Anda di halaman 1dari 10

Journal of Education Science Vol. 4 No.

2 Oktober 2018
Universitas Ubudiyah Indonesia
e-ISSN : 2615-5338

TEORI BELAJAR SIBERNETIK DAN IMPLEMENTASINYA DALAM


PELAKSANAAN DIKLAT
Razali Yunus 1
Widyaiswara BDK Aceh
razalifar@gmail.com

Abstrak

Pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh seorang Instruktur atau fasilitator
untuk membelajarkan peserta yang belajar. Pembelajaran di lembaga diklat semakin berkembang, dari
pengajaran yang bersifat tradisional sampai pembelajaran dengan sistem modern. Sehingga dalam
pembelajaran muncullah pengembangan teori pemrosesan informasi yang disebut dengan teori
sibernatik yang mana teori ini mempelajari kegiatan belajar dengan menggunakan teknologi informasi
sesuai dengan perkembangan IT diera modern. Dalam hal ini, ditemukannya implikasi dengan adanya
penerapan teori sibernetik. Maka dari itu dibuatlah metode pembelajaran dengan menggunakan
monitor yang terhubung langsung dengan seorang Instruktur (nara sumber).

Kata Kunci: Teori Sibernatik, IT

THE SIBERNETIC LEARNING THEORY AND ITS IMPLEMENTATION IN


TRAINING IMPLEMENTATION
Abstract
Learning is an effort made by an instructor or facilitator to teach participants who learn.
Learning in training institutions is growing, from traditional teaching to learning with modern
systems. So that in learning comes the development of information processing theory called the
sibernatic theory in which this theory studies learning activities using information technology in
accordance with the development of IT in the modern era. In this case, the implication was found with
the application of cybernetics theory. Therefore the learning method is made by using a monitor that
is connected directly to an Instructor (resource person).
Keywords: Sibernatic Theory, IT

Approac” menyatakan bahwa


PENDAHULUAN
belajaradalah“Learning is the development of
Belajar adalah proses mengalami, Dalam new associaton as a result of experience” Jadi,
hal ini berarti bahwa belajar terjadi karena jelaslah bahwa “belajar” menurutnya adalah
adanya interaksi individu dengan bukan tingkah laku yang tampak, tetapi yang
lingkungannya, baik itu lingkungan fisik utama adalah prosesnya yang terjadi secara
ataupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik itu internal dalam individu sebagai usaha untuk
sendirimerupakan lingkungan yang ada memperoleh hubungan-hubungan yang terbaru.
disekeliling individu, baik itu dalam wujud alam Hubungan-hubungan baru tersebut dapat
sekitar (natural) maupun dalam wujud hasil berupa antara perangsang-perangsang, antara
ciptaan manusia (cultural). Jadi dapat simpulkan reaksireaksi, atau antara perangsang dan reaksi.
bahwa Belajar adalah suatu proses usaha yang Sejalan dengan perkembangan zaman,
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu cara dan gaya belajar mengalami perubahan
perubahan tingkah laku yang baru secara yang begitu cepat dan semua dipengaruhi
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya dengan kemajuan teknologi. Maka diperlukan
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya bagaimana seseorang dalam belajar mampu
Menurut Good and Brophy (dalam mengelola informasi karena mengorganisasi
Thobroni: 2015) yang tertuang dalam informasi merupakan proses pembelajaran. Tim
bukunya“Educational Psycology: A Realitistic UPI, mengungkapkan bahwa belajar adalah

32
Journal of Education Science Vol. 4 No. 2 Oktober 2018
Universitas Ubudiyah Indonesia
e-ISSN : 2615-5338

kemampuan untuk mengorganisasi informasi Keberadaan teori harus mampu


merupakan hal yang mendasar bagi seorang menghubungkan antara hal yang ada sekarang
siswa. dan bagaimana menghasilkan hal tersebut. Teori
Untuk mengikuti lajunya perkembangan belajar menjelaskan dengan pasti apa yang
zaman dan mempermudah orang belajar maka terjadi, namun teori pembelajaran hanya
diperlukan proses pembelajaran. Pembelajaran membimbing apa yang harus dilakukan untuk
merupakan perubahan yang bertahan lama menghasilkan hal tersebut (Thobroni: 2015).
dalam perilaku, atau dalam kapasitas berprilaku Untuk mencapai pembelajaran yang efektif
dengan cara tertentu, yang dihasilkan dari maka terciptanya banyak teori yang diperlukan
praktik atau bentuk-bentuk pengalaman lainnya. untuk kebutuhan pebelajar. Salah satu teori yang
Istilah “Pembelajaran” menurut Sanjaya (2013), ada yakni teori belajar sibernetik.
adalah terjemahan dari “Instruction”, yang Teori belajar sibernetik adalah teori
banyak dipakai dalam dunia pendidikan di belajar yang mementingkan proses pembelajaran
Amerika Serikat. Istilah ini banyak dipengaruhi dan menggunakanteknologidalam mendapatkan
oleh aliran psikologi kognitif-wholistik, yang informasi yang cepat dan tepat.Tujuan dari pada
menempatkan pebelajar sebagai sumber dari pelajaran ini adalah meningkatkan kemampuan
kegiatan. siswa dalam menerima informasi dan
Selain itu, istilah ini juga dipengaruhi mengkreatifkan instruktur di
oleh perkembangan teknologi yang diasumsikan dalampembelajarannya.
dapat mempermudah pebelajar mempelajari Kemunculan teori belajar ini merupakan
segala sesuatu dengan berbagai macam media, tuntutan masyarakat global akan pendidikan
seperti bahan-bahan cetak, program televisi, berkualitas yang berbasis teknologi informasi.
gambar, audio dan sebagainya, sehingga semua Dapat mempermudah akses untuk memperoleh
itu mendorong terjadinya perubahan peranan informasi, dan menghilangkan kemungkinan
fasilitator dalam mengelola proses pembelajaan. sulitnya belajar ketika pendidik tidak dapat hadir
(Sanjaya: 2013) Lebih Lanjut Gagne di kelas.
dalamSanjaya, menyatakan, bahwa instruction is Berdasarkan uraian tersebut, teori
a set of event that effect learner in such as a way belajar sibernetik dalam proses pembelajaran
that learning is facilitied. Menurut Gagne, dan penerapan Informasi Teknologi di Era
mengajar atau teaching merupakan bagian dari Modern menarik untuk dilakukan pengkajian.
pembelajaran (instruction), dimana peran Hal yang signifikan yang perlu dibahas
instruktur lebih ditekankan kepada bagaiman pada jurnal ini, yaitu, (1) proses belajar dan
merancang atau mengaransemen berbagai pembelajaran, (2) teori belajar sibernetik,
sumber dan fasilitas yang tersedia untuk (3)penerapan Informasi dan Teknologi di era
digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam modern dan (4) Implikasi Teori belajar
mempelajari sesuatu. Sibernetik. Tujuan utama dari tulisan ini adalah
Pembelajaran (instruction) merupakan untuk mengungkap teori belajar modern dan
akumulasi dari konsep mengajar (teaching) dan implikasinya dalam pembelajaran.
konsep belajar (learning). Penekannya terletak
pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada
penumbuhan aktivitas subjek didik di dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
menumbuhkan proses belajar dan pembelajaran
tentunya harus memiliki dasar empiris yang 1. Belajar dan Pembelajaran
kuat, dan perlunya teori belajar dan
pembelajaran. Keberadaan teori ini untuk Dalam menjalani kehidupan, belajar
mendukung proses pembelajaran di ruang kelas. merupakan salah satu kebutuhan. Aktivitas
Teori adalah serangkaian prinsip yang diterima belajar dirasakan sebagai kebutuhan hidup yang
secara ilmiah yang ditawarkan untuk urgen karena semakin pesatnya ilmu
menjelaskan sebuah fenomena. Teori pengetahuan dan teknologi yang menimbulkan
memberikan kerangka-kerangka pikir untuk berbagi perubahan yang melanda segenap aspek
menginterprestasikan observasi-observasi kehidupan dan penghidupan. Tanpa belajar,
lingkungan dan berfungsi sebagai jembatan yang manusia akan mengalami kesulitan dalam
menghubungkan penelitian dan pendidikan. menyesuaikan diri dengan lingungan dan
tuntutan hidup. Apalagi kehidupan dan

33
Journal of Education Science Vol. 4 No. 2 Oktober 2018
Universitas Ubudiyah Indonesia
e-ISSN : 2615-5338

penghidupan senantiasa berubah. Dengan dilakukan secara sadar untuk mendapatkan


demikian, belajar dapat membawa perubahan sejumlah kesan dari bahan yang dipelajari.
bagi seseorang, baik perubahan pengetahuan, Selanjutnya, belajar dalam pengertian lain yaitu
sikap maupun keterampilan. Dengan perubahan- suatu upaya untuk menguasai sesuatu yang baru.
perubahan tersebut, tentunya seseorang juga Konsep ini mengandung dua hal;
terbantu dalam memecahkan permasalahan a. Usaha untuk menguasai, hal ini bermakna
kehidupan dan bisa menyesuaikan diri dengan menguasai dalam belajar.
lingkungannya. b. Suatu yang baru arti hasil yang diperoleh
Menurut Kamus Besar Bahasa dari aktifitas belajar.
Indonesia, secara etimologis belajar berarti
“berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Dari beberapa defenisi tentang belajar
Defenisi ini memiliki pengertian bahwa belajar seperti yang dikemukakan, maka dapat
adalah sebuah kegiatan untuk mencapai dinyatakan bahwa belajar adalah suatu proses
kepandaian, kecakapan, kemahiran atau ilmu. Di yang dilakukan secara sadar oleh peserta diklat
sini, usaha untuk mencapai kepandaian atau untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan
ilmu merupakan usaha manusia untuk dan sikap melalui pengalaman-pengalaman yang
memenuhi kebutuhan mendapatkan ilmu atau dibuat instruktur agar berlangsung permanen.
kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sementara pembelajaran menurut
Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefenisikan
tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan kata “Pembelajaran” berasal dari kata “ajar”
dan memiliki tentang sesuatu. yang berarti petunjuk yang diberikan kepada
Defenisi secara etimologis di atas orang supaya diketahui dan diturut, sedangkan
mungkin sangat singkat dan sederhana sehingga “Pembelajaran” berarti proses, cara, perbuatan
memerlukan penjelasan terminologis, mengenai menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
defenisi belajar yang lebih mendalam. Dalam Pembelajaran adalah penyediaan kondisi
hal ini banyak ahli yang mengemukakan yang mengakibatkan terjadinya proses belajar
defenisi belajar. Cronbach ( dalamRidwan pada diri peserta diklat. Penyedia kondisi dapat
Abdullah: 2013) menyatakan Learning is shown dilakukan dengan bantuan pendidik (instruktur)
by change in behavior as result of experience. atau ditemukan sendiri oleh individu (belajar
Belajar yang terbaik adalah melalui pengalaman. secara otodidak). Peristiwa belajar tidak selalu
Pelajar menggunakan seluruh pancaindranya terjadi atas inisiatif diri individu. Individu
berdasarkan pengalamannya. memerlukan bantuan untuk mengembangkan
Pendapat Cronbach sama dengan apa potensi yangada pada dirinya. Pada umumnya
yang disampaikan oleh Dahar (2011), dia diperlukan lingkungan yang kondusif agar dapat
mengatakan belajar adalah perubahan perilaku dicapai perkembangan individu secara optimal
yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil (Sani: 2013).
latihan atau pengalaman. Jadi proses yang dapat Istilah pembelajaran merupakan
menyebabkan perubahan tingkah laku terjemahan kata “Instruction”. Menurut Arief S
disebabkan adanya reaksi terhadap suatu situasi Sadirman (dalam Tim UPI: 2013) menjelaskan,
tertentu atau adanya proses internal yang terjadi pembelajaran tidak hanya dalam konteks
di dalam diri seseorang. Perubahan ini bukan instruktur dalam murid di dalam kelas formal,
terjadi karena adanya warisan genetik atau tetapi meliputi kegiatan belajar mengajar yang
respons alamiah, kedewasaaan, atau keadaan tak dihadiri oleh instruktur secara fisik. Di
organisme yang bersifat temporer, seperti dalam kata pembelajaran ditetapkan pada
kelelahan, pengaruh, obat-obatan, rasa takut dan kegiatan belajar siswa melalui usahausaha yang
sebagainya, melainkan perubahan dalam terencana dalam memanipulasi sumber-sumber
pemahaman, perilaku, persepsi, motivasi atau belajar agar terjadi proses belajar.
gabungan semua. Selanjutnya kegiatan pembelajaran
Gagne (dalam Dahar: 2011) mengatakan bukan lagi sekadar kegiatan mengajar yang
bahwa belajar dapat didefenisikan sebagai suatu mengabaikan kegiatan belajar. Tetapi, kegiatan
proses di mana suatu organisasi berubah pembelajaran yang kompleks dan dilaksanakan
perilakunya akibat pengalaman. Syaiful Bahri dengan pola-pola pembelajaran yang bervariasi.
Djamara (dalam Khadijah: 2011) menyatakan Tim UPI (2013) menyebutkan garis besar pola
belajar merupakan suatu aktivitas yang pembelajaran. Pertama, pola pembelajaran
instruktur dengan siswa tanpa menggunakan alat
34
Journal of Education Science Vol. 4 No. 2 Oktober 2018
Universitas Ubudiyah Indonesia
e-ISSN : 2615-5338

bantu/bahan pembelajaran dalam bentuk alat ▫ Pembelajaran melibatkan


peraga. Pola pembelajaran ini sangat tergantung perubahan
pada kemampuan instruktur dalam
mengingatkan bahan pembelajaran dan Sumber Dale H Schunk
menyampaikan bahan tersebut secara lisan
kepada siswa. 2. Pentingnya Teori Belajar Dalam
Kedua, pola instruktur dan alat bantu Pelaksanaan Diklat
dengan siswa. Pada pola pembelajaran ini
Teori adalah serangkaian prinsip-prinsip
instruktur sudah dibantu oleh berbagai bahan
yang dapat diterima secara ilmiah untuk
pembelajaran yang disebut alat peraga
menjelaskan sebuah fenomena yang terjadi.
pembelajaran dalam menjelaskan dan
Teori juga memberikan kerangka pikir untuk
meragakan suatu pesan yang bersifat abstrak.
menginterprestasikan observasi-observasi
Ketiga,polainstruktur dan media dengan
lingkungan dan berfugsi sebagai media yang
siswa. Pola pembelajaran ini sudah
menghubungkan antara penelitian dan
mempertimbangkan keterbatasan instruktur,
pendidikan.
yang tidak mungkin menjadi satu-satunya
Teori adalah seperangkat konsep-konsep
sumber belajar. Instruktur dapat memanfaatkan
dan prinsip-prinsip yang memberikan,
berbagai media pembelajaran sebagai sumber
menjelaskan, dan memprediksikan fenomena.
belajar yang dapat menggantikan instruktur
Selanjutnya, Thobroni dijelaskan ada dua
dalam pembelajaran. Jadi pola ini pola
macam teori, yaitu teori intuitif dan teori ilmiah
pembelajaran bergantian antara instruktur dan
(Schunk: 2012) Teori intuitif adalah teori yang
media dalam berinteraksi dengan siswa.
dibangun berdasarkan pengalaman praktis.
Konsekuensinya pola pembelajaran ini adalah
Adapun teori ilmiah (teori formal) adalah teori
harus disiapkan bahan pembelajaran yang dapat
yang dibangun berdasarkan hasil-hasil
digunakan dalam pembelajaran.
penelitian.
Dan keempat, pola media dengan siswa
Scnelbecker (dalam Dahar: 2011)
atau pola pembelajaran jarak jauh menggunakan
berpendapat bahwa teori berarti sejumlah
media atau bahan pembelajaran yang disiapkan.
proposisi yang terintegrasi secara sinaktik
Berdasarkan pola-pola pembelajaran tersebut di
(artinya kumpulan proposisi ini mengikuti
atas, maka pembelajaran itu tidak hanya sekadar
aturanaturan tertentu yang dapat
mengajar (seperti pola satu), karena
menghubungkan secara logis proposisi yang satu
membelajarkan yang berhasil harus memberikan
dengan proposisi yang lain dan juga pada data
banyak perlakuan kepada siswa. Peran instruktur
yang diamati) serta yang digunakan untuk
dalam pembelajaran harus memiliki multi peran
memprediksi dan menjelaskan peristiwa-
dalam pembelajaran. Dan agar pola
peristiwa.
pembelajaran yang diteraskan juga bervariasi,
Perumusan teori itu bukan hanya
maka bahan pembelajarannya harus disiapkan
penting melainkan juga vital bagi psikologi dan
secara bervariasi juga.
pendidikan agar dapat maju atau berkembang,
Dari beragam defenisi tersebut
serta memecahkan masalah-masalah yang
menunjukkan bahwa tidak ada satupun defenisi
ditemukan dalam setiap bidang. Sekarang
pembelajaran yang diterima secara universal
disadari bahwa ilmu apapun untuk dapat
oleh para teoritis, peneliti dan praktisi. Tetapi,
berkembang harus dilandasi teori.
Schunk (2012), memberikan defenisi yang bisa
Dahar (2011), menjelaskan fungsi-fungsi teori
diterima sebagian besar profesional pendidikan
yakni membuat penemuan-penemuan menjadi
yakni pembelajaran merupakan perubahan yang
sistematis, melahirkan hipotesis, membuat
bertahan lama dalam perilaku, atau dalam
prediksi, dan memberikan penjelasan.
kapasitas berperilaku dengan cara tertentu yang
Hamid (2009), menjelaskan, istilah
dihasilkan dari praktik atau bentuk-bentuk
“teori” yang dalam pembicaraan sehari-hari
pengalaman lainnya.
sering digunakan sebagai lawan kata “praktek”
Table 1.1 Kriteria-kriteria pembelajaran
yang mempunyai arti jelas (1) suatu prinsip
Table Kriteria- ▫ Pembelajaran terjadi
kriteria melalui pengalaman umum, yang didukung data lengkap,
Pembelajaran ▫ Pembelajaran bertahan lama dimasukkan sebagai penjelasan terhadap
seiring dengan waktu sekelompok gejala (fenomena), sebuah

35
Journal of Education Science Vol. 4 No. 2 Oktober 2018
Universitas Ubudiyah Indonesia
e-ISSN : 2615-5338

pernyataan tentang hubungan yang dianggap c. Faktor-faktor lingkungan (fasilitas, alat,


tetap berlaku terhadap sejumlah fakta yang suasana) apa yang perlu diupayakan untuk
komprehensif, (2) suatu prinsip atau serangkaian mendorong proses pembelajaran;
prinsip yang menerangkan sejumlah hubungan d. Tahapan yang harus dilakukan instruktur
antara berbagai fakta dan meramalkan hasil- untuk melaksanakan proses pembelajaran;
hasil baru berdasarkan atas fakta-fakta ini. e. Hal-hal yang harus dilakukan peserta diklat
Kerlinger (dalam Hamid: 2009) dalam proses belajarnya.
mendefenisikan teori sebagai seperangkat
konstruk (konsep), defenisi dan proposisi yang Perlu dipahami, bahwa tidak ada teori yang
memberikan pandangan sistematif mengenai sempurna. Tidak ada satu pun teori yang cocok
gejalagejala dengan jalan menspesikasikan bagi setiap individu dan tidak semua praktik
hubungan-hubungan yang ada antara variabel- pendidikan dilatarbelakangi oleh teori khusus.
variabel dengan maksud untuk menjelaskan dan Oleh sebab itu, untuk dapat memahamai
meramalkan sebuah fenomena. Dengan berbagai teori, seseorang perlu belajar tentang
perkataan lain, teori menghimpun bersama-sama bagaimana menggunakan ide dari berbagai
potongan-potongan data yang diperoleh secara pandangan.2
empiris ke suatu kerangka konseptual yang Selanjutnya teori belajar dikembangkan
terpadu yang memiliki peranan lebih luas.Di berdasarkan ilmu psikologi, yakni ilmu yang
samping itu teori itu sendiri merupakan sumber membahas tentang perilaku dan proses mental.
yang potensial bagi informasi dan penemuan Perilaku adalah aktivitas aksi dan reaksi yang
lebih jauh. Teori merupakan sumber hipotesis, dapat diamati, sedangkan proses mental adalah
suatu pernyataan yang tidak terungkapkan. Teori aktivitas yang tidak dapat diamati secara
mengindenfisikasi daerah-daerah kritis yang langsung seperti berpikir, mengingat, merasa.
perlu diteliti lebih jauh, teori menjembatani Tujuan psikologi adalah mendeskripsikan,
jurangjurang dalam pengetahuan, memungkinan memahami, memprediksi dan mengontrol
penelitian untuk membuat dalil-dalil tentang perilaku dan proses mental. Psikologi
adanya gejala yang belum diketahui pendidikan adalah salah satu cabang psikologi
sebelumnya. yang memperlajari tentang perilaku dan proses
Sani(2013), menyatakan teori belajar mental terkait dengan belajar dan pembelajaran
dapat membantu instruktur untuk memahami manusia. Dua aliran psikologi yang berpengaruh
bagaiaman peserta diklat belajar. Pemahaman dalam teori belajar dan pembelajaran adalah
tentang cara belajar dapat membantu proses behaviorisme dan konstruktivisme.
belajar lebih efektif, efisien, dan produktif. Kontruktivisme dapat dibagi menjadi
Berdasarkan teori belajar ini, instruktur dapat kognitivisme dan humanisme.
merancang dan merencanakan proses Bagan Aliran Psikologi yang pada
pembelajaranya. Teori belajar juga dapat pengembangan teori belajar adalah sebagai
menjadi panduan instruktur untuk mengelola berikut :
kelas serta membantu instruktur untuk
mengevaluasi proses, perilaku instruktur sendiri
serta hasil belajar siswa yang telah dicapai.
Pemahaman mengenai teori belajar akan
membantu instruktur dalam memberikan
dukungan dan bantuan kepada siswa sehingga
dapat mencapai prestasi maksimal.
Adapun yang harus dipahami dalam teori (Sumber: Ridwan Abdullah Sani: 2013)
belajar berdasarkan penjelasan-penjelasan
Teori belajar yang relatif baru
diatas adalah;
dikembangkan adalah teori sibernetik yang
a. Konsep dasar teori tersebut beserta ciri-ciri dapat dikelompok dalam kognitivisme.
dan persyaratan yang melingkupinya;
Beberapa ahli mengembangkan teori belajar
b. Bagaimana sikap dan peran instruktur dalam tabel berikut:
dalam proses pembelajaran jika teori
tersebut diterapkan. Teori Belajar Pakar
Behavioristik Thorndike, Watson, Clark Hull,
Edwin Guthrie, Skinner

36
Journal of Education Science Vol. 4 No. 2 Oktober 2018
Universitas Ubudiyah Indonesia
e-ISSN : 2615-5338

Kognitivistik Piaget, Ausubel, Bruner, Koffka, Sani (2013), berpendapat, teori


Kohler, Wetheirmer, sibernetik merupakan teori belajar yang relatif
Humanistik Bloom, Krathwohl, Kolb, Honey, baru dibandingkan dengan teori-teori belajar
Mumford, Habermas, Dewey yang telah ada, seperti teori belajar
Sibernetik Landa, Pask, Scott. behavioristik, konstruktivistik, humanistik, dan
Sumber: (Ridwan Abdullah Sani: 2013) teori belajar kognitif.
Teori ini berkembang sejalan dengan
Berdasarkan uraian yang telah perkembangan teknologi dan ilmu informasi.
dikemukakan, maka teori seperangkat konsep- Teori ini memiliki kesamaan dengan teori
konsep dan prinsip-prinsip yang memberikan, kognitif, yaitu mementingkan proses belajar
menjelaskan, dan memprediksikan fenomena, daripada hasil belajar.
sedangkan teori belajar adalah dekriptif yang Perbedaannya teori ini dengan teori belajar
artinya mendeskripsikan terjadi proses belajar. kognitif adalah bahwa proses belajar sangat
Teori belajar menaruh perhatian pada hubungan ditentukan oleh sistem informai yang
di antara variabel-variabel yang menentukan dipelajari.Cara belajar secara sibernetik terjadi
hasil belajar. Teori belajar sangat penting jika peserta diklat mengolah informasi,
diketahui oleh instruktur karena dapat memonitornya, dan menyusun strategi
membantu memahami bagaimana peserta diklat berkenaan dengan informasi tersebut. Hal yang
belajar. terpenting dalam teori ini adalah “Sistem
3. Teori Belajar Sibernetik Informasi” yang akan menentukan terjadinya
proses belajar. Menurut teori ini, tidak ada
Sibernetik merupakan kata serapan dari
satupun cara belajar yang ideal untuk segala
kata „Cybernetic‟ yakni sistem control dan
situasi. Sebuah informasi mungkin akan
komunikasi yang memungkinkan umpan
dipelajari oleh seorang peserta diklatdengan satu
balik(feedback). Kata „cybernetic‟ yang
macam proses belajar, namun informasi yang
selanjutnya ditulis dengan kata sibernetik
sama mungkin akan dipelajari peserta diklat
berasal dari bahasa Yunani yang berarti pilot
yang lain melalui proses belajar berbeda.
(pengendali). Bidang ini menjadi disiplin ilmu
Hamid (2009), menyatakan, menurut
komunikasi yang berkaitan dengan mengontrol
teori belajar sibernetik yang terpenting adalah
mesin komputer. Pertama kali istilah ini dipakai
“Sistem Informasi” dari apa yang akan dipelajari
oleh Louis Couffignal tahun 1958. Selanjutnya
pembelajar, sedangkan bagaimana proses belajar
istilah sibernetik berkembang menjadi sesuatu
akan berlangsung dan sangat ditentukan oleh
yang berhubungan dengan internet, kecerdasan
sistem informasi tersebut. Oleh karena itu, teori
buatan dan jaringan komputer. Istilah
ini berasumsi bahwa tidak ada satu jenis cara
„Cybernetic‟ pertama kali dikeluarkan oleh
belajar yang ideal untuk segala situasi. Sebab
Nobert Wiener, seorang ilmuwan dari
cara belajar sangat ditentukan oleh sistem
Massachussets Institut Of Technology (MIT),
informasi.
untuk menggambarkan kecerdasan buatan
(artificial intellidence). Istilah ini digunakan 4. Tokoh-Tokoh Teori Belajar Sibernetik
untuk menggambarkan cara bagaimana umpan
balik memungkinkan berlangsungnya proses Dalam implementasinya, teori belajar
komunikasi. sibernetik dikembangkan oleh beberapa tokoh,
Teori belajar sibernetik adalah yang di antaranya Landa, Pask dan Scot.
paling baru dari semua teori belajar yang telah
a. Landa
dikenal. Teori ini berkembang sejalan dengan
perkembangan ilmu informasi. Menurut Teori Landa merupakan salah seorang psikologi
ini, belajar adalah pengolahan informasi. Teori yang beraliran sibernetik. Menurut Landa, ada
ini memiliki kesamaan dengan teori kognitif dua macam proses berpikir, yaitu sebagai
yang mementingkan proses. Proses memang berikut;
penting dalam teori sibernetik. Namun, yang 1) Proses berpikir algoritmik, yaitu proses
lebih penting adalah sistem informasi yang berpikir linier, konvergent dan lurus menuju
diproses karena informasi akan menentukan ke satu target tertentu. Contoh; kegiatan
proses. menelpon, menjalankan mesin mobil dan
lain-lain.

37
Journal of Education Science Vol. 4 No. 2 Oktober 2018
Universitas Ubudiyah Indonesia
e-ISSN : 2615-5338

2) Cara berpikir heuristik, yaitu cara berpikir Tokoh sibernetik yang lain adalah Pasck
divergent menuju ke beberapa target dan Scott yang memperkenalkan tipe peserta
sekaligus. Contoh: operasi pemilihan atribut diklat yang holistik dan tipe serial. Peserta diklat
geometri, penemuan cara-cara pemecahan tipe holistik cenderung mempelajari sesuatu dari
masalah dan lain-lain. tahap yang paling umum ke tahap yang paling
khusus, sedangkan peserta diklat tipe serial
Sani (2013), berpendapat sama, penganut cenderung berpikir algoritmik.
aliran sibernetik Landa menggunakan Selanjutnya, Pembelajaran sibernetik
model pendekatan berpikir algoritmik dan sering disinonimkan dengan umpan balik
heuristic. Proses berpikir algoritmik adalah (feedback) dalam konteks pendidikan. Umpan
proses berpikir yang sistematis, secara balik dari peserta diklat ini memungkinkan
bertahap, konvergen, dan linier menuju satu instruktur untuk dapat mengetahui apakah
sasaran/tujuan tertentu. materi yang disampaikan telah dipahami dan apa
Contoh anologi model algoritmik adalah kesulitan peserta diklat dalam memahami
kegiatan menjalankan mesin mobil, dimana informasi. Berdasarkan umpan balik tersebut,
dalam menjalankan mesin mobil kegiatan yang siswa juga dapat memutuskan hasil belajarnya
dilakukan dijalankan secara berurutan. Proses jika kurang memuaskan.
berpikir heuristik adalah cara berpikir divergen, Sementara pendekatan serialis yang
menuju beberapa sasaran/tujuan sekaligus. diusulkan oleh Pask dan Scott sama dengan
Contoh berpikir heuristikadalah memahami pendekatan algoritmik. Namun, cara berpikir
suatu konsep yag mengandung arti ganda atau menyeluruh (wholist) tidak sama dengan
multitafsir. Pendekatan heuristik menuntut heuristik. Cara berpikir menyeluruh adalah
peserta diklat berpikir divergen dengan berpikir dengan cenderung melompat ke dalam,
memikirkan alternatif jawaban dan beberapa langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem
sasaran. Contoh penerapan pembelajaran yang informasi. Contohnya, saat melihat lukisan,
melibatkan proses berpikir heuristik misalnya bukan detaildetail
penemuan cara memecahkan masalah yang diamati terlebih dahuu, melainkan
menggunaka metode problem solving. seluruh lukisan itu sekaligus, baru sesudah itu ke
Hamid (2009), menjelaskan, pemikiran bagian-bagian yang lebih kecil.
Landa sebagai tokoh teori sibernetik tetap Pendekatan yang berorientasi pada pengelolahan
dilandasi bahwa proses belajar yang penting informasi menekankan beberapa hal seperti
adalah sistem informasi dari materi yang akan “ingatan jangka panjang (Long Time Memory)
dipelajari. Belajar adalah pengolahan informasi, dan sebagainya yang berhubungan dengan apa
maka instruktur yang baik adalah instruktur yang terjadi dalam otak kita dalam proses
yang tahu persis informasi dari materi yabng pengolahan informasi. Menurut teori sibernetik,
akan dibahas, tahu sistem-sistem berpikir dari agar proses belajar berjalan seoptimal mungkin
pebelajar, dan tahu cara “mengklopkan” sistem bukan hanya cara kerja otak yangdipahami
informasi materi dengan sistem pebelajar. tetapi juga lingkungan yang memengaruhi
Ada dua macam proses berpikir yaitu mekanisme itu perlu diketahui.
(1) proses berpikir algoritmik, yaitu proses
berpikir linier, konvergen,lurus menuju ke satu 5. Implementasi Teori Belajar Sibernetik dan
target tertentu, (2) cara berpikir heuristic, yakni Penerapan IT di Era Modern
berpikir divergent, menuju ke beberapa target
sekaligus. Ridwan Abdullah Sani menjelaskan, fungsi
Proses belajar akan berjalan dengan baik, jika instruktur dalam pembelajaran sibernetik adalah
apa yang hendak dipelajari itu atau masalah merencanakan, mempersiapkan, dan melengkapi
yang hendak dipecahkan (atau dalam istilah stimulus yang penting untuk masukan simbolik
yang lebih teknis sistem inforamsi yang hendak (informasi verbal, kata-kata, angka-angka, dan
dipelajari) diketahui ciri-cirinya. Satu hal lebih sebagainya) dan masukan referensial (objek dan
tepat disajikan dalam urutan teratur, linier, peristiwa). Instruktur berperan membimbing
sekunsi, satu hal lain lebih tepat disajikan dalam peserta diklat dalam memahami informasi yang
bentuk “terbuka” dan memberikan keleluasaan cocok dan membimbing mereka
kepada pebelajar untuk beriminasi dan berpikir. memanipulasikan proses memahami konsep dan
mempersiapkan umpan balik (feedback) dari
b. Pask dan Scott sebuah latihan/pembelajaran. Ada Sembilan

38
Journal of Education Science Vol. 4 No. 2 Oktober 2018
Universitas Ubudiyah Indonesia
e-ISSN : 2615-5338

langkah pengajaran yang perlu diperhatikan oleh Dengan demikian aplikasi teori
instruktur dalam menerapkan teori sibernetik, sibernetik ini dalam kegiatan pembelajaran akan
yakni: mempunyai langkah- langkah sebagai berikut:
a. Melakukan tindakan untuk menarik a. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
perhatian peserta diklat. b. Menentukan materi diklat
b. Memberikan informasi kepada peserta c. Mengkaji sistem informasi yang terkandung
diklat mengenai tujuan pengajaran dan topic dalam materi diklat
yang akan dibahas; d. Menentukan pendekatan belajar yang sesuai
c. Merangsang peserta diklat untuk memulai dengan sistem informasi tersebut
aktivitas pembelajaran; e. Menyusun materi materi dalam urutan yang
d. Menyampaikan isi materi yang dibahas sesuai dengan sistem informasinya
sesuai dengan topic yang telah ditetapkan; f. Menyajikan materi dan memimbing siswa
e. Memberikan bimbingan bagi peserta diklat belajar dengan pola yang sesuai dengan
dalam melakukan aktivitas dalam urutan materi.
pembelajaran;
f. Memberikan penguatan pada perilaku Contoh implementasi teori sibernetik dalam
pembelajaran peserta diklat; proses pembelajaran ini ialah dengan
g. Memberikan umpan balik terhadap perilaku menggunakan monitor langsung (videocall) atau
yang ditunjukkan peserta diklat; dengan menggunakan aplikasi skype, quipper
video, webcam, dan lainnya. Dalam
h. Melaksanakan penilaian proses dan hasil
penggunaannya pendidik dan peserta diklat
belajar;
tidak harus bertatap muka langsung seperti
i. Memberikan kesempatan kepada peserta proses belajar mengajar pada umumnya.
diklat untuk mengingat dan menggunakan
Pendidik hanya membutuhkan layar monitor
hasil pembelajaran.
yang terhubung langsung dengan peserta diklat.
Penerapan teori sibernetik dalam proses
Dan peserta diklat juga harus memiliki fasilitas
belajar mengajar, paling tidak mengikuti
seperti laptop dan infokus yang terhubung
langkahlangkah antara lain:
langsung dengan pendidik. Di Indonesia
a. Menentukan tujuan instruksional; pengaplikasian teori sibernetik masih jarang
b. Menentukan materi diklat; sekali dilakukan karena keterbatasan fasilitas
c. Mengkaji sistem informasi yang terkandung yang kurang memungkinkan, sedangkan di
dalam materi tersebut; negara-negara maju lainnya seperti negara
d. Menentukan pendekatan belajar yang sesuai Amerika telah menerapkan sistem ini pada
dengan sistem informasi itu (apakah proses belajar mengajar dan hasilnya sangat
algoritmik atau heuristic) ; efektif. Sehingga teori ini dikembangkan secara
e. Menyusun materi dalam urutan yang sesuai keseluruhan.
dengan sistem informasinya;
f. Menyajiakan materi dan membimbing
peserta diklat belajar dengan pola yang
sesuai dengan urutan materi.
Teori belajar sibernetik dalam
pembelajaran seperti Bahasa Inggris dan
penerapan IT di era modern yakni, instruktur
atau pendidik harus mengetahui dengan baik dua
hal ini, yaitu materi materi dan pola pikir
Gambar. Model implementasi teori sibernetik dalam
siswanya. Ketika instruktur atau pendidik
proses pembelajaran dengan menggunakan monitor
memberikan materi pembelajaran Bahasa langsung (videocall) atau dengan menggunakan
Inggris melalui monitor langsung (video call), aplikasi skype
atau aplikasi skype atau lainnya yang berbasis
video internet. Maka, pendidik harus mampu 6. Keunggulan dan Kelemahan Teori Belajar
menyesuaikan diri dengan siswa/i walaupun Sibernetik dalam Kegiatan Pembelajaran
dalam keadaan tidak berada di dalam kelas. a. Keunggulan

39
Journal of Education Science Vol. 4 No. 2 Oktober 2018
Universitas Ubudiyah Indonesia
e-ISSN : 2615-5338

1) Ke semua teori belajar dalam aliran- Hasil dari pembahasan ini menunjukan adanya
aliran menekankan aspek yang cara berpikir dalam teori sibernetik yaitu
berbeda-beda ini sebenarnya memiliki algoritmik, heuristik, wholist dan serialis.
kesamaan karena melihat bahwa belajar Sehingga instruktur dan siswa dalam
adalah suatu proses yang berlangsung pembelajaran bisa menerapkan cara berpikir
pada diri seorang yang melalui yang digunakan
tahapan-tahapan tertentu.
2) Isi proses belajar adalah sistem
inforamsi yang diperoleh melalui SIMPULAN
pengalaman akan suatu kejadian Dari pembahasan tersebut, penulis
tertentu yang disusun sebagai suatu menyimpulkan bahwa teori belajar sebernetik
konsep, teori, atau informasi umum. merupakan salah satu teori belajar yang baru
3) Hasil proses teori belajar ini adalah dalam belajar yang mengutamakan sistem
adanya perubahan, baik yang dilihat informasi. Teori ini berkembang sejalan dengan
sebagai perubahan tingkah laku, perkembangan teknologi adalah pengolahan
maupun seara kemampuan pada ranah informasi. Dengan informasi inilah diharapkan
kognitif, afektif, dan psikomotorik. model pembelajaran diklat lebih efisien
dibandingkan model pembelajaran yang lainnya.
b. Kelemahan Karena cara yang paling efisien adalah
Teori belajar sibernetik ini dikritik karena informasi yang di akses lebih mudah dan cepat.
tidak secara langsung membahas proses Teoribelajar sibernetik juga menjelaskan
belajar sehingga menyulitkan dalam bahwa belajar adalah pengelohaan informasi..
penerapan. Ulasan teori ini cenderung ke Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa
dunia psikologi dan informasi dengan tidak ada satu proses belajarpun yang ideal
mencoba melihat mekanisme ini kerja otak. untuk segala situasi, dan yang cocok untuk
Karena pengetahuan dan pemahaman akan semua siswa.
mekanisme ini sangat terbatas, terbatas pula Teori belajar sibernetik sangat sesuai
kemampuan untuk menerapkan teori ini. bagi peserta diklat, karna dapat dilakukan secara
mudah dengan kemajuan teknologi informasi
7. Implikasi Penerapan Teori Belajar dan tentunya sangat cocok dengan tuntutan
Sibernetik masyarakat global akan pendidikan yang
Berdasarkan pembahasan tersebut berkualitas berbasis dengan teknologi informasi
memberikan implikasi secara teoritik dan seperti dengan menggunakan monitor langsung
praktik, yaitu memperkuat akan teori belajar (videocall) atau dengan menggunakan aplikasi
sibernetik. Teori belajar sibernetik meskipun skype, quipper video, webcam, dan lainnya.
baru dibandingkan dengan teori-teori belajar
yang telah ada. Namun, teori ini berkembang DAFTAR PUSTAKA
sejalan dengan perkembangan teknologi dan
Baharuddin (2015). Teori Belajar dan
ilmu informasi. Sehingga berpengaruh terhadap
Pembelajaran, Yogyakarta, Ar Ruzz
cara belajar secara sibernetik terjadi jika peserta
Media.
diklat mengolah informasi, memonitornya, dan
Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori-teori Belajar
menyusun strategi berkenaan dengan informasi
dan Pembelajaran .Jakarta : Erlangga.
tersebut. Hal yang terpenting dalam teori ini
Hamid, Abdul(2009). Teori Belajar dan
adalah “Sistem Informasi” yang akan
Pembelajaran. Medan: Unimed Pres.
menentukan terjadinya proses belajar.
Khadijah. (2013). Belajar dan Pembelajaran
Sementara dalam pembahasan
.Medan : Citapustaka Media.
ditemukan tidak ada satupun cara belajar yang
Sani, Ridwan Abdullah. (2013). Inovasi
ideal untuk segala situasi. Sebuah informasi
Pembelajaran .Jakarta : Bumi Aksara .
mungkin akan dipelajari oleh seorang peserta
Sanjaya, Wina. (2013). Kurikulum dan
diklat dengan satu macam proses belajar, namun
Pembelajaran .Jakarta : Kencana
informasi yang sama mungkin akan dipelajari
Prenada Media Group.
peserta diklat yang lain melalui proses belajar
Schunk, Dale. H. (2012). Learning
berbeda.
Theories.Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

40
Journal of Education Science Vol. 4 No. 2 Oktober 2018
Universitas Ubudiyah Indonesia
e-ISSN : 2615-5338

Thobroni. (2015). Belajar dan Pembelajaran . Universitas Pendidikan Indonesia, Team.


Yogyakarta: Ar Ruzz Media. (2013). Kurikulum dan Pembelajaran .
Depok: Rajawali Pers.

41

Anda mungkin juga menyukai