Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi belajar

Dosen pengampu :

Muhammad. Bisri, M.pd.

Disusun Oleh:

Alifia Aridatuz Zahro (20220102344)

Nadjwah Aula Rizky Rahmania (20220102357)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-AZHAR MENGANTI

GRESIK

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT., karena hanya dengan rahmatNya,
kami dapat menyelesaikan makalah kelompok ini dengan keadaan sehat wal’afiyat. Sholawat
dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sang pencerah dunia.
Makalah kelompok ini kami susun untuk memenuhi tugas Psikologi belajar tentang “ Teori
Belajar Konstruktivisme”. Makalah ini masih belum sempurna, sehingga kami membutuhkan
dan menerima kritik membangun demi kebaikan di masa datang. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dalam disiplin ilmu yang terkait bagi kami khususnya dan bagi pembaca
umumnya. Amiin.

Gresik, 5 oktober 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………... 2

DAFTAR ISI …………………………………………………………….. 3

BAB I……………………………………………………………………... 4

PENDAHULUAN ………………………………………………………. 4

Latar Belakang………………………………………………………….. 4
Rumusan Masalah………………………………………………………. 4
Tujuan …………………………………………………………………… 5

BAB II ……………………………………………………………………. 6

PEMBAHASAN………………………………………………………….. 6

A. Pengertian Teori Belajar Konstruktivisme………………………… 6


B. Tujuan Teori Belajar Konstruktivisme…………………………….. 7
C. Ciri-ciri Pembelajaran secara konstruktivisme……………………. 8
D. Prinsip-prinsip Teori belajar Konstruktivisme……………………. 8
E. Proses belajar Teori Konstruktivisme……………………………… 9
F. Kekurangan dan Kelebihan Teori Konstruktivisme……………… 10

BAB III…………………………………………………………………… 12

PENUTUP……………………………………………………………….. 12

Kesimpulan ………………………………………………………………. 12

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kata ‘belajar’ tentu tidak asing ditelinga setiap orang karena semua orang pasti
pernah belajar. Belajar bukan hanya berarti menempuh pendidikan formal disebuah
instansi pendidikan dimulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah
menengah, dan perguruan tinggi, belajar bisa dilakukan dari sumber mana saja.
Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, belajar bisa diartikan sebagai berusaha
memperoleh kepandaian; berlatih; dan berubah tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman.
Teori merupakan hal yang sangat peting dalam kemajuan dunia, baik di dunia
militer maupun di dunia pendidikan. Dalam hal pendidikan teori menempati sangat
strategis, sebab dengan mengembangkan teori maka pengetahuan dan pengalaman
semakin berkembang. Berbicara tentang teori, dalam dunia pendidikan banyak sekali
teori-teori yang cocok untuk mengembangkan dunia pendidikan, salah satunya yaitu
teori konstruktivisme.
Secara umum teori merupakan sejumlah proposal yang terintegrasi secara
sintakstik (kumpulan proposisi ini mengikuti aturan-aturan yang dapat menghubungkan
secara logis proposal yang satu dengan proposal yang lain, dan juga pada data yang
diamati), serta yang digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan peristiwa-
peristiwa yang diamati. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dijelaskan bahwa
teori merupakan kumpulan-kumpulan pemikiran seseorang yang sesuai dengan aturan-
aturan yang berlaku dan dapat diterima oleh akal sehat semua orang

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaskud dengan teori belajar konstruktivisme ?
b. Apa tujuan teori belajar konstuktivisme ?
c. Apa ciri-ciri teori belajar konstruktivisme ?

4
d. Bagaimana prinsip dari teori belajar konstruktivisme ?
e. Bagaimana proses belajar dari teori belajar konstruktivisme ?
f. Apa saja kelebihan dan kekurangan Teori belajar konstruktivisme ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian teori belajar konstruktivisme.
b. Untuk mengetahui tujuan teori belajar konstruktivisme.
c. Untuk mengetahui ciri-ciri teori belajar konstruktivisme.
d. Untuk mengetahui prinsip dari teori belajar konstruktivisme.
e. Untuk mengetahui proses belajar teori belajar konstruktivisme.
f. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Teori belajar konstruktivisme.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar Konstruktivisme

Teori Konstrutivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat genertif,


yaitu tindakan mencipta suatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruksi ini memiliki
arti yang bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan, konstruktivisme
adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berfikir modern.
konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosof).

Berdasarkan penjelasan diatas, bahwa konstruktivisme merupakan sebuah teori


yang sifatnya membangun, membangun dari segi kemampuan, pemahamam, dalam
proses pembelajaran. Sebab dengan memiliki sifat membangun maka dapat diharapkan
keaktifan dari pada siswa akan meningkat kecerdasannya. Merasa kurang lengkap
untuk mengetahui dari pada teori.

Teori pembelajaran konstruktivisme berpendapat bahwa orang menghasilkan


pengetahuan dan membentuk makna berdasarkan pengalaman mereka. Dalam
konstruktivisme, pembelajaran direpresentasikan sebagai proses konstruktif di mana
pelajar membangun ilustrasi internal pengetahuan, interprestasi pengalaman pribadi.
Pengajaran konstruktivisme didasarkan pada pembelajaran yang terjadi melalui
keterlibatan aktif siswa dalam konstruksi makna dan pengetahuan. Pengajaran sains
dari perspektif konstruktivisme bertujuan untuk memberikan siswa pengetahuan sains
sedemikian rupa sehingga mereka tidak hanya memahami konsep dan prinsip sains,
tetapi juga signifikansi dari pembelajaran sains. Penekanan pada konstruktivisme dan

6
pembelajaran berorientasi penyelidikan langsung untuk mempromosikan pengetahuan
konseptual anak-anak dengan membangun pemahaman sebelumnya, keterlibatan aktif
dengan konten subjek, dan aplikasi untuk situasi dunia nyata telah. Pandangan
konstruktivis yang menekankan pada penemuan, eksperimen, dan masalah terbuka.

B. Tujuan Teori belajar Konstruktivisme

Teori konstruktivisme juga mempunyai pemahaman tentang belajar yang lebih


menekankan pada proses daripada hasil. Hasil belajar sebagai tujuan dinilai penting,
tetapi proses yang melibatkan cara dan strategi dalam belajar juga dinilai penting.
Dalam proses belajar, hasil belajar, cara belajar, dan strategi belajar akan
mempengaruhi perkembangan tata pikir dan skema berpikir seseorang. Sebagai upaya
memperoleh pemahaman atau pengetahuan, siswa ”mengkonstruksi” atau membangun
pemahamannya terhadap fenomena yang ditemui dengan menggunakan pengalaman,
struktur kognitif, dan keyakinan yang dimiliki. Dengan demikian, belajar menurut teori
konstruktivisme bukanlah sekadar menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi
pengetahuan melalui pengalaman.

Pengetahuan bukanlah hasil ”pemberian” dari orang lain seperti guru, akan
tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap individu. Pengetahuan
hasil dari ”pemberian” tidak akan bermakna. Adapun pengetahuan yang diperoleh
melalui proses mengkonstruksi pengetahuan itu oleh setiap individu akan memberikan
makna mendalam atau lebih dikuasai dan lebih lama tersimpan atau diingat dalam
setiap individu. Adapun Teori belajar Konstruktivisme ini sebagai berikut:

1. Adanya motivasi siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.

2. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengejukan pertanyaan dan mencari sendiri


pertanyaannya.

3. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara


lengkap.

7
4. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri

5. Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu.

C. Ciri-ciri Pembelajaran Konstruktivisme

Adapun ciri – ciri pembelajaran secara kontruktivisme adalah:

a) Memberi peluang kepada murid membina pengetahuan baru melalui penglibatan dalam
dunia sebenarnya.

b) Menggalakkan soalan atau idea yang dimulakan oleh murid dan menggunakannya
sebagai panduan merancang pengajaran.

c) Menyokong pembelajaran secara koperatif mengambil kira sikap dan pembawaan


murid.

d) Mengambil kira dapatan kajian bagaimana murid belajar sesuatu ide.

e) Menggalakkan & menerima daya usaha & autonomi murid.

f) Menggalakkan murid bertanya dan berdialog dengan murid & guru.

g) Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama penting dengan hasil
pembelajaran.

h) Menggalakkan proses inkuiri murid melalui kajian dan eksperimen.

D. Prinsip-prinsip dari Teori belajar Konstruktivisme

Adapun prinsip-prinsip dari teori konstruktivisme adalah di dalam pembelajaran


konstruktivisme, konstruktor pengetahuan aktif memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:

a) Belajar selalu merupakan sebuah proses aktif. Pembelajar secara aktif


mengkonstruksikan belajarnya dari berbagai macam input yang diterimanya. Hal ini
mengisyaratkan bahwa pembelajar perlu bersikap aktif agar dapat belajar secara
efektif.

8
b) Anak-anak belajar dengan paling baik dengan menyelesaikan berbagai konflik
kognitif (konflik dengan berbagai ide dan konsepsi lain) melalui pengalaman, refleksi,
dan metakognisi.

c) Bagi konstruktivis, belajar adalah pencarian makna, Pembelajar secara aktif berusaha
mengkonstruksikan makna.

d) Konstruksi pengetahuan bukan sesuatu yang bersifat individual sematamata. Belajar


juga dikonstruksikan secara sosial, melalui interaksi dengan teman sebaya, guru,
orang tua dan sebagainya.

e) Elemen lain yang berakar pada fakta bahwa pembelajar secara individual dan kolektif
mengkonstruksil dan pengetahuan adalah bahwa agar efektif guru harus memiliki
pengetahuan yang baik tentang perkembangan anak dan teori belajar, sehingga mereka
dapat menilai secara lebih akurat belajar seperti apa yang dapat terjadi.

f) Di samping itu belajar selalu dikonseptualisasikan. Kita tidak mempelajari fakta-fakta


secara murni abstrak, tetapi selalu dalamhubungannya dengan apa yang telah kita
ketahui.

g) Belajar secara betul-betul mendalam berarti mengkonstruksikan pengetahuan secara


menyeluruh, dengan mengeksplorasi dan menengok Kembali materi yang kita pelajari
dan bukan dengan cepat pindah dari satu topik seperti pada pendekatan pengajaran
langsung.

h) Mengajar adalah sebagai pemberdayaan pembelajar, dan memungkinkan pembelajar


untuk menemukan dan melakukan refleksi terhadap pengalamanpengalaman realistis.

E. Proses belajar Teori Konstruktivisme.

Teori belajar konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan


terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan
menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan bantuan orang lain, sehingga
teori ini memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri
kompetensi, pengetahuan, atau teknologi dan hal lain yang diperlukan guna
mengembangkan dirinya sendiri.

9
Dalam proses pembelajaran konstruktivisme siswa membangun sendiri
pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar,
siswa yang menjadi pusat perhatian bukan guru. Guru dalam teori pembelajaran
kontruktivisme berperan sebagai mediator dan fasilitator, dapat menerima dan
menghormati upaya-upaya peserta didik untuk membentuk suatu pengertian baru,
sehingga dapat menciptakan berbagai kemungkinan untuk peserta didik berkreasi.
Dalam konstruktivisme membutuhkan kemampuan mengingat dan mengungkapkan
kembali pengalaman, kemampuan membandingkan, kemampuan mengambil
keputusan dan kemampuan lebih menyukai yang satu daripada yang lain. Pendekatan
konstruktivisme merupakan pembelajaran yang menekankan pada peran aktif peserta
didik dalam membangun pemahaman dan memberi makna terhadap informasi dan
peristiwa yang dialami. Pendekatan kontruksivisme menggambarkan bahwa,
pengetahuan dibangun oleh peserta didik sendiri melalui keaktifan peserta didik untuk
menalar dan aktif mengkonstruksi secara terus menerus sehingga selalu terjadi
perubahan konsep menuju ke yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep
ilmiah sedangkan guru berperan sebagai mediator dan fasilitator, dapat menerima dan
menghormati upaya-upaya peserta didik untuk membentuk suatu pengertian baru.

F. Kelebihan dan kekurangan teori belajar konstruktivisme

a. Kelebihan teori belajar konstruktivisme memiliki beberapa kelebihan antara lain:

1. Dalam aspek berfikir yakni pada proses membina pengetahuan baru, murid berfikir
untuk menyelesaikan masalah, menjana idea dan membuat keputusan.

2. Dalam aspek faham yakni seorang murid terlibat secara langsung dalam mebina
pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan boleh mengapliksikannya dalam
semua situasi.

3. Dalam aspek ingat yakni murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan
ingat lebih lama semua konsep. Melalui pendekatan ini mereka lebih yakin
menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru.

4. Dalam aspek kemahiran sosial yakni kemahiran sosial diperolehi apabila berinteraksi
dengan rakan dan guru dalam membina pengetahuan baru.

10
5. Dalam aspek seronok yakni murid terlibat secara terus, mereka faham, ingat, yakin
dan berinteraksi dengan sihat, maka mereka akan berasa seronok belajar dalam
membina pengetahuan baru.

b. Kekurangan teori belajar konstruktivisme Teori konstrutivistik memiliki beberapa


kekurangan antara lain:

1. Siswa menkostruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa hasil konstruksi


siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan
sehingga menyebabkan miskonsepsi.

2. Kostruktivisme menanamkan agar siswa membangun pengetahuannnya sendiri, hal


ini membutuhkan waktu yang lama dan setiap siswa memerlukan penanganan yang
berbeda-beda.

3. Situasi dan kondisi sekolah tidak sama karena tidak setiap sekolah memiliki sarana
dan prasarana yang membantu keaktifan dan kreatifitas siswa

4. meskipun guru hanya menjadi pemotovasi dan memediasi jalannya proses belajar
tetapi guru disamping memiliki kompetensi dibidang itu harus memiliki perilaku yang
elegan dan arif sebagai spirit bagi anak sehingga dibutuhkan pengajaran yang
sesungguhnya mengapresisi nilai-nilai

11
BAB III

PENUTUPAN

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas, bahwa konstruktivisme merupakan sebuah teori yang


sifatnya membangun, membangun dari segi kemampuan, pemahamam, dalam proses
pembelajaran. Teori pembelajaran konstruktivisme berpendapat bahwa orang menghasilkan
pengetahuan dan membentuk makna berdasarkan pengalaman mereka. Pengajaran
konstruktivisme didasarkan pada pembelajaran yang terjadi melalui keterlibatan aktif siswa
dalam konstruksi makna dan pengetahuan.

Teori konstruktivisme juga mempunyai pemahaman tentang belajar yang lebih


menekankan pada proses daripada hasil. Hasil belajar sebagai tujuan dinilai penting, tetapi
proses yang melibatkan cara dan strategi dalam belajar juga dinilai penting. Dengan demikian,
belajar menurut teori konstruktivisme bukanlah sekadar menghafal, akan tetapi proses
mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman. Adapun pengetahuan yang diperoleh
melalui proses mengkonstruksi pengetahuan itu oleh setiap individu akan memberikan makna
mendalam atau lebih dikuasai dan lebih lama tersimpan atau diingat dalam setiap individu.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nurfatimah Sugrah Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum 19 (2), 121-138, 2019
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=teori+belajar+konstruktivisme
+&btnG=#d=gs_qabs&t=1696399536672&u=%23p%3Di6pHYhAtwyIJ

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=makalah+konstruktivisme&oq
=#d=gs_qabs&t=1696412533117&u=%23p%3DUHWeaYuYM9IJ

http://jurnal.iain-padangsidimpuan.ac.id/index.php/DI/article/view/416/388

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=prinsip+teori+konstruktivisme
&oq=prinsip+teori+#d=gs_qabs&t=1696432953588&u=%23p%3Dlxd15IrZ8JAJ

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=proses+belajar+teori+konstrukt
ivisme+&btnG=#d=gs_qabs&t=1696434572123&u=%23p%3Do5mlRvNtVx8J

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=kelebihan+dan+kekurangan+te
ori+konstruktivisme+&btnG=#d=gs_qabs&t=1696437738217&u=%23p%3DUHWeaYuYM
9IJ

13
14

Anda mungkin juga menyukai