TEORI KONSTRUKTIVISME
Oleh :
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran semester ke 1 periode
2015/2016.
Sholawat serta salam tak lupa senantiasa kami curahkan kepada Nabi
Agung Muhammad SAW yang membimbing kita dari jaman jahilliyah menuju
jaman yang terang.
1. Cover.....................................................................................................i
2. Kata Pengantar......................................................................................ii
3. Daftar Isi...............................................................................................iii
4. BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1
a. 1.1 Latar Belakang....................................................................1
b. 1.2Rumusan Masalah................................................................1
c. 1.3Tujuan..................................................................................2
5. BAB II Pembahasan.............................................................................3
a. 2.1 Pengertian Teori Konstruktivsme.......................................3
b. 2.2 Pengertian Teori Konstruktivsme menurut para ahli..........3
c. 2.3 Ciri ciri Teori Konstruktivisme........................................5
d. 2.4 Strategi strategi Teori Konstruktivisme...........................6
e. 2.5 Prinsip prinsip Teori Konstruktivisme.............................7
f. 2.6 Implikasi Teori Konstruktivisme........................................8
g. 2.7 Kelebihan dan Kekurangan Teori Konstruktivisme............9
6. BAB III PENUTUP..............................................................................11
a. 3.1 Simpulan.............................................................................11
7. DAFTAR PUSTAKA............................................................................12
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
skema.
2. TEORI VIGOSKY
Selain Piaget dan Vygosky tokoh lain teori belajar kontruktivisme adalah Jhon
Dewey dan Von Graselfeld. Dalam hal ini seperti dikemukakan oleh Robert B.
Innes (2004:1) bahwa Constructivist views of learning include a range of
theories that share the general perspective that knowledge is constructed by
learners rather than transmitted to learners. Most of these theories trace their
philosophical roots to John Dewey. Maksudnya adalah bahwa pandangan
penganut konstruktivisme mengenai belajar meliputi serangkaian teori yang
membagi perespektif umum bahwa pengetahuan dikonstruksi oleh pembelajar
bukan ditransfer ke pembelajar. Kebanyakan dari teori seperti ini berakar dari
filsafat Jhon Dewey. Dewey menjelaskan bahwa manusia tidak selayaknya dibagi
ke dalam dua bagian, satunya emotional dan yang lainnya intelektualyang
satunya materi nyata, lainnya imajinatif.
David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan yang terkenal dengan
terkenal dengan Teori Belajar Bermakna ( meaningfull ). Ausubel membedakan
anatara belajar menemukan dengan belajar menerima. Pada belajar menerima
siswa hanya menerima, jadi tinggal menghafalkannya, tetapi pada belajar
menemukan konsep ditemukan oleh siswa, jadi tidak menerima pelajaran begitu
saja.
Ada sejumlah ciri-ciri proses pembelajaran yang sangat ditekankan oleh teori
konstruktivisme, yaitu:
1. Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar
2. Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajara pada siswa
3. Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai
4. Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekan pada
hasil
5. Mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan
6. Mengharagai peranan pengalaman kritis dalam belajar
7. Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa
8. Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa
9. Berdasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip toeri kognitif
10. Banyak menggunakan terminologi kognitif untuk menjelaskan proses
pembelajaran, seperti prediksi, infernsi, kreasi, dan analisis
11. Menekankan bagaimana siswa belajar
12. Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan
siswa lain dan guru
13. Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif
14. Melibatkan siswa dalam situasi dunia nyata
15. Menekankan pentingnya konteks siswa dalam belajar
16. Memperhatikan keyakinan dan sikap siswa dalam belajar
17. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan
pemahaman baru yang didasarkan pada pengalaman nyata
Siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka
sendiri dengan konsep konsep dan prinsip peinsip, dan guru mendorong siswa
untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan
mereka menemukan prinsip prinsip untuk diri mereka sendiri.
Dari semua prinsip diatas ada satu prinsip yang paling penting adalah guru
tidak boleh hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa
harus membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri. Seorang guru dapat
membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi
sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberi kesempatan
kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan
menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar
Berfikir reflektif memerlukan waktu yang cukup dan seringkali atas dasar
gagasan-gagasan dan komentar orang lain. Cara-cara guru mengajukan
pertanyaan dan cara siswa merespon atau menjawabnya akan mendorong
siswa mampu membangun keberhasilan dalam melakukan penyelidikan.
4. Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau didkusi dengan guru dan
siswa lainnya
Dialog dan diskusi yang merupakan interaksi sosial dalam kelas yang bersifat
intensif sangat membantu siswa untuk mampu mengubah atau menguatkan
gagasan-gagasannya. Jika mereka memiliki kesempatan untuk megemukakan apa
yang mereka pikirkan dan mendengarkan gagasan-gagasan orang lain, maka
mereka akan mampu membangun pengetahuannya sendiri yang didasarkan atas
pemahaman mereka sendiri. Jika mereka merasa aman dan nyaman untuk
mengemukakan gagasannya maka dialog yang sangat bermakna akan terjadi di
kelas
1. Dalam Aspek Berfikir yakni pada proses membina pengetahuan baru, murid
berfikir untuk menyelesaikan masalah, menggali ide dan membuat keputusan;
2. Dalam aspek kefahaman seorang murid terlibat secara langsung dalam mebina
pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan mampu mengapliksikannya
dalam semua situasi;
3. Dalam aspek mengingat yakni murid terlibat secara langsung dengan aktif,
mereka akan mengingat lebih lama konsep. melalui pendekatan ini murid dapat
meningkatkan kefahaman mereka; Justeru mereka lebih yakin menghadapi dan
menyelesaikan masalah dalam situasi baru.
4. Dalam aspek Kemahiran sosial yakni Kemahiran sosial diperoleh apabila seorang
murid berinteraksi dengan teman, kelompok kerja maupun dengan guru dalam
proses mendapatkan ilmu pengetahuan maupun wawasan baru;.
5. Seronok :Oleh kerana mereka terlibat secara terus, mereka faham, ingat, yakin dan
berinteraksi dengan lihat, maka mereka akan berasa seronok belajar dalam
membina pengetahuan baru.
Kekurangan :
3.1 Simpulan