Anda di halaman 1dari 17

ivanMAKALAH

TEORI-TEORI BELAJAR ASOSIASIONISTIK


(Ivan Petrovich pavlov, Edwin Ray Guthrie, William kaye estes )
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Belajar
Semester Ganjil Tahun 2022/2023
Dosen Pengampu : Tuti Alawiyah, M.Pd

Disusun Oleh:
Muchammad Abdul Jabbar 22010230
Putri Novia Reizika 22010287
M. Tobi Ssipa Hidayat 22010261
Salwa Putri Anshori 22010235

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) SILIWANGI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bimbingan dan
Konseling Belajar, dengan makalah yang berjudul “Teori-Teori Belajar Asosiasionistik
(Ivan Petrovich pavlov, Edwin Ray Guthrie, William kaye estes)”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah
Bimbingan dan Konseling Belajar Ibu Tuti Alawiyah, M.Pd yang telah memberikan
tugas kepada kami sehingga kami dapat mengeksplor lebih jauh mengenai materi ini.
Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat berguna juga
bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Cimahi, 29 September 2023

Hormat kami,

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I ............................................................................................................................ 0
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 0
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 0
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 0
C. Tujuan .................................................................................................................. 0
BAB II ........................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 1
A. Teori Belajar Ivan Petrovich Pavlov.................................................................... 1
1. Biografi Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) ............................................... 1
2. Eksperimen Eksperimen Ivan Petrovich Pavlov .......................................... 2
3. Aplikasi teori pavlov dalam pembelajaran ................................................... 3
B. Teori Belajar Edwin Ray Guthrie ........................................................................ 5
1. Biografi Edwin Ray Guthrie ......................................................................... 5
2. Teori dan Perkembangan .............................................................................. 6
3. Dampak atau Implikasi Teori Belajar ........................................................... 7
4. Contoh Implementasi Praktis Teori dalam Aplikasi Dunia Pendidikan ....... 8
C. Teori Belajar Asosiasionistik Menurut William Kaye Estes ............................... 9
1. Asumsi Dasar Teori SST .............................................................................. 9
2. Proses Belajar Menurut Teori SST ............................................................... 9
3. Implementasi Teori SST dalam Kehidupan................................................ 10
BAB III ....................................................................................................................... 12
PENUTUP ................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 12
B. Saran .................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Teori belajar asosiasionistik adalah salah satu pendekatan dalam psikologi


pembelajaran yang menekankan pentingnya hubungan antara stimulus dan
respons dalam proses pembelajaran. Teori ini memiliki beberapa latar
belakang dan perkembangan yang penting Teori belajar asosiasionistik
memiliki akar historis yang kuat dalam eksperimen Ivan Pavlov pada awal
abad ke-20. Pavlov menunjukkan bahwa hewan dapat mengaitkan stimulus
tertentu dengan respons tertentu melalui proses pembelajaran.Teori
Stimulus-Response (S-R): Teori belajar asosiasionistik mengemukakan
bahwa pembelajaran terjadi melalui asosiasi antara stimulus dan respons.
Ketika stimulus tertentu secara konsisten diikuti oleh respons yang sama,
maka asosiasi tersebut kuat dan pembelajaran terjadi.
Asosiasi adalah konsep yang penting dalam psikologi, terutama dalam
konteks belajar dan pemahaman kognitif. Asosiasi merujuk pada hubungan
atau koneksi yang terbentuk antara dua atau lebih konsep, ide, atau stimulus
dalam pikiran atau pengalaman seseorang. Salah satu jenis asosiasi yang
relevan dalam konteks ini adalah asosiasi asosiatif atau asosiasi stimulus-
stimulus.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa Pengertian dari Teori Iban Petrovich Pavlov
2. Bagaimana Teori dari Pembelajaran Edwin Ray Gurhrie
3. Bagaimana Teori Belajar William Kaye Estes

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain,
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teori-teori belajar
Asosiasonistik dari setiap tokoh.
2. Untuk menjelaskan konsep dasar dari teori-teori belajar Asosiasonistik
3. Untuk mengetahui apa kelebihan dan kekurangan teori-teori belajar
Asosiasonistik

0
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Belajar Ivan Petrovich Pavlov


1. Biografi Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)
Sebelum membicarakan langkah-langkah eksperimen Pavlov, ada baiknya kita
membicarakan sedikit mengenai latar belakang kehidupannya. Keahlian dan
pengalamannya mendorong Pavlov melakukan eksperimen-eksperimen sampai
akhirnya menemukan konsepkonsep yang kemudian dikenal sebagai teori belajar.
Tokoh Classical Conditioning dan bapak teori belajar Modern, Ivan Petrovich Pavlov
dilahirkan di Ryazan Rusia desa tempat ayahnya Peter Dmitrievich Pavlov menjadi
seorang pendeta pada 18 September tahun 1849 dan meninggal di Leningrad pada
tanggal 27 Pebruari 1936. Ia dididik di sekolah gereja dan melanjutkan ke Seminari
Teologi. Ayahnya seorang pendeta, dan awalnya Pavlov sendiri berencana menjadi
pendeta, namun dia berubah pikiran dan memutuskan untuk menekuni fisiologis. Dia
sebenarnya bukanlah sarjana psikologi dan tidak mau disebut sebagai ahli psikologi,
karena dia adalah seorang sarjana ilmu faal yang fanatik. Tahun 1870, ia memasuki
Universitas Petersburg untuk mempelajari sejarah alam di Fakultas Fisika dan
Matematika.
Selain itu teori ini merupakan dasar bagi perkembangan aliran psikologi
behaviourisme, sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi penelitian mengenai proses
belajar dan pengembangan teori-teori tentang belajar. Pavlov telah melakukan
penyelidikan terhadap kelenjar ludah secara intensif sejak tahun 1902 dengan
menggunakan anjing. Hanya beberapa saat sebelum tahun itu, ketika Pavlov menginjak
usia 50 tahun dia memulai karyanya yang terkenal tentang refleks-refleks yang
terkondisikan (condition refleks). Karya tulisnya adalah Work of Digestive Glands
(1902) dan Conditioned Reflexes. Di Tahun 1904 dia memperoleh hadiah Nobel
dibidang Physiology or Medicine untuk karya tersebut. Karyanya mengenai
pengkondisian sangat mempengaruhi psikologi behavioristik di Amerika (The Official
Web Site of the Nobel Foundation, 2007).

1
2. Eksperimen Eksperimen Ivan Petrovich Pavlov
Dalam tahun-tahun terakhir dari abad ke 19 dan tahun-tahun permulaan abad
ke-20, Pavlov dan kawan-kawan mempelajari proses pencernaan dalam anjing. Selama
penelitian mereka para ahli ini memperhatikan perubahan dalam waktu dan kecepatan
pengeluaran air liur. Dalam eksperimen-eksperimen ini Pavlov dan kawan-kawannya
menunjukkan, bagaimana belajar dapat mempengaruhi perilaku yang selama ini
disangka refleksif dan tidak dapat dikendalikan, seperti pengeluaran air liur. Berangkat
dari pengalamannya, Pavlov mencoba melakukan eksperimen dalam bidang psikologi
dengan menggunakan anjing sebagi subjek penyelidikan.
Namun demikian, dari hasil eksperimen dengan menggunakan anjing tersebut,
Pavlov akhirnya menemukan beberapa hukum pengkondisian, antara lain:
1. Kepunahan/Penghapusan/Pemadaman (extinction). Penghapusan berlaku apabila
rangsangan terlazim tidak diikuti dengan rangsangan tak terlazim, lama-kelamaan
individu/organisme itu tidak akan bertindak balas. Setelah respons itu terbentuk,
maka respons itu akan tetap ada selama masih diberikan rangsangan bersyaratnya
dan dipasangkan dengan rangsangan tak bersyarat.
2. Generalisasi Stimulus (stimulus generalization). Rangsangan yang sama akan
menghasilkan tindak balas yang sama. Pavlov menggunakan bunyi loceng yang
berlainan nada, tetapi anjing masih mengeluarkan air liur. Ini menunjukkan
bahawa organisme telah terlazim, dengan dikemukakan sesuatu rangsangan tak
terlazim akan menghasilkan gerak balas terlazim (air liur) walaupun rangsangan
itu berlainan atau hampir sama.
Contoh : anak kecil yang merasa takut pada anjing galak, tentu akan memberikan
respons rasa takut pada setiap anjing. Tapi melalui penguatan dan pemadaman
diferensial, rentang stimulus rasa takut menjadi menyempit hanya pada anjing
yang galak saja.
3. Pemilahan (discrimination). Diskriminasi yang dikondisikan ditimbulkan melalui
penguatan dan pemadaman yang selektif. Diskriminasi berlaku apabila individu

2
berkenaan dapat membedakan atau mendiskriminasi antara rangsangan yang
dikemukakan dan memilih untuk tidak bertindak atau bergerak balas.
Contoh : Anak kecil yang takut pada anjing galak, maka akan memberi respon rasa
takut pada setiap anjing, tapi ketika anjing galak terikat dan terkurung dalam
kandang maka rasa takut anak itu menjadi berkurang.
4. Tingkat Pengondisian Yang Lebih Tinggi. Akhirnya, Pavlov menunjukkan bahwa
sekali kita dapat mengondisikan seekor anjing secara solid kepada CS tertentu,
maka dia kemudian bisa menggunakan CS itu untuk menciptakan hubungan
dengan stimulus lain yang masih netral. Di dalam sebuah eksperimen muridmurid
Pavlov melatih seekor anjing untuk mengeluarkan air liur terhadap bunyi bel yang
disertai makanan, kemudian memasangkan bunyi bel itu saja dengan sebuah papan
hitam.
3. Aplikasi teori pavlov dalam pembelajaran
Aplikasi teori Pavlov memberikan konsekuensi kepada pendidik untuk
menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap. Sehingga, tujuan
pembelajaran yang harus dikuasai peserta didik disampaikan secara utuh oleh pendidik.
Pendidik tidak banyak mem- beri ceramah, tetapi juga memberikan instruksi singkat
yang diikuti contoh-contoh, baik yang dilakukan sendiri maupun melalui simulasi.
Selanjutnya, bahan pelajaran disusun secara hierarki, dari yang sederhana sampai yang
kompleks. Tujuan pembelajaran dibagi men- jadi bagian kecil yang ditandai dengan
pencapaian suatu keterampilan tertentu. Pembelajaran berorientasi terhadap hasil yang
dapat diukur dan diamati. Jika ada kesalahan, maka pendidik harus segera mem-
perbaikinya.
Selanjutnya, pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang
diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori belajar
Pavlov ialah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan
mendapat penguatan positif, dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan
negatif. Evaluasi atau penilaian didasarkan atas perilaku yang tampak.
Secara umum, model dari teori Pavlov sangat cocok dipraktikkan pada
pembelajaran yang mengandung unsur kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, dan

3
daya tahan. Contohnya ialah percakapans bahasa asing, mengetik, menari,
menggunakan komputer, berenang, dan olahraga. Teori ini juga cocok diterapkan untuk
melatih anak- anak yang masih memerlukan dominasi peran orang dewasa, suka
mengulangi, gemar meniru, dan senang dengan bentuk-bentuk peng- hargaan langsung,
seperti diberi permen atau pujian.
Teori belajar Pavlov harus diterapkan secara hati-hati dan di- sesuaikan dengan
instruksi prinsipnya. Sebab, apabila salah dalam penerapan atau tidak melakukannya
sesuai instruksi, justru akan menciptakan situasi belajar yang tidak kondusif bagi
peserta didik. Inilah salah satu kelemahannya. Jika tidak tepat dalam penerapannya,
maka bisa menyebabkan pendidik sebagai sentral, mudah bersikap otoriter, komunikasi
berlangsung satu arah, dan pendidik melatih, serta menentukan sesuatu yang harus
dipelajari peserta didik.
Sementara itu, peserta didik malah dipandang sebagai sosok yang pasif, selalu
perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan
pendidik. Peserta didik hanya men- dengarkan dengan tertib penjelasan pendidik dan
menghafalkan sesuatu yang didengarnya. Dengan kata lain, peserta didik dianggap
tidak akan mampu berkembang tanpa bantuan dari pendidik.
Teori belajar Pavlov menganggap bahwa belajar hanya terjadi secara otomatis
dan aktif, sementara penentuan kepribadian sama sekali tidak dihiraukan. Teori ini
menonjolkan peranan latihan atau kebiasaan-kebiasaan (stimulus) yang dilakukan
secara terus-menerus untuk mengubah perilaku. Padahal, tindakan manusia tidak
semata- mata tergantung oleh pengaruh luar. Manusia memiliki akal yang mampu
memilih dan menentukan perbuatan dan reaksinya. Teori conditioning memang tepat
kalau kita hubungkan dengan kehidupan binatang. Pada manusia, teori ini hanya dapat
kita terima dalam hal-hal tertentu. Umpamanya dalam belajar skills (keahlian) khusus
dan mengenai pembiasaan pada anak-anak kecil. Meski begitu, teori belajar Pavlov
sangat bagus diaplikasikan pada pembelajaran dengan ciri-ciri tersebut.
Teori Pavlov dapat diaplikasikan dalam pembelajaran dengan cara

4
1. Pendidik menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap. Tujuan
pembelajaran yang harus dikuasai peserta didik disampaikan secara utuh oleh
pendidik.
2. Pendidik memberikan instruksi singkat yang diikuti contoh-contoh. Bahan
pelajaran disusun secara hierarki, dari yang sederhana sampai yang kompleks.
3. Tujuan pembelajaran dibagi menjadi bagian kecil yang ditandai dengan
pencapaian suatu keterampilan tertentu.
4. Pembelajaran berorientasi terhadap hasil yang dapat diukur dan diamati. Jika
ada kesalahan, maka pendidik harus segera memperbaikinya.
5. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat
menjadi kebiasaan.
6. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif, dan perilaku yang
kurang sesuai mendapat penghargaan negatif.
7. Evaluasi atau penilaian didasarkan atas perilaku yang tampak

Kelemahan teori Pavlov dalam pembelajaran:


• Teori ini dapat menyebabkan pendidik sebagai sentral, mudah bersikap
otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, dan pendidik melatih, serta
menentukan sesuatu yang harus dipelajari peserta didik.
• Peserta didik dipandang sebagai sosok yang pasif, selalu perlu motivasi dari
luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan pendidik.
• Teori ini menganggap bahwa belajar hanya terjadi secara otomatis dan aktif,
sementara penentuan kepribadian sama sekali tidak dihiraukan.

B. Teori Belajar Edwin Ray Guthrie


1. Biografi Edwin Ray Guthrie
Edwin Ray Guthrie lahir pada 9 Januari 1886 di Lincoln, Nebraska dan
meninggal pada tahun 1959. Ibunya adalah seorang guru sekolah dan ayahnya
seorang manajer toko. Edwin Ray Guthrie adalah seorang psikolog behavioral
yang menyampaikan suatu teori pembelajaran yaitu hukum kontiguitas yang

5
berbunyi: suatu kombinasi antara rangsangan dan gerakan yang dilakukan akan
cenderung dilakukan kembali saat kondisi yang sama muncul. Meskipun ia
menulis tentang filsafat dan di berbagai bidang psikologi, Guthrie terkenal
karena karyanya dalam mengembangkan satu teori pembelajaran sederhana.
Guthrie lulus dari University of Nebraska pada tahun 1907 dengan gelar
BA (Bachelor of Arts) pada bidang matematika, Phi Beta Kappa Key, filsafat,
dan psikologi. Setelah lulus, Guthrie mengajar matematika di Lincoln High
School dan di saat yang sama Guthrie melanjutkan untuk mendapatkan gelar
MA (Master of Arts) di Universitas yang sama dan lulus pada tahun 1910. Di
tahun yang sama, Guthrie juga mendapatkan gelar PhD di University of
Pennsylvania dan kembali mengajar matematika di sekolah menengah pada
tahun 1912. Ketika tahun 1914, Guthrie menjadi dosen filosofi di University of
Washington. Tahun 1919, Guthrie menjadi anggota dari departemen psikologi
di University of Washington serta menjadi dekan pascasarjana di University of
Washington pada tahun 1943.
2. Teori dan Perkembangan
Teori Pembelajaran Menurut Edwin Ray Guthrie yang utama adalah
hukum kontiguitas, yaitu gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu
gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang
sama. Hukum kontiguitas adalah satu prinsip asosionisme, yaitu respon atas
suatu situasi cenderung diulang bila individu menghadapi suatu yang sama.
Kunci teori Guthrie terletak pada prinsip Tunggal bahwa kontiguitas
merupakan fondasi pembelajaran.Teori Guthrie tersebut lebih menekankan
pada hubungan antara stimulus dan respons, serta beranggapan bahwa setiap
respons yang didahului atau disertai suatu stimulus atau gabungan dari beberapa
stimulus yang akan timbul kembali apabila stimulus tersebut diulang kembali.
Lebih lanjut dinyatakan bahwa suatu stimulus tertentu akan menimbulkan
respons tertentu. Suatu respons hanya terbina oleh satu kali percobaan saja.
Oleh karena itu, pengulangan atau repetisi tidak memperkuat hubungan
stimulus respon. Guthrie percaya bahwa pembelajaran terjadi melalui asosiasi

6
dan pengkondisian, dan satu pasangan seringkali cukup untuk membangun
koneksi, daripada pasangan stimulus-respons yang berulang,
Guthrie mengusulkan beberapa metode untuk mengubah kebiasaan yang
masingmasing telah digunakan dalam terapi perilaku. Hal ini biasanya disebut
metode threshold (ambang), metode fatigue (kelelahan), dan metode
incompatible stimuli (rangsangan yang tidak sesuai atau stimuli menyimpang).
1. Metode Threshold (ambang) = merupakan metode mencari
petunjuk yang memicu kebiasaan buruk dan melakukan respons
lain saat petunjuk itu muncul.
2. Metode Fatigue (kelelahan) = membiarkan respons terus menerus
hingga tidak lagi menjadi fungsi dari stimulus.
3. Metode Incompatible Stimuli (stimuli menyimpang) = memberikan
penyandingan terhadap stimuli karena dianggap dapat
menimbulkan respon buruk.
3. Dampak atau Implikasi Teori Belajar
Tidak pentingnya sebuah transfer training karena ketika organisme
menerima transfer training.
1. Reinforcement (penguatan) tidak memiliki pengaruh besar pada
perilaku organisme.
2. Pelatihan menjadi hal yang penting dalam teori Guthrie karena
menurutnya organisme yang bertindak terhadap suatu respon bisa
menjadi sebuah kebiasaan karena adanya pengulangan dari
perilaku sebelumnya.
3. Punishment menjadi hal biasa dalam teori ini karena Guthrie
menganggap,ketika individu mendapatkan hukuman dia mengubah
perilakunya bukan karena takut tapi karena dasar hukuman
tersebut mengubah perilaku individu.

7
4. Contoh Implementasi Praktis Teori dalam Aplikasi Dunia
Pendidikan
Teori pembelajaran oleh Edwin Ray Guthrie pada dasarnya berprinsip belajar
utama dengan hukum kedekatan. Artinya, jumlah rangsangan yang menyertai suatu
gerakan, ketika muncul kembali, cenderung mengikuti gerakan yang sama. Hukum
keterhubungan merupakan prinsip associatism, yaitu bahwa tanggapan terhadap suatu
situasi cenderung berulang ketika individu dihadapkan pada hal yang sama. Kunci teori
Guthrie terletak pada prinsip unik bahwa kedekatan adalah fondasi pembelajaran.
Guthrie juga menggunakan hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan
terjadinya pembelajaran..Pembelajaran terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan
mengubah situasi stimulus ketika tidak ada respon lain yang memungkinkan Guthrie
mengemukakan bahwa proses pendidikan dimulai dengan pernyataan tujuan, yaitu
dengan pernyataan tanggapan yang akan dibuat terhadap rangsangan. Hal ini
menunjukkan lingkungan belajar yang akan memunculkan respons yang diinginkan
serta rangsangan yang akan ditempatkan di sana. Dengan demikian, motivasi tidak
dianggap terlalu penting, yang penting seseorang merespon dengan tepat Ketika
diberikan rangsangan tertentu.
Kombinasi yang tepat dari rangsangan dan tanggapan merupakan inti dari teori
belajar Guthrie. Untuk penerapan teori ini dalam proses belajar mengajar di
kelas.Guthrie memberikan beberapa saran kepada guru :
a.Guru harus dapat mengarahkan aktivitas siswa agar siswa adalah apa yang
mereka pelajari ketika mereka mempelajari sesuatu. Dengan kata lain,
rangsangan apa yang terdapat dalam buku atau pelajaran yang memotivasi siswa
untuk belajar.
b. Jika siswa membuat catatan atau membaca buku, mereka dapat mengingat lebih
banyak informasi. Maka dalam hal ini buku akan menjadi stimulus yang dapat
digunakan sebagai stimulus untuk mengingat pelajaran.
c. Dalam mengelola kelas, guru dianjurkan untuk tidak memberikan perintah yang
secara langsung akan menyebabkan siswa menjadi tidak taat terhadap peraturan
kelas. Misalnya permintaan guru agar siswa tenang jika diikuti oleh kegaduhan

8
Teori pembelajaran Edwin Ray Guthrie adalah teori pembelajaran yang
menekankan pada hubungan antara stimulus dan respons. Guthrie berpendapat bahwa
pembelajaran terjadi melalui asosiasi dan pengkondisian, dan satu pasangan stimulus
respons seringkali cukup untuk membangun koneksi, daripada pasangan stimulus
respons yang berulang.
Kelebihan teori Guthrie:
Teori ini sederhana dan mudah dipahami.
Teori ini dapat diterapkan pada berbagai jenis perilaku.
Kelemahan teori Guthrie:
Teori ini tidak dapat menjelaskan bagaimana pembelajaran yang kompleks terjadi.
Teori ini mengabaikan peran motivasi dalam pembelajaran

C. Teori Belajar Asosiasionistik Menurut William Kaye Estes


William Kaye Estes adalah seorang psikolog Amerika yang mengembangkan teori
belajar asosiasionistik yang disebut Teori Sampling Stimulus (SST). Teori ini
berpendapat bahwa belajar terjadi melalui proses asosiasi antara stimulus dan respons.
Estes percaya bahwa otak manusia memproses informasi dengan cara mengasosiasikan
trace-trace yang berbeda. Trace adalah representasi mental dari suatu stimulus atau
respons.
1. Asumsi Dasar Teori SST
Teori SST memiliki beberapa asumsi dasar, yaitu: Situasi belajar terdiri dari banyak
elemen stimulus dalam jumlah tertentu. Semua respon yang diberikan dalam situasi
eksperimental dapat digolongkan menjadi dua kategori: respon yang benar dan respon
yang salah. Semua elemen stimulus dilekatkan dengan respon yang benar atau salah.
Pembelajaran terbatas kemampuannya dalam mengalami stimulus. Percobaan belajar
berakhir ketika respons terjadi.
2. Proses Belajar Menurut Teori SST
Proses belajar menurut Teori SST dapat digambarkan sebagai berikut: Pada awal
percobaan, pembelajar mengalami sejumlah elemen stimulus. Salah satu elemen
stimulus dilekatkan dengan respon yang benar. Jika respon yang benar terjadi, maka

9
elemen stimulus tersebut akan diperkuat. Semakin sering elemen stimulus tersebut
diperkuat, maka semakin kuat asosiasi antara elemen stimulus tersebut dengan respon
yang benar. Asosiasi yang kuat akan menyebabkan pembelajar lebih cenderung
menghasilkan respon yang benar ketika mengalami elemen stimulus tersebut di masa
depan.
3. Implementasi Teori SST dalam Kehidupan
Teori SST dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan,
pelatihan, dan pemasaran. Dalam pendidikan, Teori SST dapat digunakan untuk
menjelaskan bagaimana siswa belajar materi baru. Menurut Teori SST, siswa akan
lebih mudah belajar materi baru jika materi tersebut disajikan dalam bentuk yang
menarik dan relevan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa. Dalam pelatihan,
Teori SST dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Menurut Teori
SST, karyawan akan lebih cepat mempelajari keterampilan baru jika keterampilan
tersebut dilatih secara bertahap dan berulang-ulang. Dalam pemasaran, Teori SST
dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas iklan. Menurut Teori SST, iklan akan
lebih efektif jika iklan tersebut menggunakan stimulus yang relevan dengan target
pasar dan disajikan secara berulang-ulang.
Teori Pembelajaran Sampling Stimulus (SST) adalah teori pembelajaran
asosiasionistik yang dikembangkan oleh William Kaye Estes. Teori ini berpendapat
bahwa belajar terjadi melalui proses asosiasi antara stimulus dan respons. Estes percaya
bahwa otak manusia memproses informasi dengan cara mengasosiasikan trace-trace
yang berbeda. Trace adalah representasi mental dari suatu stimulus atau respons.
Kelebihan teori SST:
Teori ini dapat menjelaskan berbagai jenis pembelajaran, termasuk pembelajaran yang
sederhana dan kompleks.
Teori ini dapat menjelaskan bagaimana pembelajaran terjadi secara bertahap dan
berulang-ulang.
Kelemahan teori SST:

10
Teori ini tidak dapat menjelaskan bagaimana motivasi dan emosi memengaruhi
pembelajaran.Teori ini tidak dapat menjelaskan bagaimana pembelajaran terjadi dalam
jangka panjang.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan umum dari teori-teori belajar asosiasionistik adalah bahwa belajar
merupakan proses yang terjadi melalui asosiasi atau hubungan antara stimulus,
respons, dan konsekuensi. Ini berarti individu belajar melalui pengalaman-pengalaman
yang menghubungkan stimulus dengan respons, serta dampak atau konsekuensi dari
respons tersebut. Teori-teori ini telah memberikan wawasan penting tentang bagaimana
pembelajaran terjadi dan bagaimana perilaku dapat diubah atau dipengaruhi melalui
proses asosiasi dalam berbagai konteks pembelajaran. Dalam konteks ini, Ivan Pavlov,
Edwin Ray Guthrie, dan William Kaye Estes adalah tokoh-tokoh penting yang telah
memberikan kontribusi besar dalam memahami mekanisme belajar asosiasionistik.
Dalam keseluruhan, teori-teori belajar asosiasionistik ini membantu menjelaskan
bagaimana individu memperoleh pengetahuan dan mengembangkan perilaku mereka
melalui proses asosiasi antara stimulus, respons, dan konsekuensi dalam berbagai
situasi pembelajaran dan pengalaman.
B. Saran
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini,
baik dari segi penulisan maupun segi materi yang kami bahas. Oleh karena itu,
mohon kritik dan sarannya yang bersifat membangun kepada dosen kami Ibu
Tuti Alawiyah, M.Pd dan teman-teman mahasiswa dan mahasiswi sekalian,
agar kami bisa memperbaiki dalam penyusunan makalah kami dan semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua, dan menjadi wawasan kita dalam
memahami bahasannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Pavlov, I. P. (1927). Conditioned reflexes: An investigation of the physiological activity


of the cerebral cortex. Oxford, UK: Oxford University Press.
Baharuddin & Esa Nur Wahyuni, 2008, Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.
Purwanto, Ngalim. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Nurhidayati, (2012). Implementasi teori belajar Ivan petrovich. Jember
Martin, G. N., & Pear, J. J. (2007). Behavior modification: What it is and how to do it
(8th ed.). Upper Saddle River, NJ: Pearson Education.
Reber, A. S. (2016). Dictionary of Psychology (9th ed.). New York, NY: Worth
Publishers.
Butar, C., Izaac, N., Lordses, O., & Saragih, T. (2019). TEORI BELAJAR
BEHAVIORISTIK
MENURUT EDWIN RAY GUTHRIE DI DALAM PEMBELAJARAN
Guthrie, E.R. (1942). Conditioning: A theory of learning. In Sahakian, W. S. (1976).
Learning: Systems, models, and theories (p. 40). Chicago: Rand McNally.
Guthrie, E. R. (1952). The psychology of learning (revised). New York: Harper & Row
Guthrie, E.R. (1942). Conditioning: A theory of learning. In Sahakian, W. S. (1976).
Learning: Systems, models, and theories (p. 40). Chicago: Rand McNally

13

Anda mungkin juga menyukai