Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA


TEORI BELAJAR IVAN PETROVICH PAVLOV

Kelompok VI
1. Ariska
(1305644)
2. Michel Rizaldi (1305656)
3. Widia Yufeni (1305625)
Dosen : Mirna, S.pd., M.pd

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah swt yang mana berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis telah bisa menyelesaikan makalah Teori Belajar Ivan Petrovich Pavlov
ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Dalam pembuatan makalah ini, kami dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
membantu sehingga makalah ini telah berhasil diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Padang,12 Februari 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulis ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Lahirnya Teori Belajar Ivan Petrovich Pavlov ..................................... 3
B. Teori Belajar dan Eksperimen Ivan Petrovich Pavlov ....................................... 5
C. Aplikasi Teori Belajar Pavlov dalam Pembelajaran .......................................... 8
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN .......................................................................................................10
B. SARAN ...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................11

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG
Teori belajar merupakan landasan terjadinya suatu proses belajar yang menuntun

terbentuknya kondisi untuk belajar. Teori belajar dapat didefinisikan sebagai integrasi prinsipprinsip yang menuntun di dalam merancang kondisi demi tercapainya tujuan pendidikan. Dengan
adanya teori belajar akan memberikan kemudahan bagi guru dalam menjalankan model-model
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Telah banyak ditemukan teori belajar yang pada dasarnya menitikberatkan ketercapaian
perubahan tingkah laku setelah proses pembelajaran. Teori belajar merupakan suatu ilmu
pengetahuan tentang pengkondisian situasi belajar dalam usaha pencapaian perubahan tingkah
laku yang diharapkan.
Salah satu teori belajar yang berpengaruh terhadap pelaksanaan pembelajaran adalah teori
belajar yang dikembangkan oleh Ivan Petrovich Pavlov dengan teori Classical Conditioning-nya.
Namun sebenarnya teori belajar ini tidak hanya dikembangkan oleh Pavlov saja melainkan
masih banyak pakar-pakar psikologi yang menjabarkan teori ini seperti Piaget.

B.

RUMUSAN MASALAH
Secara garis besar pembahasan makalah ini dirumuskan sebagai berikut :

C.

1.

Menguraikan biografi Ivan Petrovich Pavlov

2.

Menguraikan eksperimen Classical Conditioning Ivan Petrovich Pavlov

3.

Menjelaskan teori belajar menurut Ivan Petrovich Pavlov

4.

Menjelaskan aplikasi teori Pavlov terhadap pembelajaran siswa

TUJUAN
1

Tujuan dari diadakannya pembahasan ini adalah sebagai berikut :


1.
2.

Untuk mengetahui sejarah lahirnya Ivan Petrovich Pavlov


Untuk mengetahui eksperimen Ivan Petrovich Pavlov sehingga mampu

3.
4.

melahirkan rumusan teori belajarnya


Untuk mengetahui teori belajar yang kemukakan oleh Ivan Petrovich Pavlov
Untuk mengetahui aplikasi dari teori belajar Pavlov terhadap proses pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN
2

A.

Sejarah Lahirnya Teori Belajar Ivan Petrovich Pavlov


Ivan Pavlov lahir di Rajsan, Rusia Tengah pada tanggal 14 September 1849 dan

meninggal pada usia 86 tahun tanggal 27 Februari 1936 di Reningrad. Ayahnya Peter
Dmitrievich Pavlov adalah pendeta di dusunnya, dan ibunya juga seorang putri pendeta. Kedua
orangtuanya bekerja keras dari hari ke hari di ladangnya sebagai petani untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka. Ivan kecil adalah anak tertua dari 11 bersaudara sehingga ia dituntut
untuk bekerja keras membantu kedua orangtuanya. Pada umur 10 tahun Ivan kecil mengalami
kecelakaan ketika dibawah asuhan kakeknya. Selama tinggal bersama kakeknya, ia diwajibkan
untuk membuat observasi dan menuliskannya sebelum membaca sesuatu yang baru. Kebiasaan
ini kemudian tertanam dalam dirinya sehingga menjadi seorang peneliti laboratorium dan penulis
yang sukses di kemudian hari. Karena kecelakaan itu, maka ia terpaksa tinggal bersama
orangtuanya, dan ayahnya sendiri yang memberikan privat kepadanya, dengan harapan kelak ia
akan menjadi seorang pendeta.
Pavlov sempat belajar teologi ( ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan
dengan keyakinan beragama) di Seminari, tapi karena pengaruh teori Darwin maka ia memilih
meninggalkan Seminari dan masuk ke Universitas St. Petersburg pada tahun 1870. Di sana ia
belajar kimia dan fisiologi. Tahun 1875 ia tamat, lalu ia melanjutkan studi dalam bidang
kedokteran. Tanggal 23 Mei 1883 ia menyelesaikan doktoratnya dengan tesis tentang fungsi otototot jantung. Setelah tamat dari kedoteran, ia menikah dengan Saraphima Vasileivna ( seorang
mahasiswi pendidikan). Sara adalah seorang teman wanita yang khusus. Ia seorang teman sejati
dan pendamping setia Pavlov. Sara seorang wanita yang hebat bukan hanya taat beragama tetapi
lebih dari itu bahwa ia punya minat besar pada buku dan tulis menulis. Karena itu, Pavlov
menyerahkan semua penelitian dan tulisannya kepada Sara untuk diedit dan di bukukan.
Diceritakan pula bahwa selama 10 tahun pertama pernikahannya, mereka hidup serba
kekurangan bahkan dapat digolongkan miskin. Mereka belum memiliki rumah karena itu kadang
mereka menumpang tidur dirumah teman atau keluarga terdekatnya. Pavlov dan Sara menjadi
orangtua untuk ketiga putra dan satu putrinya: Mirchik, Vladimir, Vsevolod, dan putri mereka
Vera.

Sebenarnya ia bukan seorang sarjana psikologi dan ia pun tidak mau disebut sebagai ahli
psikologi karena ia adalah seorang sarjana ilmu faal yang fanatik. Terlalu fanatiknya, dalam
penelitian-penelitiannya ia selalu berusaha menghindari konsep-konsep maupun istilah-istilah
psikologi, Pavlov meminta setiap orang yang bekerja di laboratoriumnya menggunakan hanya
istilah- istilah fisiologis saja. Jika asistennya ketahuan menggunakan bahasa psikologi maka dia
akan mendenda mereka. Kendati demikian, peranan Pavlov dalam psikologi sangat penting
karena studinya mengenai refleks-refleks merupakan dasar bagi perkembangan aliran psikologi
behaviorisme. Pandangannya yang paling penting adalah bahwa aktivitas psikis sebenarnya tidak
lain merupakan rangkaian refleks-refleks belaka. Karena itu, untuk mempelajari aktivitas psikis
(psikologi) kita cukup mempelajari refleks-refleks saja.
Dasar pendidikan Pavlov memang ilmu faal. Mula-mula ia belajar ilmu faal hewan dan
kemudian ilmu kedokteran di Universitas St. Petersburg. Kemudian selama dua tahun ia belajar
di Leipzig dan Breslau. Pada tahun 1890 ia menjadi profesor dalam farmakologi di Akademi
Kedokteran Militer di St. Petersburg dan direktur Departemen Ilmu Faal di Institute of
Experimental medicine di St. Petersburg. Antara 1895-1924 ia menjadi Professor ilmu Faal di
Akademi Kedokteran Militer tersebut, 1924-1936 menjadi direktur Lembaga ilmu Faal di
Akademi Rusia Leningrad. Pada 1904 ia mendapat hadiah Nobel untuk penelitiannya tentang
pencernaan.

B.

Teori Belajar dan Eksperimen Ivan Petrovich Pavlov


Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) adalah seorang behavioristik terkenal dengan teori

pengkondisian asosiatif stimulus-respons dan hal ini yang dikenang darinya hingga kini. Classic
conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang ditemukan Pavlov
melalui percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan
stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.

Ia menemukan bahwa ia dapat menggunakan stimulus netral, seperti sebuah nada atau sinar
untuk membentuk perilaku (respons). Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Pavlov dan ahli
lain tampaknya sangat terpengaruh pandangan behaviorisme, dimana gejala-gejala kejiwaan
seseorang dilihat dari perilakunya. Hal ini sesuai dengan pendapat Bakker bahwa yang paling
sentral dalam hidup manusia bukan hanya pikiran, peranan maupun bicara, melainkan tingkah
lakunya. Pikiran mengenai tugas atau rencana baru akan mendapatkan arti yang benar jika ia
berbuat sesuatu. Bertitik tolak dari asumsinya bahwa dengan menggunakan rangsanganrangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan apa yang di inginkan.
Kemudian Pavlov mengadakan eksperimen dengan menggunakan binatang (anjing) karena ia
menganggap binatang memiliki kesamaan dengan manusia. Namun demikian, dengan segala
kelebihannya, secara hakiki manusia berbeda dengan binatang.
Eksperimen Pavlov:
Berikut adalah tahap-tahap eksperimen dan penjelasan dari gambar diatas:
Gambar pertama. Dimana anjing, bila diberikan sebuah makanan (UCS) maka secara
otonom anjing akan mengeluarkan air liur (UCR).
Gambar kedua. Jika anjing dibunyikan sebuah bel maka ia tidak merespon atau
mengeluarkan air liur.
Gambar ketiga.Sehingga dalam eksperimen ini anjing diberikan sebuah makanan (UCS)
setelah diberikan bunyi bel (CS) terlebih dahulu, sehingga anjing akan mengeluarkan air liur
(UCR) akibat pemberian makanan.
Gambar keempat. Setelah perlakukan ini dilakukan secara berulang-ulang, maka ketika
anjing mendengar bunyi bel (CS) tanpa diberikan makanan, secara otonom anjing akan
memberikan respon berupa keluarnya air liur dari mulutnya (CR).
Dalam ekperimen ini bagaimana cara untuk membentuk perilaku anjing agar ketika bunyi
bel di berikan ia akan merespon dengan mengeluarkan air liur walapun tanpa diberikan makanan.
Karena pada awalnya (gambar 2) anjing tidak merespon apapun ketika mendengar bunyi bel.
Jika anjing secara terus menerus diberikan stimulus berupa bunyi bel dan kemudian
mengeluarkan air liur tanpa diberikan sebuah hadiah berupa makanan. Maka kemampuan
5

stimulus terkondisi (bunyi bel) untuk menimbulkan respons (air liur) akan hilang. Hal ini disebut
dengan extinction atau penghapusan.
Pavlov mengemukakan empat peristiwa eksperimental dalam proses akuisisi dan
penghapusan sebagai berikut:
1. Stimulus tidak terkondisi (UCS), suatu peristiwa lingkungan yang melalui kemampuan
bawaan dapat menimbulkan refleks organismik. Contoh: makanan
2. Stimulus terkondisi (CS), Suatu peristiwa lingkungan yang bersifat netral dipasangkan
dengan stimulus tak terkondisi (UCS). Contoh: Bunyi bel adalah stimulus netral yang di
pasangkan dengan stimulus tidak terkondisi berupa makanan.
3. Respons tidak terkondisi (UCR), refleks alami yang ditimbulkan secara otonom atau
dengan sendirinya. Contoh: mengeluarkan air liur
4. Respos terkondisi (CR), refleks yang dipelajari dan muncul akibat dari penggabungan CS
dan US. Contoh: keluarnya air liur akibat penggabungan bunyi bel dengan makanan.
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah bahwa tingkah laku sebenarnya tidak
lain daripada rangkaian refleks berkondisi, yaitu refleks-refleks yang terjadi setelah adanya
proses kondisioning (conditioning process) di mana refleks-refleks yang tadinya dihubungkan
dengan rangsang-rangsang tak berkondisi lama-kelamaan dihubungkan dengan rangsang
berkondisi. Dengan kata lain, gerakan-gerakan refleks itu dapat dipelajari, dapat berubah karena
mendapat latihan. Sehingga dengan demikian dapat dibedakan dua macam refleks, yaitu refleks
wajar (unconditioned refleks)-keluar air liur ketika melihat makanan yang lezat dan refleks
bersyarat atau refleks yang dipelajari (conditioned refleks)-keluar air liur karena menerima atau
bereaksi terhadap suara bunyi tertentu.
Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukumhukum belajar, diantaranya:
1. Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua
macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer),
maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
2. Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang
sudah

diperkuat

melalui Respondent

conditioning itu

menghadirkan reinforcer maka kekuatannya akan menurun.

didatangkan

kembali

tanpa

Demikianlah maka menurut teori conditioning belajar itu adalah suatu proses perubahan
yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi
(response). Untuk menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita memberikan syarat-syarat
tertentu. Yang terpenting dalam belajar menurut teoriconditioning ialah adanya latihan-latihan
yang continue (terus-menerus). Yang diutamakan dalm teori ini adalah hal belajar yeng terjadi
secara otomatis.
Memiliki

psikologi

behavioristik menggunakan suatu

pendekatan

ekperimental,

refleksiologis objektif Pavlov tetap merupakan model yang luar biasa dan tidak tertandingi.

C.

Aplikasi Teori Belajar Pavlov dalam Pembelajaran


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori belajar menurut Pavlov adalah

ciri-ciri kuat yang mendasarinya yaitu:


1.

Mementingkan pengaruh lingkungan

2.

Mementingkan bagian-bagian

3.

Mementingkan peranan reaksi

4.

Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus

5.

Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya

6.

Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan

7.

Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan.

respon

Sebagai konsekuensi teori ini, para guru yang menggunakan paradigma Pavlov akan
menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap, sehingga tujuan pembelajaran yang
harus dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh guru. Guru tidak banyak memberi ceramah,
tetapi instruksi singkat yng diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui
simulasi. Bahan pelajaran disusun secara hierarki dari yang sederhana sampai pada yang
kompleks.
Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu
keterampilan tertentu. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.
Kesalahan harus segera diperbaiki. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang
diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori belajar Pavlov
ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat
penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif. Evaluasi atau
penilaian didasari atas perilaku yang tampak. Kritik terhadap teori belajar Pavlov adalah
pembelajaran siswa yang berpusat pada guru, bersifat mekanistik, dan hanya berorientasi pada
hasil yang dapat diamati dan diukur. Kritik ini sangat tidak berdasar karena penggunaan teori
Pavlov mempunyai persyaratan tertentu sesuai dengan ciri yang dimunculkannya. Tidak setiap

mata pelajaran bisa memakai metode ini, sehingga kejelian dan kepekaan guru pada situasi dan
kondisi belajar sangat penting untuk menerapkan kondisi behavioristik.
Metode Pavlov ini sangat cocok untuk perolehan kemampuan yang membutuhkan praktek
dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan, spontanitas, kelenturan,
reflek, daya tahan dan sebagainya, contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik, menari,
menggunakan komputer, berenang, olahraga dan sebagainya. Teori ini juga cocok diterapkan
untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa, suka
mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan
langsung seperti diberi permen atau pujian.
Penerapan teori belajar Pavlov yang salah dalam suatu situasi pembelajaran juga
mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa
yaitu guru sebagai sentral, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan
menentukan apa yang harus dipelajari murid. Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar,
dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru. Murid hanya mendengarkan dengan
tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar
yang efektif.
Kelemahan dari teori conditioning ini adalah, teori ini menganggap bahwa belajar itu
hanyalah terjadi secara otomatis, keaktifan dan penentuan pribadi dalam tidak dihiraukannya.
Peranan latihan atau kebiasaan terlalu ditonjolkan. Sedangkan kita tidak tahu bahwa dalam
bertindak dan berbuat sesuatu manusia tidak semata-mata tergantung kepada pengaruh dari luar.
Aku atau pribadinya sendiri memegang peranan dalam memilih dan menentukan perbuatan dan
reaksi apa yang akan dilakukannya. Teori conditioning ini memang tepat kalau kita hubungkan
dengan kehidupan binatang. Pada manusia teori ini hanya dapat kita terima dalam hal-hal belajar
tertentu. Umpamanya dalam belajar yang mengenai skills (kecekatan-kecekatan) tertentu dan
mengenai pembiasaan pada anak-anak kecil.

BAB III
PENUTUP
A.

KESIMPULAN
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) adalah seorang behavioristik terkenal dengan teori
pengkondisian asosiatif stimulus-respons.
2. Menurut teori conditioning Pavlov, belajar itu adalah suatu proses perubahan yang
terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi
(response).
3. Eksperimen Pavlov: Anjing, bila diberikan sebuah makanan (UCS) maka secara otonom
anjing akan mengeluarkan air liur (UCR). Jika anjing dibunyikan sebuah bel maka ia
tidak merespon atau mengeluarkan air liur sehingga dalam eksperimen ini anjing
diberikan sebuah makanan (UCS) setelah diberikan bunyi bel (CS) terlebih dahulu,
sehingga anjing akan mengeluarkan air liur (UCR) akibat pemberian makanan. Setelah
perlakukan ini dilakukan secara berulang-ulang maka ketika anjing mendengar bunyi bel
(CS) tanpa diberikan makanan, secara otonom anjing akan memberikan respon berupa
keluarnya air liur dari mulutnya (CR).
4. Aplikasi teori Pavlov dalam pembelajaran adalah dengan guru tidak banyak memberi
ceramah, tetapi instruksi singkat yng diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri
maupun melalui simulasi. Bahan pelajaran disusun secara hierarki dari yang sederhana
sampai pada yang kompleks.

B.

SARAN
Salah satu keberhasilan tenaga pendidik dalam proses pembelajaran adalah mampu

mengaplikasikan dan memanifestasikan semua teori belajar yang pernah didapat terhadap anak
didik, oleh karenanya saran kita semua sebagai calon pendidik diharapkan untuk bisa
mempelajari dan menerapkannya dari mulai sekarang.
10

DAFTAR PUSTAKA

http://ghainniex.blogspot.com/2013/05/makalah-ivan-pavlov.html
http://abisavitdemulf.blogspot.com/2012/03/teori-pembelajaran-ivan-pavlov.html
Dewanti,sintha sih.2010.Diktat Psikologi Belajar Matematika.Yogyakarta: Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Sunan Kalijaga.

11

Anda mungkin juga menyukai