Anda di halaman 1dari 17

MATERI PEMBELAJARAN IPA TERPADU KELAS VIII

“SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA”

OLEH :

Nadya Olivia Perrina (18231052)

DOSEN PENGAMPU :Dr.Asrizal,M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

JURUSAN PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA

A. KOMPETENSI DASAR
3.9 Menganalisis sistem pernapasan pada manusia dan memahami gangguan
sistem pernapasan , serta upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan.

B. INDIKATOR
1. Mendefenisikan respirasi,bernafas dan system pernafasan
2. Menjelaskan organ pernafasan pada manusia
3. Mendeskripsikan frekuensi dan volume pernafasan
4. Menganalisis hubungan gangguan pada system pernafasan pada manusia
pada factor penyebabnya
5. Menganalisis upaya menjaga kesehatan system pernafasan manusia

C. SUB MATERI PEMBELAJARAN


1. Pengertian respirasi,bernapas dan sistem pernapasan
2. Organ-organ sistem pernapasan
3. Mekanisme pernapasan
4. Frekuensi dan volume pernapasan
5. Gangguan pada sistem pernapasan
6. Upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan
D. PENJELASAN MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian Respirasi,Bernafas Dan Sistem Pernapasan

Respirasi adalah proses pertukaran gas yang terjadi di dalam tubuh makhluk
hidup. Ada tiga proses dasar dalam respirasi manusia.

a. Bernapas atau ventilasi paru-paru, merupakan proses menghirup udara (inhalasi)


dan mengembuskan udara (ekhalasi) yang melibatkan pertukaran udara antara
atmosfer dengan alveolus paru-paru.
b. Respirasi eksternal, merupakan pertukaran gas-gas antara alveolus paru-paru
dengan darah di dalam pembuluh kapiler paru-paru. Pada proses tersebut darah
dalam pembuluh kapiler mengikat O2 dari alveolus dan melepaskan CO2 menuju
alveolus.
c. Respirasi internal, merupakan pertukaran gas-gas antara darah di dalam pembuluh
kapiler jaringan tubuh dengan sel-sel atau jaringan tubuh. Pada proses tersebut
darah melepaskan O2 dan mengikat CO2. Di dalam sel tubuh, O2 digunakan
untuk reaksi metabolisme tubuh, selama proses ini dihasilkan energi berupa ATP
dan sisa metabolisme berupa CO2. Proses yang terjadi di dalam sel tersebut
disebut dengan respirasi seluler.

Sistem pernapasan pada manusia adalah sekumpulan organ yang terlibat dalam proses
pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida dalam darah.

2. Organ-Organ System Pernafasan


Organ penyusun sistem pernapasan tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan
struktur maupun fungsinya. Secara struktural, sistem pernapasan tersusun atas dua
bagian utama.
a. Sistem pernapasan bagian atas, meliputi hidung dan faring.
b. Sistem pernapasan bagian bawah, meliputi laring, trakea, bronkus, dan paru-
paru. Secara fungsional, sistem pernapasan tersusun atas dua bagian utama.
1) Zona penghubung, tersusun atas serangkaian rongga dan saluran yang saling
terhubung baik di luar maupun di dalam paru-paru. Bagian penghubung, meliputi
hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan bronkiolus. Fungsi dari bagian
penghubung yaitu menyaring, menghangatkan, dan melembapkan udara serta
menyalurkan udara menuju paru-paru.
2) Zona respirasi, tersusun atas jaringan dalam paru-paru yang berperan dalam
pertukaran gas yaitu alveolus.
Gambar system pernafasan

Organ- organ pernafasan


a. Hidung
Hidung merupakan organ pernapasan yang langsung berhubungan dengan udara
luar. Hidung dilengkapi dengan rambut-rambut hidung, selaput lendir, dan konka.
Rambut-rambut hidung berfungsi untuk menyaring partikel debu atau kotoran
yang masuk bersama udara. Selaput lendir sebagai perangkap benda asing yang
masuk terhirup saat bernapas, misalnya debu, virus, dan bakteri. Konka
mempunyaibanyak kapiler darah yang berfungsi menyamakan suhu udara yang
terhirup dari luar dengan suhu tubuh atau menghangatkan udara yang masuk ke
paru-paru.

b. Faring
Faring merupakan organ pernapasan yang terletak di belakang (posterior) rongga
hidung hingga rongga mulut dan di atas laring (superior). Dinding faring, tersusun
atas otot rangka yang dilapisi oleh membran mukosa. Kontraksi dari otot rangka
tersebut membantu dalam proses menelan makanan. Faring berfungsi sebagai
jalur masuk udara dan makanan, ruang resonansi suara, serta tempat tonsil yang
berpartisipasi pada reaksi kekebalan tubuh dalam melawan benda asing.
c. Laring
Laring atau ruang suara merupakan organ pernapasan yang menghubungkan
faring dengan trakea. Di dalam laring terdapat epiglotis dan pita suara . Epiglotis
berupa katup tulang rawan yang berbentuk seperti daun dilapisi oleh sel-sel epitel,
berfungsi untuk menutup laring sewaktu menelan makanan atau minuman.
Apabila ada partikel kecil seperti debu, asap, makanan, atau minumanyang masuk
ke dalam laring akan terjadi reaksi batukuntuk mengeluarkan partikel tersebut dari
laring.
Udara yang melewati laring dapat menggetarkan pita suara, sehingga
dihasilkan gelombang suara. Gelombang suara ini dapat diatur untuk
menghasilkan berbagai bunyi dengan cara mengatur kolom udara pada faring,
rongga hidung, dan mulut. Tinggi rendahnya suara dikontrol oleh tegangan pita
suara. Apabila pita suara tegang akibat tertarik oleh otot, pita suara akan bergetar
lebih cepat dan dihasilkan nada suara yang tinggi. Berkurangnya tegangan pada
pita suara akan menyebabkan pita suara bergetar lebih lamban, sehingga
menghasilkan nada suara yang rendah. Akibat adanya hormon androgen (hormon
kelamin pria), pita suara pada pria biasanya lebih tebal dan lebih panjang,
sehinggapita suara akan bergetar lebih lamban. Hal ini yang menyebabkan nada
suara pria memiliki rentang nada yang lebih rendah daripada rentang nada suara
wanita.

d. Trakea
Udara yang telah masuk ke laring selanjutnya masuk ke trakea (batang
tenggorokan). Trakea adalah saluran yang menghubungkan laring dengan bronkus.
Trakea memiliki panjang sekitar 10-12 cm dengan lebar 2 cm. Dindingnya tersusun
dari cincin-cincin tulang rawan dan selaput lendir yang terdiri atas jaringan epitelium
bersilia. Fungsi silia pada dinding trakea untuk menyaring benda-benda asing yang
masuk ke dalam saluran pernapasan.

e. Bronkus
Pada bagian paling dasar dari trakea, trakea bercabang menjadi dua.
Percabangan trakea tersebut disebut dengan bronkus, masing- masing bronkus
memasuki paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Struktur bronkus hampir sama dengan
trakea, tetapi lebih sempit. Bentuk tulang rawan bronkus tidak teratur, tetapi
berselang-seling dengan otot polos.
f. Bronkiolus
Di dalam paru-paru bronkus bercabang-cabang lagi. Bronkiolus merupakan
cabang-cabang kecil dari bronkus. Pada ujung-ujung bronkiolus terdapat gelembung-
gelembung yang sangat kecil dan berdinding tipis yang disebut alveolus (jamak =
alveoli).
g. Paru-Paru
Paru-paru merupakan alat pernapasan utama. Paru-paru terbagi menjadi dua
bagian, yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru
kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh selaput
rangkap dua yang disebut pleura. Pleura berupa kantung tertutup yang berisi cairan
limfa. Pleura berfungsi melindungi paru-paru dari gesekan saat mengembang dan
mengempis. Di dalam paru-paru terdapat bagian yang berperan dalam pertukaran gas
oksigen dan gas karbon dioksida yaitu alveolus.
h. Alveolus
Dinding alveolus tersusun atas satu lapis jaringan epitel pipih. Struktur yang
demikian memudahkan molekul- molekul gas melaluinya. Dinding alveolus
berbatasan dengan pembuluh kapiler darah, sehingga gas-gas dalam alveolus dapat
dengan mudah mengalami pertukaran dengan gas-gas yang ada di dalam darah.
Adanya gelembung-gelembung alveolus memungkinkan pertambahan luas
permukaan untuk proses pertukaran gas. Luas permukaan alveolus 100 kali luas
permukaan tubuh manusia. Besarnya luas permukaan seluruh alveolus dalam paru-
paru menyebabkan penyerapan oksigen lebih efisien.

3. Mekanisme system pernafasan

Proses bernapas pada manusia dapat terjadi secara sadar maupun tidak sadar.
Bernapas secara sadar terjadi jika kita melakukan pengaturan-pengaturan saat
pernapasan, misalnya pada saat latihan dengan cara menarik napas panjang, kemudian
menahannya beberapa saat, serta mengeluarkannya. Bernapas secara tidak sadar, yaitu
pernapasan yang dilakukan tanpa perintah otak, misalnya pada saat kita tidur nyenyak
pun kita melakukan pernapasan. Bernapas adalah pengambilan udara pernapasan masuk
kedalam paru-paru (inspirasi) dan pengeluarannya (ekspirasi). Inspirasi dan ekspirasi ini
berlangsng lima belas sampai delapan belas kali setiap menit. Proses tersebut diatur oleh
otot-otot diafragma dan otot antar tulang rusuk. Kerja otot-otot tersebutlah yang dapat
mengatur volume ruang dada, memperbesar ataupun memperkecil menurut kehendak
kita Proses bernapas selalu terjadi dua siklus, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Berdasarkan
cara melakukan inspirasi dan ekspirasi serta tempat terjadinya, manusia dapat
melakukan dua mekanisme pernapasan, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
a. Pernapasan Dada

Pernapasan dada disebut juga pernapasan tulang rusuk. Proses inspirasi diawali
dengan berkontraksinya otot antar tulang rusuk, menyebabkan terangkatnya tulang
rusuk. Keadaan ini menyebabkan rongga dada membesar sehingga tekanan udara di
dalam dada menurun dan paru-paru mengembang. Paru-paru yang mengembang
menyebabkan tekanan udara rongga paru-paru menjadi lebih rendah dari tekanan udara
luar. Dengan demikian udara dari luar masuk ke dalam paru-paru. Sebaliknya, proses
ekspirasi berlangsung pada saat otot antar tulang rusuk berelaksasi sehingga tulang
rusuk turun kembali. Keadaan ini mengakibatkan rongga dada menyempit, sehingga
tekanan udara dalam rongga dada meningkat dan paru-paru mengecil. Paru-paru yang
mengecil menyebabkan tekanan udara dalam rongga paru-paru menjadi lebih tinggi
dibanding tekanan udara luar, sehingga udara keluar dari paru-paru.

b. Pernapasan Perut

Mekanisme proses inspirasi pernapasan perut diawali dengan berkontraksinya otot


diafragma, sehingga diafragma yang semula melengkung berubah menjadi datar.
Keadaan diafragma yang datar mengakibatkan rongga dada dan paru-paru mengembang.
Tekanan udara yang rendah dalam paruparu menyebabkan udara dari luar masuk ke
paru-paru. Proses ekspirasi terjadi pada saat otot diafragma berelaksasi, sehingga
diafragma kembali melengkung. Keadaan melengkungnya diafragma mengakibatkan
rongga dada dan paru-paru mengempis, tekanan udara dalam paru-paru naik, maka
udara keluar dari paru-paru.
c. Mekanisme Pertukaran Oksigen dan Karbondioksida

Pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida terjadi melalui proses difusi,
berlangsung di alveolus dan di sel jaringan tubuh. Proses difusi berlangsung sederhana,
yaitu gerakan molekul-molekul secara bebas melalui membran sel dari konsentrasi
tinggi atau tekanan tinggi menuju ke konsentrasi rendah atau tekanan rendah. Oksigen
masuk ke dalam tubuh melalui inspirasi dari rongga hidung sampai alveolus. Di
alveolus terjadi difusi oksigen ke kapiler paru-paru yang terletak di dinding alveolus.
Masuknya oksigen dari luar (lingkungan) menyebabkan tekanan parsial oksigen atau
PO2 di alveolus lebih tinggi dibandingkan dengan PO2 di kapiler paru-paru. Oleh
karena itu, oksigen akan bergerak dari alveolus menuju kapiler paru-paru, yang
disebabkan proses difusi selalu terjadi dari daerah yang bertekanan parsial tinggi ke
daerah yang bertekanan parsial rendah.

Hemoglobin akan mengangkut oksigen ke jaringan tubuh kemudian berdifusi


masuk ke sel-sel tubuh. Di dalam sel-sel tubuh atau jaringan tubuh, oksigen digunakan
untuk proses resirasi sel di dalam mitokondria sel. Semakin banyak oksigen yang
digunakan oleh sel-sel tubuh, maka semakin banyak karbondioksida yang terbentuk dari
proses respirasi sel. Hal tersebut menyebabkan tekanan partial karbondioksida atau
PCO2 dalam sel-sel tubuh lebih tinggi dibandingkan PCO2 dalam kapiler vena sel-sel
tubuh. Oleh karenanya karbondioksida dapat berdifusi dari sel-sel tubuh ke dalam
kapiler vena sel-sel tubuh, kemudian akan di bawa oleh eritrosit menuju ke paru-paru.
Di paru-paru terjadi difusi karbondioksida dari kapiler vena menuju alveolus. Proses
tersebut terjadi karena tekanan parsial karbondioksida pada kapiler vena lebih tinggi
dari pada tekanan parsial karbondioksida dalam alveolus. Bila pengangkutan oksigen
terutama dilaksanakan oleh Hb, maka pengangkutan karbondioksida dilakukan oleh
plasma darah. Karbondioksida dapat larut dengan baik di dalam plasma darah dan
membentuk asam karbonat.

4. Frekuensi dan volume pernafasan


a. Frekuensi
Frekuensi pernapasan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya sebagai
berikut.
1) Umur
Bertambahnya umur seseorang mengakibatkan frekuensi pernapasan menjadi semakin
lambat. Pada usia lanjut, energi yang digunakan lebih sedikit dibandingkan pada saat
usia pertumbuhan, sehingga oksigen yang diperlukan relatif lebih sedikit.
2) Jenis Kelamin
Pada umumnya,laki-laki lebih banyak membutuhkan energi,sehingga memerlukan
oksigen yang lebih banyak dari pada perempuan.
3) Suhu Tubuh
Manusia memiliki suhu tubuh yang konstan (berkisar antara 36- 37 0C) karena manusia
mampu mengatur produksi panas tubuhnya dengan cara meningkatkan laju metabolisme.
Jika suhu tubuh turun, maka tubuh akan meningkatkan metabolismenya, sehingga
kebutukan akan oksigen meningkat.
4) Aktivitas
Posisi tubuh akan mempengaruhi banyaknya otot yang bekerja. Misalnya pada saat
berlari, otot akan berkontraksi, sehingga oksigen yang dibutuhkan lebih banyak dan laju
pernapasan pun akan meningkat dibandingkan pada saat orang berdiri.

5) Posisi Tubuh
Pada posisi berdirilah tubuh akan memiliki frekuensi pernapasan yang tinggi dibanding
posisi tubuh lainnya. Pada saat tubuh berdiri, maka tubuh akan memerlukan energi yang
lebih besar untuk menjaga keseimbangan. Sehingga laju metabolisme akan lebih cepat
untuk menghasilkan energi guna memenuhi kebutuhan keseimbangan tubuh. Dengan
demikian, laju pernapasan akan lebih cepat untuk menukarkan karbondioksida dengan
oksigen yang dibutuhkan di dalam tubuh.
b. Volume
Volume udara pernapasan pada setiap orang berbeda-beda, tergantung pada ukuran
paru-paru, kekuatan bernapas, dan cara bernapas. Pada orang dewasa, volume paru-paru
berkisar antara 5 – 6 liter yang terdiri atas:
1) Volume Tidal (VT)
Volume udara tidal adalah volume udara hasil inspirasi atau ekspirasi pada setiap kali
bernapas normal. Volume udara tidal bervariasi tergantung pada tingkat kegiatan
seseorang. Pada kondisi tubuh istirahat, volume udara tidal sebanyak kira-kira 500
mililiter pada rata-rata orang dewasa muda, dan besarnya akan meningkat bila kegiatan
tubuh meningkat. Dari 500 mililiter udara tidal yang dipernapaskan pada kondisi
istirahat tersebut hanya 350 mililiter saja yang dapat sampai di alveolus, sedang yang
150 mililiter mengisi ruang yang terdapat pada saluran pernapasan (disebut ruang rugi).
2) Volume Cadangan Inspirasi (VCI)
Adalah volume udara yang dapat dihisap dengan kekuatan inspirasi yang lebih kuat
setelah volume tidal dilakukan, pada keadaan normal sebanyak kira-kira 3000 mililiter.
3) Volume Cadangan Ekspirasi (VCE)
Adalah volume udara ekstra yang dapat dikeluarkan (dihembuskan) dengan ekspirasi
kuat pada akhir ekspirasi normal, pada keadaan normal sebanyak kira-kira 1000 mililiter.
4) Volume Residu (VR)
Yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelah ekspirasi kuat,
kira-kira sebanyak 1500 mililiter.

c. Kapasitas Paru-Paru
Dalam menguraikan proses pernapasan terkadang diperlukan penyatuan dua atau lebih
jenis-jenis volume di atas. Kombinasi dari jenis-jenis volume itu disebut kapasitas paru-
paru. Beberapa jenis kapasitas paru-paru sebagai berikut.
1) Kapasitas Inspirasi (KI), sama dengan volume tidal ditambah dengan volume
cadangan inspirasi. Kapasitas inspirasi merupakan jumlah udara yang dapat
dihirup oleh seseorang mulai ekspirasi normal dan mengembangkan paru-
parunya sampai jumlahnya maksimum (kira-kira 3500 ml).
2) Kapasitas Residu Fungsional (KRF), sama dengan volume cadangan ekspirasi
ditambah dengan volume residu. Besarnya kapasitas residu fungsional adalah
udara yang tersisa dalam paru-paru pada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2500
ml).
3) Kapasitas Vital (KV), sama dengan volume cadangan inspirasi ditambah dengan
volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Kapasitas vital ini adalah jumlah
udara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru-paru seseorang setelah
terlebih dahulu mengisi paru-paru secara maksimum dan kemudian
mengeluarkan sebanyak-banyaknya (kira-kira 4500 ml).
4) Kapasitas total paru-paru, adalah volume maksimum dimana paru-paru dapat
dikembangkan sebesar mungkin dengan inspirasi paksa atau sama dengan
kapasitas vital ditambah dengan volume residu (kira-kira 6000 ml).

Gambar volume dan kapasitas paru-paru manusia


5. Gangguan pada system pernafasan
Beberapa kelainan dan penyakit sistem pernapasan pada manusia antara lain adalah
sebagai berikut.
a. Gangguan pada Saluran Pernapasan
1) Disebabkan oleh Infeksi Mikroorganisme
a) Faringitis, merupakan peradangan pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada
waktu menelan makanan ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini
disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus dan dapat juga disebabkan banyak
merokok
b) Dipteri, merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Corynebacterium diptherial yang dapat menimbulkan penyumbatan pada rongga
faring (faringitis) maupun laring (laringitis) oleh lendir yang dihasilkan bakteri
tersebut. Bila racun dipteri menyebar melalui aliran darah, maka hal ini akan
merusak selaput jantung, demam, kelelahan, dan kadang- kadang lumpuh dan
seringkali menimbulkan kematian.
c) Tonsilitis, adalah radang disebabkan infeksi pada tonsil disebabkan oleh bakteri.
Gejalanya adalah sakit tenggorokan, sulit menelan, temperatur badan naik,
demam, dan otot-otot terasa sakit.
d) Bronkitis, adalah radang selaput lendir pada trakea dan saluran bronkial.
Gejalanya adalah batuk-batuk, demam, sakit di bagian dada.
e) Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), merupakan penyakit infeksi yang
bersifat akut, biasanya melibatkan organ saluran pernapasan, hidung, sinus,
faring, atau laring. Kondisi tertentu bisa memicu kondisi gejala ISPA,seperti
rangsangan terhadap benda tertentu, seperti serbuk sari, debu, asap, dan lain
sebagainya.
f) Influenza, sering disebut dengan flu merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dan biasanya menular melalui udara ketika penderitanya
bersin. Gejala influenza biasanya berupa demam naik turun,penyebab batuk
tidak kunjung sembuh, pilek, hidung terumbat, sering sakit kepala,sakit
tenggorokan, dan tubuh lesu. Pada beberapa kasus, ciri-ciri influenza dapat
memicu pneumonia yang dapat menyebabkan kematian pada anak-anak (biasanya bayi)
dan pada orang-orang berusia lanjut.
2) Tidak disebabkan oleh infeksi
a) Rinitis, adalah radang membran mukosa pada rongga hidung menyebabkan
bengkak dan mengeluarkan banyak lendir (sekresi). Peradangan ini disebabkan
oleh alergi terhadap sesuatu benda atau suasana.
b) Asma, adalah gangguan pada sistem pernapasan dengan gejala sukar bernapas
ditandai dengan kontraksi yang kaku dari bronkiolus menyebabkan kesukaran
bernapas. Asma biasanya disebabkan oleh hipersensitivitas bronkiolus (disebut
asma bronkiale) terhadap benda-benda asing di udara. Pada penderita di bawah
usia 30 tahun, asma kira-kira 70% disebablkan oleh hipersensitivitas alergi,
terutama hipersensivitas terhadap tumbuhan. Pada penderita yang lebih tua, kira-
kira 70% asma disebabkan karena alergi pada bahan bahan kimia dan kabut/debu.
b. Gangguan pada alveolus
1) Disebabkan oleh Infeksi Mikroorganisme
a) Pneumonia adalah peradangan paru-paru dimana alveolus biasanya berisi cairan
dan eritrosit yang berlebihan. Jenis pneumonia yang umum adalah pneumonia
bakteri. Penyakit ini dimulai dengan infeksi dalam alveolus, yaitu membran
paru- paru mengalami peradangan dan berlubang-lubang sehingga cairan dan
eritrosit masuk ke dalam paru-paru. Dengan demikian, alveolus terinveksi oleh
cairan dan eritrosit. Infeksi disebarkan oleh bakteri dari satu alveolus lain
sehingga dapat meluas ke seluruh lobus bahkan seluruh paru-paru.
b) Tuberkolosis (TBC). Merupakan penyakit spesifik yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosae. Bakteri ini dapat menyerang semua organ tubuh,
tetapi yang paling sering adalah paru-paru dan tulang. Kondisi ini dapat
mengakibatkan berkurangnya kapasitas vital dan kapasitas pernapasan serta
mengurangi luas permukaan membran pernapasan, yang akan meningkatkan
ketebalan membran pernapasan sehingga menimbulkan penurunan kapasitas
difusi paru-paru.
2) Tidak disebabkan oleh infeksi
a) Emfisema paru-paru, adalah suatu kondisi dimana alveoli menjadi luas secara
berlebihan, mengakibatkan penggelembungan paru-paru yang berlebihan
sehingga terdapat udara yang berlebihan di dalam paru-paru. Dengan demikian
pernapasan menjadi sulit, hal ini disebabkan oleh:
b) infeksi kronik karena rokok atau bahan-bahan lain yang mengiritasi bronkus
dengan serius sehingga mengacaukan mekanisme pertahanan normal saluran
pernapasan.
c) infeksi akibat kelebihan mukus akibat peradangan dan edema epitel bronkiolus.
d) gangguan saluran pernapasan, menyebabkan kesukaran ekspirasi dan udara yang
terperangkap dalam alveolus menyebabkan alveolus menjadi renggang.
c. Gangguan pada Sistem Transportasi
1) Asfiksi, adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan, misalnya
pada orang tenggelam menyebabkan alveolus terisi air. Gangguan lain adalah
keracunan Karbonmonooksida karena hemoglobin (Hb) mengikat
karbonmonoksida (CO) sehingga pengangkutan oksigen (O2) dalam darah
berkurang.
2) Hipoksia, adalah kekurangan oksigen di dalam jaringan. Bila cukup berat,
hipoksia dapat menyebabkan kematian sel-sel, tetapi pada tingkat yang kurang
berat akan mengakibatkan menurunkan kapasitas kerja otot
3) Asidosis, disebabkan meningkatnya kadar asam dalam darah menyebabkan
terganggunya pernapasan.
4) Sianosis Adalah kebiruan pada kulit disebabkan karena jumlah hemoglobin
deoksigenisasi yang berlebihan di dalam pembuluh darah kulit, terutama dalam
kapiler.
6. Upaya Menjaga Kesehatan Sistem Pernapasan
a. Biasakan menghirup udara melalui hidung. Hidung telah dilengkapi dengan
filter atau penyaring berupa bulu-bulu halus yang sangat berguna untuk
menyaring udara yang masuk ke dalam tubuh. Jika terdapat kotoran seperti
partikel debu dalam udara yang terhirup, maka akan tertahan pada bulu-bulu
tersebut dan diendapkan dengan sedikit cairan di bagian hidung yang tidak
masuk ke dalam saluran pernapasan.

b. Posisi Tidur di Lantai ketika Membaca buku, menulis, atau menggunakan laptop
merupakan kebiasaan yang tidak baik untuk paru-paru. Posisi yang dimaksud
adalah merentangkan badan dengan dada berada di bawah. Apabila sering
dilakukan dapat mengakibatkan gangguan pada organ pernapasan termasuk
paru-paru. Pada posisi tersebut keadaan paru-paru terhimpit atau terjepit beban
tubuh, sehingga saluran paru-paru tidak dapat secara maksimal dalam menerima
udara. Bahkan 25 % saluran tidak dapat teraliri oksigen, sehingga 75 % saluran
lainnya menjadi berat. Hal ini dapat menyebabkan penyakit bronkitis dan paru-
paru basah.
c. Hindari asap yang berbau menyengat. Asap merupakan bentuk udara yang
dengan partikel udara yang mengikat zat lain seperti debu halus, karbon,
nitrogen, bakteri, virus, dll. Misalnya asap kendaraan merupakan udara
berkarbon sisa pembakaran kendaraan bermotor, apabila terhirup dan masuk ke
dalam paru-paru dapat berakibat pada berkurangnya fungsi organ paru-paru.
d. Perbanyaklah menghirup udara segar dan bersih di pagi hari. Atau juga bisa
didapat di daerah yang bebas polusi, misalnya di daerah pegunungan atau tempat
yang rimbun dengan pepohonan yang banyak mengandung oksigen dan udara
bersih. Buatlah jadwal rutin tiap sebulan sekali atau dua kali untuk
menyempatkan pergi ke daerah yang memiliki udara segar dan bersih.
e. Hindarilah asap rokok. Dengan menghindarinya berarti mencegah peluang
terjangkitnya penyakit yang disebabkan oleh asap rokok. Membebaskan hidup
tanpa asap rokok akan membuat sistem pernafasan kita menjadi lebih bersih dan
sehat.
f. Faktor emosi pun harus dijaga. Situasi yang pelik dan sikap yang emosional
dapat berpengaruh pada pernafasan kita. Biasanya nafas menjadi mudah
tersengal-sengal, tidak teratur, bahkan sesak nafas. Seseorang yang memiliki
sikap sabar biasanya memiliki paru-paru yang lebih baik.
Menerapkan pola hidup sehat adalah kunci untuk memperoleh organ pernapasan yang
sehat. Selain itu, dukunglah kesehatan organ pernapasan dengan melakukan
pemeriksaan medis secara rutin untuk mendeteksi jika terjadi masalah pada organ
pernapasan sejak dini. Agar terhindar dari berbagai gangguan/penyakit organ
pernapasan, Anda bisa menerapkan beberapa tips berikut :

a. Menjaga lingkungan tetap bersih sehingga udar yang dihirup juga bebas dari
polusi. Udara yang berkualitas sekaligus akan memberikan asupan oksigen yang
cukup bagi tubuh sehingga gangguan organ pernapasan dapat dicegah.
b. Memperbanyak ventilasi udara di dalam ruangan. Ventilasi udara akan
membantu proses pertukaran udara. Untuk Anda yang sering bekerja di dalam
ruangan, bukalah udara di siang hari agar pertukaran udara lebih lancar sehingga
jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh juga lebih banyak.
c. Rutin berolah raga. Olah raga akan membantu kinerja paru-paru untuk
meningkatkan kapasitasnya dalam proses menghirup dan menahan udara lebih
lama. Berolah raga juga dapat membantu melancarkan peredaran darah sehingga
penyebaran nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh lebih lancar.
d. Rutinlah menarik napas dalam-dalam. Proses tersebut akan membantu paru-paru
untuk bekerja lebih optimal sehingga tidak kekurangan oksigen. Semakin
banyak pasokan oksigen ke paru-paru, maka paru-paru akan semakin sehat.
e. Perbanyak konsumsi sayur dan buah. Kedua jenis asupan tersebut mengandung
banyak antioksidan alami yang berguna untuk menangkal radikal bebas yang
memicu kerusakan organ.
f. Istirahat dengan cukup, salah satunya dengan tidur. Tidurlah selama 6 sampai 8
jam per hari. Saat tidur, sistem kekebalan tubuh kita akan meningkat, selain itu,
proses regenerasi sel juga terjadi saat tidur. Tidur berkualitas akan membuat
tubuh kembali bugar pada saat bangun.
g. Gunakan masker saat bepergian. Jika Anda bepergian menggunakan sepeda
motor atau berjalan kaki, gunakanlah masker agar asap kendaraan bermotor atau
debu tidak masuk melalui organ pernapasan.
h. Jangan merokok. Merokok terbukti menyebabkan berbagai penyakit, termasuk
penyakit organ pernapasan. Ribuan toksin yang ada dalam rokok akan tertimbun
di paru-paru dan menyebabkan kinerja paru-paru tidak lagi optimal.
i. Jangan minum minuman beralkohol. Minuman beralkohol terbukti dapat
menyebabkan kerusakan organ dan menyebabkan sesaknapas.
DAFTAR PUSTAKA

Krisno, H.Moch.Agus dkk.(2008). Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTS Kelas VIII.


Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional
Sugiato, Tegus.(2008). Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTS Kelas VIII.Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Widodo, Tri dkk.(2009). Ipa Terpadu Untuk Smp/Mts Kelas III.Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan .(2007) . Ilmu Pengetahuan Alam Smp/Mts
Kelas VIII Semester 1. Jakarta: Pusat Kurikulum Dan Pembukuan
Kemendikbud.Balitbang

Anda mungkin juga menyukai