MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah
Belajar dan Pembelajaran
Yang dibina oleh Bapak Yogi Dwi Satrio, S.Pd, M.Pd
Oleh:
Dimas Setyo
130431605488
Hikmatul Ilma
130431611293
Refinazahroh Nasrulhaq
130431615945
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kelancaran.
Tanpa pertolongan-Nya mungkin penulis tidak akan sanggup menyelesaikan
dengan baik.
Makalah ini membahas tentang Teori Konstruktivistik. Makalah ini
disusun oleh penulis dengan berbagai rintangan, baik rintangan dari dalam
maupun rintangan dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah banyak
membantu penulis agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................
Daftar Isi..................................................................................................
ii
Bab. I Pendahuluan
1) Latar Belakang.................................................................................
2) Rumusan Masalah............................................................................
3) Tujuan..............................................................................................
1
1
2
Bab. II Pembahasan
1)
2)
3)
4)
5)
6)
3
5
7
7
8
9
Daftar Rujukan
11
..........................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses belajar mengajar merupakan interaksi antara guru dengan siswa di
dalam kelas. Dalam proses itu terdapat proses pembelajaran yang berlangsung
akibat penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar
mengajar yang baik adalah proses belajar yang dapat mengena pada sasaran
melalui kegiatan yang sistematis dan untuk itu sangatlah diperlukan keaktifan
guru dan siswa untuk menciptakan proses belajar mengajar yang baik tersebut.
Dalam proses belajar mengajar, strategi sangat dibutuhkan oleh guru dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Strategi merupakan cara atau keinginan guru
dalam membawa siswa menuju target yang diinginkan secara tepat.
Konstruktivistik merupakan salah satu landasan berpikir pendekatan
pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning
(CTL), yaitu pengetahuan yang dibangun oleh siswa sedikit demi sedikit, yang
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit). Pengetahuan bukanlah
seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat.
Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu, memberi makna melalui
pengetahuan itu, kemudian memberi makna melalui pengalaman nyata. Esensi
dari teori konstruktivistik adalah ide bahwa siswa harus menemukan dan
mentranformasikan situasi kompleks ke situasi lain dan apabila dikehendaki,
informasi itu menjadi milik mereka sendiri. Oleh karena itu, pendekatan belajar
konstruktivistik akan kammi bahas lebih lanjut di dalam makalah ini.
sebagai berikut:
Bagaimana cara pembelajaran menurut pendekatan konstruktivistik?
Siapa tokoh yang mendukung pendekatan belajar konstruktivistik?
Apa saja yang menjadi unsur dalam lingkungan belajar konstruktivistik?
Apa aspek dari pendekatan belajar kontsuktivistik?
Apa tujuan dan hasil yang diharapkan dari pendekatan belajar konstruktivistik?
Apa kelebihan dan kekurangan dari pendekatan belajar konstruktivistik?
1.3 Tujuan
1.
2.
konstruktivistik.
Mahasiswa mengetahui
3.
4.
konstruktivistik.
Mahasiswa mengetahui unsur-unsur dalam lingkungan belajar konstruktivistik.
Mahasiswa mengetahui aspek-aspek yang diabahas dalam pendekatan belajar
5.
konstruktivistik.
Mahasiswa mengetahui tujuan dan hasil yang diharapkan dari pendekatan belajar
tokoh
yang
mendukung
pendekatan
kontruktivistik.
3 | Pendekatan Belajar Konstruktivistik
belajar
6.
Mahasiswa
mengetahui
kelebihan
dan
kekurangan
pendekatan
konstruktivistik.
belajar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pendekatan Belajar Konstruktivistik
Menurut Suparno, paham konstruktivistik pengetahuan merupakan
konstruksi (bentukan) dari orang yang mengenal sesuatu (skemata). Pengetahuan
tidak bisa ditransfer dari guru kepada peserta didiknya karena setiap orang
memiliki skema sendiri tentang apa yang mereka ketahui. Seseorang yang belajar
berarti membentuk pengertian atau pengetahuan secara aktif dan terus-menerus.
Konstruksi bersifat membangun. Konstruktivisme dalam konteks filsafat
pendidikan adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya
modern.
Konstruktivisme
merupakan
landasan
berpikir
dari
pembelajaran
merupakan
Sedangkan ciri-ciri proses belajar menurut teori ini adalah sebagai berikut:
a. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan siswa dari apa yang
mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami.
b. Kontruksi makna merupakan proses yang berlangsung terus menerus seumur
hidup.
c. Belajar bukan kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan mengembangkan
kemampuan berpikir.
d. Proses belajar yang yang sebenarnya terjadi ialah pada saat skemata seseorang
dalam keraguan yang merangsang pemikiran yang lebih lanjut.
e. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan
lingkungan siswa.
f. Hasil belajar siswa tergantung pada apa yang sudah diketahuinya.
c. Pengetahuan
bukan
sesuatu
yang
datang
dari
luar,
malainkan
dikonstruksisecsraoptimal.
d. Pembelajran bukan tansmisi pengetahuan, melainkan melibatkan pengetahuan
situasi kelas.
e. Kurikulum bukan sekedar dipelajari, melainkan seperangkat pembelajaran,
materi dan sumber.
2. J.J Piaget
Piaget menyatakan bahwa ada tiga pokok dalam tahap perkembangan
intelektual atau tahap perkembangan konstruktivisme kognitif yang juga biasa
disebut dengan tahap perkembangan mental, adalah sebagai berikut:
a. Perkembangan intelektual terjadi melalui tahap-tahap beruntun yang selalu
terjadi dengan urutan yang sama.
b. Tahap-tahap tersebut didefinisikan sebagai suatu cluster dari operasi mental
(pengurutan,
pengekalan,
pengelompokkan,
pembuatan
hipotesis,
dan
utama
dalam
pembelajaran
dengan
teori
belajar
a. Pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif, tetapi secara aktif oleh struktur
kognitif siswa.
b. Fungsi kognisi bersifat adaptif dan membantu pengorganisasian melalui
pengalaman nyata yang dimiliki anak.
6. Hanbury
Hanbury mengemukakan sejumlah aspek dalam kaitannya dengan
pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
a. Siswa mengontruksi pengetahuan dengan cara mengintegrasikan ide yang
mereka miliki.
b. Belajar menjadi lebih bermakna karena siswa mengerti.
c. Siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar penglaman
dengan temannya.
pengetahuan.
Siswa
didorong
untuk
siswa
dalam
mengonstruksi
b. Transfer Belajar
Transfer belajar pada pendekatan belajar konstruktivistik berdasarkan pada
premis siswa dapat menggunakan dibandingkan hanya dapat mengingat apa
yang dipelajari. Satu nilai yang dapat dipetik dari premis tersebut bahwa
meaningful learning harus diyakini memiliki nilai yang lebih baik
dibandingkan dengan rote learning dan deep undersstanding lebih baik
dibandingkan seneless memorization. Tanda pemahaman mendalam adalah
kemampuan mentransfer apa yang dipelajarike dalam situasi yang baru.
c. Bagaimana Belajar
Bagaimana belajar (how to learn) memiliki nilai yang lebih penting
dibandingkan dengan apa yang dipelajari (what to learn). Alternatif pencapaian
learning how to learn yaitu dengan memberdayakan keterampilan berpikir
siswa. Diperlukan fasilitas belajar untuk keterampilan berpikir. Belajar dengan
berbasis keterampilan berpikir merupakan dasar untuk mencapai tujuan belajar
bagaimana belajar.
Paradigma tentang hasil belajar hendaknya dirubah dari no learming dan
rote learning menuju constructivistic learning. No learning, miskin dengan
retensi, transfer, dan hasil belajar. Siswa tidak menyediakan perhatian terhadap
informasi relevan yang diterimanya. Rote learning
10 | P e n d e k a t a n B e l a j a r K o n s t r u k t i v i s t i k
baru.
Pembelajar terlibat langsung dalam membina pengetahuan baru sehingga
pengetahuan baru.
Pembelajar terlibat langsung dalam proses belajar secara terus menerus
sehingga pembalajar akan paham, ingat, yakin, dan berinteraksi dengan
sehat.
b. Kekurangan
Adapun kekurangan dari pembelajaran berdasarkan konstruktivistik adalah
sebagai berikut:
siswa.
Ketidaksiapan murid untuk merancang strategi, berfikir dan menilai sendiri
pengajaran
berdasarkan
pengalamannya
sendiri.
Tidak
semua
murid
11 | P e n d e k a t a n B e l a j a r K o n s t r u k t i v i s t i k
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pendekatan belajar konstruktivisme merupakan pendekatan belajar yang
memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri
kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna
mengembangkan dirinya. Dalam pembelajaran tersebut
Dalam lingkungan pembelajaran konstruktivisme mempunyai lima unsur
penting yaitu memperhatikan dan memanfaatkan pengetahuan awal siswa,
pengalaman belajar yang autentik dan bermakna, adanya lingkungan sosial yang
kondusif, adanya usaha untuk mengenalkan siswa tentang dunia ilmiah, dan
adanya dorongan agar siswa bisa mandiri
Tujuan dari teori kontruktivisme adalah sebagai berikut:
a) Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan
dan mencari sendiri pertanyaannya.
b) Membantu siswa untuk mengembangkan
pengertian
dan
12 | P e n d e k a t a n B e l a j a r K o n s t r u k t i v i s t i k
DAFTAR RUJUKAN
13 | P e n d e k a t a n B e l a j a r K o n s t r u k t i v i s t i k