Disusun Oleh :
Chindy Yulia Amanda (20050032)
Eva Pebri Ningsih (20050033)
Dosen Pembimbing :
Melisa, M.Pd
PADANG 2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami ucapkan kepada kehadiran Allah SWT karena atas karunia serta
kasih sayang-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam tidak
lupa kami kirimkan kepada nabi besar kita yakni Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa umat nya dari alam jahiliah ke alam yang penuh ilmu pengetahuan seperti yang
kita rasakan saat ini, tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat Ibu
Melisa, M.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Matematika.
Dalam makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan baik yang berkenan dengan materi maupun teknik pengetikan. Walaupun
demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis. Semoga dalam makalah ini dapat
menambah wawasan ilmu pengetahuan dan diharapkan kritikan yang membangun dari
pembaca guna memperbaiki kesalahan yang sebagaimana mestinya.
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini terdapat beragam inovasi baru di dalam dunia pendidikan terutama pada proses
pembelajaran. Salah satu inovasi tersebut adalah konstruktivisme. Pemilihan pendekatan ini
lebih dikarenakan agar pembelajaran membuat siswa antusias terhadap persoalan yang ada
sehingga mereka mau mencoba memecahkan persoalannya. Pembelajaran di kelas masih
dominan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga kurang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berintekrasi langsung kepada benda-benda konkret.
Seorang guru perlu memperhatikan konsep awal siswa sebelum pembelajaran. Jika
tidak demikian, maka seorang pendidik tidak akan berhasilkan menanamkan konsep yang
benar, bahkan dapat memunculkan sumber kesulitan belajar selanjutnya. Mengajar bukan
hanya untuk meneruskan gagasan-gagasan pendidik pada siswa, melainkan sebagai proses
mengubah konsepsi-konsepsi siswa yang sudah ada dan di mana mungkin konsepsi itu salah,
dan jika ternyata benar maka pendidik harus membantu siswa dalam mengkonstruk konsepsi
tersebut biar lebih matang.
Maka dari permasalahan tersebut, pemakalah tertarik melakukan penelitian konsep
untuk mengetahui bagaimana sebenarnya hakikat teori belajar konstruktivisme ini bisa
mengembangkan keaktifan siswa dalam mengkonstruk pengetahuannya sendiri, sehingga
dengan pengetahuan yang dimilikinya peserta didik bisa lebih memaknai pembelajaran
karena dihubungkan dengan konsepsi awal yang dimiliki siswa dan pengalaman yang siswa
peroleh dari lingkungan kehidupannya sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas, maka rumusan masalahnya
yaitu:
1. Definisi, Tujuan dan pendapat ahli tentang pendekatan konstruktivisme
2. Kelebihan dan kelemahan pendekatan konstruktivisme
3. Langkah-langkah pelaksanaan pendekatan konstruktivisme
4. Penerapan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran matematika
5. Analisis artikel / jurnal tentang pendekatan konstruktivisme
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisannnya yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi, tujuan, dan pendapat ahli tentang pendekatan
konstruktivisme
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan pendekatan konstruktivisme
3. Untuk mengetahui langkah-langkah pelaksanaan pendekatan konstruktivisme
4. Untuk mengetahui penerapan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran
matematika
5. Untuk mengetahui berbagai analisis artikel/jurnal tentang pendekatan
konstruktivisme
D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan berguna sebagai suatu pembelajaran yang berarti
bagi semua pihak khususnya bagi pendidik, peserta didik, dan calon pendidik. Adapun
penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Bagi pendidik, di harapkan mampu menerapkan pendekatan konstruktivisme dalam
proses pembelajaran semaksimal mungkin agar tercipta pembelajaran yang efektif dan
efisien.
2. Bagi peserta didik, diharapkan mampu memahami pendekatan konstruktivisme yang
di terapkan oleh peserta didik.
3. Bagi calon pendidik, diharapkan memberikan pembelajaran pada calon pendidik
agar mereka mampu menerapkan pendekatan konstruktivisme dalam proses mengajar setelah
menjadi pendidik.
BAB II
PEMBAHASAN
4. Proses belajar yang sebenanya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan yang
merangsang pemikiran lebih lanjut.
5. Hasil dipengaruhi oleh pengalaman siswa dengan dunia fisik dan lingkungan.
6. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si pelajar.
Dalam pengembangan pembelajaran seperti ini, maka sikap yang perlu dimiliki oleh
guru, yaitu:
· Siswa tidak di anggap seperti tabula rasa, tetapi subyek yang sudah tahu sesuatu;
· Model kelas: siswa aktif, guru menyertai;
· Bila ditanya dan siswa tidak bisa menjawab, guru tidak perlu marah dan
mencerca;
· Menyediakan ruang Tanya jawab dan diskusi;
· Guru dan siswa saling belajar;
· Yang penting bukan bahan selesai, tetapi siswa belajar untuk belajar sendiri;
· Memberikan ruang siswa untuk boleh salah;
· Hubungan guru dan siswa yang dialogal;
· Pengetahuan yang luas dan mendalam; serta
· Mengerti konteks bahan yang mau di ajarkan.
D. Penerapan Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Matematika
Dalam penerapan pembelajaran matematika dapat dilakukan dengan cara sebaga
berikut :
1. Langsung (Tatap muka)
Secara umum tatap muka terdiri dari tiga bagian, yaitu:
o Pendahuluan : Memberikan “orientasi” dan “penggalian ide” untuk
menegtahui prakonsepsi pebelajar.
o Inti : Merupakan bagian terbesar pembelajaran, digunakan untuk memfasilitasi
“restrukturisasi ide” mengarah ke perbaikan konsep, pembelajar menilai
apakah ide-ide itu sudah mendekati konsep ilmiah yang sesungguhnya.
Selanjutnya memberi kesempatan kepada pebelajar untuk “mengaplikasikan
ide-ide” yang baru dipelajari untuk memecahkan berbagai masalah.
Pemantapan pebelajar atas ide-ide itu sebenarnya baru, namun akan mantap
setelah digunakan untuk memecahkan masalah.
o Penutup : Melakukan “review perubahan ide” untuk membandingkan ide yang
telah dipelajari dengan ide awal yang muncul saat penggalian ide.
2. Tidak langsung (Non tatap muka)
Dalam pebelajaran non tatap muka “restrukturisasi ide” dan “aplikasi ide” dapat
terus difasilitasi; bedanya proses pembelajaran pebelajar, tanpa pengawasan
pembelajar. Tugasnya bisa bersifat terstruktur (sesuai dengan perencanaan
pembelajar), dapat juga mandiri (sesuai dengan minat masing-masing pebelajar).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan konstruksi
(bentukan) dari kita yang mengetahui sesuatu.
2. Pembelajaran yang konstruktivistis akan di lihat dari tiga sisi yakni; persiapan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
3. Konstruktivisme berfokus pada: bagaimana orang menyusun arti, baik dari arti
sudut pandang mereka sendiri, maupun dari interaksi dengan orang lain. Dengan kata
lain, individu-individu membangun struktur kognitif mereka sendiri, persis seperti
mereka menginterpretasikan pengalaman-pengalamannya pada situasi tertentu.
B. Saran
Sebaiknya dalam proses pembelajaran kita sebagai calon pendidik harus lebih peka
terhadap anak didik, kita juga harus memberikan pengarahan agar peserta didik mampu
mengembangkan pemikirannyaagar mereka bisa memahami dan mengerti materi
pembelajaran berdasarkan bentukan pemikiran mereka sendiri sesuai dengan kenyataan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Isi, Mata Pelajaran Matematika Sekolah
Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah.