Anda di halaman 1dari 20

OLEH KELOMPOK 2:

1. FAATHIR ALMUR
2. SITI HARDIYANTI TRIANA
3. DITA RIZKY AMALIA
4. SITTI HAJAR NASUTION
5. IRDA SANI YUNUS

TEORI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK


TEORI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK

01 Definisi Teori Belajar Konstruktivisme

02 Prinsip dan Karakteristik Pembelajaran Konstruktivistik

03 Model-Model Pembelajaran Konstruktivistik

04 Tahapan Rencana Pembelajaran Konstruktivistik

Aplikasi Teori Belajar Konstruktivisme pada


05 Pembelajaran Kimia
DEFINISI TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Secara epistimologi, kata Secara Istilah, konstruktivisme


01 02
konstruktivisme berasal dari adalah suatu paham yang bersifat
konstruktif yang berarti bersifat membina, memperbaiki, dan
membina, memperbaiki, membangun gagasan peserta
membangun dan kata isme yang didik dalam proses
berarti ‘suatu paham’ pembelajaran
Iskandarwassid (2011) berpendapat
03 Konstruktivisme merupakan 04 bahwa makna kostruktif berarti
pandangan filsafat yang pertama
bahwa para peserta didik diajak
kali dikemukakan oleh Giambatista
menyusun kembali rencana dan
Vico pada tahun 1710. Menurutnya
mensimulasikan sebuah proyek kerja.
seseorang baru mengetahui sesuatu
jika ia dapat menjelaskan unsur-
unsur apa yang membangun Von Glasersfeld mengatakan
05
sesuatu itu
bahwa konstruktivisme adalah
salah satu filsafat pengetahuan
yang menekankan bahwa
pengetahuan kita adalah
konstruksi (bentukan) kita sendiri.
 Teori Belajar Konstruktivisme Jean Piaget
Menurut Piaget, manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya, seperti sebuah kotak-kotak yang
masing-masing mempunyai makna yang berbeda-beda. Pengalaman yang sama bagi seseorang akan
dimaknai berbeda oleh masing-masing individu dan disimpan dalam kotak yang berbeda. Setiap
pengalaman baru akan dihubungkan dengan kotak-kotak atau struktur pengetahuan dalam otak manusia
(Baharuddin, 2007)

 Teori Belajar Konstruktivisme Vygotsky


Salah satu dasar pendekatan konstruktivisme dalam belajar adalah adanya interaksi sosial individu dengan
lingkungannya. Elliot mengemukakan pandangan Vygotsky, bahwa belajar adalah sebuah proses yang
melibatkan dua elemen penting. Pertama, belajar merupakan proses secara biologi sebagai proses dasar.
Kedua, proses secara psikososial sebagai proses yang lebih tinggi dan esensinya berkaitan dengan
lingkungan sosial budaya (Baharuddin, 2007)
PRINSIP DAN KARAKTERISTIK
PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK

Prinsip Pembelajaran Konstruktivistik

Prinsip-prinsip utama teori belajar konstruktivistik menurut Guruvalah:


a. Pengetahuan dibangun oleh peserta didik secara aktif
b. Tekanan proses belajar mengajar terletak pada peserta didik
c. Proses mengajar adalah membantu peserta didik belajar
d. Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses dan bukan pada hasil belajar
e. Kurikulum menekankan pada partisipasi peserta didik
f. Guru adalah fasilitator
Menurut Goro prinsip-prinsip dari konstruktivistik antara lain:
a. Peserta didik membawa pengatahuan awal yang khas dan keyakinan-keyakinan pada situasi
pembelajaran
b. Pengetahuan dibangu secara unik dan individu/personal, dalam berbagai cara. Lewat berbagai
perangkat, sumber-sumber dan konteks
c. Belajar adalah proses yang aktif dan reflektif
d. Belajar adalah proses membangun
e. Interaksi sosial mengenalkan perspektif ganda pada pembelajaran
f. Belajar dikendalikan secara internal dan dimensi oleh peserta didik

Trianto mengidentifikasi empat prinsip konstruktivistik dalam belajar yaitu:


a. Pengetahuan dibangun oleh peserta didik sendiri baik secara personal maupun sosial
b. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kepada peserta didik kecuali dengan keaktifan
peserta didik itu sendiri untuk menalar
c. Peserta didik aktif mengkonstruksi terus menerus sehingga selalu terjadi perubahan konsep
menuju konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah
d. Guru berperan sebagai fasilitator menyediakan sarana dan situasi agar konstruksi pengetahuan
peserta didik berjalan mulus.
PRINSIP DAN KARAKTERISTIK
PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK

Karakteristik Pembelajaran Konstruktivistik

Karakteristik konstruktivisme adalah metode empiris logis dalam pengertian luas


dan ajakan untuk menerapkan kerangka tersebut ke dalam penelitian manusia. Dalam
pengetian umum, kita semua adalah konstruktivistik jika kita percaya bahwa pikiran
aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan. Sebagian besar tentu kita setujui bahwa
tindakan mengetahui tidaklah pasif semata-mata memasukkan data dalam pikiran
namun aktif, pikiran melakukan sesuatu sesuatu untuk membentuk abstrak atau konsep
(Gora, 2019: 196).
Menurut Suparno, konstruktivistik memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Belajar berarti membentuk makna.
b. Konstruksi arti itu adalah proses yang terus-menerus.
c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih suatu pengembangan
pemikiran dengan membuat pengertian yang baru
d. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan yang
merangsang pemikiran lebih lanjut.
e. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman peserta didik dengan dunia fisik dan lingkungannya.
f. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si peserta didik, konsep-
konsep tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari.

Kauchak mengemukakan empat karakteristik konstruktivisme yaitu:


a. Peserta didik mengkonstruksi sendiri pemahamannya
b. Belajar baru bergantung pada terjadinya pemahaman
c. Belajar difasilitasi oleh interaksi sosial
d. Belajar bermakna terjadi dalam tugas-tugas belajar otentik
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TEORI KONSTRUKTIVISTIK

Implementasi teori konstruktivistik dalam kegiatan belajar mengajar berupa model


pembelajaran yang berlandaskan teori konstruktivistik.

Beberapa model pembelajaran yang berdasarkan teori kondtruktivistik di antaranya:

Problem Based Contextual Group Discovery Model


Instruction Teaching Investigation Learning Pembelajaran
(PBI) Learning (CTL) Inkuiri
Problem Based Instruction (PBI). Langkah-langkah model PBI menurut Rosmaini (2010:4) yaitu:
 Mengajukan masalah atau mengorientasikan pesera didik kepada masalah yang autentik
 Memfasilitasi atau membimbing penyelidikan
 Memfasilitasi dialog siswa
 Mendukung belajar siswa

Contextual Teaching Learning (CTL). Langkah-langkah model pembelajaran CTL menurut Nurdyansyah
(2016:48) yaitu:
 Mengembangkan pemikiran peserta didik
 Melaksanakan kegiatan penyelidikan
 Mengembangkan sifat ingin tahu
 Menciptakan kegiatan belajar seperti berdiskusi, tanya jawab dan lain sebagainya
 Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran bisa melalui ilustrasi, model dan media
 Membiasakan peseta didik melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran
 Melakukan penilaian secara obyektif
Group Investigation. Model pembelajaran koperatif tipe group investigation menurut Aqib (2013:26)
memiliki tahapan sebagai berikut:
 Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok heterogen
 Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
 Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas
satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
 Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara koperatif berisi penemuan
 Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok
 Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
 Evaluasi
 Penutup
Discovery Learning. Langkah-langkah model ini menurut Anita (dalam Wulandari 2015:8) yaitu:
 Indentifikasi masalah
 Mengembangkan kemungkinan solusi (hipotesis)
 Mengumpulkan data
 Analisis dan interpretasi data
 Uji kesimpulan

Model Pembelajaran Inkuiri. Langkah-langkah model ini menurut Nurdyansyah (2016:149-150) yaitu:
 Orientasi
 Merumuskan masalah
 Merumuskan hipotesis
 Mengumpulkan data
 Menguji hipotesis
 Merumuskan kecimpulan
TAHAPAN RENCANA PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK

Pada tahap ini, guru hendaknya berusaha menciptakan


Pengembangan iklim pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat
dan Aplikasi mengaplikasikan pemahaman konseptualnya

Diskusi dan Dalam hal ini, guru menyiapkan ruang diskusi kepada siswa
Penjelasan Konsep secara langsung

Di tahap ini, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelidiki


Eksplorasi dan menemukan konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian,
dan penginterpretasian data dalam suatu kegiatan yang telah dirancang

Pada tahap ini, guru hendaknya mampu mendorong siswa untuk mengungkapkan
Apersepsi
pengetahuan awal tentang konsep yang akan dibahas
APLIKASI TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME
PADA PEMBELAJARAN KIMIA

Pandangan konstruktivisme
Pembelajaran kimia telah pada hakekatnya meyakini
bergeser dari paradigma bahwa siswa merespon
konvensional menuju ke pengalaman-pengalaman
paradigma konstruktivisme panca indera dengan
mengkonstruksi suatu skema
atau struktur dalam otak

Belajar dengan pendekatan


Paradigma konvensional konstruktivisme merupakan
mengajak kita berpikir bahwa landasan berpikir yaitu bahwa
pengetahuan itu memiliki pengetahuan dibangun oleh
keberadaannya sendiri manusia sedikit demi sedikit yang
hasilnya diperluas
Asumsi yang menjadi dasar pandangan konstruktivisme dalam
aktivitas pembelajaran menurut Pribadi (2009) yaitu:

01 02

Belajar lebih diartikan sebagai proses Pembelajaran merupakan proses yang


aktif membangun daripada sekedar mendukung proses pembangunan
proses memperoleh pengetahuan pengetahuan daripada hanya sekedar
mengomunikasikan pengetahuan

Sebagai contoh guru mengajukan konsep yang perlu untuk dipelajari oleh siswa, guru tidak melakukannya
dengan cara menyuapi atau spoon feeding tetapi menerapkan teori belajar konstruktivistik adalah yakni
memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan diskusi atau dialog tentang konsep yang dipelajari
Pembelajaran berorientasi konstr
uktivisme lebih baik daripada pe
mbelajaran konvensional (Ma’rif
ah, 2012). Adapun sintaks imple
mentasi pembelajaran konstrukti
visme dan konvensional:
Penerapan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran dapat membantu
memningkatkan pemahaman siswa terhadap isi atau materi pelajaran. Peserta
didik belajar dan membangun pengetahuan manakala dia terlibat aktif dalam
kegiatan belajar.

Aktivitas belajar yang menjadi indikator peserta didik melakukan konstruksi


pengetahuan terdiri dari beberapa bentuk kegiatan yaitu:
 Merumuskan pertanyaan secara kolaboratif
 Menjelaskan fenomena
 Berpikir kritis tentang isu-isu yang bersifat kompleks
 Mengatasi masalah yang dihadapi
Ilmu kimia sebagai cabang sains yang berkembang dengan diwarnai empirisme.
Salah satu ciri khas pembelajaran kimia adalah diperlukannya pengetahuan awal
secukupnya untuk mempelajari konsep-konsep kimia selanjutnya. Pengamatan-
pengamatan baru akan memperkaya bangunan konsep-konsep dalam kimia.
Pembelajaran ilmu kimia dengan eksperimen akan memberikan pengalaman yang
sangat membantu siswa dalam memahami konsep-konsepnya. Untuk itu
pembelajaran kimia sangat cocok jika dirancang dengan menekankan pada metode-
metode konstruktivisme. Pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran p
enemuan, pembelajaran kooperatif dan pembuatan peta konsep (Utami, 2009).
Thank you

Anda mungkin juga menyukai