Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Teori-Teori Belajar Kognitif


(Teori gestalt, Jean piaget, Edward chace tolman, Albert bandura)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Belajar
Semester Ganjil Tahun 2022/2023
Dosen Pengampu : Tuti Alawiyah, M.Pd

Disusun Oleh:
22010291
Raras Nuramalia
Resty Wida Septiani 22010247

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) SILIWANGI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bimbingan dan
Koseling Belajar, dengan makalah yang berjudul “Teori-Teori Belajar Kognitif”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata
kuliah Bimbingan dan Konseling Belajar, Ibu Tuti Alawiyah, M.Pd yang telah
memberikan tugas kepada kami sehingga kami dapat mengeksplor lebih jauh
mengenai materi ini. Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-
pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
berguna juga bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Cimahi, 9 Oktober, 2023


Hormat kami,
Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................2
PEMBAHASAN..................................................................................................2
A. Teori Belajar Menurut Teori gestalt...............................................................2
B. Teori Belajar Menurut Jean piaget..................................................................2
C. Teori Belajar Menurut Edward chace tolman.................................................2
D. Teori Belajar Menurut Albert bandura...........................................................2
BAB III.................................................................................................................2
PENUTUP............................................................................................................2
A. Kesimpulan.....................................................................................................2
B. Saran...............................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................3

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana
manusia belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang
kompleks dari belajar. Ada tiga perspektif utama dalam teori belajar, yaitu
Behaviorisme, Kognitivisme, dan Konstruktivisme. Menjelang berakhirnya
tahun 1950-an banyak muncul kritik terhadap behaviorisme. Banyak
keterbatasan dari behaviorisme dalam menjelaskan berbagai masalah yang
berkaitan dengan belajar. Banyak pakar psikologi waktu itu yang berpendapat
behaviorisme terlalu fokus pada respons dari suatu stimulus dan perubahan
perilaku yang dapat diamati. Kognitivis mengalihkan perhatiannya pada
“otak”. Mereka berpendapat bagaimana manusia memproses dan menyimpan
informasi sangat penting dalam proses belajar.
Kognitivisme tidak seluruhnya menolak gagasan behaviorisme, namun
lebih cenderung perluasannya, khususnya pada gagasan eksistensi keadaan
mental yang bisa mempengaruhi proses belajar. Pakar psikologi kognitif
modern berpendapat bahwa belajar melibatkan proses mental yang kompleks,
termasuk memori, perhatian, bahasa, pembentukan konsep, dan pemecahan
masalah (problem solving). Mereka meneliti bagaimana manusia memproses
informasi dan membentuk representasi mental dari orang lain, objek, dan
kejadian.
B. Rumusan Masalah
Teori belajar koginif ini merupakan pengkajian bagaimana caranya
persepsi mempengaruhi perilaku dan bagaimana caranya pengalaman
mempengaruhi persepsi. Oleh karena itu teori kognitif mencoba mengkaji
proses-proses akal atau mental yang berlaku pada waktu proses pembelajaran
berlangsung. Terdapat banyak tokoh yang membahasa mengenai terori belajar

iv
kognitif, dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai teori balajr
menurt 4 ahli berikut:
1. Seperti apa Teori Belajar Menurut Teori Gestalt?
2. Seperti apa Teori Belajar Menurut Jean Piaget?
3. Seperti apa Teori Belajar Menurut Edward Chace Tolman?
4. Seperti apa Teori Belajar Menurut Albert Bandura?
C. Tujuan
Dalam kegiatan belajar dan mengajar tentunya seorang guru haruslah
memahami telebih dahulu mengenai teori-teori belajar agar dapat memberikan
metode pengajaran yang tepat kepada parmuridnya, oleh karena itu tujuan dari
dibuatnya makalah ini adalah agar para pembaca dapat mengetahui dan
memahami mengenai teori belajar, terutama teori belajar kognitif menurut para
ahli sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Teori Belajar Menurut Teori Gestalt.
2. Untuk mengetahui Teori Belajar Menurut Jean Piaget.
3. Untuk mengetahui Teori Belajar Menurut Edward Chace Tolman.
4. Untuk mengetahui Teori Belajar Menurut Albert Bandura.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Belajar Menurut Teori Gestalt


B. Teori Belajar Menurut Jean Piaget
Menurut Nursalim dan Suradi (2002) dalam Triningtyas (2016:5-6),
C. Teori Belajar Menurut Edward Chace Tollman
1. Penelitian
Sebuah percobaan yang dilakukan salah seorang pakar psikologi
asal AS, Edward C. Tollman meneliti proses kognitif dalam belajar dengan
penelitian eksperimen bagaimana tikus belajar mencari jalan melintasi maze
(teka-teki berupa jalan yang ruwet). Ia menemukan bukti bahwa tikus-tikus
percobaannya membentuk “peta kognitif” (atau peta mental) bahkan pada
awal eksperimen, akan tetapi tidak menampakan hasil belajarnya sampai
mereka menerima penguatan untuk menyelesaikan jalan melintasi maze,
suatu fenomena yang disebutnya latent learning atau belajar latent.
Eksperimen Tollman ini menunjukkan bahwa belajar adalah lebih dari
sekedar memperkuat respons melalui penguatan. (Nurlina. dkk. 2021: 16)
Tolman mengatakan bahwa secara keseluruhan perilaku manusia
mempunyai suatu maksud dan tujuan. Setiap bentuk perilaku mengarah pada
adanya tujuan inilah yang kemudian dinamakan sebagai Molar. Tolman
mecontohkan kosepnya mengenai molar pada seekor tikus yang berjalan di
simpang jalan, seekor tikus yang berusaha keluar dari tempatnya, dan anak
kecil yang saling bertukar cerita dan perasaan. Dalam hal ini, perilaku molar
melibatkan otot, kegelisahan sensory serta motory nerver sebagai responya
terhadap situasi. Teori ini kemudian dikenal sbagai teori Tolman, teori
tujuan behaviorisme karena berupaya menggambarkan satu tujuan serta
memusat pada perilaku (Anurkarina, 2015). Edward C.Tolman kemudian
memberi istilah teorinya sebagai purposif. (Fikra, L. 2019: 562-563)

vi
2. Teori Behaviorisme purposif
Teori behaviorisme purposif yang dikemukakan oleh Edward Chace
Tolman, didasarkan pada penggabungan dua teori, yang mengemukakan
bahwa pembelajaran menurut hubungan stimulus-respons mengajarkan
bahwa pembelajaran bergantung pada pengukuhan yang bermaksud bahwa
apabila sesuatu perilaku atau gerak balas (respons) selalu menghasilkan
ganjaran, maka respons atau gerak balas itu menjadi “milik” tetap atau
bagian yang tetap dari keseluruhan perilaku seseorang. Sebaliknya, teori
Gestalt mengajarkan bahwa pembelajran bergantung pada insight
(pemahaman dan wawasan), yaitu persepsi dari hubungan-hubungan antara
benda-benda, konsep-konsep, kejadian-kejadian, atau apa saja. Gabungan
dari kedua jenis teori ini, hubungan Stimulus-Respons dan Gestalt, telah
dimanfaatkan oleh Edward Chace Tolman dalam melahirkan teori
pembelajaran kognitif, termasuk teori behaviorisme purposif dari Tolman,
teori medal Gestalt dari Wertheimer, dan teori perkembangan kognitif dari
Piaget. (Habibah, H. S. Sugiharti, T. A. 2019: 15-16)
Teori behaviorisme purposif yang diperkenalkan oleh Tolman
mengajarakan bahwa sesuatu rangsangan tertentu menimbulkan respons
tertentu, maka akan kita lihat rangsangan itu dalam perspektif yang baru.
Umpamanya, pada waktu SD atau SLTP kita diajarkan untuk selalu berlaku
sopan dan menghormati guru, sebagai akibatnya apabila kita berhadapan
dengan dosen atau guru besar di perguruan tinggi (berupa rangsangan), maka
kita juga akan berlaku sopan, hormat, atau diam mendengarkan kuliahnya
(berupa respon). Namun, dosen atau guru besar itu mungkin akan marah jika
kita bersikap demikian, karena masih dianggapnya sebagai kanak-kanak,
bukan mahasiswa. Kita dituntut untuk lebih terbuka, lebih banyak bicara,
dan tidak terlal bersifat formal. Di sini kita melihat keadaan dalam perspektif
yang baru, dan sebagai akibatmya kognisi kita akan membuat respon yang
baru pula. Selain memusatkan perhatian yang besar kepada rangsangan dan
respons luar, teori behaviorisme purpusif juga memasukkan konsep kognisi

vii
ke dalam sistemnya, dan melihat perilaku secara keseluruhan, tidak dari satu
bagian kecil tertentu. Maksudnya, setiap perilaku harus dilihat sebagai
bagian dari perilaku yang lebih besar yang mempunyai satu tujuan. Oleh
karena itu, teori ini lazim disebut teori lambing-gestalt (sign--gestalt) karena
gestalt berarti keseluruhan. (Habibah, H. S. Sugiharti, T. A. 2019: 15-16)
Menurut Tolman kognisi kita (yang merupakan variabel-variabel
penengah atau mediasi) selalu bekerja antara rangsangan dan respons. Oleh
karena itu, manusia selalu membuat satu peta kognitif pembelajaran, berupa
ganjaran-ganjaran yang ditentukan tempatnya, lalu cara lain di cari untuk
mendapatkan ganjaran yang sama. Tolman juga menekankan apabila kita
ingin memahami perilaku seseorang dengan baik maka terlebih dahulu kita
harus memahami tujuan yang ingin dicapai oleh orang tersebut. Jadi, unsur-
unsur yang utama dan perlu dalam teori behaviorisme purposif adalah
rangsangan, kognisi, peta kognisi, tujuan, dan barulah respons (gerak balas),
karena itu, teori ini juga sering digambarkan sebagai S-O-R. Formula itu
dibaca sebagai Stimulus (rangsangan)-Organisme-Respons (gerak balas). Di
sini organisme melambangkan peran kognisi yang menengahi stimulus dan
respons, yang dimaksud dengan kognisi pada formula ini adalah proses akan
atau mental untuk memperoleh, menyimpan, mendapatkan, dan mengubuhan
pengetahuan. Pengetahuan ini sebagai hasil dari peprsepsi terhadap
hubungan-hubungan dalam di antara benda-benda, kejadian-kejadian, atau
apa saja yang kita alami melalui pancaindra kita. Lahirnya teori
behaviorisme purposif ini diilhami oleh teori medan gestalt yang pada
mulanya diperkenalkan di Jerman oleh Wertheimer Kohler, dan Koffka.
Ketiga pakar psikologi Jerman ini menarih perhatian besar pada peran
persepsi atau pengamatan dan pembelajaran. (Habibah, H. S. Sugiharti, T. A.
2019: 15-16)
Tolman mempunyai pandangan berbeda dengan para tokoh
sebelumnya. Ia berpendapat bahwa dalam proses belajar hal paling penting
ialah interaksi antara manusia dengan lingkugan. Teori ini kemudian dikenal

viii
dengan toeri S-S. hal ini dapat disimpulkan bahwa teori Tolman menentang
beberapa teori-teori tokoh behavoris yang mengatakan bahwa belajar adalah
ditandai dengan adanya perubahan perilaku karena adanya interkasi stimulus
respon, sementara Tolman sependapat dengan Guthrie bahwa pengetahuan
adalah suatu proses yang berlanjut tanpa dorongan apapun. Menurut Tolman,
belajar adalah proses mengenal situasi. hal ini diartikan bahwa belajar itu
adalah mengenal sesuatu yang ada disekitar kita. (Fikra, L. 2019: 562-563)
D. Teori Belajar Menurut Albert bandura
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan, karena kami masih dalam tahap belajar, maka dari itu diharapkan
saran dan bimbingannya. Namun semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
dapat menjadi bahan belajar bagi yang bersangkutan.

ix
DAFTAR PUSTAKA

Habibah, H. S. Sugiharti, T. A. (2019). TEORI PEMBELAJARAN DALAM


PSIKOLOGI. Makalah Psikolinguistik Intitusi Pendidikan Indonesia.
https://www.academia.edu/download/64752896/Teori_Pembelajaran_dalam_P
sikologi.pdf
Nurlina. Nurfadilah. Bahri, A. (2021). TEORI BELAJAR & PEMBELAJARAN. CV LPP
UNISMUH MAKASSAR. 16.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/solidarity/article/download/
14503/7922
Fikra, L. (2019). ANALISIS ASPEK DAN TINGKAH LAKU MOLAR TOKOH
MARGIO DALAM NOVEL LELAKI HARIMAU KARYA EKA
KURNIAWAN: KOLABORASI TEORI MOLAR TOLMAN DAN KAJIAN
PSIKOANALISIS SIGMUND FREUD. Prosiding SENASBASA. 3(2). 561-
570.
http://research-report.umm.ac.id/index.php/SENASBASA/article/download/
3211/2899

Anda mungkin juga menyukai