Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

IMPLEMENTASI KONSEP PENDIDIKAN MENURUT PAVLOV, SKINNER,


PIAGET, VYGOTSKY DAN JOHN DEWEY

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar-dasar Pendidikan

Dosen Pengampu: Mulyadi, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 8

Nurul Yaqin 22842021A000737

Siti Qamariyah 22842021A000725

Trianita Putri Hariyani 22842021A000700

Vena Amelia Majda 22842021A000717

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberi nikmat sehat serta
rahmat taufiq dan hidayahnya kepada penyusun, baik itu berupa fisik atau pikiran,
sehingga penyusun berhasil menyelesikan makalah yang berjudul
“IMPLEMENTASI KONSEP PENDIDIKAN MENURUT PAVLOV,
SKINNER, PIAGET, VYGOTSKY DAN JOHN DEWEY “ ini dengan baik dan
tepat waktu. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW.

Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Dasar-dasar Pendidikan. Dalam menyelesaikan makalah ini, penyusun tentunya
banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucap
banyak terima kasih anggota kelompok 8 serta semua pihak yang telah banyak
membantu dan ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan pembaca


khusunya bagi mahasiswa STKIP PGRI Sumenep prodi pendidikan matematika dan
bermanfaat untuk semuanya. Namun terlepas dari itu, penyusun sadar bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan. Sehingga penyusun sangat mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi.

Sumenep, 02 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..............................................................................................1


B. Rumusan Masalah .........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Implementasi Konsep Pendidikan menurut Pavlov, Skinner, Piaget, Vygotsky


dan John Dewey ............................................................................................3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................9
B. Saran ..............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek
dan sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak
sebuah batasan pun yang cukup memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara
lengkap. Batasan tentang pendidikan yang di buat oleh para ahli beraneka
ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain.

Peredaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang


digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena fahsafat yang
melandasinya. Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu
bertolak dari sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah asas-asas
tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan
pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu.

Dengan wawasan pendidikan yang tepat, serta dengan menerapkan asas-asas


pendidikan yang tepat pula, akan dapat memberi peluang yang lebih besar dalam
merancang dan menyelenggarakan program pendidikan yang tepat wawasan itu
akan memberikan prespektif yang lebih luas terhadap pendidikan baik dalam
konseptual maupun operasional.

B. RUMUSAN MASALAH

Agar persoalan yang dikaji dalam makalah ini dapat terarah, maka perlu
dirumuskan masalahnya sebagaimana berikut:

1. Bagaimakah konsep pendidikan menurut tokoh-tokoh pendidikan?

1
C. TUJUAN PENULISAN

Penulisan makalah ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui konsep pendidikan menurut tokoh-tokoh pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Implementasi Konsep Pendidikan menurut Pavlov, Skinner, Piaget, Vygotsky


dan John Dewey

 Ivan Petrovich Pavlov

Aliran psikologi di Rusia dipelopori oleh Ivan Petrovich Pavlov, terkenal


dengan aliran behaviorisme di Rusia. Behaviorisme merupakan aliran psikologi
yang timbul sebagai perkembangan dari psikologi pada umumnya.

Pendapat Pavlov tentang Belajar dan Pendidikan

Teori belajar classical conditioning mengaplikasikan pentingnya mengkondisi


stimulasi agar terjadi respon. Dengan demikian, pengontrolan dan perlakuan
stimulus jauh lebih penting daripada pengontrolan respon. Konsep ini
mengisyaratkan bahwa proses belajar lebih mengutamakan faktor lingkungan
daripada motivasi internal.

Pandangan Pavlov tentang belajar, ia mengutamakan perilaku dan perubahan


tingkah laku organisme melalui hubungan stimulus respon (S-R). Dengan demikian,
belajar hendaknya mengkondisi stimulus agar bias menimbulkan respon. Belajar
adalah suatu perubahan tingkah laku yang terus-menerus yang timbul sebagai akibat
dari persyaratan kondisi.

Pertanyaan guru diikuti angkatan tangan siswa, suatu pertanda siswa dapat
menjawabnya. Kondisi-kondisi tersebut diciptakan untuk memanggil suatu respon
atau tanggapan. Ahli pendidikan lain juga menyarankan bahwa panduan belajar
dengan mengkombinasikan gambar dan kata-kata dalam mempelajari bahasa, akan
sangat berguna dalam mengajar perbendaharaan kata-kata. Memasangkan kata-kata
dalam bahasa Inggris dengan kata-kata bahasa lainnya akan membantu para siswa

3
dalam membuat perbendaharaan kata dalam bahasa asing. Dalam pengertian yang
lebih luas misalnya memasangkan makna suatu konsep dengan pengalaman siswa
sehari-harinya. Akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep lainnya.
Walaupun classical conditioning terms menjadi bidang yang aktif dalam psikologi
saat ini. Sebagian para ahli telah mulai meninggalkan teori psikologi ini.
 Skinner
Burhuss Frederic Skinner lahir pada tanggal 20 Maret 1904 di Susquehanna,
Pennsylvania. Skinner adalah seseorang yang aktif dalam berbagai kegiatan, seperti
melakukan berbagai penelitian, membimbing ratusan calon doktor, dan menulis
berbagai buku.
Konsep-konsep yang dikemukakan oleh Skinner tentang belajar mampu
mengungguli konsep-konsep lain yang dikemukakan oleh para tokoh sebelumnya.
Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun dapat menunjukkan
konsepnya tentang belajar secara lebih komprehensif. Menurutnya, hubungan antara
stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dalam lingkungannya, yang
kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang
digambarkan oleh para tokoh sebelumnya.
Ada beberapa asumsi yang membentuk landasan untuk kondisioning operan
(Margaret E. Bell Gredler, hlm 122). Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:
1. Belajar itu adalah tingkah laku.
2. Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya
perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.
3. Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di
tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di
devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang
di control secara seksama.
4. Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber
informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku.

4
Dengan demikian beberapa prinsip belajar yang dikembangkan oleh Skinner
antara lain:
a. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah
dibetulkan, jika benar diberi penguat.
b. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
c. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
d. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
e. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan
perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman.
f. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya
g. Dlam pembelajaran, digunakan shaping

 Jean Piaget
Adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan psikolog perkembangan Swiss, yang
terkenal karena hasil penelitiannya tentang anak-anak dan teori perkembangan
kognitifnya.

Teori Piaget membahas kognitif atau intelektual. Perkembangan intelektual


erat hubungannya dengan belajar, sehingga perkembangan intelektual ini dapat
dijadikan landasan untuk memahami belajar.

Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :

a. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu
guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir
anak.
b. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan
dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan
lingkungan sebaik-baiknya.
c. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
d. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

5
e. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan
diskusi dengan teman-temanya.
 Lev Vygotsky
Adalah seorang psikolog asal Rusia yang dikenal atas kontribusinya dalam teori
perkembangan anak. Salah satu hasil kerjanya yang dikenal di bidang psikologi anak
adalah merumuskan konsep "zone of proximal development”
Vygotsky mengemukakan ada empat prinsip dasar kunci dalam pembelajaran,
yaitu:

1) Penekanan pada hakekat sosio-kultural pada pembelajaran (the sosiocultural


of learning),
2) Zona perkembangan terdekat (zone of proximal development),
3) Pemagangan kognitif (cognitive appreticeship)
4) Perancahan (scaffolding).
Keempat prinsip tersebut secara singkat dijelaskan berikut ini.
 Prinsip pertama
Menurut Vygotsky siswa belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan
teman sebaya yang lebih mampu. Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial
dengan orang lain dalam proses pembelajaran.

 Prinsip kedua
Menurut Vygotsky dalam proses perkembangan kemampuan kognitif setiap
anak memiliki apa yang disebut zona perkembangan proksimal (zone of proximal
development) yang didefinisikan sebagai jarak atau selisih antara
tingkat perkembangan anak yang aktual dengan tingkat perkembangan potensial
yang lebih tinggi yang bisa dicapai si anak jika ia mendapat bimbingan atau bantuan
dari seseorang yang lebih dewasa atau lebih berkompeten.

6
 Prinsip ketiga
Menurut Vygotsky adalah pemagangan kognitif, yaitu suatu proses dimana
seorang siswa belajar setahap demi setahap akan memperoleh keahlian dalam
interaksinya dengan seorang ahli. Seorang ahli bisa orang dewasa atau orang yang
lebih tua atau teman sebaya yang telah menguasai permasalahannya.

 Prinsip keempat
Menurut Vygotsky adalah perancahan atau scaffolding, merupakan satu ide
kunci yang ditemukan dari gagasan pembelajaran sosial Vygotsky. Perancahan
berarti pemberian sejumlah besar bantuan kepada seorang anak selama tahap-tahap
awal pembelajaran dan kemudian secara perlahan bantuan tersebut dikurangi
dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung
jawab setelah ia mampu mengerjakan sendiri.
 Jhon Dewey
John Dewey adalah seorang filsuf dari Amerika Serikat, yang termasuk Mazhab
Pragmatisme. Selain sebagai filsuf, Dewey juga dikenal sebagai kritikus sosial dan
pemikir dalam bidang pendidikan. Dewey dilahirkan di Burlington pada tahun 1859.
Konsep Pendidikan John Dewey Menurut Dewey, pendidikan merupakan:
all one with growing ; it has no end beyond it self, sehingga tidak akan pernah
permanen tapi selalu evolutif. Selain selalu on going process, Model pendidikan
partisipatif bertumpu pada nilai-nilai demokratis, partisipasi, pluralisme dan
liberalisme. Sehingga di Amerika yang merupakan penganut filsafat Dewey,
falsafah pendi-dikannya lebih mementingkan kebebasan indidu. Karenanya setiap
individu dibimbing untuk mencapai kejayaan yang setinggi-tingginya dalam ilmu
pengetahuan dan kekayaan yang membawanya kesenangan hidup.
Fungsi pendidikan lebih sebagai fasilitator yang memberikan ruang seluas-
luasnya bagi peserta didik untuk berekspresi, berdialog, berdiskusi, berpikir,
berkeinginan dan bertujuan. Selain itu peserta didik juga harus diberikan kebebasan
dalam menentukan suatu kebenaran yang diperoleh melalui hasil pengalaman dan
eksperimen. Pendidik tidak bisa memaksakan kebenaran sepihak kepada peserta

7
didik tanpa terlebih dahulu dilakukan eksperimen atau observasi oleh peseta didik.
Sehingga kebenaran yang dihasilkan benar-benar berdasarkan kesepakatan dari
peserta didik. mengaktifkan peserta didik pada proses pembelajaran yang
berlangsung. Siswa dituntut untuk dapat mengembangkan kecerdasan emosional,
keterampilan, kreatifitas. Dengan cara melibatkan siswa secara langsung ke dalam
proses belajar. Sehingga nantinya peserta didik dapat secara mandiri mencari
problem solving dari masalah yang ia hadapi
Pola pemikiran Dewey tentang pendidikan sejalan dengan konsepsi
instrumentalisme yang dibangunnya, dimana konsep-konsep dasar pengalaman
(experience), pertumbuhan (growth), eksperimen (experiment), dan transaksi
(transaction) memiliki kedekatan yang akrab, sehingga Dewey mendeskrip-sikan
filosofi sebagai teori umum pendidikan dan pendidikan sebagai laboran yang di
dalamnya perbedaan-perbedaan filosofis menjadi kongkrit dan diuji. Pendidikan
dan filosofi saling membutuhkan satu sama lain; dimana tanpa filosofi, pendidikan
kering akan arahan inteligensi. Sebaliknya, tanpa pendidikan, filosofi kehilangan
implementasi praktis dan menjadi mandul. Pengalaman merupakan basis dari
keduanya, dimana pendidikan didefinisikan sebagai rekonstruksi dan reorganisasi
dari pengalaman yang memberi tambahan pada arti pengalaman, dan yang
meningkatkan kemampuan untuk mengarahkan pengalaman berikutnya.

8
BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Pendidkan merupakan syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-
sifat hakikat manusia yang dimilikinya. Dan untuk bisa bersosialisasi antar sesama
manusia inilah manusia perlu pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak sekali
ragamnya dengan definisi yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya. Yang
terpenting dari semua itu adalah bahwa pendidikan harus dilaksanakan secara sadar,
mempunyai tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya perubahan ke arah yang
lebih baik. Sedangkan pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini
berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada
bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
Sistem pendidikan yang dikembangkan di suatu negara hendaknya dapat
menjadi wadah yang mantap dan stabil yang member kesempatan dan peluang yang
sebesar-besarnya bagi penyelenggaraan pembelajaran yang dapat mengembangkan
isi (ilmu pengetahuan dan teknologi) yang seluas-luasnya kepada warga negaranya
yang punya hak untuk memperoleh pendidikan yang setinggi-tingginya sesuai
dengan kemampuannya.

B. SARAN
Pendidikan di Indonesia harus diarahkan pada peningkatan kualitas
kemampuan intelektual dan profesional serta sikap, kepribadian dan moral. Dengan
kemampuan dan sikap manusia Indonesia yang demikian maka pada gilirannya akan
menjadikan masyarakat Indonesia masyarakat yang bermartabat di mata masyarakat
dunia.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sites google,2017,TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK,


(https://sites.google.com/site/mulyanabanten/home/teori-belajar-
behavioristik ), 17 oct 2017
Membumikan pendidikan, 2015, Teori Behaviorisme dalam Perspektif B. F. Skinner,
(http://www.membumikanpendidikan.com/2015/01/teori-behaviorisme-
dalam-perspektif-b-f.html), 17 Oct 2015
Rostitawati, Tita. KONSEP PENDIDIKAN JOHN DEWEY. IAIN Sultan Amai
Gorontalo: Gorontalo
Rohman, Arif. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Mediatama:
Yogyakarta.
Setyamidjaja, Djoehana. 2002. Landasan Ilmu Pendidikan. Universitas Pakuan
Bogor: Bogor.
Sukardjo, M dan Komarudin Ukim. 2009. Landasan Pendidikan. Rajawali Pers:
Jakarta.
Catatantanti, 2012, TEORI BELAJAR THORNDIKE, PAVLOP DAN SKINNER,
(http://catatantanti.blogspot.co.id/2012/08/teori-belajar-thorndike-pavlop-
dan.html ), Sabtu, 04 Agustus 2012

10
11

Anda mungkin juga menyukai