KONSTRUKTIVISME
DOSEN PENGAMPU :
Mujawazah, M.Pd.
DI SUSUN OLEH:
Miko Andriyan (20101809)
Tsaqif Rahman Wildan Barikna (20101813)
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nantikan syafa’atnya di akhirat.
Tidak lupa, Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat jasmani maupun rohani, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas kelompok mata kuliah Filsafat Pendidikan
dengan judul “Konstruktivisme”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yaitu khususnya kepada dosen
pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan kami, yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini. Demikian, semoga makalah kami bermanfaat, sekian dan terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
2.1 Teori Konstruktivisme.................................................................................................2
2.2 Pencetus Teori Konstruktivisme..................................................................................3
2.3 Karakteristik Teori Konstruktivisme...........................................................................4
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Teori Konstruktivisme....................................................5
2.5 Implementasi Teori Konstruktivisme..........................................................................6
BAB III......................................................................................................................................9
PENUTUP.................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Teori konstruktivisme merupakan teori yang sudah tidak asing lagi bagi dunia
pendidikan, sebelum mengetahui lebih jauh tentang teori konstruktivisme alangkah
lebih baiknya di ketahui dulu konetruktivisme itu sendiri. Konstruktivisme berarti
bersifat membangun. Kontruktivisme merupakan “salah satu filsafat pengetahuan
konstruksi (bentukan) kita sendiri”. Pengetahuan “selalu menjadi akibat dari suatu
konstruksi kognitif kenyataan dari konstruks seseorang. Proses pembentukan itu
berjalan terus menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena ada suatu
pemahaman yang baru”.2
1
Dadang Supardan, “Teori dan Praktik Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran”, Edunomic |
Volume 4 No. 1 Tahun 2016, hal. 4.
2
Pribadi, Benny Agus (2010) “Pendekatan Konstruktivis dalam Kegiatan Pembelajaran”, Sosok Kurikulum
dalam Tataran Penerapan. Universitas Terbuka, Jakarta. Hal. 152.
2
sendirilah yang harus mengartikan apa yang diajarkan dengan menyesuaikan dengan
pengalaman-pengalaman mereka.
Menurut Glaserfeld, pengertian “konstruktif kognitif muncul pada abad ini dalam
tulisan Mark Baldwin yang secara luas diperdalam dan disebarkan oleh Jean Piaget.
Namun, bila ditelusuri lebih jauh, gagasan pokok konstruktivisme sebenarnya sudah
dimulai oleh Giambatissta Vico, seorang epistemology dari italia.” Inilah cikal bakal
dari teori konstruktivisme.4
3
Suparlan, “Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran”, Jurnal Keislaman dan Ilmu Pendidikan Volume 1
Nomor 2 (Juli 2019), hal. 83.
4
Pribadi, Benny Agus (2010) “Pendekatan Konstruktivis dalam Kegiatan Pembelajaran”, Sosok Kurikulum
dalam Tataran Penerapan. Universitas Terbuka, Jakarta. Hal. 152.
3
2.3 Karakteristik Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan model pembelajaran mutakhir yang mengedepankan
aktivitas siswa dalam setiap interaksi ekukatif untuk dapat melakukan eksplorasi dan
menemukan pengetahuannya sendiri. Aliran konstruktivisme ini, dalam kajian ilmu
pendidikan merupakan aliran yang menekankan siswa untuk dapat berperan aktif dalam
menemukan ilmu baru. Konstruktivisme menganggap bahwa “semua peserta didik
mulai dari usia kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi memiliki gagasan atau
pengetahuan tentang lingkungan dan peristiwa (gejala) yang terjadi di lingkungan
sekitarnya, meskipun gagasan atau pengetahuan ini sering kali masih naif”.5
5
Pribadi, Benny Agus (2010) “Pendekatan Konstruktivis dalam Kegiatan Pembelajaran”, Sosok Kurikulum
dalam Tataran Penerapan. Universitas Terbuka, Jakarta. Hal. 153.
6
Dadang Supardan, “Teori dan Praktik Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran”, Edunomic |
Volume 4 No. 1 Tahun 2016, hal. 6.
4
Diantara kelebihan dari penerapan pembelajaran model konstruktifisme
adalah sebagai berikut :
Guru bukan satu-satunya sumber belajar dan pengetahuan. Maksudnya yaitu
“dalam proses pembelajaran guru hanya sebagai pemberi ilmu dalam
pembelajaran, siswa tuntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajarannya,
baik dari segi latihan, bertanya, praktik dan lain sebagainya”, jadi guru hanya
sebagi pemberi arah dalam pembelajaran dan menyediakan apa-apa saja yang
dibutuhkan oleh siswanya.7
Siswa lebih aktif dan kreatif. Maksudnya yaitu siswa dituntut untuk bisa
memahami pembelajarannya baik di dapatkan di sekolah dan yang dia
dapatkan di luar sekolah, sehingga pengetahuan-pengetahuannya yang dia
dapatkan tersebut bisa dia kaitkan dengan baik dan seksama.
Pembelajaran dan pengalaman menjadi lebih bermakna. Artinya pembelajaran
tidak hanya mendengarkan dari guru saja akan tetapi siswa harus bisa
mengaitkan dengan pengalaman-pengalaman pribadinya.
Pembelajaran memiliki kebebasan dalam belajar. Maksudnya siswa bebas
mengaitkan ilmu-ilmu yang dia dapatkan baik di lingkungannya dengan yang
di sekolah sehingga tercipta konsep yang diharapkannya.
Guru berfikir proses membina pengetahuan baru, siswa berfikir untuk
menyelesaikan masalah, dan membuat keputusan.
b. Kekurangan
Diantara kelebihan dari penerapan pembelajaran model konstruktifisme
adalah kurang aktifnya pengajar atau guru sehingga dapat menimbulkan asumsi
negatif terhadap guru. Selain itu, teori ini juga menyebabkan kesalah pahaman
murid atas apa yang telah disimpukannya berdasarkan pengalaman dan analisanya
sendiri.
5
sama dengan teori kognitif sosial yang mengarahkan bahwa orang, prilaku, dan
lingkungan berinteraksi secara timbal balik.
8
Suparlan, “Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran”, Jurnal Keislaman dan Ilmu Pendidikan Volume 1
Nomor 2 (Juli 2019), hal. 83-84.
6
c. Jembatan, memberikan suatu masalah sederhana/permainan/ teka-teki untuk
dipecahkan.
d. Pertanyaan, buat pertanyan pembuka maupun kegiatan inti agar siswa tetap
termotivasi untuk belajar lebih jauh.
e. Mendemonstrasikan, memajangkan/memamerkan/menyajikan hasil kerja
siswa di kelas.
f. Refleksi, merenungkan, menindak-lanjuti laporan kelompok yang
dipresentasikan.
g. Model Konstruktivisme McClintock dan Black. Tahapan-tahapannya ada tujuh,
yakni sebagai berikut.
a. Observasi, siswa melakukan observasi terutama atas sumber-sumber,
materi-materi, foto, gambar, rekaman video, & permainan ttg kebudayaan
daerah.
b. Konstruksi interpretasi, siswa menginterpretasikan pengmt dan memberikan
penjelasan.
c. Kontekstualisasi/siswa membangun konteks untuk penjelasan mereka.
d. Belajar keahlian kognitif, guru membantu pengamatan, penguasaan siswa,
interpretasi, dan kontekstualisasi.
e. Kolaborasi, para siswa bekerja sama dalam observasi, menafsirkan, dan
kontekstualisasi.
f. Interpretasi jamak, Para siswa memperoleh fleksibilitas kognitif dengan
memiliki kemampuan mengunjukkan berbagai penafsiran dari berbagai
perspektif.
g. Manifestasi jamak, siswa memperoleh transferabilitas dengan melihat
berbagai penjelmaan penafsiran yang beragam.
Dari situ, muncul suatu pendekatan yang dikenal dengan contextual teaching
learning (CTL) atau yang lebih dikenal dengan pendekatan kontekstual. CTL
merupakan pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi pembelajaran
dengan situasi dunia nyata yang berkembang dan terjadi di lingkungan sekitar siswa,
sehingga siswa (peserta didik) mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi
hasil belajar dengan kehidupan sehari-hari mereka.
7
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan praktik kehidupan
mereka, baik sebagai anggota keluarga maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam
konteks pembelajaran di kelas, tugas guru adalah memberikan kemudahan belajar bagi
siswa, dengan menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
iii