Anda di halaman 1dari 5

TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan


Dosen Pengampu: Dr. Sri Sumaryati, M.Pd

Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Kuswati (K7721037)
2. Muhammad Tegar (K7721043)
3. Putri Nur Windasari (K7721051)
4. Raka Purnama Putra (K7721053)
5. Suratna Sari (K7721059)
6. Wafiqmaghfiroh Izzatul Jannah (K7721064)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
A. PENGERTIAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME
Karli (2003:2) menyatakan bahwa konstruktivisme adalah salah satu pandangan tentang
proses pembelajaran yang (perolehan pengetahuan) diawali dengan terjadinya konflik
kognitif yang hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri dan pada akhir proses belajar,
pengetahuan akan dibangun oleh anak melalui pengalamannya dari hasil interaksi dengan
lingkungannya.
Poedjiadi (2005:70) juga menyampaikan bahwa “konstruktivisme bertitik tolak dari
pembentukan pengetahuan dan rekonstruksi pengetahuan, yaitu mengubah pengetahuan yang
dimiliki seseorang yang telah dibangun atau dikonstruk sebelumnya dan perubahan itu
sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungannya”.
(Matthews, dalam Paul Suparno,1997 : 18-17) Konstruktivisme adalah salah satu filsafat
pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita
sendiri.
Menurut Jean Piaget dikenal sebagai tokoh konstruktivisme yang pertama, bahwa bahwa
penekanan teori konstruktivisme adalah pada proses untuk menemukan teori atau
pengetahuan yang dibangun dari realita. Peran guru dalam pembelajaran menurut Piaget
adalah sebagai fasilitator atau moderator. Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan
dibangun dalam pikiran anak dengan kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai skemata yang
dimilikinya.

Jadi teori belajar konstruktivisme suatu usaha yang dilakukan untuk membangun tata hidup
yang berbudaya modern. Teori belajar ini berlandaskan pembelajaran kontekstual. Dengan
kata lain, manusia membangun pengetahuan sedikit demi sedikit yang hasilnya disebarkan
melalui konteks yang terbatas dan dalam waktu yang direncanakan.Teori ini menekankan
seseorang yang belajar memiliki tujuan untuk menemukan bakatnya, menambah pengetahuan
atau teknologi, dan lain-lain yang dibutuhkan untuk mengembangkan dirinya.

B. TUJUAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Teori belajar konstruktivisme ini dikembangkan dari teori kognitif. Adapun tujuan
penggunaan teori ini adalah sebagai berikut.

1. Membantu peserta didik dalam memahami isi dari materi pembelajaran.


2. Mengasah kemampuan peserta didik untuk selalu bertanya dan mencari solusi atas
pertanyaannya.
3. Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap suatu konsep secara komprehensif.
4. Mendorong peserta didik untuk menjadi pemikir aktif.
C. CIRI-CIRI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
 Adanya kerjasama;
 Saling menunjang;
 Menyenangkan, tidak membosankan;
 Belajar dengan bergairah;
 Pembelajaran terintegrasi;
 Menggunakan bebagai sumber;
 Siswa aktif, sharing dengan teman;
 Siswa kritis, guru kreatif;
 Laporan kepada orang tua berwujud, rapor, hasil karya siswa, laporan praktikum, dan
karangan siswa, dll.

D. LANGKAH-LANGKAH TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

1. Tahap pertama, peserta didik didorong agar mengemukakan pengetahuan


awalnya tentang konsep yang akan dibahas. Bila perlu, guru memancing dengan
pertanyaan problematik tentang fenomena yang sering dijumpai sehari-hari oleh
peserta didik dan mengaitkannya dengan konsep yang akan dibahas. Selanjutnya,
peserta didik diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan dan mengilustrasikan
pemhamannya tentang
konsep tersebut.
2. Tahap kedua, peserta didik diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan
konsep melalui pengumpulan, pengorganisasian, dan penginterprestasian data
dalam suatu kegiatan yang telah dirancang oleh guru. Secara keseluruhan dalam
hidup ini akan terpenuhi rasa keingintahuan peserta didik tentang fenomena dalam
lingkungannya.
3. Tahap ketiga, peserta didik melakukan penjelasan dan solusi yang didasarkan
pada hasil observasi peserta didik, ditambah dengan penguatan guru. Selanjutnya
peserta didik membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang
dipelajari.
4. Tahap keempat, guru berusaha menciptakan iklim pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik dapat mengaplikasikan pemahaman konseptualnya,
baik melalui kegiatan maupun pemunculan masalahmasalah yang berkatian
dengan isu-isu dalam lingkungan peserta didik tersebut
E. IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME PADA
PEMBELAJARAN
Menurut Abimanyu dkk, Penerapan pendekatan konstruktivisme di dalam kelas adalah
sebagai berikut: a) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna
dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri
pengalaman dan keterampilan barunya b) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri
untuk semua topik c) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. d) Citpakan
“Masyarakat Belajar” (belajar dalam kelompok -kelompok)

Implikas Teori Belajar Konstruktivisme dalam Pembelajaran :

1. Membebaskan siswa dari belenggu kurikulum yang berisi fakta-


fakta lepas yang sudah ditetapkan, dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengembangkan ide-idenya secara lebih bebas.
2. Kurikulum disajikan mulai dari keseluruhan menuju ke bagian- bagian dan
lebih mendekatkan kepada konsep-konsep yang lebih luas
3. Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes, untuk
membuat hubungan ide-ide atau gagasan-gagasan, kemudian
memformulasikan kembali ide-ide tersebut, serta membuat
kesimpulan-kesimpulan.
4. Guru bersama-sama siswa mengkaji pesan-pesan penting bahwa
dunia adalah kompleks, dimana terjadi bermacam-macam
pandangan tentang kebenaran yang datangnya dari berbagai
interpretasi.
5. Guru mengakui bahwa proses belajar serta penilaianya
merupakan suatu usaha yang kompleks, sukar dipahami, tidak
teratur, dan tidak mudah dikelola.
6. peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang
sesuai bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan
teman yang membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi
pengetahuan pada diri peserta didik.

F. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


Kelebihan Teori Belajar Konstruktivisme
1. Dalam proses belajar mengajar guru dapat mengajarkan para murid untuk mengeluarkan
ide-idenya atau gagasannya dan melatihnya agar bisa mengambil keputusan.
2. Semua murid bisa mengingat pelajaran yang sudah diajarkan karena mengikuti proses
belajar mengajar secara langsung dan aktif.
3. Pengulangan pelajaran yang dilakukan secara berulang akan membuat murid lebih mudah
untuk berinteraksi dan yakin bisa memahami pelajarannya.
4. Ketika proses belajar mengajar, murid akan lebih mudah beradaptasi dengan
lingkungannya dan mendapatkan pengetahuan baru. Misalnya berinteraksi dengan teman-
temannya dan guru.
5. Pengetahuan yang diterima oleh murid akan mudah diterapkan dalam kehidupannya.

Kekurangan Teori Belajar Konstruktivisme


1. Teori belajar ini lebih susah untuk dimengerti karena ruang lingkupnya lebih luas.
2. Tugas guru menjadi tidak maksimal karena murid diberi kebebasan lebih banyak.

DAFTAR PUSTAKA

https://quipperhome.wpcomstaging.com/info-guru/teori-belajar-konstruktivisme/ diakses pada


tanggal 01 Nopember 2021.

http://meaningaccordingtoexperts.blogspot.com/2017/04/pengertian-ciri-ciri-dan-
definisi.html#:~:text=Karli%20(2003%3A2)%20menyatakan,oleh%20anak%20melalui%20peng
alamannya%20dari. Diakses pada tanggal 01 Nopembe 2021.

Saguni, F.(2019). Penerapan Teori Konstruktivis Dalam Pembelajaran. Jurnal


Paedagogia. 8(2): 19 – 32.

https://www.gramedia.com/best-seller/teori-belajar/. Diakses pada tanggal 01 Nopember 2021.

Anda mungkin juga menyukai