“Teori Konstruktivistik”.
(Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Belajar Dan
Pembelajaran)
Disusun Oleh :
Fauzi Ahmad 2301071012
Nanda Faturrohman 2301070022
Najmi Firdaus 2301071019
Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT. Yang atas rahmat nya dan
karunia nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema
dari makalah ini adalah “Teori konstrutivistik”.
Kepada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Yang telah membimbing kami dan
memberikan tugas kepada kami. Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada
pihak pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami Jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah yg baik dari studi
sesungguhnya. Oleh karna itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, Maka kritik
dan saran senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
lebih khusus nya dan kepada orang lain.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Belajar Konstruktivisme.....................................................2
B. Pembelajaran menurut Teori Belajar Konstruktivisme................................2
C. Pembagian Teori Belajar dan Pembelajaran Konstruktivistik.....................3
D. Implikasi Teori Pembelajaran Secara Konstruktivistik Kognitif dan Sosial
Dalama Pembelajaran.......................................................................................4
E. Kelebihan Dan Kekurangan Teori Konstruktivisme.....................................5
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manusia memang terus berkembang dan memiliki rasa ingin tahu yang kuat. Hal ini
lahyang mendorong manusia untuk terus belajar. Oleh NASUTION belajar diartikan
sebaga imenambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Definisi lain mengenai
belajar dikemukakan oleh ERNEST H. HILGARD yaitu Belajar adalah dapat
melakukan sesuatu yang dilakukan sebelum ia belajar atau bila kelakuannya berubah
sehingga lain caranya menghadapi sesuatu situasi daripada sebelum itu.Dari
pandangan-pandangan belajar dari beberapa ahli tersebut, munculah teori belajar.Teori
belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia
belajar,sehingga membantu kita semua memahami proses yang kompleks dari belajar.
Ada beberapa teori belajar, yaitu Behaviorisme, Kognitivisme, dan Konstruktivisme. Ol
ehkarena itu, makalah ini membahas salah satu teori belajar, yaitu teori belajar
konstruktivisme dan implikasinya dalam pembelajaran.
B.Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, kami mengemukakan beberapa permasalahan antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan teori belajar dan pembelajaran konstruktivistik kognitif
dan sosial?
2. Bagaimana implikasi teori konstruktivistik dalam pembelajaran ?3. Apa kelebihan
dan kekurangan teori konstruktivistik ?
C.Tujuan Penulisan
Makalah ini dibuat untuk mengetahui penerapan teori belajar dan pembelajaran
konstrutivistik kognitif dan sosial dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
3
Proses mengkonstruksi,sebagaimana dijelaskan Piaget, adalah sebagai berikut :
a.Skemata
Piaget mengatakan bahwa schemata orang dewasa mulai dari schemata anakmelaui
proses adaptasi sampai pada penataan dan organisasi. Makin mampu seseorang
membedakan satu stimulus dengan stimulus lainnya, makin banyak schemata yang
dimilikinya. Dengan demikian, schemata adalah struktur organisasi kognitif yang selalu
berkembang dan berubah. Proses yang menyebabkan adanya perubahan tersebut adalah
asimilasi dan akomodasi.
b. Asimilasi
Asimilasi merupakan proses kognitif dan penyerapan baru ketika
seseorangmemadukan stimulus atau presepsi ke dalam schemata atau perilaku yang
sudahada. Pada dasarnya, asimilasi tidak mengubah schemata, tapi mempengaruhiatau
memungkinkan pertumbuhan schemata. Asimilasi terjadi secara kontinu, berlangsung
terus-menerus dalam perkembanfan intelektual anak.
c. Akomodasi
Akomodasi adalah proses struktur kognitif yang berlangsung
sesuai pengalaman baru. Proses tersebut menghasilkan terbentuknya schemata barudan
berubahnya schemata lama.4
d. Keseimbangan
Dengan adanya keseimbangan, efisiensi interaksi antara anak yang
sedang berkambang dengan lingkungannya dapat tercapai dan terjamin.
1.Fase Start Guru mungkin ingin mulai dengan mengukur pengetahuan murid
sebelumnya dan menetapkan berbagai kegiatan. Guru dapat mulai dengan
pertanyaan umum terbuka lalu mendorong murid untuk memberikan jawaban-
jawaban terbuka, dan mendiskusikan tentang subyek ini. Sebagai altrnatif adalah
mulai dengan sebuah masalah yang relevan dengan kehidupan murid sehari-
hari.Setelah itu topik pelajaran yang dimaksud dapat diintroduksikan. Guru mungkin
juga memutuskan untuk mengintroduksikan sebuah situasi yang membingungkan
atau mengejutkan, yang menyebabkan murid memikirkan tentang situasi tersebut.
Alih-alih langsung mengintroduksikan sebuah definisi atau konsep pada murid-
4
murid, guru akan berusaha membuat mereka menemukan berbagai aturan dan
definisi dan akan menetapkan sebuah kegiatan yang memungkinkan mereka untuk
melakukan hal itu.
2.Fase Eksplorasi Murid sakarang mengerjakan kegiatan yang ditetapkan guru di
fase 1. Kegiatan ini biasanya bersifat eksploratik, melibatkan situsi atau bahan-
bahan riil,dan memberikan kesempatan untuk kerja kelompok. Kegiatannya
mestinya distrukturisasikan sedemikian rupa sehingga para murid menghadapi isi-
isu yang memungkinkan mereka mengembangkan pemahaman, dan mestinya juga
cukup menantang(meskipun tidak melamppaui kemampuan mereka). Ada baiknya
juga untuk mengingatkan murid tentang proses-proses metakognitif yang mungkin
ingin mereka terapkan ketika menyelesaikan masalah.
3.Fase Refleksi Selama fase ini, murid mungkin diminta untuk menengok kembali
kegiatan itu dan menganalisisa serta mendiskusikan apa yang telah mereka
kerjakan, baik dengan kelompok-kelompok lain atau dengan guru. Guru dapat
memberikan
scaffolding
yang bermanfaat selama fase ini, melalui pertanyaan dan komentar yang dirancang
untuk mengaitan eksplorasi itu dengan konsep kunci yang sedang dieksplorasi.
4.Fase Aplikasi dan Diskusi Setelah itu guru dapat meminta seluruh kelas untuk
mendiskusikan berbagai temuan dan menarik kesimpulan. Langkah berikutnya
dapat diidentifikasi oleh guru dan murid,dan poin-poin kunci direkap.
1.Kelebihan
Berpikir : Alam proses membina pengetahuan baru, murid berfikir untukmenyelesaikan
masalah, menjana idea dan membuat keputusan.
Faham : Oleh kerana murid terlibat secara langsung dalam mebina pengetahuan baru,
mereka akan lebih faham dan bolehmengapliksikannya dalam semua situasi.
Ingat : Oleh kerana murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akaningat
lebih lama semua konsep. Yakin Murid melalui pendekatan inimembina sendiri
kefahaman mereka. Justeru mereka lebih yakinmenghadapi dan menyelesaikan masalah
dalam situasi baru.
Kemahiran sosial : Kemahiran sosial diperolehi apabila berinteraksi dengan rakan
danguru dalam membina pengetahuan baru.
Seronok : Oleh kerana mereka terlibat secara terus, mereka faham, ingat, yakin dan
berinteraksi dengan sihat, maka mereka akan berasa seronok belajar dalam membina
pengetahuan baru.
5
2.Kelemahan
Dalam bahasan kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa kita lihat
dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang begi
tu mendukung.
Beberapa kelebihan dalam pembelajaran ini adalah:Pebelajar lebih memahami konsep
yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut.
Melibatkan secara aktif memecahkan maslah dan menuntut ketrampilan
berfikir pebelajar yang lebih tinggi tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki
pebelajar sehingga pembelajaran bermakna.
Pembelajar dapat merasakan manfaat pembelajaran sebab masalah-masalah yang
diseleseikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat meningkatkan
motivasi dan ketertarikan pebelajar terhadap bahan yang dipelajari.
Menjadikan pebelajar lebih mandiri dan dewasa mampu memberi aspirasi
danmenerima pendapat orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif diantara
pebelajar.
Pengkondisian pebelajar dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi
terhadap pembelajaran dan temuannya sehingga pencapaian kesempatan belajar pebelaj
ar dapatdiharapkan.
6
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Teori konstruktivisme merupakan teori belajar yang menuntut siswamengkonstruksi
kegiatan belajar dan mentransformasikan informasi kompleksuntuk membangun
pengetahuan secara mandiri dan inisiatif. Dalam implikasiteori konstruktivisme dalam
pembelajaran terbagi dalam lima fase, yaituorientasi, elicitasi, restrukturisasi ide,
aplikasi ide, dan reviw.
B.Saran
Kami menyadari makalah ini terbatas dan banyak kekurangan untuk dijadikan
landasankajianilmu, maka kepada para pembaca agar melihat referensi lain yang terkait
dengan pembahasan makalah ini demi relevansi kajian ilmu yang akurat. Maka dari itu
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca, terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA