Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MATA KULIAH TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

TEORI KONSTRUKTIVISME

Oleh :

Laily Rahmawati (150641100097)

Diana Rizki Latifah (150641100101)

Vony Nurul Fatma (150641100110)

Mila Alvianti (150641100111)

Kholifatul Firdausiyah (150641100114)

Uswatul Qayyimah (150641100130)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN SARJANA


JURUSAN PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran semester ke 1 periode
2015/2016.

Sholawat serta salam tak lupa senantiasa kami curahkan kepada Nabi
Agung Muhammad SAW yang membimbing kita dari jaman jahilliyah menuju
jaman yang terang.

Makalah ini berjudul Teori Konstruktivisme. Dalam penulisan makalah


ini, kami merasa banyak kekurangan dan jauh dari sempurnah baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk
itu, kami sangat berharap adanya kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan penyusunan makalah ini.

Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi diri penulis


maupun bagi pembaca pada umumnya. Demi tercapainya peningkatan kualitas
tenaga pengajar dan siswa.
DAFTAR ISI

1. Cover.....................................................................................................i
2. Kata Pengantar......................................................................................ii
3. Daftar Isi...............................................................................................iii
4. BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1
a. 1.1 Latar Belakang....................................................................1
b. 1.2Rumusan Masalah................................................................1
c. 1.3Tujuan..................................................................................2
5. BAB II Pembahasan.............................................................................3
a. 2.1 Pengertian Teori Konstruktivsme.......................................3
b. 2.2 Pengertian Teori Konstruktivsme menurut para ahli..........3
c. 2.3 Ciri ciri Teori Konstruktivisme........................................5
d. 2.4 Strategi strategi Teori Konstruktivisme...........................6
e. 2.5 Prinsip prinsip Teori Konstruktivisme.............................7
f. 2.6 Implikasi Teori Konstruktivisme........................................8
g. 2.7 Kelebihan dan Kekurangan Teori Konstruktivisme............9
6. BAB III PENUTUP..............................................................................11
a. 3.1 Simpulan.............................................................................11
7. DAFTAR PUSTAKA............................................................................12
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang


Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokraris serta bertanggung jawab

Sistem pendidikan Indonesia yang telah di bagun dari dulu sampai


sekarang ini, teryata masih belum mampu sepenuhnya menjawab kebutuhan dan
tantangan global untuk masa yang akan datang, Program pemerataan dan
peningkatan kulitas pendidikan yang selama ini menjadi fokus pembinaan masih
menjadi masalah yang menonjol dalam dunia pendidikan di Indonesia ini.

Masalah yang muncul dalam dunia pendidikan di Indonesia antara lain


dari kualitas guru sebagai pendidik, yang harus menguasai tekhnik, model dan
teori belajar yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.Fenomena yang
ada dalam pendidikan di Negara Indonesia akan dapat diselesaikan jika
keberhasilan belajar pada peserta didik merata yang dapat menghasilkan peserta
didik yang berkualitas. Pada kenyataannya tenaga pendidik di Indonesia tidak
melaksanakan program Belajar-Mengajar yang sesungguhnya, yakni Guru beserta
Siswa harus aktif. Namun, saat ini Guru yang lebih aktif dari pda siswa itu sendiri,
presentase keaktifannya Guru 75% dan Siswa 25%. Siswa hanya menerima apa
yang diberikan oleh Guru tersebut, padahal pada prinsip terapannya siswalah yang
seharusnya lebih aktif mencari dan mengelola informasi agar apa yang ia pelajari
seolah-olah menjadi miliknya sendiri, dan dalam hal ini siswa lebih mudah
mengingatnya.

Berdasarkan latar belakang diatas maka kami membuat makalah tentang


teori belajar konstruktivisme yang dapat berguna bagi para pendidik untuk
meningkatkan kualitas peserta didiknya.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang ditemukan antara lain:

1. Apa yang di maksud dengan Teori Belajar Konstruktivisme ?


2. Bagaimankah prinsip-prinsip belajar Konstruktivisme ?

3. Bagaimana strategi-strategi konstruktivisme ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Teori Belajar Kontruktivisme.

2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip belajar konstruktivisme.

3. Untuk mengetahui strategi-strategi konstruktivisme.


BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Konstruktivisme

Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat


generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.
Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang
dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan
pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai
pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.

1. Konstruksi berarti membangun, dalam konteks filsafat pendidikan,

Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup


yang berbudaya modern.

2. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran

konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit


demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang tebatas.

3. Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan

terhadap manusia yang ingin belajar dan mencari kebutuhnnya


dengan kemampuan untuk menemukan keinginan dan kebutuhannya
tersebut dengan bantuan fasilitas orang lain.

Jadi kesimpulannya adalah Teori Konstruktivisme adalah teori yang


memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri
kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna
mengembangkan dirinya sendiri.

2.2 Pengertian Teori Konstruktivisme menurut para ahli

1. TEORI JEAN PIAGET

Teori belajar konstruktivisme yang dikembangkan oleh Piaget dikenal dengan


nama konstruktivistik kognitif (personal constructivism). Teorinya berisi konsep-
konsep utama di bidang psikologi perkembangan dan berkenaan dengan
pertumbuhan intelegensi. Lebih jauh Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan
tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, melainkan melalui tindakan. Ada
empat konsep dasar yang diperkenalkan oleh Piaget, yaitu:

1. Schemata adalah kumpulan konsep atau kategori yang digunakan


individu ketika beradaptasi dengan lingkungan baru, konsep ini sendiri
terbentuk dalam struktur pekiran (Intellectual Scheme) sehingga dengan
intelektualnya itu manusia dapat menata lingkungan barunya.

2. Asimilasi adalah proses penyesuian informasi yang akan diterima


sehingga menjadi sesuatu yang dikenal oleh siswa, proses penyesuian
yang dilakukan dalam asimilasi adalah mengolah informasi yang akan
diterima, sehingga memilki kesamaan dengan apa yang sudah ada dalam

skema.

3. Akomodasi adalah penempatan informasi yang sudah di ubah dalam


schemata ynag sudah ada, untuk penempatan tersebut scema perlu
menyesuiakan diri.

4. Equilibrium (keseimbangan) adalah sebuah proses adaptasi oleh individu

terhadap lingkungan individu, agar berusaha untuk mencapai struktural


mental atau svhemata yang stabil atau seimbang antara asimilasi dan
akomodasi.

2. TEORI VIGOSKY

Teori belajar Vygotsky menekankan pada sosiokultural dan pembelajaran.


Siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya dipengaruhi oleh lingkungan sosial
disekitarnya. Pengetahuan, sikap, pemikiran, tata nilai yang dimilki siswa akan
berkembang melalui proses interaksi

Kostrukstivisme sosial Vygosky meyakini bahwa interaksi sosial, unsur


budaya, dan aktivitas yang membentuk pengembangan dan pembelajaran
individu. Vigosky dalam penelitiannya membedakan dua macam konsep yaitu
konsep spontan dan konsep ilmiah. Konsep spontan diperoleh dari pengetahuan
sehari-hari, sedangkan konsep ilmiah diperoleh dari pengetahuan dan
pembelajaran yang diperoleh dari sekolah. konsep ini saling berhungan antara satu
dengan yang lain.

Menurut teori Vygosky untuk dapat menjelaskan bagaimana pengetahuan


dibentuk, maka dirangkum dalam dua penjelasan yang bertahap. Pertama, realitas
dan kebenaran dari dunia luar mengarahkan dan menentukan pengetahuan.
Kedua, faktor eksternal dan internal mengarahkan pembentukan pengetahuan
yang tumbuh melalui interaksi faktor-faktor esternal (kognitif) dan internal
(lingkungan dan sosial).
3. TEORI JHON DEWEY DAN VON GRASELFELD

Selain Piaget dan Vygosky tokoh lain teori belajar kontruktivisme adalah Jhon
Dewey dan Von Graselfeld. Dalam hal ini seperti dikemukakan oleh Robert B.
Innes (2004:1) bahwa Constructivist views of learning include a range of
theories that share the general perspective that knowledge is constructed by
learners rather than transmitted to learners. Most of these theories trace their
philosophical roots to John Dewey. Maksudnya adalah bahwa pandangan
penganut konstruktivisme mengenai belajar meliputi serangkaian teori yang
membagi perespektif umum bahwa pengetahuan dikonstruksi oleh pembelajar
bukan ditransfer ke pembelajar. Kebanyakan dari teori seperti ini berakar dari
filsafat Jhon Dewey. Dewey menjelaskan bahwa manusia tidak selayaknya dibagi
ke dalam dua bagian, satunya emotional dan yang lainnya intelektualyang
satunya materi nyata, lainnya imajinatif.

4. TEORI DAVID AUSUBEL

David Ausubel adalah seorang ahli psikologi pendidikan yang terkenal dengan
terkenal dengan Teori Belajar Bermakna ( meaningfull ). Ausubel membedakan
anatara belajar menemukan dengan belajar menerima. Pada belajar menerima
siswa hanya menerima, jadi tinggal menghafalkannya, tetapi pada belajar
menemukan konsep ditemukan oleh siswa, jadi tidak menerima pelajaran begitu
saja.

Menurut Ausubel ( Dahar, 1996 : 112 ) pembelajaran bermakna merupakan


suatu proses mengaitkan informasi baru kepada konsep konsep relevan yang
terapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif meliputi fakta fakta,
konsep konsep dan generalisasi generalisasi yang telah dipelajari dan diingat
siswa.

2.3 Ciri-ciri Teori Belajar Konstrutivisme

Ada sejumlah ciri-ciri proses pembelajaran yang sangat ditekankan oleh teori
konstruktivisme, yaitu:
1. Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar
2. Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajara pada siswa
3. Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai
4. Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekan pada
hasil
5. Mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan
6. Mengharagai peranan pengalaman kritis dalam belajar
7. Mendorong berkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa
8. Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa
9. Berdasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip toeri kognitif
10. Banyak menggunakan terminologi kognitif untuk menjelaskan proses
pembelajaran, seperti prediksi, infernsi, kreasi, dan analisis
11. Menekankan bagaimana siswa belajar
12. Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan
siswa lain dan guru
13. Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif
14. Melibatkan siswa dalam situasi dunia nyata
15. Menekankan pentingnya konteks siswa dalam belajar
16. Memperhatikan keyakinan dan sikap siswa dalam belajar
17. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan
pemahaman baru yang didasarkan pada pengalaman nyata

2.4 Strategi strategi Teori Belajar Konstruktivisme

Dalam praktik pembelajaran dalam kelas, beberapa strategi pembelajaran


Konstruktivisme antara lain :

1. Proses Top Down

Siswa memulai dengan masalah masalah yang komplek untuk dipecahkan


dan selanjutkan memecahkan atau menemukan ( dengan bantuan guru )
keterampilan keterampilan dasar yang diperlukan. Sebagai contoh siswa dapat
diminta untuk menuliskan suatu susunan kalimat, dan baru kemudian belajar
tentang mengeja, tata bahasa, dan tanda baca.

2. Pembelajaran dengan bantuan ( Scaffolding )

Scaffolding merupakan strategi yang pertama tama dikenalkan Vygotsky


dimana di dalam strategi ini guru diharapkan dapat memberikan bantuan belajar
bagi siswa pada saat saat yang paling penting dalam pembelajaran mereka.
Scaffolding merupakan konsep pembelajaran dengan bantuan atau dikenal juga
dengan istilah Assisted Learning atau Mediated Learning. Dalam Scaffolding guru
memberikan bantuan belajar pada siswa yang lebih terstruktur pada awal pelajaran
dan secara bertahap mengalihkan tanggung jawab belajar kepada siswa umtuk
bekerja atas arahan diri mereka sendiri.

3. Pembelajaran Kooperatif ( Cooverative Learning )

Strategi ini merupakan pembelajaran di mana siswa diharapkan dapat


menyelesaikan tugas tugas terstruktur yang komplek dalam tim atau kemlompok
kerja yang heterogen. Dengan demikian siswa akan lebih mudah menemukan dan
memahami konsep konsep yang sulit juka mereka saling mendiskusikan
masalah tersebut dengan temannya.

4. Generative Learning ( pembelajaran Generatif )

Pembelajaran generatif menekankan pada pengintegrasian aktif materi baru


dengan skemata yang ada dibenak siswa. Belajar itu ditemukan meskipun apabila
kita menyampaikan suatu kepada siswa, mereka harus melakukan operasi mental
dengan informasi itu untuk membuat informasi masuk ke dalam pemahaman
mereka.

5. Pembelajaran dengan penemuan

Siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka
sendiri dengan konsep konsep dan prinsip peinsip, dan guru mendorong siswa
untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan
mereka menemukan prinsip prinsip untuk diri mereka sendiri.

2.5 Prinsip prinsip Teori Belajar Konstruktivisme

Secara garis besar, prinsip-prinsip Konstruktivisme yang diterapkan dalam


belajar mengajar adalah:

1 Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.

2 Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya


dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.

3 Murid aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi


perubahan konsep ilmiah.
4 Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses konstruksi
berjalan lancar.

5 Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.

6 Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan.

7 Mencari dan menilai pendapat siswa.

8 Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.

Dari semua prinsip diatas ada satu prinsip yang paling penting adalah guru
tidak boleh hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa
harus membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri. Seorang guru dapat
membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi
sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberi kesempatan
kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan
menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar

2.6 Implikasi implikasi Teori Belajar Konsruktivisme

Berdasarkan ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme tersebut di atas, berikut ini


dipaparka tentang penerapannya.

1. Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar

Dengan menghargai gagasa-gagasan atau pemikiran siswa serta


mendorong siswa berpikir mandiri, berarti guru membantu siswa menemukan
identitas intelektual mereka. Para siswa yang merumuskan pertanyaan-
pertanyaan dan kemudian menganalisis serta menjawabnya berarti telah
mengembangkan tanggung jawab terhadap proses belajar mereka sendiri serta
menjadi pemecah masalah (problem solver)

2. Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan


beberapa waktu kepada siswa untuk merespon

Berfikir reflektif memerlukan waktu yang cukup dan seringkali atas dasar
gagasan-gagasan dan komentar orang lain. Cara-cara guru mengajukan
pertanyaan dan cara siswa merespon atau menjawabnya akan mendorong
siswa mampu membangun keberhasilan dalam melakukan penyelidikan.

3. Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi

Guru yang menerapkan proses pembelajaran konstruktivisme akan


menantang para siswa untuk mampu menjangkau hal-hal yang berada di balik
respon-respon faktual yang sederhana. Guru mendorong siswa untuk
menghubungkan dan merangkum konsep-konsep melalui analisis, prediksi,
justifikasi, dan mempertahankan gagasan-gagasan atau pemikirannya

4. Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau didkusi dengan guru dan
siswa lainnya

Dialog dan diskusi yang merupakan interaksi sosial dalam kelas yang bersifat
intensif sangat membantu siswa untuk mampu mengubah atau menguatkan
gagasan-gagasannya. Jika mereka memiliki kesempatan untuk megemukakan apa
yang mereka pikirkan dan mendengarkan gagasan-gagasan orang lain, maka
mereka akan mampu membangun pengetahuannya sendiri yang didasarkan atas
pemahaman mereka sendiri. Jika mereka merasa aman dan nyaman untuk
mengemukakan gagasannya maka dialog yang sangat bermakna akan terjadi di
kelas

5. Siswa terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong


terjadinya diskusi

Jika diberi kesempatan untuk membuat berbagai macam prediksi, seringkali


siswa menghasilkan berbagai hipotesis tentang fenomena alam ini. Guru yang
menerapkan konstruktivisme dalam belajar memberikan kesempatan seluas-
luasnya kepada siswa untuk menguji hpotesis yang mereka buat, terutama melalu
diskusi kelompok dan pengalaman nyata

6. Guru memberikan data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi


interaktif

Proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan konstruktivisme


melibatkan para siswa dalam mengamati dan menganalisis fenomena alam dalam
dunia nyata. Kemudian guru membantu para siswa untuk menghasilkan abstraksi
atau pemikiran-pemikiran tentang fenomena-fenomena alam tersebut secara
bersama-sama.

2.7 kelebihan dan kelemahan Teori Belajar Konstruktive


Kelebihan :

Teori belajar konstuktivisme memilikin kelebihan atau keunggulan yakni:

1. Dalam Aspek Berfikir yakni pada proses membina pengetahuan baru, murid
berfikir untuk menyelesaikan masalah, menggali ide dan membuat keputusan;
2. Dalam aspek kefahaman seorang murid terlibat secara langsung dalam mebina
pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan mampu mengapliksikannya
dalam semua situasi;
3. Dalam aspek mengingat yakni murid terlibat secara langsung dengan aktif,
mereka akan mengingat lebih lama konsep. melalui pendekatan ini murid dapat
meningkatkan kefahaman mereka; Justeru mereka lebih yakin menghadapi dan
menyelesaikan masalah dalam situasi baru.
4. Dalam aspek Kemahiran sosial yakni Kemahiran sosial diperoleh apabila seorang
murid berinteraksi dengan teman, kelompok kerja maupun dengan guru dalam
proses mendapatkan ilmu pengetahuan maupun wawasan baru;.
5. Seronok :Oleh kerana mereka terlibat secara terus, mereka faham, ingat, yakin dan
berinteraksi dengan lihat, maka mereka akan berasa seronok belajar dalam
membina pengetahuan baru.

Kekurangan :

Teori belajar konstuktivisme memilikin kekurangan atau kelemahan yakni:

1. Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa hasil


konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi sesuai dengan kaidah ilmu
pengetahuan sehingga menyebabkan miskonsepsi;
2. Konstruktivisme menanamkan agar siswa membangun pengetahuannya sendiri,
hal ini pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap siswa memerlukan
penanganan yang berbeda-beda;
3. Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah memiliki
sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreatifitas siswa;
4. Meskipun guru hanya menjadi pemotivasi dan memediasi jalannya proses belajar,
tetapi guru disamping memiliki kompetensi dibidang itu harus memiliki perilaku
yang elegan dan arif sebagai spirit bagi anak sehingga dibutuhkan pengajaran
yang sesungguhnya mengapresiasi nilai-nilai kemanusiaan;
5. Dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya
kurang begitu mendukung; siswa berbeda persepsi satu dengan yang lainnya;.
BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

Teori Konstruktivisme adalah teori yang memberikan keaktifan terhadap


manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau
teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri dan
cocok untuk di kembangkan dan di terapkan oleh tenaga pendidik, agar siswa
lebih memahami dan mengingat materi secara mendalam.
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan


Pembelajaran. Jakarta : Ar Ruzz Media
Dahar, Ratna Wilis. 1988. Teori Teori Belajar. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka
Cipta
Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Jakarta : Rineka
Cipta
Soemanto, Wasty. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bina
Aksara
Sujana, Nana. 1991. Teori Teori Belajar Untuk Pengajaran.
Jakarta :Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Suryabrata, Sumadi. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta :
Rajawali
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan
Aplikasinya. Jakarta : Rineka Cipta
http://wahyushine.blogspot.com/2012/06/v-
behaviorurldefaultvmlo.html
http://riantinas.blogspot.com/2012/06/teori-belajar-
konstruktivisme.html
http://sajarwo87.wordpress.com/2012/02/27/teori-belajar-
konstruktivistik-dan-penerapannya-dalam-pembelajaran/
http://teoriku.blogspot.com/2013/02/pengertian-teori-
pembelajaran-konstruktivisme.html
http://www.al-alauddin.com/2012/05/teori-belajar-
konstruktivisme-dan.html
http://ilmuhamster.blogspot.com/2012/06/tokoh-prinsip-dasar-
dan-implememtasi.html

Anda mungkin juga menyukai