Anda di halaman 1dari 14

PENDEKATAN BELAJAR KONSTRUKTIVISTIK

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Belajar dan Pembelajaran
Yang dibina oleh Bapak Yogi Dwi Satrio, S.Pd, M.Pd

Oleh:
Dimas Setyo

130431605488

Hikmatul Ilma

130431611293

Refinazahroh Nasrulhaq

130431615945

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
September 2014

1 | Pendekatan Belajar Konstruktivistik

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kelancaran.
Tanpa pertolongan-Nya mungkin penulis tidak akan sanggup menyelesaikan
dengan baik.
Makalah ini membahas tentang Teori Konstruktivistik. Makalah ini
disusun oleh penulis dengan berbagai rintangan, baik rintangan dari dalam
maupun rintangan dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah banyak
membantu penulis agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya.

Malang, 24 September 2013

Penulis

1 | Pendekatan Belajar Konstruktivistik

DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................

Daftar Isi..................................................................................................

ii

Bab. I Pendahuluan
1) Latar Belakang.................................................................................
2) Rumusan Masalah............................................................................
3) Tujuan..............................................................................................

1
1
2

Bab. II Pembahasan
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Pendekatan Teori Konstruktivistik...................................................


Tokoh-tokoh Pendukung Pendekatan Belajar Kontruktivisme........
Unsur Penting dalam Lingkungan Pembelajaran Konstruktivisme.
Aspek-Aspek Pembelajaran Konstruktivisme.................................
Tujuan dan Hasil Belajar menurut Pendekatan Konstruktivistik.....
Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Konstruktivistik.............

3
5
7
7
8
9

Bab. III Penutup


1) Simpulan..........................................................................................

Daftar Rujukan

11

..........................................12

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses belajar mengajar merupakan interaksi antara guru dengan siswa di
dalam kelas. Dalam proses itu terdapat proses pembelajaran yang berlangsung
akibat penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar
mengajar yang baik adalah proses belajar yang dapat mengena pada sasaran

2 | Pendekatan Belajar Konstruktivistik

melalui kegiatan yang sistematis dan untuk itu sangatlah diperlukan keaktifan
guru dan siswa untuk menciptakan proses belajar mengajar yang baik tersebut.
Dalam proses belajar mengajar, strategi sangat dibutuhkan oleh guru dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Strategi merupakan cara atau keinginan guru
dalam membawa siswa menuju target yang diinginkan secara tepat.
Konstruktivistik merupakan salah satu landasan berpikir pendekatan
pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning
(CTL), yaitu pengetahuan yang dibangun oleh siswa sedikit demi sedikit, yang
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit). Pengetahuan bukanlah
seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat.
Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu, memberi makna melalui
pengetahuan itu, kemudian memberi makna melalui pengalaman nyata. Esensi
dari teori konstruktivistik adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan
mentranformasikan situasi kompleks ke situasi lain dan apabila dikehendaki,
informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Oleh karena itu, pendekatan belajar
konstruktivistik akan kammi bahas lebih lanjut di dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas pada makalah ini adalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.

sebagai berikut:
Bagaimana cara pembelajaran menurut pendekatan konstruktivistik?
Siapa tokoh yang mendukung pendekatan belajar konstruktivistik?
Apa saja yang menjadi unsur dalam lingkungan belajar konstruktivistik?
Apa aspek dari pendekatan belajar kontsuktivistik?
Apa tujuan dan hasil yang diharapkan dari pendekatan belajar konstruktivistik?
Apa kelebihan dan kekurangan dari pendekatan belajar konstruktivistik?

1.3 Tujuan
1.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:


Mahasiswa mengetahui cara pembelajaran menurut pendekatan belajar

2.

konstruktivistik.
Mahasiswa mengetahui

3.
4.

konstruktivistik.
Mahasiswa mengetahui unsur-unsur dalam lingkungan belajar konstruktivistik.
Mahasiswa mengetahui aspek-aspek yang diabahas dalam pendekatan belajar

5.

konstruktivistik.
Mahasiswa mengetahui tujuan dan hasil yang diharapkan dari pendekatan belajar

tokoh

yang

mendukung

pendekatan

kontruktivistik.
3 | Pendekatan Belajar Konstruktivistik

belajar

6.

Mahasiswa

mengetahui

kelebihan

dan

kekurangan

pendekatan

konstruktivistik.

4 | Pendekatan Belajar Konstruktivistik

belajar

BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pendekatan Belajar Konstruktivistik
Menurut Suparno, paham konstruktivistik pengetahuan merupakan
konstruksi (bentukan) dari orang yang mengenal sesuatu (skemata). Pengetahuan
tidak bisa ditransfer dari guru kepada peserta didiknya karena setiap orang
memiliki skema sendiri tentang apa yang mereka ketahui. Seseorang yang belajar
berarti membentuk pengertian atau pengetahuan secara aktif dan terus-menerus.
Konstruksi bersifat membangun. Konstruktivisme dalam konteks filsafat
pendidikan adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya
modern.
Konstruktivisme

merupakan

landasan

berpikir

dari

pembelajaran

konstektual, yang menyatakan dimana pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit


demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan secara
tidak tiba-tiba. Pengetahuan tidak hanya fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang
siap untuk diambil dan diingat. Namun, manusia juga harus mengkontruksi
pengetahuan tersebut dan memaknainya melalui pengalaman nyata.
Menurut Tran Vui, konstruktivisme merupakan filsafat belajar yang
dibangun atas pengalaman-pengalaman sendiri. Teori konstruktivisme adalah
sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar
atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk menemukan keinginan atau
kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitas orang lain.
Kesimpulannya pendekatan belajar konstruktivisme

merupakan

pendekatan belajar yang memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar


menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang
diperlukan guna mengembangkan dirinya.

5 | Pendekatan Belajar Konstruktivistik

Tujuan dari teori kontruktivisme adalah sebagai berikut:


a. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan
mencari sendiri pertanyaannya.
b. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep
secara lengkap.
c. Mengembangkan kemampuan siwa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
Adapun karakteristik dari pembelajaran secara kontruktivisme adalah
sebagai berikut:
a. Memberi peluang kepada peserta didik untuk membina pengetahuan baru
b.
c.
d.
e.
f.
g.

melalui kehidupannya sehari-hari.


Mendorong ide-ide dari peserta didik untuk merancang pengetahuan.
Mendukung pembelajaran secara koperatif.
Mendorong dan menerima usaha dan hasil yang diperoleh peserta didik.
Mendorong peserta didik untuk bertanya dan berdiskusi dengan guru.
Menganggap proses pembelajaran sama pentingnya dengan hasil pembelajaran.
Mendorong proses inkuiri peserta didik melalui kajian dan ekperimen.

Sedangkan ciri-ciri proses belajar menurut teori ini adalah sebagai berikut:
a. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan siswa dari apa yang
mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami.
b. Kontruksi makna merupakan proses yang berlangsung terus menerus seumur
hidup.
c. Belajar bukan kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan mengembangkan
kemampuan berpikir.
d. Proses belajar yang yang sebenarnya terjadi ialah pada saat skemata seseorang
dalam keraguan yang merangsang pemikiran yang lebih lanjut.
e. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan
lingkungan siswa.
f. Hasil belajar siswa tergantung pada apa yang sudah diketahuinya.

2.2Tokoh-Tokoh Pendukung Pendekatan Belajar Kontruktivisme


Tokoh-tokoh yang mendukung teori kontruktivisme adalah
1. Driveer dan Bell
Driver dan Bell menyatakan bahwa karakeritik dari teori belejar
kontruktivirf adalah sebagai berikut:
a. Siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif, tetapi memiliki tujuan.
b. Belajar mengembangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa.

6 | Pendekatan Belajar Konstruktivistik

c. Pengetahuan

bukan

sesuatu

yang

datang

dari

luar,

malainkan

dikonstruksisecsraoptimal.
d. Pembelajran bukan tansmisi pengetahuan, melainkan melibatkan pengetahuan
situasi kelas.
e. Kurikulum bukan sekedar dipelajari, melainkan seperangkat pembelajaran,
materi dan sumber.
2. J.J Piaget
Piaget menyatakan bahwa ada tiga pokok dalam tahap perkembangan
intelektual atau tahap perkembangan konstruktivisme kognitif yang juga biasa
disebut dengan tahap perkembangan mental, adalah sebagai berikut:
a. Perkembangan intelektual terjadi melalui tahap-tahap beruntun yang selalu
terjadi dengan urutan yang sama.
b. Tahap-tahap tersebut didefinisikan sebagai suatu cluster dari operasi mental
(pengurutan,

pengekalan,

pengelompokkan,

pembuatan

hipotesis,

dan

penarikan kesimpulan) yang menunjukkan adanya tingkah laku intelektual.


c. Gerak melalui tahap-tahap tersebut dilengkapi dengan keseimbangan, proses
pengembangan yang menguraikan interaksi antara pengalaman (asimilasi) dan
struktur kognitif yang timbul.
3. Vigotsky
Vigotsky menjelaskan bahwa konstruktivisme sosial adalah proses balajar
pada anak dilakukan dalam interaksi dengan lingkungan sosial maupun fisik.
Penemuan (discovery) dalam belajar lebih mudah diperoleh dalam kontes sosial
budaya seseorang. dengan kata lain kontruktivistik Vigotsky adalah interaksi
antara aspek internal dan eksternal yang penekanannya pada lingkungan sosial
dalam belajar.
4. Tasker
Menurut Tasker tiga penekanan dalam teori belajar kontruktivisme adalah
sebagai berikut:
a. Peran aktif siswa dalam mengontruksi pengatahuan secara bermakana.
b. Pentingnya membuat gagasan antara gagasan dalam pengnstruksian secara
bermakna.
c. Mengaitkan antara gagasan dan informasi baru yang diterima.
5. Wheatley
Dua prinsip

utama

dalam

pembelajaran

dengan

konstruktivisme yang diajukan oleh Wheatley adalah

7 | Pendekatan Belajar Konstruktivistik

teori

belajar

a. Pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif, tetapi secara aktif oleh struktur
kognitif siswa.
b. Fungsi kognisi bersifat adaptif dan membantu pengorganisasian melalui
pengalaman nyata yang dimiliki anak.
6. Hanbury
Hanbury mengemukakan sejumlah aspek dalam kaitannya dengan
pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
a. Siswa mengontruksi pengetahuan dengan cara mengintegrasikan ide yang
mereka miliki.
b. Belajar menjadi lebih bermakna karena siswa mengerti.
c. Siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar penglaman
dengan temannya.

2.3Unsur Penting dalam Lingkungan Pembelajaran


Konstruktivisme
Berikut lima unsur penting yang dalam lingkungan pembelajaran
konstruktivisme adalah seabagai berikut:
a. Memperhatikan dan memanfaatkan pengetahuan awal siswa.
Kegiatan pembelajaran ditujukkan untuk membantu
mengonstruksi

pengetahuan.

Siswa

didorong

untuk

siswa

dalam

mengonstruksi

pengetahuan baru dengan memanfaatkan pengetahuan awal yang telah


dimilikinya.
b. Pengalaman belajar yang autentik dan bermakna
Perlu memerhatikan minat, sikap, dan kebutuhan belajar siswa agar
pembelajaran dapat bermakna bagi siwa. Hal ini dapat dilakukan seperti
mengaitkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari, penggunaan sumberdaya
dari kehidupan, dan juga penerapan konsep.
c. Adanya lingkungan sosial yang kondusif
Siswa diberi kesempatan untuk bisa berinteraksi secara produktif dengan
sesama siswa maupun dengan guru. Siswa juga diberi kesempatan untuk
bekerja dalam berbagai konteks sosial.
d. Adanya dorongan agar siswa bisa mandiri

8 | Pendekatan Belajar Konstruktivistik

Siswa didorong untuk bertanggung jawab terhadap proses belajarnya. Oleh


karena itu, siswa dilatih dan diberi kesempatan untuk melakukan refleksi dan
mengatur kegiatan belajarnya.
e. Adanya usaha untuk mengenalkan siswa tentang dunia ilmiah
Sains bukan hanya berupa produk (fakta, konsep, prinsip, dan teori), namun
juga mencakup proses dan sikap.

2.4Aspek-Aspek Pembelajaran Konstruktivisme


Aspek-aspek dalam pembelajaran konstruktivistik ada tiga yaitu, adaptasi
(adaptation), konsep pada lingkungan (the concept of environment), dan
pembentukan makna (the construction of meaning). J. Piaget menyatakan bahwa
adatasi pada lingkungan dapat dilakukan melalui dua proses yaitu:
a. Proses Asimilasi
Proses asimilasi adalah proses kognitif ketika seseorang mengintegrasikan
persepsi, konsep, ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang
sudah ada dalam pikirannya.
b. Proses Akomodasi
Proses akomodasi terjadi ketika seseorang menerima rangsangan atau
pengalaman baru yang tidak dapat diasimilasikan dengan skemata yang telah
dimiliki. Akomodasi bertujuan untuk membentuk skema baru yang cocok
dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada
sehingga cocok dengan rangsangan itu.

2.5Tujuan dan Hasil Belajar menurut Pendekatan


Konstruktivistik
Tujuan belajar menurut pendekatan konstruktivistik didasarkan pada tiga
fokus belajar, yaitu sebagai berikut:
a. Proses
Nilai merupakan asumsi dasar yang digunakan untuk mengukur bahwa seorang
siswa telah belajar. Nilai tersebut didasari oleh asumsi bahwa dalam belajar
siswa berkembang secara alamiah. Implikasi nilai tersbut melahirkan
komitmen untuk beralih dari konsep pendidikan berpusat pada kurikulum
menuju pendidikan berpusat pada siswa. Dalam pendidikan berpusat pada
siswa, tujuan belajar lebih berfokus pada upaya bagaimana membantu para
siswa melakukan revolusi kognitif. Pemelajaran yang fokus pada proses
pembelajaran adalah suatu nilai utama pendekatan konstruktivistik.

9 | Pendekatan Belajar Konstruktivistik

b. Transfer Belajar
Transfer belajar pada pendekatan belajar konstruktivistik berdasarkan pada
premis siswa dapat menggunakan dibandingkan hanya dapat mengingat apa
yang dipelajari. Satu nilai yang dapat dipetik dari premis tersebut bahwa
meaningful learning harus diyakini memiliki nilai yang lebih baik
dibandingkan dengan rote learning dan deep undersstanding lebih baik
dibandingkan seneless memorization. Tanda pemahaman mendalam adalah
kemampuan mentransfer apa yang dipelajarike dalam situasi yang baru.
c. Bagaimana Belajar
Bagaimana belajar (how to learn) memiliki nilai yang lebih penting
dibandingkan dengan apa yang dipelajari (what to learn). Alternatif pencapaian
learning how to learn yaitu dengan memberdayakan keterampilan berpikir
siswa. Diperlukan fasilitas belajar untuk keterampilan berpikir. Belajar dengan
berbasis keterampilan berpikir merupakan dasar untuk mencapai tujuan belajar
bagaimana belajar.
Paradigma tentang hasil belajar hendaknya dirubah dari no learming dan
rote learning menuju constructivistic learning. No learning, miskin dengan
retensi, transfer, dan hasil belajar. Siswa tidak menyediakan perhatian terhadap
informasi relevan yang diterimanya. Rote learning

hanya mampu mengingat

informasi-informasi penting dari pelajaran, tetapi tidak bisa menampilkan atau


menerapkan informasi tersebut dalam memecahkan masalah baru. Siswa hanya
mampu menambah informasi dalam memori. Constructive learning dapat
menampilkan unjuk kerja, retensi, dan transfer.
Siswa mencoba membuat gagasan tentang informasi yang diterima,
mencoba mengembangkan mode mental dengan mengaitkan hubungan sebab
akibat, dan menggunakan proses-proses kognitif dalam belajar. Proses-proses
kognitif utama meliputi penyidiaan perhatiaan terhadap informasi-informasi yang
relevan dengan cara memilih (selecting), mengorganisasi informasi-informasi
tersebut dalam representasi yang koheren melalui proses integrating. Hasil-hasil
belajar tersebut secara teoritik menjamin siswa untuk memperoleh keterampilan
penerapan pengetahuan secara bermakna.

2.6Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Konstruktivistik


a. Kelebihan

10 | P e n d e k a t a n B e l a j a r K o n s t r u k t i v i s t i k

Pembelajar dituntut berpikir untuk menyelesaikan masalah, menjalankan


ide-idenya, dan membuat keputusan dalam proses membina pengetahuan

baru.
Pembelajar terlibat langsung dalam membina pengetahuan baru sehingga

pembelajar lebih paham dan dapat mengplikasikannya dalam semua situasi.


Pembelajar akan mengingat semua konsep lebih lama.
Pembelajar aakan lebbih memahami keadaan lingkungan sosialnya, yang
diperoleh dari interaksi dengan teman dan guru dalam membina

pengetahuan baru.
Pembelajar terlibat langsung dalam proses belajar secara terus menerus
sehingga pembalajar akan paham, ingat, yakin, dan berinteraksi dengan

sehat.
b. Kekurangan
Adapun kekurangan dari pembelajaran berdasarkan konstruktivistik adalah
sebagai berikut:

Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa hasil


konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi para ilmuan sehingga

menyebabkan perbedaan konsep.


Konstruktivistik menanamkan agar siswa membangun pengetahuannya sendiri,
hal ini pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap siswa memerlukan

penanganan yang berbeda-beda.


Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah
memiliki sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreatifitas

siswa.
Ketidaksiapan murid untuk merancang strategi, berfikir dan menilai sendiri
pengajaran

berdasarkan

pengalamannya

sendiri.

Tidak

semua

murid

mempunyai pengalaman yang sama, masalah ini kadang menyebabkan

aktivitas pengajaran menjadi tidak bermakna bagi siswa.


Peran guru sebagai pendidik kurang mendukung.
Lebih sulit dipahamikarena cakupannya terlalu luas.

11 | P e n d e k a t a n B e l a j a r K o n s t r u k t i v i s t i k

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pendekatan belajar konstruktivisme merupakan pendekatan belajar yang
memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri
kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna
mengembangkan dirinya. Dalam pembelajaran tersebut
Dalam lingkungan pembelajaran konstruktivisme mempunyai lima unsur
penting yaitu memperhatikan dan memanfaatkan pengetahuan awal siswa,
pengalaman belajar yang autentik dan bermakna, adanya lingkungan sosial yang
kondusif, adanya usaha untuk mengenalkan siswa tentang dunia ilmiah, dan
adanya dorongan agar siswa bisa mandiri
Tujuan dari teori kontruktivisme adalah sebagai berikut:
a) Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan
dan mencari sendiri pertanyaannya.
b) Membantu siswa untuk mengembangkan

pengertian

dan

pemahaman konsep secara lengkap.


c) Mengembangkan kemampuan siwa untuk menjadi pemikir yang
mandiri.
Tujuan belajar menurut pendekatan konstruktivistik didasarkan pada tiga
fokus belajar, yaitu proses, transfer belajar, dan bagaimana Belajar

12 | P e n d e k a t a n B e l a j a r K o n s t r u k t i v i s t i k

DAFTAR RUJUKAN

13 | P e n d e k a t a n B e l a j a r K o n s t r u k t i v i s t i k

Anda mungkin juga menyukai