Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN OBSERVASI ASAS DAN PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN

PEMBELAJARAN DI MA MANONGKOKI (TAKALAR)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Belajar dan Pembelajaran
Dosen Pengampu : Dra. Hj. Sugiarti, M. Si

Disusun Oleh Kelompok 1:

Abdillah Mushawwir An Nur (200105501013)


Addha Nurul Putri (1813042001)
Agustina (1813041022)
Alfridha Eka Wardhani (200105501017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT, karena berkat


rahmat dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul ”Belajar dan Pembelajaran serta Asas dan Prinsipnya” ini tepat pada
waktunya. Laporan hasil makalah ini semata-mata hanya untuk menambah
wawasan dan pengetahuan yang lebih luas.
Makalah observasi ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran. Observasi ini dilaksanakan di MA MANONGKOKI kab.Takalar
pada hari rabu, 27 oktober 2021. Dimana observasi ini dilakukan terhadap guru
sejarah kebudayaan islam (SKI). Adapun observasinya mengenai asas dan prinsip-
prinsip belajar dan pembelajaran. Dalam kesempatan ini, penulis  mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Dr. Sugiarti, M.Si selaku dosen mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis
berkaitan dengan proses pembelajaran yang ada di MA MANONGKOKI. Penulis
juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kesalahan,
untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan. Penulis
berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan dan bagi kita semua.

Makassar, 27 Oktober 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .......................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................
C. TUJUAN PENULISAN ....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN OBSERVASI ........................................................................
B. PELAKSANAAN OBSERVASI…………………….....…………………...
C. HASIL OBSERVASI …………….............................................................
1. Asas belajar dan pembelajaran di MA Manongkoki (Takalar)
………………5
2. Prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran di MA Manongkoki (Takalar)
……5
D. ASAS DAN PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN .........................
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ................................................................................................
B. SARAN .............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah sebagai usaha mentransformasikan pengetahuan dari
generasi ke generasi” (Ishak, 2005:27). Pandangan lain di lihat dari aspek budaya
menyebutkan bahwa pedidikan itu adalah sebagai usaha pemindahan pengetahuan
dan nilai – nilai kepada generasi berikutnya. Sedangkan pandangan Psikologik
melihat pendidikan dari aspek tingkah laku individu, antara lain mengartikan
pendidikan sebagai perkembangan kapasitas individu secara optimal.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.Ini
berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di
sekolah maupun lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Menurut Syaiful
Sagala, pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan
meupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah. Mengajar dilakukan oleh
pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang bertujuan untuk
menumbuh kembangkan potensi manusia agar menjadi manusia dewasa, beradab,
normal. Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan seorang pendidik yang
mempunyai kualitas dan integritas yang tinggi. Pendidik wajib menguasai segala
aspek dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sebagai
seorang pendidik wajib mampu membimbing dan mengarahkan para peserta didik
serta mengarahkan para peserta didik serta mengajarkan ilmu yang dimilikinya.
Observasi merupakan sarana untuk menggeneralisasi hipotesis atau ide.
Pemahaman yang diperoleh dari observasi tersebut dapat dijadikan landasan untuk
merancang aktivitas yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran di sekolah.
Observasi dapat digunakan sebagai sarana untuk menjawab suatu pertanyaan
khusus/spesifik
Agar fungsi pendidik tersebut dapat diajarkan dengan baik,maka pendidik
perlu memahami asas dan prinsip-prinsip yang dapat mempengaruhi proses dan
hasil belajar peserta didik. Hal tersebut dapat diperoleh dengan mempelajari teori
tentang pendidikan. Namun, itu belum cukup, mahasiswa juga harus mengetahui
kenyataan secara langsung di lapangan. Hal tersebut bisa diperoleh melalui
kegiatan observasi di sekolah.
Oleh karena itu, kami melakukan observasi secara langsung dengan
melakukan wawancara dan mengamati keadaan sekolah di MA MANONGKOKI
mengenai asas dan prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan observasi?
2. Bagaimanakah asas belajar dan pembelajaran di MA Manongkoki (Takalar) ?
3. Bagaimanakah prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran di MA Manongkoki
(Takalar) ?

C. Tujuan Kegiatan Observasi


1. Untuk mengetahui pengertian dari observasi
2. Untuk mengetahui asas belajar dan pembelajaran yang ada di MA Manongkoki
(Takalar)
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran yang ada di MA
Manongkoki (Takalar)
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Observasi
Istilah observasi berasal dari bahasa latin yang berarti melihat dan
memperhatikan. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan meperhatikan secara
akurat, mencatac fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar
aspek dalam fenomena tersebut. Observasi menjadi bagian dalam penelitian
berbagai disiplin ilmu, baik eksakta maupun ilmu sosial.

B. Pelaksanaan Observasi
Kegiatan observasi kelompok dilaksanakan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Belajar dan Pembelajarn mengenai asas dan prinsip-prinsip belajar dan
pembelajaran. Pelaksanaan observasi memberikan gambaran secara nyata situasi
dan kondisi tertentu. Observasi pembelajaran yang dilakukan dengan wawanacara
salah satu guru sejarah kebudayaan islam dan pengamatan lingkungan di MA
Manongkoki memberikan tambahan wawasan bagi kelompok observer mengenai
asas dan prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran.

Waktu observasi : Rabu, 27 Oktober 2021


Tempat observasi : MA Manongkoki kab.Takalar
Narasumber : Muh Arsyad, S.Ag,M.Pd (Guru Bidang Studi sejarah
kebudayaan islam)

C. Deskripsi Hasil Observasi


1. Asas Belajar dan Pembelajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Asas adalah hukum dasar;
suatu kebenaran yang menjadi pokok dasar.  Sedangkan  prinsip adalah asas
atau dasar yang dijadikan pokok berpikir, bertindak, dan sebagainya.  Jadi,
dapat disimpulkan bahwa asas dan prinsip sebenarnya adalah sama, karena
menjadi pokok dasar baik bertindak maupun berpikir.
a. Asas Motivasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Depdikbud, 1996:593)
motivasi didefinisikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang
sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu. Sondang P. Siagian (2004:138). Dalam proses pembelajaran
motivasi merupakan usaha-usaha yang menyebabkan seorang murid
bergerak untuk melakukan sesuatu keinginan mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. pendidik
harus berusaha membangkitkan motivasi anak didiknya sehingga seluruh
perhatian mereka tertuju dan terpusat pada bahan pelajaran yang sedang
disajikan. Hal ini berfungsi untuk mendorong siswa untuk melakukan
kegiatan atau aktifitas agar tetap semangat.

b. Asas Aktivitas
asas keaktifan (aktivitas) dalamproses belajar mengajar dan
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut
Sriyono Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara
jasmani atau rohani”. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar
merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.
Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama
proses belajar mengajar. Kegiatan – kegiatan yang dimaksud adalah
kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya,
mengajukan pendapat, mengerjakan tugas – tugas, dapat menjawab
pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung
jawab terhadap tugas yang diberikan.

c. Asas Individualitas
Secara sosiologis, peserta didik mempunyai kesamaan-kesamaan.
Adanya kesamaan yang dimiliki anak inilah yang melahirkan
kensekuensi kesamaan hak-hak yang mereka punyai. Tapi
memperhatikanperbedaan-perbedaan individu, baik pembawaan dan
lingkungan yang meliputi seluruh pribadi anak didik, seperti perbedaan
jasmani, watak, intelegensi, bakat serta lingkungan yang
mempengaruhinya. Aplikasi asas ini adalah guru dapat mempelajari
pribadi setiap anak, terutama tentang kepandaian, kelebihan, serta
kekurangan dan memberi tugas sebatas dengan kemampuannya.  Perlu
diketahui. Seorang tenaga pendidik harus bisa membedakan individau
baik fisik, mental, maupun status sosial. Fungsinya agar terjadi proses
KBM yang efektif, lancar serta inovatif.
Dari hasil observasi dengan bapak Muh Arsyad di MA
MANONGKOKI beliau menerangkan bahwa dalam memotivasi peserta
didik itu harus mempelari apa yang diminati, bakat dan kekurangan yang
dimiliki. Sehingga saat memotivasi dalam belajar itu pendidik tahu dari
segi mana untuk motivasinya

d. Asas peragaan
Asas peragaan berpengaruh dalam mengelolah proses
pembelajaran yang bekualitas. Menciptakan pembelajaran bermakna di
sekolah, guru perlu melakukan peragaan. Dalam asas ini, guru
memberikan variasi dalam cara-cara mengajar dengan mewujudkan
bahan yang diajarkan secara nyata, baik dalam bentuk aslinya maupun
tiruan (model-model), sehingga anak didik dapat mengamati dengan jelas
dan pembelajaran lebih tertuju untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Dimana guru harus memperagakan tugas – tugas gerak yang akan di
ajarkan. Fungsinya agar terjadi kelancaran komunikasi antara guru dan
siswa.
Dari hasil observasi dengan bapak Muh Arsyad di MA
MANONGKOKI beliau menerangkan bahwa dalam peragaan itu
terkadang kami sebagai pendidik menggunakan media siswa itu sendiri,
games dan mengaitkan dengan apa yang terjadi dilingkungan sekitar.
e. Asas Ulangan
Asas yang merupakan usaha untuk mengetahui taraf kemajuan atau
keberhasilan belajar anak didik dalam aspek pengetahuan, keterampilan,
serta sikap setelah mengikuti pelajaran sebelumnya, mengingat
penguasaan pengetahuan mudah terlupakan oleh anak didik jika dialami
sekali atau diingat setengah-setengah. Oleh karena itu, pengetahuan yang
sering diulang-ulang akan menjadi pengetahuan yang tetap berkesan
dalam ingatan dan dapat difungsikan dengan baik Pada kegiatan
pembelajaran sangat diperlukan proses pengulangan karena semakin sulit
materi maka harus sering melakukan pengulangan agar murid dapat
memahami pelajaran yang telah diberikan. Fungsinya pada asas ini agar
proses belajar gerak jadi lebih mudah dan cepat bisa.
Dari hasil observasi yang dilakukan dengan bapak Muh Arsyad di
MA MANONGKOKI beliau menerangkan bahwa setiap materi yang
diajarkan itu perlu dilakukan ulangan bukan hanya di saat mid semester
ataupun ulangan akhir saja melainkan perlu dilakukan kuis2 singkat
disetiap materinya agar pendidik dapat mengetahui dengan pasti
kelebihan dan kekurangan siswa dalam suatu materi.

f. Asas Apersepsi
Guru menghubungkan antara materi yang akan di pelajari dengan
materi yang sudah di pelajari (pengalaman materi sebelumnya).
Mengalami dalam proses belajar berarti menghayati suatu situasi aktual
yang sekaligus menimbulkan respons-respon tertentu dari pihak anak
didik sehingga memperoleh perubahan pola tingkah laku (pematangan
dan kedewasaan), perubahan dalam perbendaharaan konsep-konsep
(pengertian) dan kekayaan akan informasi. Asas apersepsi bertujuan
menghubungkan bahan pelajaran yang akan diberikan dengan apa yang
telah dikenal oleh anak didik. Menurut Hebart antara tanggapan baru dan
lama terjadi asosiasi menurut hukum-hukum asosiasi. Pada bahan
apersepsi diperlukan untuk mentafsirkan tanggapan-tanggapan baru, nah
itulah sebabnya peserta didik harus memiliki sejumlah pengetahuan
dasar  sebelum proses pembelajaran dimulai.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan dengan bapak Muh
Arsyad di MA MANONGKOKI beliau mengatakan bahwa dalam
melakukan pembelajaran itu tidak harus masuk materi terlebih dahulu
melainkan apersepsi dimana pendidik bisa menanyakan aktivitas sebelum
ke sekolah, apa-apa yang mereka temui dilingkungan sekitar lalu
pendidik mulali mengaitkan dengan materi jadi siswa itu diberikan
suasana santai diawal pembelajran.

g. Asas Korelasi
Pada asas ini peristiwa belajar mengajar adalah menyeluruh,
mencakup berbagi dimensi yang kompleks. Guru hendaknya memandang
anak didik sebagai sejumlah daya-daya yang dinamis yang senantiasa ada
dalam keadaan berinteraksi dengan dunia sekitar untuk mencapai tujuan.
Hal ini yang menyebabkan anak didik dalam menerima pelajaran bersifat
selektif kemudian bereaksi mengelolanya. Itulah sebabnya dalam setiap
pembelajaran, guru harus menghubungkan suatu bahan dengan bahan
pelajaran lainnya, sehingga membentuk mata rantai yang erat. Asas
korelasi akan menimbulkan asosiasi dan apersepsi dalam kesadaraan dan
sekaligus membangkitkan motivasi anak didik terhadap mata pelajaran.
Berdasarkan hasil observasi dengan bapak Muh Arsyad di MA
MANONGKOKI beliau mengatakan bahwa siswa dalam proses
pembelajaran dengan guru harus selalu berinteraksi bukan hanya duduk
memberikan tugas saja. Hal ini dilakukan agar dapat menimbulkan sikap
perhatian dan kritis siswa dalam menanggapi suatu masalah. Dalam
pembelajaran juga terkadang satu mata pelajara itu harus dikaitkan
dengan pembelajaran lainnya sehingga lebih menarik dan membuat siswa
lebih paham.
h. Asas Sosialisasi
Merupakan asas yang memmperhatikan penciptaan suasana sosial
yang dapat membangkitkan semangat kerjasama antara anak didik
dengan guru atau sesama anak didik dan masyarakat sekitarnya. Dalam
menerima pelajaran agar lebih berdaya guna dan berhasil guna, guru
dapat memfungsikan sumber-sumser fasilitas dari masyarakat untuk
kepentingan pembelajaran dengan cara membawa anak didik untuk
karyawisata, survey, pengabdian kepada masyarakat, dan
perkemahan (school camping).
Dari hasil observasi dengan bapak Muh Arsyad di MA
MANONGKOKI beliau mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran
sangat dibutuhkan hubungan dengan lingkungan sekitar seperti
melakukan study tour di leang-leang, benteng dll agar siswa itu paham
bahwa apa yang mereka dapatkan disekolah itu ternyata erat kaitannya
dengan apa yang ada disekitar kita

i. Asas evaluasi
Pada asas evaluasi ini bertujuan untuk melihat proses seberapa
besar tingkat kemajuan belajar siswa setelah proses bejar mengajar di
lakukan. asas evaluasi; memperhatikan hasil dari penilaian terhadap
kemampuan yang dimiliki anak didik sebagai feed-back bagi guru dalam
memperbaiki cara mengajar. Asas evaluasi tidak hanya diperuntukan bagi
anak didik, tetapi juga bagi guru yaitu sejauhmana keberhasilannya
dalam melaksanakan tugasnya. Kesebelas, asas kebebasan; yaitu asas
yang memperhatikan kekuasaan, keinginan dan tindakan bagi anak didik
dengan dibatasi oleh kebebasan yang mengacu pada hal-hal yang positif.
Asas ini mengandung tiga aspek yaitu self-directednees, self-
discipline dan self- control.
Dari hasil observasi dengan bapak Muh Arsyad di MA
MANONGKOKI beliau mengatakan evaluasi itu bukan hanya tentang
seberapa paham siswa dengan materinya melainkan motivasi dan minat
belajar siswa juga sangat perlu untuk di evaluasi, evaluasi bukan hanya
diakhir semester saja melainkan harus dilakukan tiap bulan sekali
misalnya agar kami sebagai pendidik dapat menambahkan metode
ataupun media apa agar hasil belajar siswa itu dapat meningkat.

2. Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran


a. Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan
belajar. (Grade dan Berliner dalam Dimyati dan Mudjiono 2013)
mengatakan tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar.
Perhatian pada pembelajaran akan timbul pada siswa jika bahan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini akan membuat siswa
perlu mempelajarinya lebih lanjut dan membakitkan motivasi untuk lebih
mempelajarinya.
Disamping perhatian, motivasi juga mempunyai peran penting
dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang meneggakkan
aktivitas seseorang (Dimyati Mudjiono 2013). Motivasi merupakan
tujuan dan alat dalam pembelajaran. Selain itu juga merupakan salah satu
faktor yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa. Motivasi
mempunyai hubungan erat dengan minat. Siswa yang mempunyai minat
dengan bidang tertentu cenderung memusatkan perhatiannya
demikian akan timbul motivasi untuk mempelajari dibidang tersebut.
Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara bapak I. Muh.
Arsyad,S.Ag.MM selaku guru bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam di
MA Manongkoki Takalar, banyak siswa yang memperhatikan disekolah
selama proses pemberlajaran berlangsung sekitar 30-45%, sementara
siswa lain kurang fokus pada saat proses pembelajaran. Cara guru
memotivasi siswa agar semua siswa dalam kelas memperhatikan
pembelajaran dilakukan cara seperi membuat games seputar materi,
memberikan reward yaitu makanan,minuman dll. Pembelajaran yang
memotivasi peserta didik akan memungkinkan penguasaan optimal dan
memberikan pengalaman yang berharga baik bagi peserta didik maupun
bagi guru.
b. Keaktifan
Dalam setiap proses, siswa selalu menampakan keaktifanya itu
beraneka ragam bentuknya. Baik dari kegiatan fisik yang mudah kita
amati sampai psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik bisa berupa
membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan dan
sebagainya. Contoh kegiatan psikis misaInya menggunakan khasanah
pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi,
membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil
percobaan, dan kegiatan psikis yang lain.
Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara bapak I. Muh.
Arsyad,S.Ag.MM selaku guru bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam di
MA Manongkoki Takalar, siswa dalam proses pembelajaran aktif jika
pelajaran yang diajarkan sesuai dengan minat siswa. Di MA Manongkoki
Takalar sendiri dalam pembelajaran masih shift-shift dimana ada siswa
yang luring dan daring, bagi siswa yang belajar daring beliau mengatakan
bahwa para siswa kurang aktif dikarenakan beberapa faktor salah satunya
belum semua siswa mempunyai Hp sehingga harus ikut belajar pada
handphone temannya. Dan untuk siswa yang melakukan pembelajaran
luring cara guru agar siswa aktif yaitu dengan membuat kelompok
diskusi, Kelompok diskusi dapat dijadikan sarana untuk menciptakan
proses pembelajaran yang menyenangkan dan aman sehingga peserta
didik merasa senang dalam belajar, mengorganisasi materi pelajaran
dengan memperhatikan tingkat kesulitan untuk memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mencapai keberhasilan dalam belajar,
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menarik sehingga peserta
didik merasa senang dalam melaksanakan tugas belajar yang diberikan,
dan memberikan tugas atau kegiatan yang menekankan pada kekuatan
atau kelebihan peserta didik.
c. Keterlibatan Langsung
Seperti yang dikemukakan sebelumnya bahwa belajar tidak dapat
dilimpahkan kepada orang lain. Hal itu berarti bahwa belajar yang baik
adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui
pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung
tetapi juga harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan
bertanggung jawab terhadap hasilnya.
Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara bapak I. Muh.
Arsyad,S.Ag.MM selaku guru bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam di
MA Manongkoki Takalar, Karena masih dalam suasana pandemi covid-
19 sehingga sekolah membatasi proses pembelajaran dengan cara shift-
shift dimana ada siswa yang belajar luring dan daring, siswa yang belajar
daring keterlibatan langsung kurang karena keterbatasan seperti
handphone, sedangakan yang luring masih ada siswa yang kurang
memperhatikan sehingga kurang memahami materi yang di ajarkan, ini
terjadi karena mata pelajaran kurang diminati siswa. Apabila peserta
didik melihat kesesuaian antara minat dan kebutuhannya dengan tujuan
yang dirumuskan, motivasi belajar peserta didik akan meningkat.
Sehingga akan mempengaruhi keterlibatan langsung peserta didik dalam
proses pembelajaran.
d. Pengulangan
Belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang
terdiri atas daya mengamat, menanggap, menginggat, mengkhayal,
merasakan, berfikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan
maka daya-daya tersebut berkembang. Ada tiga teori yang menekankan
pentingnya prinsip pengulangan. Yang pertama pengulangan untuk
melatih daya-daya jiwa, kedua pengulangan untuk membentuk respon,
dan ketiga pengulangan untuk membentuk kebiasaan-kebiasaan.
Berdasarkan hasil observasi dari hasil wawancara bapak I. Muh.
Arsyad,S.Ag.MM selaku guru bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam di
MA Manongkoki Takalar, beliau menerangkan bahwa siswa yang ada
disekolah jarang mengulang kembali karena pada saat pulang sekolah
siswa langsung membantu orang tuanya untuk bekerja. Solusi yang
dilakukan yaitu memberikan latihan-latihan soal pada saat jam pelajaran
dengan metode games agar siswa dapat memahami materi dan bukan
hanya menghafal materi saja.
e. Tantangan
Agar dalam diri anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi
hambatan maka bahan ajar haruslah matang. Tantangan yang dihadapi
dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya.
Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu
dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran
yang memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep-
konsep, prinsip-prinsip, yang menyebabkan siswa berusaha mencari dan
menemukan konsep-konsepnya sendiri akan menyenangkan bagi siswa.
Berdasarkan hasil observasi dari hasil wawancara bapak I. Muh.
Arsyad,S.Ag.MM selaku guru bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam di
MA Manongkoki Takalar, beliau menerangkan bahwa dalam
pembelajarannya, peserta didik ditantang dalam mengerjakan tugas
secara langsung atau diberikan suatu masalah dan para murid
mengeluarkan argumen masing-masing agar mengajak peserta didik lebih
responsif terhadap materi yang diberikan dan memahami materi.
f. Balikan dan Penguatan
Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan
mendapatkan hasil yang baik. Hasil apalagi hasil yang baik akan menjadi
balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar
selanjutnya. Namun dorongan belajar itu tidak saja oleh penguatan yang
baik tetapi juga yang tidak menyenangkan atau dengan kata lain
penguatan positif maupun negatif dapat memperkuat belajar (Gade dan
Berliner dalam Dimyati dan Mudjiono2013).
Berdasarkan hasil observasi dari hasil wawancara bapak I. Muh.
Arsyad,S.Ag.MM selaku guru bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam di
MA Manongkoki Takalar, beliau mengatakan bahwa umpan balik siswa
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru ada sekitar
30% yang aktif sihingga untuk dapat membuat aktif siswa lain guru
menggunakan metode-metode pembelajaran berupa games dan reward
sehingga para siswa aktif menaggapi pertanyaan dari guru dan pada akhir
pembelajaran guru menyimpulkan materi yang diajarkan sebagai
penguatan materi.
g. Perbedaan Individual
Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua siswa
yang sama persis. Setiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang
lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, keperibadian, dan
sifat-sifatnya. Perbedaan ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar
siswa, karena perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam
upaya pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi dari hasil wawancara bapak I. Muh.
Arsyad,S.Ag.MM selaku guru bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam di
MA Manongkoki Takalar, beliau mengatakan bahwa untuk
menyamaratakan penerimaan materi pada siswa dilakukan pembentukan
kelompok dimana setiap kelompok diisi siswa yang mempunyai
kelebihan dimata pelajaran terebut sehingga siswa yang kurang
memahami materi dapat belajar kepada siswa yang lebih memahami.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh kelompok kami
dengan bapak Muh Arsyad guru mata pelajaran sejarah kebudayaan islam di
MA MANONGKOKI kab.Takalar dari materi asas dan prinsip-prinsip belajar
dan pembelajaran dapat disimpulkan bahwa ;dalam proses pembelajaran yang
didalamnya menyangkut asas dan prinsi-prinsip belajar dan pembelajaran akan
berjalan selarah dan sesuai tujuan yang akan dicapai jika pendidik dan siswa
itu dapat menjalankan kewajiban dan haknya dengan benar. Seorang pendidik
berkewajiban untuk memotivasi dan meningkatkan hasil belajar siswa tetapi
siswa juga berkewajiban untuk menuntuk ilmu dengan tekun dan berusaha
untuk memahami dan dapat mengaplikasikannya.
B. Saran
Sebagai pendidik, siswa serta kami mahasiswa yang masih sangat perlu
dididik agar lebih tekun dan focus serta dapat menjalankan hak dan kewajiban
sebagaimana mestinya menyangkut asas dan prinsip-prinsip belajar dan
pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA

http://trisna-hargi.blogspot.com/2016/12/makalah-belajar-dan-pembelajaran.html

http://uihanamizuki.blogspot.com/2014/12/makalah-belajar-dan-pembelajaran-
asas.html

http://deboratresiapurba091.blogspot.com/2017/02/makalah-prinsip-belajar-dan-
asas.html?m=1
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai