Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVIS SERTA PENERAPANNYA DALAM


PEMBELAJARAN

Disusun guna memenuhi mata kuliah Belajar dan pembelajaran

(Dosen Pembimbing : Bu Diyan Marlina, S.Pd,M.Pd)

Di susun Oleh Kelompok 4 :

1. Rian Arya Wijaya (2202101073)

2. Fanida Zahrotul Mufidah (2202101077)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

TAHUN PELAJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik,
serta hidayahnya, sehingga penulisan makalah yang berjudul “Teori Belajar Kognitif dan
Konstruktivis Serta Penerapannya dalam Pembelajaran”, dapat selesai sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matabkuliah Belajar dan Pembelajaran yang
dibina oleh Ibu Diyan Marlina, S.Pd,M.Pd selaku pengampu mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran Pogram Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas PGRI Madiun.

Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Namun, penulis
menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, penulis sangat menghargai apabila terdapat saran maupun kritik yang membangun
dari semua pihak. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan wawasan bagi
para pembacanya untuk memperluas khasanah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang terus
berkembang mengikuti kemajuan zaman, khususnya bagi khasanah Ilmu Belajar dan
Pembelajaran. Amin.

Madiun , 20 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

BAB I............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN........................................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................1


1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................................2
1.3 TUJUAN.................................................................................................................................2
1.4 MANFAAT …………………………………………………………………………………2

BAB II...........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN...........................................................................................................................3
2.1 Konsep Teori konstruktivisme ...............................................................................................3

2.2 Konsep Teori Kognitif ...........................................................................................................4

2.3 Perbedaan Teori konstruktivisme dan kognitif ......................................................................6

BAB III.........................................................................................................................................7

PEMBAHASAN ..........................................................................................................................7

3.1Aplikasi teori kontruktivisme dalam pembelajaran…………………………………………..7

3.2 Aplikasi teori kognitif dalam pembelajaran ………………………………………………...8

3.3 Aplikasi teori konstruktivisme dan kognitif dalam pembelajaran ………………………….8

BAB IV………………………………………………………………………………………….9

4.1 KESIMPULAN.......................................................................................................................9

4.2 SARAN...................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sudah banyak pakar yang mengajukan teori belajar dan pembelajaran. Semua teori tersebut
dikembangkan dengan sudut pandang dan metode serta teknik yang berbeda. Hasilnya, selain
terdapat persamaan dan perbedaan diantara teori tersebut, akan tetapi kebenaran dan keberhasilan
teori tersebut masih dapat diperdebatkan.Pada dasarnya terdapat dua pendapat tentang teori
belajar yaitu teori belajar Konstruktivisme dan teori belajar Kognitif.

Kontruktivisme merupakan teori baru dalam psikologi pendidikan. Teori konstruktivisme ini
menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi
kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan aturan lama dan merevisinya apabila aturan-
aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan
pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk
dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Teori ini berkembang dari kerja Piaget,
Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain, seperti teori
Burner (Slavin dalam fame, 2004:7).

Sedangkan teori belajar kognitif adalah teori yang umumnya dikaitkan dengan proses belajar.
Kognisi adalah kemampuan psikis atau mental manusia yang berupa mengamati, melihat,
menyangka, memperhatikan, menduga dan menilai. Dengan kata lain, kognisi menunjuk pada
konsep tentang pengenalan. Teori kognitif menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena ada
variabel penghalang pada aspek-aspek kognisi seseorang.

Akan tetapi, kedua teori tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Dimana
seperti kita ketahui bahwa setiap pemikiran manusia tentu tidak ada yang benar-benar sempurna.
Untuk itu pembahasan mengenai teori Konstruktivisme dan Kognitif akan kami jabarkan lebih
spesifik lagi dalam makalah ini untuk mengungkap masalah-masalah tersebut, berdasarkan
tulisan-tulisan dalam berbagai literatur yang membahas tentang dua teori belajar tersebut.

Tujuannya adalah, untuk memberikan pemahaman kepada pembaca agar dapat mengetahui
berbedaan kedua teori tersebut dan dapat mengetahui aplikasi keduanya dalam kegiata belajar
dan pembelajaran. Sehingga pemehaman teori Konstruktivisme dan Kognitif secara tepat akan
dapat membantu guru maupu calon guru untuk memberikan pembelajaran kepada siswanya lebih
efektif.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi teori belajar Konstruktivisme dan Kognitif ?

2. Apa perbedaan teori belajar Konstruktivisme dan Kognitif ?

1
3. Bagaimana aplikasi teori Konstruktivisme dalam pembelajaran ?

4. Bagaimana aplikasi teori Kognitif dalam pembelajaran ?

5. Bagaimana aplikasi kedua teori tersebut dalam pembelajaran ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui definisi teori belajar konstruktivisme dan kognitif.

2. Mengetahui perbedaan teori belajar konstruktivisme dan kognitif.

3. Mengetahui bagaimana aplikasi teori konstruktivisme dalam pembelajaran.

4. Mengetahui bagaimana aplikasi teori kognitif dalam pembelajaran.

5. Mengetahui bagaimana aplikasi kedua teori tersebut dalam pembelajaran.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang kita dapat dari penelitian ini adalah kita dapat mengetahui apa
pengertian teori konstruktivisme dan kognitif dan bagaimana aplikasi kedua teori ini dalam
pembelajaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Teori Konstruktivisme

Menurut teori konstruktivisme ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi
pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa.
Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam dirinya. Guru dapat memberikan
kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau
menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar
menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang
membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus
memanjat anak tangga tersebut (fame, 2004:7).

Belajar bukanlah proses tekonologisasi (robot) bagi siswa, melainkan proses untuk
membangun penghayatan terhadap suatu materi yang disampaikan sehingga proses pembelajaran
tidak hanya meyampaikan materi yang bersifat normatif (tekstual) tetapi juga harus juga
menyampaikan materi yang bersifat kontekstual.

Teori konstruktivisme membawa implikasi dalam pembelajaran yang harus bersifat kolektif
atau kelompok. Proses sosial masing-masing siswa harus diwujudkan. C. Asri Budiningsih
menyatakan bahwa keberhasilan belajar sangat ditentukan oleh peran sosial yang ada pada diri
siswa. Dalam situasi sosial akan terjadi situasi saling berhubungan, terdapat tata hubungan, tata
tingkah laku dan sikap di antara sesama manusia. konsekuensinya, siswa harus memiliki
keterampilan untuk menyesuaikan diri (adaptasi) secara tepat (Muchith, 2008: 72).

Dalam kaitannya dengan ini, Bettencourt (1989) mengemukakan bahwa ada tiga penekanan
dalam teori belajar kontruktivisme yaitu:

a) Peran aktif siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan secara makna

b) Pentingnya membuat kaitan antara gagasan dalam pengkonstruksian secara bermakna

c) Mengaitkan antara gagasan dengan informasi baru yang diterima

Secara garis besar, prinsip-prinsip Konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar mengajar
adalah :

1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri

2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan
murid sendiri untuk menalar

3
3. Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep
ilmiah

4. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.

5. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa

6. Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan

7. Mencari dan menilai pendapat siswa

8. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.

2.2 Konsep Teori Kognitif

Teori Kognitif dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikologi Swiss yang hidup tahun
1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi
perkembangan dan berpengarus terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi piaget,
berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi
logis dalam reporesebtasi konsep yang berdasarkan pada kenyataan. Teori ini membahas
munculnya dan diperolehnya skema tentang bagaiman seseorang mempersepsi lingkungan dalam
tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan
informasi secara mental. Teori ini di golongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak
seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan
pengetahuan dan kemampuan bawaan). Teori ini berpendapat bahwa kita membangun
kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap
lingkungan.

Menurut teori ini, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi
dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Asumsi dasar
teori ini adalah setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya.
Pengalaman dan pengetahuan ini tertata dalam bentuk struktur kognitif. Menurut teori ini proses
belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi secara klop dengan
struktur kognitif yang telah dimiliki oleh siswa.

Prinsip kognitif banyak dipakai di dunia pendidikan, khususnya terlihat pada perancangan suatu
sistem instruksional, prinsip-prinsip tersebut antara lain :

1. Seseorang yang belajar akan lebih mampu mengingat dan memahami sesuatu
apabila pelajaran tersebut disusun berdasarkan pola dan logika tertentu.

2. Pentusunan materi pelajaran harus dari sederhana ke kompleks.

3. Belajar dengan memahami akan jauh lebih baik daripada dengan hanya menghafal
tanpa pengertian penyajian.

4
Adapun karakteristik dari teori kognitif ini adalah :

1. Belajar adalah proses mental bukan behavioral.

2. Siswa aktif sebagai penyadur.

3. Siswa belajar secara individu dengan pola deduktif dan induktif.

4. Instrinsik motivasion, sehingga tidak perlu stimulus.

5. Siswa sebagai pelaku untuk menuntun penemuan.

6. Guru memfasilitasi terjadinya proses insight.

Beberapa tokoh dalam aliran kognitif

1. Teori Gestalt dari Wertheimer dkk

Menekankan pada kebermaknaan dan pengertian sehingga tidak menimbulkan abiguitas dalam
proses pembelajaran.

2. Teori Schemata Piaget

Teori ini mengatakan bahwa pengalaman kependidikan harus dibangun di sekitar struktur
kognitif siswa. Struktur kognitif ini bisa dilihat dari usia serta budaya yang dimiliki oleh siswa.

3. Teori Belajar Sosial Bandura

Bandura mempercayai bahwa model akan mempunyai pengaruh yang paling efektif apabila
mereka dianggap atau dilihat sebagai orang yang mempunyai kehormatan, kemampuan, status
tinggi, dan juga kekuatan sehingga dalam banyak hal seorang guru bisa menjadi model yang
berpengaruh.

4. Pengolahan Informasi Norman

Norman melihat bahwa materi baru akan dipelajari dengan menghubungkannya dengan sesuatu
yang sudah diketahuinya, yang dalam teorinya disebut learning by analogy. Pengajaran yang
efektif memerlukan guru yang mengetahui struktur kognitif siswa.

2.3 Perbedaan Teori Konstruktivisme dan Kognitif

Pada dasarnya perbedaan yang menonjol dari teori konstruktivisme dan kognitif adalah, taori
konstruktivisme lebih menekankan pada aspek kemampuan siswa untuk membangun
pengetahuannya sendiri dengan melalu pengalaman-pengalaman nyata di lapangan. Sedangkan
teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan
kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain.

5
Berikut ini akan tabel yang menunjukan perbedaan diantara kedua teori tersebut yang meliputi
kelebihan dan kelemahan masing-masing dari kedua teori tersebut.

Perbedaan Teori Belajar Konstruktivisme dan Teori Belajar Kognitif

Aspek Konstruktivisme Kognitif

Schuman (1996), Merril (1991),


Tokoh Smorsganbord (1997), Gagne, Jean Piaget, Lev Vygotski
Bloom, Clark.

Dasar Proses berpikir dibalik


Pengetahuan dibangun secara aktif.
Pemikiran tingkah laku

Siswa diajak untuk memahami dan


Penerapan teori kognitif
menafsirkan kenyataan dan
bertujuan untuk melatih siswa
pengalaman yang berbeda, agar
agar mampu mengerjakan
mereka lebih mampu menyelesaikan
tugas dengan cara yang sama
masalah dalam kehidupan nyata.
Kelebihan dan konsisten. Contoh: Cara
Contoh : bila siswa dapat
belajar siswa berbeda-beda,
menyelesaikan masalah dengan
mereka perlu secara rutin
berbagai cara, maka siswa akan
dilatih untuk mencapai cara
terlatih untuk menerapkannya dakam
umum yang tepat.
situasi yang berbeda(baru).

Dalam keadaan dimana kesepakatan


sangat diutamakan, pemikiran dan Siswa belajar suatu cara
tindakan terbuka dapat menimbulkan menyelesaikan tugas, tetapi
masalah. Contoh : mengikuti aturan cara yang dipilih belum tentu
sekolah tidak dapat ditawar dan baik (sesuai). Contoh: Siswa
Kelemahan
didiskusikan agar peraturannya dibuat belajar cara menulis surat
berbeda bagi sekelompok siswa dengan cara yang sama, perlu
tertentu. Mungkin hal itu merupakan diperhatikan perbedaan selera
gagasan yang konstruktif tetapi akan dalam menulis surat.
sulit dilaksanakan.

Karena kedua teori belajar tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing, maka
pemahaman dan penggunaan keduanya secara tepat akan membuat pembelajaran yang dilakukan
oleh guru kepada siswa akan lebih efektif. Kedua teori belajar tersebut saling melengkapi.

BAB III

6
PEMBAHASAN

3.1 Aplikasi Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran

Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses pembentukan


pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh siswa belajar. Ia harus aktif melakukan
kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang
dipelajari. Guru memang dapat dan harus mengambil prakarsa untuk menata lingkungan yang
memberi peluang optimal bagi terjadinya belajar. Namun yang akhirnya paling menentukan
terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar siswa sendiri. Dengan istilah lain, dapat dikatakan
bahwa hakekatnya kendali belajar sepenuhnya ada pada siswa.

Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki


kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar
dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Oleh sebab itu meskipun kemampuan awal
tersebut masih sangat sederhana atau tidak sesuai dengan pendapat guru, sebaiknya diterima dan
dijadikan dasar pembelajaran dan pembimbingan.

Dalam belajar konstruktivistik guru atau pendidik berperan membantu agar proses
pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru hanya membantu siswa untuk
membentuk pengetahuannya sendiri. Guru dituntut lebih memahami jalan pikiran atau cara
pandang siswa dalam belajar. Guru tidak dapat mengklaim bahwa satu-satunya cara yang tepat
adalah yang sama dan sesuai dengan kemauannya.

Peranan kunci guru dalam interaksi pendidikan adalah pengendalian, yang meliputi:

1) Menumbuhkan kemandiriran dengan menyediakan kesempatan untuk mengambil keputusan


dan bertindak.

2) Menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan bertindak, dengan meningkatkan


pengetahuan dan ketrampilan siswa.

3) Menyediakan sistem dukungan yang memberikan kemudahan belajar agar siswa mempunyai
peluang optimal untuk berlatih.

3.2 Aplikasi Teori Kognitif dalam Pembelajaran

Aplikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam Pembelajaran adalah :

1. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru
mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.

2. Anak-anak dapat belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan
baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan
sebaik-baiknya.

7
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing bagi
anak.

4. Berikan peluang kepada anak, agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

5. Di dalam kelas hendaknya anak diberi kesempatan untuk saling berbicara dan
diskusi dengan teman-temannya.

Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran, keterlibatan siswa secara efektif sangat penting. Sebab
objek utamanya tentu siswa, bagaimana keberhasilan dalam pembelajaran merupakan hal utama
yang tentu saja siswalah yang lebih tahu bagaimana cara mengembangkan daya pikir dalam
menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan guru. Untuk menarik minat dan
meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan pengetahuan baru dengan stuktur kognitif yang
telah dimiliki siswa (C. Asri, 2004: 51).

3.3 Aplikasi Teori Konstruktivisme dan Kognitif dalam Pembelajaran

1. Guru harus membangun karakteristik siswa dengan menggunakan bahasa yang harus
dimengerti oleh siswa itu sendiri.

2. Guru berperan secara aktif memahami jalan pikir siswa atau cara pandang siswa dalam
pembelajaran dan guru harus membantu siswa agar siswa dapat berinteraksi dalam
pembelajaran.
3. Guru harus melihat kenyamanan siswa dalam belajar, bukan mendesak siswa agar harus
mengikuti kemauan guru tersebut, dan guru harus memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berdiskusi dengan temannya.

BAB IV

PENUTUP

8
4.1 Simpulan

Berdasarkan penjabaran diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :

a. Teori konstruktivisme adalah bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi
sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-
konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap
untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi
makna melalui pengalaman nyata

b. Teori kognitif adalah potensi intelektual yang terdiri dari tahapan pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisa, sintesa, evaluasi. Kognitif berarti persoalan yang
mengangkat kemampuan untuk mengembangkan kemamppuan rasional (akal).

c. Aplikasi kedua teori tersebut lebih menekankan kepada bagaimana siswa itu aktif untuk
membangun pengetahuannya sendiri, guru hanya sebagai motivator dan fasilitator
untuk siswa.

4.2 Saran

Penulis berharap agar makalah ini dapat berguna dalam pembelajaran di kelas, dan penulis
berharap pula agar pembaca bisa menyempurnakan makalah ini agar bisa menjadi pedoman
kepada guru dalam melakukan pembelajaran di kelas.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mujiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.

Gintings, Abdorrakhman. 2008. Belajar dan Pembelajaran, Disiapkan untuk Pendidikan Profesi
dan Sertifikasi Guru-Dosen. Bandung. Humaniora.

Budiningsih, C. Asri. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta. Rineka Cipta

http://dian75.wordpress.com/2010/07/29/teori-behaviorisme-kognitig-dan-

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2012/07/perbedaan-berbagai-teori-belajar.html

http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/02/contoh-makalah-belajar-dan-pembelajaran.html

http://asnaldi.multiply.com/journal/item/5

http://www.learningandteaching.info/learning/solo.htm

konstruktivisme-serta-implikasi-ketiga-teoti tersebut-dalam-pembelajarana/

http://makalahmajannali.blogspot.com/2012/09/makalah-teori-belajar-kognitif-dan.html

http://www.imdiklus.com/2012/11/teori-pendidikan-kognitif-teori-pendidikan-humanisme-teori-
pendidikan-behaviorisme-teori-pendidikan-kontruksivisme.html

10
11

Anda mungkin juga menyukai