Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MATA KULIAH PENGEMBANGAN IPS SD

PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTRUKTIVISME

Dosen pengampuh: Pifa A. Laka’pu, M.Pd.

Oleh

1. Desriana Halla
2. Erwin Sabuna
3. Hamer Ellik

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


INSTITUT PENDIDIKAN SOE
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha kuasa karena atas
perkrnana-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan materi pendekatan pembelajaran
kontruktifisme. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami juga menyadari bahwa dalam
penyelesaian makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik materi, maupun
sistematika penulisan, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca kami terima denagn
sehat hati sehingga bisa menjadi sebuiah pelajaran untuk lebih baik lagi.

Semoga makalah pendekatan pembelajaran kontruktivisme dapat bermanfaat bagi


kita semua calon-calon guru sekolah dasar dalam membina dan mempersiapkan generasi
yang hebat bagi bangsa dan daerah kita.
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii 
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1. Latar Belakang....................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah.................................................................................................. 2
3. Tujuan ................................................................................................................. 2   

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................. 3
1. Pengertian model pembelajaran kontruktifisme..................................................... 3
2. Tujuan model pembelajaran kontruktivisme.......................................................... 3
3. Ciri cirri pendekatan pembelajaran kontruktivisme...............................................4
4. Langkah-langkah model pembelajaran Pembelajaran Konstruktivisme................4
5. Kelebihan dan kelemanhan model Pembelajaran Konstruktivisme.......................6

BAB III PENUTUP.........................................................................................................10


1. Kesimpulan............................................................................................................10
2. Saran......................................................................................................................10
Daftar pustaka.................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Model pembelajaran merupakan cara atau jalan yang ditempuh oleh guru atau siswa
untuk mencapai suatu tujuan. Seorang guru dalam mengajarkan materi pelajaran harus
memilih model atau yang sesuai dengan materi yang disampaikan, supaya materi tersebut
bisa dipahami siswa. Menurut Ruseffendi, E.T. (1991:240) “Model pembelajaran adalah
suatu jalan, cara atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam pencapaian
tujuan pengajaran dilihat dari sudut bagaimana proses pengajaran atau materi pengajaran
itu, umum atau khusus dikelola”.

Paul Suparno, (2005) mengemukakan, “Manusia berhadapan dengan tantangan,


pengalaman, gejala baru, dan persoalan yang harus ditanggapinya secara kognitif (mental).
Manusia harus mengembangkan skema pemikiran lebih umum atau rinci, atau perlu
perubahan, menjawab dan menginterprestasikan pengalaman-pengalaman tersebut”.

Menurut Cobb (Tim MKPBM 2001:71) mendefinisikan bahwa, Dalam


pembelajaran konstruktivisme siswa dituntut untuk merancang sendiri konsep materi yang
akan dipelajari dengan pengalaman yang dialaminya sendiri. Untuk merancang suatu
konsep dimungkinkan siswa tidak cepat melupakan konsep yang telah didapatkannya
tersebut, selain itu siswa juga dapat mengalami kejenuhan akibat mendengarkan ceramah
dari gurunya karena pada pembelajaran konstruktivisme siswa dituntut aktif, sedangkan
guru bertindak sebagai fasilitator. Dengan demikian, ada perubahan paradigma dalam
pembelajaran, guru aktif dan siswa pasif menjadi siswa aktif belajar dan guru sebagai
fasilitator.

Dari pendapat di atas dapat kami simpulkan bahwa pembelajaran kontruktivisme


lebih menekankan pada keaktifan siswa dan guru hanya mengarahkan atau menjadi
fasilitator.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian model pembelajaran kontruktifisme?
2. Apa Tujuan model pembelajaran kontruktivisme?
3. Bagaimana Ciri-cirri pendekatan pembelajaran kontruktivisme?
4. Bagaimana Langkah-langkah model pembelajaran Pembelajaran Konstruktivisme?
5. Apa saja Kelebihan dan kelemanhan model Pembelajaran Konstruktivisme?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran kontruktifisme.
2. Untuk mengetahui Tujuan model pembelajaran kontruktivisme.
3. Untuk menjelaskan Ciri-cirri pendekatan pembelajaran kontruktivisme.
4. Untuk menjelaskan Langkah-langkah model pembelajaran Pembelajaran
Konstruktivisme.
5. Untuk mengetahui saja Kelebihan dan kelemanhan model Pembelajaran
Konstruktivisme.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kontruktivisme
Menurut Ausubel model pembelajaran konstruktivisme adalah belajar bermakna.
Belajar bermakna yang dikemukakan oleh Ausubel sesuai dengan model pembelajaran
konstruktivisme karena siswa secara aktif mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dengan
cara mengemukakan kembali, Pengetahuan baru itu dihubungkan dengan pengetahuan yang
diperoleh dari hasil mengkonstruksi sendiri makna pengetahuan tersebut tidak mudah lupa
sehingga lebih bermakna.
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan konstekstual, yaitu bahwa
pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui
konsteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah
yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan
memberi makna melalui pengalaman nyata (Ichwan Maulana: 2018).
Jean Piaget menyebut bahwa struktur kognitif ini sebagai skema (schemas), yaitu
kumpulan dari skema-skema. Seseorang individu dapat mengikat, memahami dan
memberikan respon terhadap stimulus disebabkan karena bekerjanya skema ini. Skema ini
berkembang secara kronologis, sebagai hasil interaksi antar individu dengan lingkungannya.
Dengan demikian, seorang individu yang lebih dewasa memiliki struktur kognitif yang lebih
lengkap dari pada ketika ia masih kecil.
B. CIRI-CIRI PEMBELAJARAN KONTRUKTIVISME

Dalam penerapannya pendekatan Konstruktivisme memiliki ciri-ciri yang membedakan


dengan pendekatan pembelajaran lainnya. Menurut Siroj dalam Susanto (2014: 137) ciri-ciri
pembelajaran Konstruktivisme meliputi:

1. Menyediakan pengalaman belajar dengan mengaitkan pengetahuan yang telah


dimiliki siswa sedemikian rupa sehingga belajar melalui proses pembentukan
pengetahuan.
2. Menyediakan berbagai alternatif pengalaman belajar, tidak semua mengerjakan
tugas yang sama, misalnya suatu masalah dapat diselesaikan dengan berbagai cara.
3. Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi yang realistic dan relevan dengan
melibatkan pengalaman konkret, misalnya untuk memahami suatu konsep melalui
kenyataan kehidupan sehari-hari.
4. Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan terjadinya transmisi sosial
yaitu terjadinya interaksi dan kerja sama seseorang dengan orang lain atau dengan
lingkungannya, misalnya interaksi dan kerjasama antara siswa, guru, dan siswa-
siswa.
5. Memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan dan tertulis sehingga
pembelajaran menjadi lebih efektif.

C. LANGKAH-LANGKAH KONTRUKTIVISME

Suatu pendekatan pembelajaran memiliki langkah-langkah atau prosedur yang harus


dilaksanakan agar tercapainya hasil belajar yang diharapkan, langkah-langkah dalam
pendekatan konstruktivisme menurut Suprijono (2010: 41) yaitu:

1. Orientasi, merupakan fase untuk memberi kesempatan kepada siswa memerhatikan


dan mengembangkan motivasi terhadap topik materi pembelajaran.
2. Elicitasi, merupakan tahap untuk membantu siswa menggali ideide yang dimilikinya
dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan atau
menggambarkan pengetahuan dasar atau ide mereka melalui poster, tulisan yang
dipresentasikan kepada seluruh siswa.
3. Rekonstruksi ide, dalam tahan tahap ini siswa melakukan klarifikasi ide dengan cara
mengontraskan ide-idenya dengan ide orang lain atau teman melalui diskusi.
Berhadapan dengan ide-ide lain seseorang dapat terangsang untuk merekonstruksi
gagasanya, kalau tidak cocok. Sebaliknya menjadi lebih yakin jika gagasanya cocok.
4. Aplikasi ide, dalam langkah ini ide atau pengetahuan yang telah dibentuk siswa
perlu diaplikasikan pada macam-macam situasi yang dihadapi. Hal ini akan
membuat pengetahuan siswa lebih lengkap bahkan lebih rinci.
5. Reviu, dalam fase ini memungkinkan siswa mengaplikasikan pengetahuannya pada
situasi yang dihadapi sehari-hari, merevisi gagasanya dengan menambah suatu
keterangan atau dengan cara mengubahnya menjadi lebih lengkap. Jika hasil reviu
kemudian dibandingkan dengan pengetahuan awal yang telah dimiliki, maka akan
memunculkan kembali ide-ide (elicitasi) pada diri siswa.
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
KONTRUKTIVISME
Riyanto (2010: 157) mengemukakan kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran
konstruktivisme sebagai berikut:
Kelebihan
1. Memotivasi siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.
2. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari
sendiri jawabannya.
3. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian atau pemahaman konsep secara
lengkap.
4. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
Kelemahan
1. Sulit mengubah keyakinan guru yang sudah terstruktur bertahun-tahun menggunakan
pendekatan tradisional.
2. Guru Konstruktivis dituntut lebih kreatif dalam merencanakan pelajaran dan memilih
atau menggunakan media.
3. Siswa dan orang tua mungkin memerlukan waktu beradaptasi dengan proses belajar
dan mengajar yang baru.

Kelebihan dan kelemahan dari konstruktivisme menurut Suprijono (2010: 45) yaitu:

Kelebihan

1. Siswa benar-benar bisa mengembangkan ide dari pengalaman belajar yang sudah
dimiliki siswa.
2. Berdasarkan pengalaman sendiri dapat membuat proses belajar siswa lebih
bermakna.

Kelemahan

1. Guru harus mempunyai kemampuan lebih dalam mengembangkan pengetahuan


yang dimiliki siswa.
2. Siswa harus mempunyai rasa percaya diri yang kuat serta berani mengembangkan
ide yang dimilikinya.
3. Siswa dan orang tua memerlukan waktu beradaptasi dengan proses belajar dan
mengajar yang baru.

Oleh karena itu guru yang mengajar menggunakan pendekatan Konstruktivis dituntut
untuk lebih kreatif dalam merencanakan pelajaran dan memilih atau menggunakan media
pembelajaran yang tepat.

Dari pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu pembelajaran yang mengacu
pada teori belajar Konstruktivisme lebih memfokuskan pada kesuksesan siswa dalam
refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru, siswa lebih didorong
untuk mengkontruksi sendiri pengetahuan mereka.

Jadi kelompok mengambil kesimpulan bahwa Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme


Konstruktivisme merupakan landasan berpikir secara filosufi pendekatan kontekstual yaitu
bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit-demi sedikit yang hasilnya diperluas
melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan bukanlah
seperangkat fakta-fakta, konsep-konsep atau kaidah-kaidah yang siap diambil dan diingat.
Tetapi manusia harus mengkonstruksi sendiri pengetahuan itu dan memberi makna melalui
pengalaman nyata .
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan materi di atas dapat kita simpilkan bahwa tujuan dari pendekatan
pembelajaran kontruktivisme adalah peserta didik mampu meningkatkan pengetahuan
sekaligus menemukan hal-hal baru dan membuat pembelajaran lebih terpusat pada peserta
didik dalam proses belajar agar lebih mengesankan dan mudah untuk dingingat oeleh
peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang baik.

Konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan konstruksi (bentukan)


dari kita yang mengetahui sesuatu.

Kesimpulan lain yang dapat kita ambil yaitu, Pembelajaran konstruktivistis dapat di lihat
dari tiga sisi yakni; persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Konstruktivisme juga berfokus pada: bagaimana orang menyusun arti, baik dari arti
sudut pandang mereka sendiri, maupun dari interaksi dengan orang lain. Dengan kata lain,
individu-individu membangun struktur kognitif mereka sendiri, persis seperti mereka
menginterpretasikan pengalaman-pengalamannya pada situasi tertentu.

B. SARAN
kelompok memberi saran untuk semua calon guru maupun guru jika dapat membaca
makalah ini untuk bisa memilih metode belajar yang tepat dengan kebutuhan peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA

Maulana, Ichawan. (2018). Pendekatan kontruktivisme dengan strategi pembelajaran.


Jakarta.

Suprijono, A. (2010). Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi Paikem). Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Susanto, A. (2014). Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada


Media Group.

Riyanto, Y. (2010). Paradigma Pembelajaran sebagai Referensi bagi Pendidik dalam


Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Prenada Media Group.

Tim MKPBM, (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.

Suparno, Paul (2005). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan


Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung:
Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai