Anda di halaman 1dari 13

TEORI BELAJAR DARI SUDUT PANDANG TEORI PERILAKU DARI PAVLOV

Dosen Pengampu
Dr. Kana Safrina Rouzi, M. Si.

Disusun Oleh Kelompok 7


Muniayati Ali Bugis (211200303)
M. Saiful Hidayat (211200310)

Aisyah Muttawaroh (211200278)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAN DAN KEGURUAN
UNVERSITAS ALMA ATA
YOGYAKARTA
2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamuálaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan dengan
lancar dan tepat pada waktunya. Kami sadar akan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Terima kasih kepada Bu Dr. Kana Safrina Rouzi, M. Si. selaku dosen pengampu mata
kuliah Psikologi Belajar, yang telah memberikan ilmu serta arahan pada tugas makalah ini,
dan tanpa bimbingan beliau mungkin tugas ini tidak akan terselesaikan dengan tepat waktu.
Selanjutnya ucapan terima kasih kami berikan kepada teman- teman yang telah mau
bekerja sama dan memberikan bantuannya terhadap tugas ini, tanpa mereka makalah ini juga
tidak akan terselesaikan tepat pada waktunya. Harapan kami, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya serta dapat menambah pengetahuan dan pemahaman pada
pembahasan makalah ini. Tentunya masih banyak kesalahan pada tugas makalah ini yang
mungkin kami tidak sadari, oleh karena itu kritik dan saran bagi teman – teman sangat kami
harapkan guna perbaikan tugas makalah-makalah selanjutnya.
Wassalamuálaikum Wr. Wb

Yogyakarta, 30 Maret 2023

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................1
BAB I......................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................2
1. Latar Belakang...........................................................................................................................2
2. Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
3. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................4
A. Biografi ivan petrovich pavlov...................................................................................................4
B. Pengertian teori belajar dan perilaku.......................................................................................4
C. Konsep dasar teori perilaku dari pavlov.....................................................................................4
D. Prinsip prinsip teori belajar Classical conditioning pavlov.........................................................5
E. Hukum-hukum teori belajar classical conditioning pavlov.........................................................6
F. Pengaplikasian teori belajar dalam pendidikan dan pengajar...................................................8
G. Kelebihan dan kekurangan dari teori povlov.............................................................................9
BAB III..................................................................................................................................................10
KESIMPULAN.......................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11

1
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Studi secara sistematis tentang belajar relatif baru. Sampai akhir abad 19,
belajar masih dianggap masalah dalam dunia keilmuan. Dengan menggunakan
teknologi yang digunakan oleh ilmu fisika, para peneliti mencoba menghubungkan
pengalaman untuk memahami bagaimana manusia belajar.
Petrovich Pavlov merupakan seorang ahli psikologi dari Rusia. Iamerupakan
salah satu tokoh yang bepegang pada teori belajar behaviorisme. Aliranyang
dianutnya adalah teori belajarclassical conditioning. . Istilah lain teori tersebut ialah
Pavlovianisme, yang diambil dari nama pavlov sebagai peletak dasar teori tersebut

Teori ini mengimplikasikan pentingnya mengkondisi stimulus agar terjadi


respon.Dengan demikian pengontrolan dan perlakuan stimulus jauh lebih penting
daripada pengontrolan respon. Konsep ini mengisyaratkan bahwa proses belajar
lebihmengutamakan faktor lingkungan (eksternal) daripada motivasi internal.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka terdapat
rumusan masalah dari makalah kami.

1. Biografi Ivan Petrovich Pavlov


2. Pengertian teori perilaku Pavlov
3. Pengertian teori belajar dan perilaku
4. Prinsip prinsip teori belajar classical conditioning Pavlov
5. Konsep dasar perilaku dari Pavlov.
6. pengaplikasian teori belajar dalam pendidikan dan pengajar
7. Kritik teori perilaku dari Pavlov
8. Kelebihan dab kekurangan dari teori Pavlov

3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk menambah wawasan
penulis dan pembaca dalam bidang pembelajaran khususnya mengenai teori belajar
sebagai berikut.
1. Mengerti biografi Ivan Petrovich Pavlov
2. Mengetahui pengertian teori perilaku Pavlov
3. Mengetahui pengertian teori belajar dan perilaku

2
4. Prinsip prinsip teori belajar classical conditioning Pavlov
5. Mengetahui konsep dasar perilaku dari Pavlov.
6. Mengetahui pengaplikasian teori belajar dalam pendidikan dan pengajar
7. Memahami kritik teori perilaku dari Pavlov
8. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari teori Pavlov

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi ivan petrovich pavlov

Ivan petrovich pavlov lahir 14 september 1849 di Ryazan Rusia .Pavlov lulus
sebagai serjana kedokteran dengan bidang dasar fisiologis . Ia dididik di sekolah gereja
dan melanjutkan ke seminar Teologi .pada tahun 1884 ia menjadi direktur depertemen
fisilogi pada institute of Experimental medicine dan memulai penelitian mengenai
fisiologi pencernaan .povlov meninggal di Leningrad pada tanggal 27 februari 1936

B. Pengertian teori belajar dan perilaku

Pengertian teori belajar Pavlov adalah suatu tindakan interaksi antara stimulus
dan respon. Saat seseorang mampu menunjukan perubahan dalam tingkah lakunya
maka dapat dianggap telah belajar. Seperti interaksi antara guru dan siswa yaitu
stimulus dan respon. Guru memberikan tindakan stimulus kepada siswa dan siswapun
memberikan respon atau tanggapan atas stimulus yang diberikan oleh guru. Menurut
Novi Irwan Nahar (2016)
Seperti contoh ketika guru memberikan sebuah latihan soal kepada peserta didik maka
para peserta didik akan merespon dengan cara mengerjakan soal tersebut dan berfikir

Pengertian perilaku berdasarkan Ensiklopedi Amerika perilaku diartikan


sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkunganya .Hal ini berarti bahwa
perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang di perlukan untuk menimbulkan
reaksi ,yakni yang disebut sebagai rangsangan.

Sedangan perilaku secara umum dapat dikatakan bahwa faktor internal dan
eksternal ini merupakan penentu dari perilaku mahluk hidup termaksut perilaku
manusia. Faktor internal merupakan konsep dasar atau modal untuk perkembangan
atau perilaku makhluk hidup untuk selanjutnya ,sedangkan faktor eksternal atau
lingkungan adalah kondi atau lahan untuk perkembangan perilaku tersebut.

C. Konsep dasar teori perilaku dari pavlov

Ivan P. Pavlov terkenal dengan teori classical conditioning theory. Teori ini
memandang bahwa belajar adalah perubahan perilaku. Menururt teori ini belajar pada
prinsipnya mengikuti suatu hukum yang sama untuk semua manusia, bahkan semua
makhluk hidup. Teori ini dikembangkan melalui observasi terhadap perilaku belajar
yang tampak (observable behavior).

Pavlov meneliti proses belajar dengan melakukan percobaan dengan anjing


dan memperoleh hadiah nobel untuk percobaannya itu. Ia memberi daging secara
periodik kepada anjing didahului dengan membunyikan bel. Setiap kali daging akan

4
diberikan, bel dibunyikan. Setelah beberapa lama, setiap kali bel dibunyikan anjing
mengeluarkan air liur. Bahkan ketika bel dibunyikan tanpa daging, anjing juga
mengeluarkan air liur. Hal ini dapat disimpulkan bahwa anjing mampu
menghubungkan bunyi bel dengan daging. Ketika mendengar bunyi bel anjing
membayangkan datangnya daging, sehingga air liurnya keluar. Proses di mana anjing
dapat menghubungkan antara bunyi bel dengan daging ini yang dinamakan respon
dan disebut belajar.

Menurut Pavlov, daging sebagai stimulus tak terkondisi, dan air liur sebagai
respon tak terkondisi. Setiap kali daging diberikan kepada anjing, maka secara refleks
anjing akan mengeluarkan air liur. Bunyi bel disebut sebagai stimulus terkondisi,
yang pada dasarnya tidak ada hubungannya dengan respon. Anjing pada awalnya
tidak mengeluarkan air liur ketika mendengar bunyi bel. Tetapi karena stimulus tak
terkondisi (daging) diberikan secara bersamaan dengan stimulus terkondisi (bunyi
bel) maka akhirnya timbul hubungan antara stimulus terkondisi (bel) dengan respon
(air liur). Jadi anjing dikatakan telah belajar, dan bel merupakan stimulus.

Urutan kejadian melalui percobaan terhadap anjing:

i. US (Unconditioned Stimulus/stimulus tidak dikondisikan), yaitu stimulus asli atau


netral yang langsung menimbulkan respon, misalnya daging dapat merangsang
anjing untuk mengeluarkan air liur.
ii. UR (Unconditioned Respons/respon tak bersyarat), yaitu perilaku responden
(respondent behavior) yang muncul dengan hadirnya US, yaitu air liur anjing
keluar karena anjing melihat daging.
iii. C. CS (Conditioning Stimulus/stimulus bersyarat), yaitu stimulus yang tidak dapat
langsung me- nimbulkan respon. Agar dapat menimbulkan respon perlu
dipasangkan dengan US secara terus- menerus agar menimbulkan respon.
Misalnya bunyi bel akan menyebabkan anjing mengeluarkan air liur jika selalu
dipasangkan dengan daging.
iv. CR (Conditioning Respons/respons bersyarat), yaitu rerspon yang muncul dengan
hadimya CS. Misalnya air liur anjing keluar karena anjing mendengar bel.

D. Prinsip prinsip teori belajar Classical conditioning pavlov.

1. Belajaradalah pembentukan kebiasaan dengan cara menghubungkan/mempertautkan


antara perangsang (stimulus) yang lebih kuat dengan perangsang yang lebih lemah
2. Proses belajar terjadi apabila ada interaksi antara organisme dengan lingkungan.
3. Belajar adalah membuat perubahan-perubahan pada organisme.
4. Setiap perangsang akan menimbulkan aktivitas otak US dan CS akan menimbulkan
aktivitas otak. Aktivitas yang ditimbulkan US lebih dominan daripada yang
ditimbulkan CS. Oleh karena itu US dan CS harus di pasang bersama-sama, yang
lama kelamaan akan terjadi hubungan. Dengan adanya hubungan, maka CS akan
mengaktifkan pusaat CS di otak dan selanjutnya akan mengaktifkan US. Dan

5
akhirnya organisme membuat respon terhadap CS yang tadinya secara wajar
dihubungkan dengan US.
5. Semua aktifitas susunan syaraf pusat diatur oleh eksitasi dan inhibisi. Setiap
peristiwa di lingkungan organisme akan dipengaruhi oleh dua hal tersebut, yang
pola tersebut oleh Pavlov disebut Cortical Mosaic. Dan pola ini akan mempengaruhi
respons organisme terhadap lingkungan. Namun demikian Pavlov juga menyadari
bahwa tingkah laku manusia lebih komplek dari binatang, karena manusia
mempunyai bahasa dan hal ini akan mempengaruhi tingkah laku manusia

E. Hukum-hukum teori belajar classical conditioning pavlov

Dalam istilah Paplov, pemberian makanan merupakan stimulus yang tidak


dikondisikan Paradigma Pengondisian Klasik. Di dalam sebuah eksperimen yang khas
behavioris, seekor anjing ditaruh beberapa saat di sebuah kurungan di ruang gelap
kemudian sebuah lampu kecil dinyalakan di atasnya. Setelah 30 detik, sejumlah
makanan diletakkan di mulut si anjing, membangkitkan refleks air liur. Prosedur ini
diulang beberapa kali ȯ setiap kali makanannya diberikan bersama-sama dengan
cahaya lampu. Setelah beberapa saat, cahaya lampu yang awalnya tidak berkaitan
dengan air liur, dapat membuat air liur anjing keluar saat melihat lampu dinyalakan.
Si anjing bisa dikatakan telah dikondisikan untuk merespons cahaya.
Namun demikian, dari hasil eksperimen dengan menggunakan anjing tersebut, Pavlov
akhirnya menemukan beberapa hukum pengkondisian, antara lain:

1. Kepunahan/Penghapusan/Pemadaman (extinction). Penghapusan berlaku


apabila rangsangan terlazim tidak diikuti dengan rangsangan tak terlazim, lama-
kelamaan individu/organisme itu tidak akan bertindak balas. Setelah respons itu
terbentuk, maka respons itu akan tetap ada selama masih diberikan rangsangan
bersyaratnya dan dipasangkan dengan rangsangan tak bersyarat. Kalau
rangsangan bersyarat diberikan untuk beberapa lama, maka respons bersyarat
lalu tidak mempunyai pengut/reinforce dan besar kemungkinan respons
bersyarat itu akan menurun jumlah pemunculannya dan akan semakin sering tak
terlihat seperti penelitian sebelumnya. Peristiwa itulah yang disebut dengan
pemadaman (extinction).
Contoh : Guru yang awalnya memulai pelajaran (misalnya sains) dengan
senyum dan ramah serta mengawali pelajaran dengan memberi apersepsi atau
pun metafora sebelum memberikan materi pelajaran ataupun latihan soal dirasa
siswa itu merupakan stimulus yang dapat membangkitkan minat dan motivasi
siswa untuk belajar. Namun bila kemudian hari guru tersebut masuk dengan
senyum dan tanpa memberikan apersepsi dan metafora dan langsung
memberikan latihan soal, maka mungkin minat dan motivasi siswa untuk belajar
dapat berkurang dan bila kondisi tersebut terjadi berulang-ulang dalam waktu
lama, maka kemungkin besar minat dan motivasi siswa untuk belajar dapat
hilang.

6
2. Generalisasi Stimulus (stimulus generalization). Rangsangan yang sama akan
menghasilkan tindak balas yang sama. Pavlov menggunakan bunyi loceng yang
berlainan nada, tetapi anjing masih mengeluarkan air liur. Ini menunjukkan
bahawa organisme telah terlazim, dengan dikemukakan sesuatu rangsangan tak
terlazim akan menghasilkan gerak balas terlazim (air liur) walaupun rangsangan
itu berlainan atau hampir sama.
Contoh : Guru yang awalnya memulai pelajaran dengan senyum dan
ramah serta mengawali pelajaran dengan memberi apersepsi atau pun metafora
sebelum memberikan materi pelajaran atau latihan soal dirasa siswa itu
merupakan stimulus yang dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa
untuk belajar. Stimulus tersebut akan digeneralisasi oleh siswa bahwa guru
tersebut orangnya baik, mengerti kemauan siswa dan dapat diajak berdiskusi
serta nantinya dalam memberikan penilaian buat siswa tidak pelit dan akan
memberikan nilai yang bagus.
3. Pemilahan (discrimination). Diskriminasi yang dikondisikan ditimbulkan
melalui penguatan dan pemadaman yang selektif. Diskriminasi berlaku apabila
individu berkenaan dapat membedakan atau mendiskriminasi antara rangsangan
yang dikemukakan dan memilih untuk tidak bertindak atau bergerak balas.
Contoh: Guru yang biasa memberikan pelajaran dengan latihan soal dan
usai memberikan pelajaran menyuruh siswa mengerjakan latihan soal yang ada
dalam buku teks dipapan tulis. Bila penyelesaian soal tersebut benar maka guru
akan tersenyum dan mengatakan bagus. Stimulus ini akan ditangkap oleh siswa
dan dianalogikan bahwa perkataan ȃbagusȄ berarti jawaban siswa tersebut
ȃbenarȄ. Ini akan berbeda jika siswa mengerjakan soal dipapan dan guru cuma
tersenyum tanpa mengatakan bagus, karena siswa akan menganalogikan
jawaban yang dibuatnya belum tentu benar. Jadi siswa akan selektif
mengartikan senyum guru
4. Tingkat Pengondisian Yang Lebih Tinggi. Akhirnya, Pavlov menunjukkan
bahwa sekali kita dapat mengondisikan seekor anjing secara solid kepada CS
tertentu, maka dia kemudian bisa menggunakan CS itu untuk menciptakan
hubungan dengan stimulus lain yang masih netral.
Contoh: Stimulus yang telah membangkitkan minat dan motivasi
siswa untuk belajar pada mata pelajaran tertentu (misalnya sains) yang dirasa
sulit, akan melekat pada diri siswa minat dan motivasi tersebut. Dan bila siswa
dihadapkan pada mata pelajaran lain (misalnya matematika) yang juga dirasa
sulit, maka minat dan motivasi untuk mempelajari mata pelajaran tersebut akan
sama besarnya dengan minat dan motivasi belajar pelajaran terdahulu.
Secara garis besar hukum-hukum belajar menurut Pavlov, diantaranya :
a) Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika
dua macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi
sebagai reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
b) Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika
refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu didatangkan
kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan menurun.

7
F. Pengaplikasian teori belajar dalam pendidikan dan pengajar

Seperti yang telah kita ketahui, apa yang telah dilakukan Paplov bukanlah
untuk mengembangkan teori belajar. Setelah banyak orang mengakui teori Paplov
bermanfaat di dunia psiokologi, banyak ahli pendidikan baru mulai memanfaatkan
teorinya untuk mengembangkan atau memberikan kontribusi pada psikologi
pendidikan pada umumnya dan teori belajar khususnya.
Sebaiknya para guru yang menggunakan paradigma Pavlov akan menyusun
bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap, sehingga tujuan pembelajaran yang
harus dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh guru. Guru tidak banyak memberi
ceramah, tetapi instruksi singkat yng diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri
maupun melalui simulasi. Bahan pelajaran disusun secara hierarki dari yang
sederhana sampai pada yang kompleks.
Metode Pavlov ini sangat cocok untuk perolehan kemampuan yang
membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti:
kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya, contohnya:
percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan komputer, berenang,
olahraga dan sebagainya. Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak
yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus
dibiasakan,
suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi
permen atau pujian.

Berikut ini beberapa tips yang ditaawarkan oleh Woolfolk (1995) dalam
menggunakan pengaplikasian dalam pembelajaran.
a. Memberikan suasana yang menyenangkan ketika memberikan tugastugas belajar,
misalnya:
1. Menekankan pada kerjasama dan kompetisi antarkelompok daripada individu,
banyak siswa yang akan memiliki respons emosional secara negatif terhadap
kompetisi secara individual, yang mungkin akan digeneraalissikan dengan
pelajaran-pelajaran yang lain;
2. Membuat kegiatan membaca menjadi menyenangkan dengan menciptakaan
ruang membaca (reading corner) yang nyaman dan enak serta menarik, dan
lain sebagainya.
b. Membantu siswa mengatasi secara bebas dan sukses situasi-situasi yang
mencemaskan atau menekan, misalnya:
1. Mendorong siswa yang pemalu untuk mengajarkaan siswa lain cara
memahami materi pelajaran;
2. Membuat tahap jangka pendek untuk mencapai tujuan jangka panjang,
misalnya dengaan memberikan tes harian, mingguan, agar siswa dapat
menyimpaan apa yang dipelajari dengan baik;
3. Jika siswa takut berbicara di depan kelas, mintalah siswa untuk membacakan
sebuah laaporan di depan kelompok kecil sambil duduk di tempat, kemudian
berikutnya dengan berdiri. Setelah dia terbiasa, kemudian mintalah ia untuk
membaca laporan di depaan seluruh murid di kelas

8
G. Kelebihan dan kekurangan dari teori povlov

Sebagai sebuah teori, Classical Conditioning Pavlov memiliki kelebihan dan


sekaligus kekurangan. Adapun kelebihan teori ini misalnya cocok diterapkan untuk
pembelajaran yang menghendaki penguasaan ketrampilan dengan latihan. Atau pada
pembelajaran yang menghendaki adanya bias atau membentuk perilaku tertentu. Selain
itu juga memudahkan pendidik dalam mengontrol pembelajaran sebab individu tidak
menyadari bahwa dia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari
luar dirinya. Pada sisi lain, teori ini juga tepat kalau digunakan untuk melatih
kepandaian binatang.
Sementara itu, kelemahan Teori Belajar Classical Conditioning Pavlov adalah
bahwa teori ini menganggap bahwa belajar itu hanyalah terjadi secara otomatis;
keaktifan dan kehendak pribadi tidak dihiraukan. Teori ini juga terlalu menonjolkan
peranan latihan/kebiasaan padahal individu tidak
semata-mata tergantung dari pengaruh luar yang menyebabkan individu cenderung
pasif karena akan tergantung pada stimulus yang diberikan. Di samping itu pula,
dalam teori ini, proses belajar manusia dianalogikan dengan perilaku hewan sulit
diterima, mengingat perbedaan karakter fisik dan psikis yang berbeda antar keduanya.
Oleh karena itu, teori ini hanya dapat diterima dalam hal-hal belajar tertentu
saja; umpamanya dalam belajar yang mengenai skill (keterampilan) tertentu dan
mengenai pembiasaan pada anak-anak kecil.

9
BAB III
KESIMPULAN

Pengkondisian klasik (classical conditioning) merupakan teori lama dalam


pembelajaran. Teori ini ditemukan oleh Ivan Petrovich Pavlov pada awal abad 19. Meskipun
classical conditioning merupakan teori lama, namun teori ini masih relevan diterapkan dalam
pembelajaran anak usia dini. Efektivitas penggunaan teori ini dapat dilihat dari perubahan
tingkah laku anak didik saat diberikan stimulus tertentu. Dalam teori pengkondisian klasik
jika suatu kebiasaan tidak dilakukan secara terus menerus, maka akan terjadi pemadaman/
penghapusan (extinction), generalisasi stimulus, pemilahan, dan pengkondisian yang lebih
tinggi. Sementara relevansi teori pengkondisian klasik dalam proses pembelajaran tentunya
ada kelebihan maupun kekurangannya. Teori ini masih relevan di terapkan pada anak anak
yang masih butuh bimbingan belajar dari orang dewasa atau seorang guru.

10
DAFTAR PUSTAKA

(Dr. Herpratiwi, 2016)Dr. Herpratiwi, M. P. (2016). BUKU Teori Belajar dan Pembelajaran.
In Media Akademi (p. 79).
Teori Belajar Ivan Petrovich Pavlov – twin's blog"
https://oktavianipratama.wordpress.com/makalah-makalah/teori-belajar-ivan-petrovich-
pavlov

Nurhidayati, T. (2012). Implementasi Teori Belajar Ivan Petrovich ( Classical Conditioning )


dalam Pendidikan. Jurnal Falasifa, 3(1), 23–44.
https://id.scribd.com/document/408882030/TEORI-BELAJAR-DARI-SUDUT-PANDANG-
TEORI-PERILAKU-PAVLOV

(Murniarti, 2020)Murniarti, E. (2020). Pengertian, Prinsip, Bentuk, Metode, Dan Apliaksi


Pembelajaran Dari Teori-Teori Belajar Dari Pendekatan Perilaku Dan Observational
Learning (Teori Belajar Dari Pavlov, Skinner, Bandura). Universitas Kristen Indonesia.
http://repository.uki.ac.id/id/eprint/2914

Asmar Zein Yetty dan Eko Suryani, Psikologi Ibu dan Anak, Fitramaya, Yogyakarta, 2005.

11

Anda mungkin juga menyukai