Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“TEORI BELAJAR MENURUT PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME”

Dosen Pengampu: Marazaenal Adipta, M.Pd

Oleh Kelompok: V
1. Lili Safitri
2. Siti Khodijah Noviana
3. Mira Sofia
4. Putri Handayani
5. Eli Kurniawati
6. Baiq Kartika Agustina
7. Hesti Trinanda
8. Nira Azura
KATA PENGANTAR

Segala puji pada Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongannya tentunya kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah yang
berjudul “Teori Belajar Menurut Pendekatan Konstruktivisme” ini dengan baik.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada Mata Kuliah “Psikologi
Pendidikan”
Sholawat beserta salam semoga selalu di curahkan kepada junjungan alam
nabi besar kita nabi Muhammad SAW. Yang telah mengajarkan segala macam ilmu.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Bagu, 22April 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Konstruktivisme
B. Tujuan Belajar Konstruktivisme
C. Keunggulan Belajar Teori Konstruktivisme
D. Cara Belajar Konstruktivisme
E. Langkah- Langkah Penerapan Teori Konstruktivisme
F. Manfaat Belajar Konstruktivisme
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Teori belajar konstruktivisme pasti sudah bukan hal yang asing lagi di telinga Guru
Pintar. Piaget adalah psikolog pertama yang dikenal menggunakan filsafat konstruktivisme
dalam proses belajar. Piaget menjelaskan bagaimana proses pengetahuan seseorang dalam
teori perkembangan intelektualnya.
Siswa adalah objek utama dalam pembelajaran di sekolah. Kesuksesan siswa dalam
belajar adalah tanggung jawab semua pihak seperti guru, lingkungan, orang tua, teman, dan
sebagainya. Sebagai seorang guru, Guru Pintar memang tidak dapat mengontrol faktor yang
berasal dari luar jangkauan, meskipun demikian Guru Pintar harus terus berupaya agar siswa
dapat mempelajari dan memahami berbagai pengetahuan serta menerapkannya dalam
kehidupan mereka.
Pembelajaran yang bersifat membangun atau konstruktivisme adalah jawaban Ketika
siswa sudah tidak bisa diberi pembelajaran satu arah. Pembelajaran konstruktivisme memberi
kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi dengan media dan bahan ajar yang ada dan aktif
untuk menggali informasi di dalamnya. Nah, untuk mengetahui lebih jauh tentang teori
belajar konstruktivisme ini, simak ulasannya berikut ini!
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian teori konstruktivisme?
2. Apa saja tujuan belajar teori konstruktivisme?
3. Apa saja keunggulan belajar teori konstruktivisme?
4. Bagaimana cara belajar teori konstruktivisme?
5. Bagaimana langkah-langkah penerapan teori konstruktivisme?
6. Apa saja manfaat belajar teori konstruktivisme?
C. Tujuan
1. Memahami teori konstruktivisme
2. Mengetahui apa saja tujuan belajar teori konstruktivisme
3. Mengetahui keunggulan belajar teori konstruktivisme
4. Memahami cara belajar teori konstruktivisme
5. Mengetahui langkah apa saja yang dilakukan untuk penerapan teori konstruktivisme
6. Mengetahui manfaat belajar
D. Manfaat
Dapat mengerti apa itu teori konstruktivisme serta bisa mengetahui bagaimana cara
penerapannya di kehidupan sehari hari

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan suatu cara seorang guru yang bertugas sebagai
fasilitator dan membimbing siswa dalam menggali ilmu pengetahuan sendiri, serta membina
sendiri konsep ilmu pengetahuan yang didapatnya melalui pengalaman-pengalaman belajar.
Pengertian teori konstruktivisme secara umum memandang ilmu pengetahuan tidak
sebatas mengungkap tentang fakta, kaidah dan konsep yang harus diingat secara baku.
Konstruktivisme justru lebih menekankan bahwa manusialah yang harus mengkonstruksikan
pengetahuan itu sendiri.
Jadi manusialah yang memberikan nilai sentimentil dan menggali ilmu pengetahuan,
baik itu lewat kajian, penelitian ataupun lewat pengalaman. Ada banyak cara untuk
melakukan konstruksi dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
Pengertian teori belajar konstruktivisme adalah teori belajar yang mengedepankan
kegiatan mencipta serta membangun dari sesuatu yang telah dipelajari. Kegiatan membangun
(konstruktif) dapat memacu siswa untuk selalu aktif, sehingga kecerdasannya akan turut
meningkat.
Ada beberapa ahli yang mendefinisikan teori belajar konstruktivisme.
1. Hill
Hill memberikan pengertian bahwa teori belajar konstruktivisme adalah tindakan
mencipta suatu makna dari apa yang sudah dipelajari seseorang.
2. Shymansky
Shymansky mengatakan bahwa teori belajar konstruktivisme merupakan aktivitas yang
aktif, ketika siswa melatih sendiri pengetahuannya, mencari tahu apa yang sudah dipelajari,
dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan ide baru dengan kerangka berpikir sendiri.
3. Karli dan Margareta
Karli dan Margareta. Menurut mereka teori belajar konstruktivisme adalah sebuah
proses belajar yang diawali dengan adanya konflik kognitif, sehingga akhirnya pengetahuan
dibangun sendiri oleh siswa lewat pengalaman dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
Sedangkan Samsul Hadi berpendapat bahwa teori belajar konstruktivisme merupakan sebuah
upaya membangun tata susunan hidup berbudaya modern.
4. Abimayu
Teori konstruktivisme menurut Abimayu adalah pendekatan belajar yang meyakini jika
seseorang mampu membangun pengetahuan sendiri berdasarkan pengalaman orang.
5. Muslich
Berbeda dengan pendapat Muslich yang memandang teori konstruktivisme adalah
membangun pemahaman, kreativitas secara aktif yang didasarkan pada pengalaman belajar
orang lain ataupun berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki orang tersebut.
6. Thobroni
Sementara Thobroni memaknai teori konstruktivisme adalah teori yang memberikan
kebebasan kepada manusia untuk menemukan apa yang inginkan dan memberikan
kesempatan apa yang dibutuhkan orang tersebut. Karena lewat ruang dan kesempatan itulah
memberikan kebebasan untuk manusia belajar dan menemukan kompetensi, cara dan
pengetahuan yang sesuai dengan potensi diri mereka.
7. Sagala
Tidak jauh berbeda dengan pendapat Sagala tentang Teori konstruktivisme.
Menurutnya, Teori konstruktivisme adalah landasan seseorang berfikir tentang banyak hal,
sesuai dengan pendekatan kontekstual. Jadi pengetahuan yang diperoleh sedikit demi sedikit.
Kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan melalui proses.
Itulah beberapa pengertian teori konstruktivisme menurut para ahli. Dari
pembahasan di atas maka dapat kita pahami bahwa ilmu pengetahuan tidak melulu ditemukan
oleh para ahli sebelum-sebelumnya. Kita pun sebenarnya memiliki kesempatan yang sama
untuk menemukan ilmu pengetahuan kita sendiri.
Pengertian teori konstruktivisme secara umum memandang ilmu pengetahuan tidak
sebatas mengungkap tentang fakta, kaidah dan konsep yang harus diingat secara baku.
Konstruktivisme justru lebih menekankan bahwa manusialah yang harus mengkonstruksikan
pengetahuan itu sendiri.
Jadi manusialah yang memberikan nilai sentimentil dan menggali ilmu
pengetahuan, baik itu lewat kajian, penelitian ataupun lewat pengalaman. Ada banyak cara
untuk melakukan konstruksi dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
Dalam teori belajar konstruktivisme, Piaget menekankan bahwa kecerdasan berasal
dari proses mengorganisasikan (organizing) dan mengadaptasi (adaption). Pengorganisasian
diartikan sebagai kecenderungan setiap anak untuk mengintegrasikan proses menjadi sebuah
sistem yang saling berhubungan (Simatwa, 2010). Sedangkan Bodner(1986) mengartikan
adaptasi (adaption) sebagai kecenderungan bawaan dari seorang anak untuk berinteraksi
dengan lingkungannya. Dan interaksi-interaksi tersebut akan menumbuhkan perkembangan
dari organisasi mental yang kompleks secara progresif.
Menurut Baharuddin (2008), proses adaptasi merupakan proses yang berisi dua
kegiatan yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses kognitif yang membuat
seseorang mampu mengintegrasikan persepsi, konsep, ataupun pengalaman baru ke dalam
skema atau pola yang sudah ada di dalam pikirannya. Proses asimilasi dapat dipandang
sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau
rangsangan yang baru dalam skema yang telah ada. Proses asimilasi ini berjalan terus
menerus sehingga setiap orang selalu mengembangkan proses ini (Suparno, 2012).
Dalam kenyataannya terkadang terjadi Ketika seseorang menghadapi rangsangan
atau pengalaman yang baru, orang tersebut tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang
baru itu dengan skema yang telah ia miliki. Pengalaman yang baru itu bisa jadi tidak cocok
sama sekali dengan skema yang telah ada. Berkaitan dengan hal ini Baharuddin (2008)
mendefinisikan akomodasi sebagai suatu proses struktur kognitif yang berlangsung sesuai
dengan pengalaman baru. Proses ini dapat menghasilkan terbentuknya skema baru dan
berubahnya skema lama.
B. TUJUAN BELAJAR TEORI KONSTRUKTIVISME
Sementara jika ditinjau dari tujuan teori konstruktivisme, ada beberapa tujuan, sebagai
berikut.
1. Merangsang berpikir inovatif
Tujuan teori konstruktivisme secara tidak langsung sebagai bentuk upaya untuk
merangsang kita berfikir inovatif dan kreatif. Berfikir inovatif memang tidak mudah, butuh
waktu dan proses yang panjang. Butuh waktu lama kita harus mengumpulkan puzzle ilmu
pengetahuan dari waktu ke waktu.
Inovasi akan lahir karena didukung adanya ilmu pengetahuan yang sudah dimilikinya.
Tentu saja ilmu yang dimiliki setiap orang berbeda-beda. Ada orang yang memiliki ilmu
akademis dan ilmu non akademis. Orang yang mampu menyatukan antara ilmu akademis dan
non akademis yang mampu mendorong melahirkan pemikiran yang inovatif dan menarik.
2. Mampu meningkatkan pengetahuan
Ketika berbicara ilmu pengetahuan, tidak melulu kita dapatkan di bangku formal.
Tetapi diperoleh dibangku nonformal. Bahkan saat kita bermain, piknik atau sedang berkebun
di halaman rumah sekalipun kita bisa menemukan ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan dapat kita peroleh berdasarkan kepekaan kita terhadap lingkungan
sekitar. Contoh sederhana nya, si A dapat menemukan ilmu baru saat keluar dari rumah.
Sementara si B tidak mendapatkan ilmu apapun saat keluar dari rumah. Jadi, dapat tidaknya
ilmu pengetahuan tergantung dari kemampuan, keinginan dan sensitivitas kita terhadap
lingkungan.
3. Menemukan hal-hal baru
Teori konstruktivisme bertujuan untuk membantu kita menemukan hal-hal baru.
Dalam bentuk apapun itu. Contoh, banyak orang yang mencari kebahagiaan dengan berbagai
cara. Mulai ada yang membeli teman, misal berteman dengan siapa saja dengan cara
mentraktir semua teman. Pokoknya yang penting tidak sendirian dan punya teman.
Ada juga yang mendefinisikan kebahagiaan memiliki barang-barang mewah. Tidak
peduli meskipun tidak memiliki uang, hutang sana sini atau banting tulang demi
mendapatkan barang-barang mewah tersebut.
Ada juga yang mendefinisikan kebahagiaan dengan mengikuti pergaulan teman-
teman di kanan kirinya. Meskipun gayanya mahal, tidak masalah asalkan bisa hangout, selfie
di tempat mewah meski isi dompet sangat mepet.
Sementara, banyak juga orang yang mendefinisikan kebahagiaan dengan cara
sederhana. Misal cukup berkebun di rumah sambil menunggu waktu panen tiba, tanpa peduli
memperhatikan definisi kebahagiaan yang sudah disebutkan di atas.
Dari uraian di atas menunjukan bahwa teori konstruktivisme tidak melulu menyuruh
kita mengikuti cara orang lain agar dapat menemukan hal-hal baru. Tetapi hal-hal baru bisa
dilakukan dengan cara kita masing-masing tanpa harus berpengaruh pada definisikan orang di
luar sana.
4. Membentuk keahlian sesuai dengan kemampuannya
Sadar atau tidak sadar, teori konstruktivisme tidak lain mengarahkan kita untuk
menemukan keahlian sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Seseorang yang awalnya
tidak memiliki ketertarikan di dunia menulis, setelah mempelajari tentang kelebihan tulis
menulis, mendorong orang tersebut ingin menjadi penulis.
Atau mungkin orang tersebut sebelumnya sudah memiliki bakat terpendam. Karena
ketidaktahuan bakat terpendam tersebut, maka dibutuhkan upgrade dan butuh stimulus untuk
mengaktifkan bakat. Sehingga bakat yang dimiliki terasah dan dapat melahirkan kemampuan
keterampilan yang sesuai dengan potensi di dalam dirinya.
5. Mendorong berpikir mandiri
Tujuan teori konstruktivisme yang terakhir mendorong kita berfikir lebih mandiri
dan out of the box. Setidaknya orang-orang yang memahami betul akan esensi ilmu
pengetahuan menjadi lebih terbuka hatinya dan lebih berfikir dewasa.
Bagi yang memiliki kemampuan berpikir matang, pemikiran mandiri mereka tidak sekedar
dalam bentuk pikiran saja. Tetapi juga dapat dilihat dari perilaku dan sikap dalam kehidupan
sehari-hari. Berkat kemandirian inilah yang justru akan mendorong kualitas orang tersebut.
C. KEUNGGULAN BELAJAR TEORI KONSTRUKTIVISME
Keunggulan Teori Belajar Konstruktivisme
Menurut Jasumayanti (2013:3) teori belajar konstruktivisme memiliki beberapa kelebihan
dan kekurangan.
a. Kelebihan Teori Belajar Konstruktivisme
1. Melatih siswa supaya menjadi pribadi yang mandiri dan mampu memecahkan masalah.
2. Menciptakan kreativitas dalam belajar sehingga tercipta suasana kelas yang lebih nyaman
dan kreatif.
3. Melatih siswa untuk bekerja sama dan terlibat langsung dalam melakukan kegiatan.
4. Menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna dan menumbuhkan kepercayaan diri
pada siswa karena memiliki kebanggaan dapat menemukan sendiri konsep yang sedang
dipelajari dan siswa juga merasa bangga dengan hasil temuannya.
5. Melatih siswa berpikir kritis dan kreatif.
b. Kekurangan Teori Belajar Konstruktivisme
1. Sulitnya mengubah keyakinan guru yang sudah terstruktur menggunakan pendekatan
tradisional selama bertahun-tahun.
2. Dalam penerapan teori belajar konstruktivisme, Guru harus memiliki kreativitas dalam
merencakan pelajaran dan memilih atau menggunakan media. Guru yang malas dan tidak
mau berkembang akan sulit menerapkan teori belajar Konstruktivisme.
3. Siswa dan orang tua memerlukan waktu beradaptasi dengan proses belajar dan mengajar
yang baru.
D. Cara Belajar Konstruktivisme
Berikut cara-cara belajar teori konstruktivisme:

1. Orientasi
Fase orientasi adalah fase paling pertama yang memberikan ruang atau kesempatan
untuk individu mengembangkan motivasi sesuai dengan topik yang diangkat. Jika itu tentang
pembelajaran, ya konteksnya bisa di arahkan dalam pembelajaran.
2. Elisitasi
Tahap ini lebih menekankan pada cara seseorang menggali ide dan mendiskusikan
pengetahuan dasar melalui berbagai banyak bentuk. Bisa lewat tulisan, presentasi ataupun
bentuk yang lainnya.
3. Rekonstruksi ide
Yap, di tahap rekonstruksi ide individu cukup melakukan klarifikasi ide yang
diperoleh dari berbagai perspektif. Jika perlu, bisa dilakukan dengan berdiskusi atau dengan
melakukan kajian literatur untuk merangsang gagasan yang tepat.
4. Aplikasi ide
Dari ide dan data yang sudah diperoleh, bisa diaplikasikan. Jadi ide yang abstrak,
menjadi lebih terlihat dan dapat dirasakan oleh orang lain.
5. Review
Jika ada bentuk yang ditampilkan, maka masuk ke tahap review. Atau tahap evaluasi
dan revisi. Tahap ini sebenarnya tahap paling penting, karena kita bisa tahu apa yang salah
dan yang sudah benar. Tahap review ini pulalah yang dapat merangsang kita untuk
melahirkan gagasan, ide baru lagi yang dapat dikembangkan.
E. LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN TEORI KONSTRUKTIVISME
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori belajar konstruktivisme
1. Guru Pintar harus mampu membentuk pemikiran siswa bahwa bekerja secara mandiri akan
menghasilkan kegiatan belajar yang lebih bermakna.
2. Mengembangkan kegiatan inkuiri di semua topik pembelajaran.
3. Memunculkan rasa keingintahuan siswa terhadap suatu permasalahan melalui bertanya.
4. Membentuk masyarakat belajar atau belajar dengan kelompok-kelompok tertentu.
F. Manfaat Belajar Konstruktivisme
Ketika kita berbicara tentang manfaat belajar teori konstruktivisme, ada banyak sekali
yang kita dapatkan. Bahkan setiap orang merasakan manfaat yang berbeda-beda. Diantaranya
sebagai berikut.
1. Memberikan kepada pembelajar bisa mengungkapkan gagasan secara eksplisit.
Manfaat belajar teori konstruktivisme tidak lain adalah membantu mengungkapkan
gagasan secara eksplisit. Tidak dapat dipungkiri selama kita belajar, pasti ada kesulitan. Nah,
kesulitan-kesulitan inilah yang mencoba untuk dipecahkan.
2. Memberikan pengalaman baru terhadap gagasan yang dimilikinya
Manfaat yang menurut saya cukup besar, yaitu kamu akan memperoleh hal-hal baru,
pengalaman baru dan suasana yang baru terhadap gagasan yang kita temui. Yap, setiap orang
pasti memiliki gagasan.
Sifat gagasan itu sendiri bersifat dinamis. Dapat berubah-ubah seiring berjalannya waktu dan
seiring pengalaman dan pengaruh kemampuan berpikir kita terhadap segala hal
3. Mengajak seseorang berfikir tentang pengalamannya
Teori konstruktivisme secara tidak langsung mengarahkan kita pada sesuatu yang
baru. Hal-hal yang baru dan menarik inilah yang mengantarkan kita menemukan pengalaman
baru dan menemukan perasaan baru. Nah, setidaknya teori konstruktivisme ini akan
mengajak kita berpikir tentang pengalaman yang sudah pernah dialami menjadi sesuatu hal
yang lebih sentimentil dan lebih bermakna.
4. Memberi kesempatan untuk mengidentifikasi perubahan gagasan
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, bahwa sifat gagasan setiap orang bersifat
dinamis. Nah, teori konstruktivisme ini akan memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi
perubahan gagasan lama ke gagasan baru, berdasarkan alasan logis.
Sementara logis tidaknya tergantung dari sensitivitas dan kepekaan otak dan perasaan
kita terhadap sesuatu yang ada di sekeliling kita.
Itulah beberapa manfaat belajar teori konstruktivisme. Sebenarnya ada banyak lagi manfaat
yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan konstruktivisme merupakan suatu cara seorang guru yang bertugas sebagai
fasilitator dan membimbing siswa dalam menggali ilmu pengetahuan sendiri, serta membina
sendiri konsep ilmu pengetahuan yang didapatnya melalui pengalaman-pengalaman belajar.
Pengertian teori konstruktivisme secara umum memandang ilmu pengetahuan tidak
sebatas mengungkap tentang fakta, kaidah dan konsep yang harus diingat secara baku.
Konstruktivisme justru lebih menekankan bahwa manusialah yang harus mengkonstruksikan
pengetahuan itu sendiri.
ada beberapa tujuan, sebagai berikut.
1. Merangsang berpikir inovatif
2. Mampu meningkatkan pengetahuan
3. Menemukan hal-hal baru
4. Membentuk keahlian sesui kemampuan
5. Mendorong berfikir mandiri
Kelebihan Teori Belajar Konstruktivisme
1. Melatih siswa supaya menjadi pribadi yang mandiri dan mampu memecahkan masalah.
2. Menciptakan kreativitas dalam belajar sehingga tercipta suasana kelas yang lebih nyaman
dan kreatif.
3. Melatih siswa untuk bekerja sama dan terlibat langsung dalam melakukan kegiatan.
4. Menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna dan menumbuhkan kepercayaan diri
pada siswa karena memiliki kebanggaan dapat menemukan sendiri konsep yang sedang
dipelajari dan siswa juga merasa bangga dengan hasil temuannya.
5. Melatih siswa berpikir kritis dan kreatif.
Kekurangan Teori Belajar Konstruktivisme
1. Sulitnya mengubah keyakinan guru yang sudah terstruktur menggunakan pendekatan
tradisional selama bertahun-tahun.
2. Dalam penerapan teori belajar konstruktivisme, Guru harus memiliki kreativitas dalam
merencakan pelajaran dan memilih atau menggunakan media. Guru yang malas dan tidak
mau berkembang akan sulit menerapkan teori belajar Konstruktivisme.
3. Siswa dan orang tua memerlukan waktu beradaptasi dengan proses belajar dan mengajar
yang baru.
Cara belajar teori konstruktivisme
1. Orientasi
2. Elisitasi
3. Rekonstruksi ide
4. Aplikasi ide
5. Riview
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori belajar
konstruktivisme
1. Guru Pintar harus mampu membentuk pemikiran siswa bahwa bekerja secara mandiri akan
menghasilkan kegiatan belajar yang lebih bermakna.
2. Mengembangkan kegiatan inkuiri di semua topik pembelajaran.
3. Memunculkan rasa keingintahuan siswa terhadap suatu permasalahan melalui bertanya.
4. Membentuk masyarakat belajar atau belajar dengan kelompok-kelompok tertentu.
Manfaat Belajar Konstruktivisme
1. Memberikan kepada pembelajar bisa mengungkapkan gagasan secara eksplisit.
2. Memberikan pengalaman baru terhadap gagasan yang dimilikinya
3. Mengajak seseorang berfikir tentang pengalamannya
4. Memberi kesempatan untuk mengidentifikasi perubahan gagasan
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silah kan sampaikan kepada kami.
Apabila terdapat kesalahan pada makalah kami mohon di maafkan dan di maklumi, karna
kami adalah manusia yang tak luput dari salah dan lupa.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2022. https://akupintar.id ( di akses 13 april 2022 )
Anonim, https://penerbitbukudeeppublish.com ( di akses 13 april 2022 )
Anonim, http://proceding.unindra.ac.id pdf ( di akses 13 april 2022 )

Anda mungkin juga menyukai