Anda di halaman 1dari 9

TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

OLEH

NURHAFIZAH

SUCIATUN ZOLEHA

ENI MARIANI

ROSMAYANTIKA
 Belajar adalah sebuah proses yang terjadi pada manusia dengan berpikir, merasa, dan
bergerak untuk memahami setiap kenyataan yang diinginkannya untuk menghasilkan
kecakapan  atau pengetahuan ,sebuah perilaku, pengetahuan, atau teknologi atau
apapun yang berupa karya dan karsa manusia tersebut untuk menjadi yang lebih baik ke
depan. Belajar berarti sebuah pembaharuan menuju pengembangan diri individuagar
kehidupannya bisa lebih baik dari sebelumnya. Belajar pula bisa berarti adaptasi
terhadap lingkungan dan interaksi seorang manusia dengan lingkungan tersebut.
Pengertian Konstruktivisme

 Konstruktivisme berasal dari kata konstruktiv dan isme. Konstruktiv berarti bersifat


membina, memperbaiki, dan membangun. Sedangkan Isme dalam kamus Bahasa
Inonesia berarti paham atau aliran. Konstruktivisme merupakan aliran filsafat
pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi
kita sendiri (von Glaserfeld dalam Pannen dkk, 2001:3).
Karakteristik konstruktivisme

 Menurut Konstruktivisme, belajar merupakan proses aktif siswa mengkonstruksi arti,


wacana, dialog, pengalaman fisik, dll. Belajar juga merupakan proses mengasimilasi
dan menghubungkan pengalaman atau informasi yang dipelajari dengan pengertian
yang sudah dimiliki siswa sehingga pengetahuannya berkembang.
Prinsip-Prinsip Konstruktivisme

 Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.

 Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.

 Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah.

 Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.

 Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.

 Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan.

 Mencari dan menilai pendapat siswa.

 Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.


Teori Belajar yang Mendukung Pendekatan Konstruktivisme

 Inti dari konstruktivisme di atas berkaitan erat dengan beberapa teori belajar, yaitu;
 teori perubahan konsep,
 teori belajar bermakna Ausubel, d
 an teori Skemata
Ciri-Ciri Pembelajaran Secara Konstuktivisme

Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar.


Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajara pada siswa.
Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai.
Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekan pada hasil.
Mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan.
Mengharagai peranan pengalaman kritis dalam belajar.
Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa.
Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa.
Berdasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip toeri kognitif.
Banyak menggunakan terminologi kognitif untuk menjelaskan proses pembelajaran, seperti
prediksi, infernsi, kreasi, dan analisis.
Langkah-Langkah Pembelajaran Kontruktivisme

1. Identifikasi tujuan. Tujuan dalam pembelajaran akan memberi arah dalam merancang program, implementasi program dan    evaluasi.

2. Menetapkan Isi Produk Belajar. Pada tahap ini, ditetapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip fisika yang mana yang harus dikuasai siswa.

3. Identifikasi dan Klarifikasi Pengetahuan Awal Siswa. Identifikasi pengetahuan awal siswa dilakukan melalui tes awal, interview klinis dan peta konsep.

4. Identifikasi dan Klarifikasi Miskonsepsi Siswa. Pengetahuan awal siswa yang telah diidentifikasi dan diklarifikasi perlu dianalisa lebih lanjut untuk
menetapkan mana diantaranya yang telah sesuai dengan konsepsi ilmiah, mana yang salah dan mana yang miskonsepsi.

5. Perencanaan Program Pembelajaran dan Strategi Pengubahan Konsep. Program pembelajaran dijabarkan dalam bentuk satuan pelajaran. Sedangkan strategi
pengubahan konsepsi siswa diwujudkan dalam bentuk modul.

6. Implementasi Program Pembelajaran dan Strategi Pengubahan Konsepsi. Tahapan ini merupakan kegiatan aktual dalam ruang kelas. Tahapan ini terdiri dari
tiga langkah yaitu : (a) orientasi dan penyajian pengalaman belajar, (b)menggali ide-ide siswa, (c) restrukturisasi ide-ide.

7. Evaluasi. Setelah berakhirnya kegiatan implementasi program pembelajaran, maka dilakukan evaluasi terhadap efektivitas model belajar yang telah diterapkan.

8. Klarifikasi dan analisis miskonsepsi siswa yang resisten. Berdasarkan hasil evaluasi perubahan miskonsepsi maka dilakukaan klarifikasi dan analisis terhadap
miskonsepsi siswa, baik yang dapat diubah secara tuntas maupun yang resisten.

9. Revisi strategi pengubahan miskonsepsi. Hasil analisis miskonsepsi yang resisten digunakan sebagai pertimbangan dalam merevisi strategi pengubahan
konsepsi siswa dalam bentuk modul.
Adapun tujuan dari teori ini adalah sebagai berikut:
1. Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.
2. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengejukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya.
3. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap.
4. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
5. Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.
Kelebihan dan Kekurangan Teori Konstruktivistik
1.    Kelebihan teori belajar konstruktivistik
       a. Bisa adanya group atau kelompok, untuk saling berinteraksi
       b. Pembelajaran terjadi lebih kepada ide-ide dari siswa itu sendiri
2.    Kekurangan
       a. Tidak cocok untuk siswa pasif
      b. Siswa belajar secara konsep dasar tidak pada keterampilan dari siswa itu sendiri
c. Tidak memusatkan pada kurikulum yang ada

Anda mungkin juga menyukai