Anda di halaman 1dari 13

MODEL PEMBELAJARAN

KONSTRUKTIVISME
DALAM PEMBELAJARAN
IPA
Nadya Olivia Perrina
18231052
Pendidikan IPA B 18
Pengertian 
Konstruktivisme
• “Konstruktiv” berarti bersifat membina,
memperbaiki, dan membangun.
• “Isme” dalam kamus Bahasa Indonesia
berarti paham atau aliran.
• Konstruktivisme merupakan aliran filsafat
pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi
kita sendiri.

Jadi, model pembelajaran konstruktivisme
adalah model pembelajaran di mana siswa
atau peserta didik diberi kesempatan
untuk membangun konseptual dan
pengetahuannya sendiri berasaskan
pengetahuan atau pengalaman
sebelumnya
Ciri-ciri Pembelajaran Konstruktivisme
 Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman
atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya
 Belajar adalah merupakan penafsiran personal
tentang dunia
 Belajar merupakan proses yang aktif dimana makna
dikembangkan berdasarkan pengalaman
 Pengetahuan tumbuh karena adanya perundingan
(negosiasi) makna melalui berbagai informasi atau
menyepakati suatu pandangan dalam berinteraksi
atau bekerja sama dengan orang lain
Prinsip-Prinsip Konstruktivisme
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid,
kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk
menalar
3. Murid aktif megkonstruksi secara terus menerus, sehingga
selalu terjadi perubahan konsep ilmiah
4. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi
agar proses kontruksi berjalan lancar
5. Struktur pembelajaran seputar konsep diutamakan pada
pentingnya sebuah pertanyaan
6. Mencari dan menilai pendapat siswa
7. Menyesuaikan bahan pengajaran untuk menanggapi
anggapan siswa
Penerapan Model Pembelajaran
Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPA
1. Memotivasi dan Menyampaikan Informasi Terkait Pokok
Pembahasan
2. Membentuk atau Mengorganisasikan Peserta Didik ke Dalam
Beberapa Kelompok
3. Memberi Masalah
4. Hipotesis
5. Pengumpulan Data dan Uji Hipotesis
6. Membangun Konsep
7. Memandu proses berpikir dan diskusi peserta didik untuk
mengambil keputusan
8. Merefleksikan pada masalah nyata dan mengolah pemikiran
guna menyelesaikan masalah
9. Review dan Evaluasi
Dalam hal tahap-tahap pembelajaran,
pendekatan konstruktivisme lebih
menekankan pada pembelajaran top-down
processing, yaitu siswa belajar dimulai dari
masalah yang kompleks untuk dipecahkan
(dengan bantuan guru), kemudian
menghasilkan atau menemukan
keterampilan-keterampilan dasar yang
dibutuhkan.
Kelebihan model pembelajaran konstruktivisme
1. Model pembelajaran konstruktivisme memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengungkapkan gagasan secara rinci dengan menggunakan
bahasa sendiri, sehingga peserta didik lebih mudah mengerti atau memahami
pengetahuan tersebut.
2. Pengetahuan tidak dipindahkan dari pendidik ke peserta didik, kecuali hanya
dengan keaktifan peserta didik sendiri untuk menalar.
3. Peserta didik mengahadapi masalah yang relevan.
4. Model pembelajaran ini dapat mendorong siswa berpikir kreatif, imajinatif,
inovatif.
5. Pembelajaran konstruktivisme memberikan lingkungan belajar yang kondusif
yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan
menghindari kesan selau ada satu jawaban yang benar.
6. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri dan
belajar aktif membangun sendiri pengetahuan dan konsep melalui berbagai
kegiatan.
Kekurangan model pembelajaran
konstruktivisme

1. Guru kurang tertarik 3. Sistem evaluasi yang 5. Siswa terbiasa


dan mengalami masih menekankan pada menunggu informasi
kesulitan mengelola nilai akhir dari guru
kegiatan pembelajaran
berbasis
konstruktivisme
2. Guru khawatir target 4. Besarnya beban 6. Adanya budaya
pencapaian kurikulum mengajar guru, latar negatif di lingkungan
(TPK) tidak tercapai pendidikan guru tidak siswa
sesuai dengan mata
pelajaran yang diasuh,
dan banyaknya
pelajaran yang harus
dipelajari siswa
merupakan yang cukup
serius
Terimakasih
Pertanyaan

1. Dalam pelaksanaan teori belajar konstruktivisme,


Apasaja saran yang berkaitan dengan rancangan
pembelajaran ?
Jawaban :
 Memperhatikan dan memanfaatkan pengetahuan
awal siswa
 Pengalaman belajar yang autentik dan bermakna
 Adanya dorongan agar siswa bisa mandiri
 Adanya lingkungan sosial yang kondusif,
 Adanya usaha untuk mengenalkan siswa tentang
dunia ilmiah
Pertanyaan
2. Apasaja kendala - kendala dalam penerapan
pembelajaran menurut konstruktivisme ?
Jawaban :
• guru kurang tertarik dan mengalami kesulitan
mengelola kegiatan pembelajaran berbasis
konstruktivisme
• adanya anggapan guru bahwa penggunaan metode
atau pendekatan baru dalam pembelajaran akan
menggunakan waktu yang cukup besar
• sistem evaluasi yang masih menekankan pada nilai
akhir, besarnya beban mengajar guru
• siswa terbiasa menunggu informasi dari guru
• adanya budaya negatif di lingkungan siswa.
Pertanyaan
1. Apasaja komparasi Pembelajaran Behaviorisme
dengan Konstruktivisme ?
2. Apakah model pembelajaran konstruktivisme
cukup efektif pada tingkat 1 SMP ?

Anda mungkin juga menyukai