasi yang terjadi atau dalam
mengevaluasi metode-metode yang telah dibangun sebelumnya, serta dalam
membantu menjelaskan perilaku yang terjadi pada individu dan bagaimana cara-
cara mengatasinya.
Humanistik adalah salah satu pendekatan atau aliran dari psikologi yang
menekankan kehendak bebas, pertumbuhan pribadi, kegembiraan, kemampuan
untuk pulih kembali setelah mengalami ketidakbahagiaan, serta keberhasilan
dalam merealisasikan potensi manusia.
3.2 Saran
Bagi kelompok kami, teori ini sebaiknya digunakan pada jenjang pendidikan
setelah SMP. Karena teori ini menitikberatkan kepada keaktifan peserta didik
dalam kelas dan bersifat student oriented. Kemudian peran guru dalam teori ini
hanya berperan sebagai fasilitator dan pendamping peserta didik ketika proses
pembelajaran berlangsung
DAFTAR PUSTAKA