Pada pembelajaran discovery learning peserta didik dihadapkan pada
permasalahan, selanjutnya peserta didik menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang sudah diketahui sebelumnya menemukan fakta dan pengetahuan baru. Peserta didik berinteraksi dengan lingkungan mengeksplorasi dan memanipulasi obyek, mengajukan pertanyaan, atau melakukan eksperimen. Discovery learning juga merupakan metode yang dapat mendorong peserta didik untuk menarik kesimpulan berdasarkan aktivitas dan hasil observasinya. Aktivitas dalam discovery learning pada pembelajaran IPA sangat penting untuk pembelajaran bermakna dan belajar sepanjang hayat. Aktivitas pada pembelajaran IPA meningkatkan keingintahuan peserta didik dan mengarahkan peserta didik untuk menyelidiki apa yang menjadi fokus utama mereka serta merasakan fenomena alami dari aspek yang berbeda. Aktivitas seperti ini akan membantu membenarkan kesalahan konsep peserta didik. (Bahm, 2009) Pembelajaran discovery learning berbeda dengan pembelajaran klasikal yang biasanya pasif dan berpusat pada guru. Selain itu, discovery learning memiliki perbedaan dengan pembelajaran klasikal. Perbedaan tersebut meliputi : 1) Cara belajarnya lebih aktif. Peserta didik diajak untuk melakukan hands-on activity berdasarkan masalah-masalah nyata yang membutuhkan solusi. Hal ini didasarkan pada pengertian belajar yang tidak hanya didefinisikan sebagai upaya menyerap dengan mudah apa yang guru informasikan atau apa dibaca, tetapi pencarian pengetahuan baru secara aktif. 2) Berorientasi pada proses belajar. Fokus pada discovery learning padalah belajar tentang bagaimana menganalisis atau menginterpretasi informasi untuk memahami apa yang telah dipelajari daripada hanya memberikan jawaban yang benar dari yang diingat. Discovery learning mendorong peserta didik untuk mendapat tingkat pemahaman yang lebih mendalam. 3) Kegagalan dalam belajar merupakan proses penting dalam belajar. Kegagalan dalam belajar dianggap sebagai suatu kondisi yang positif. Discovery learning tidak menekan peserta didik untuk selalu mendapatkan jawaban yang benar karena secara psikologi kognitif, kegagalan merupakan pusat untuk belajar. Melalui kegagalan peserta didik dapat belajar sesuatu yang baru. 4) Memerlukan umpan balik. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik akan dapat lebih dipahami dan bertahan lebih lama melalui kegiatan diskusi dengan peserta didik lainnya. Hal ini sangat berbeda dengan pembelajaran tradisional yang biasanya mengharapkan peserta didik untuk diam dan tenang di dalam kelas. 5) Pengetahuan yang diperoleh lebih dalam dan lama diingat. Seorang pelajar akan mendalami suatu konsep melalui cara yang alami. Discovery learning dikembangkan sesuai dengan cara alami manusia dalam mencari pengetahuan, yakni dengan mendorong rasa ingin tahu peserta didik. Tabel langkah-langkah pembelajaran discovery learning pada materi Reproduksi Hewan Tahapan Deskripsi Kegiatan Tahap Stimulasi dan Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang Identifikasi Masalah akan dilakukan pada pertemuan saat itu, yaitu peserta didik akan belajar dengan discovery learning. Peserta didik dihadapkan pada konflik kognitif, misalnya : Peserta didik dikelompokkan menjadi 6 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 5-6 orang. Kelompok 1-2 mempelajari hewan yang bereproduksi secara ovipar; kelompok 3-4 mempelajari hewan yang bereproduksi secara vivipar; kelompok 5-6 mempelajari hewan yang bereproduksi secara ovovivipar Tahap Pengumpul Data Peserta didik ditugaskan menemukan data atau informasi melalui berbagai sumber yang menjelaskan golongan hewan ovipar, vivipar, dan ovovivipar beserta dengan ciri-cirinya. Tahap Pengelolaan Data dan Peserta didik melakukan penyelidikan untuk Pembuktian membuktikan kebenar hipotesis yang ditetapkan. Data atau informasi yang diperoleh melalui berbagai sumber tadi dihubungkan dengan data aktivitas. Menarik Kesimpulan / Berdasarkan data atau informasi dari berbagai Generalisasi sumber dan data aktivitas peserta didik melakukan generalisasi atau simpulan. Peserta didik menyiapkan laporan untuk dipresentasikan di depan kelas.
Berikut beberapa kelebihan discovery learning yang menjadi pertimbangan
digunakannya discovery learning dalam pembelajaran IPA. 1) Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan- keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung pada cara belajarnya. 2) Pengetahuan yang diperoleh peserta didik relatif mudah diingat karena didasarkan pada pengalaman belajar yang disukai 3) Menimbulkan rasa senang pada peserta didik karena tumbuhnya rasa ingin tahu untuk menyelidiki dan memperoleh keberhasilan 4) Memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatan belajarnya sendiri. 5) Mengarahkan kegiatan belajar peserta didik secara mandiri dengan melibatkan kemampuan berpikir dan motivasi belajarnya. 6) Membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya 7) Berpusat pada peserta didik dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai peserta didik dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi. 8) Membantu peserta didik menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang fianl dan tertentu atau pasti 9) Meningkatkan tingkat penghargaan pada peserta didik; 10) Megembangkan bakat dan minat peserta didik dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.