Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN OBSERVASI PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER

DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN


DI SMA NEGERI 9 MAKASSAR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Belajar dan Pembelajaran
Dosen Pengampu : Dra. Hj. Sugiarti, M. Si

Disusun Oleh Kelompok 11:

Rio Putrawiguna (200105501001)

Rysfa Nuur Ahad (200105502005)

Riza Rahma (200105502009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT,


karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan observasi “Pengembangan Nilai-Nilai Karakter
dan Implementasinya dalam Pembelajaran di SMA Negeri 9
Makassar” untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran dengan baik.
Dalam penyusunan laporan ini, adapun kesulitan dan kendala
yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan, wawasan, dan
pengetahuan kami. Namun, berkat keyakinan dan usaha dengan
sungguh-sungguh akhirnya semua kendala itu dapat kami atasi dengan
baik. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada
Ibu Dr. Sugiarti, M.Si selaku dosen mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran. Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini yaitu dapat
menambah wawasan dan pengetahuan penulis berkaitan dengan
Pengembangan Nilai-Nilai Karakter dan Implementasinya dalam
Pembelajaran di SMA Negeri 9 Makassar. Tidak lupa pula penulis
juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
membantu dalam proses observasi dan proses penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak
kesalahan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
diharapkan. Kami berharap semoga penulisan laporan ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan bagi kita
semua.

Makassar, November 2021

Kelompok 11

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang Observasi.............................................................................1
B. Tujuan Observasi..........................................................................................1
C. Manfaat Observasi........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Deskripsi Pendidikan Karakter.....................................................................3
B. Pelaksanaan Observasi..................................................................................5
C. Hasil Observasi.............................................................................................6
BAB III..................................................................................................................16
PENUTUP..............................................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................16
B. Saran............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
DOKUMENTASI..................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Observasi


Istilah observasi berasal dari bahasa Latin yang berarti “melihat”
dan“memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan
secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan
hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Selain mengumpulkan data,
observasi dilakukan dengan tujuan mendapatkan sebuah kesimpulan mengenai
objek yang diamati. Observasi juga bertujuan untuk menggambarkan sebuah
objek dan segala hal yang berhubungan dengan objek yang dikaji. Mempelajari
berbagai nilai-nilai karakter akan lebih lengkap bila disertai dengan kegiatan
observasi. Oleh karena itu, sebagai kelanjutan dalam mempelajari berbagai nilai-
nilai karakter yang telah dilaksanakan dalam perkuliahan, baik yang telah
dilakukan melalui metode diskusi maupun pembahasan bersama, maka
dilaksanakan pula kegiatan observasi pembelajaran.
Kegiatan observasi dimaksudkan untuk mengetahui pelaksanaan
pendidikan pada jenjang Sekolah Menengah Atas, apakah menerapkan nilai-nilai
karakter dan implementasinya dalam pembelajaran. Pendidikan karakter
(character education) sangat erat hubungannya dengan pendidikan moral dimana
tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara
terus-menerus guna penyempurnaan diri kearah hidup yang lebih baik. Oleh
karena itu, penulis mengangkat judul observasi “Pengembangan Nilai-Nilai
Karakter dan Implementasinya dalam Pembelajaran di SMA Negeri 9 Makassar”.

B. Tujuan Observasi
observasi ini dilakukan pada kegiatan memperhatikan secara akurat,
mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek
dalam fenomena tersebut. Selain mengumpulkan data, observasi dilakukan dengan
tujuan mendapatkan sebuah kesimpulan mengenai objek yang diamati. Observasi
juga bertujuan untuk menggambarkan sebuah objek dan segala hal yang

1
berhubungan dengan objek yang dikaji. Oleh karena itu, mempelajari berbagai
nilai-nilai karakter dan implementasinya dalam pembelajaran akan lebih lengkap
bila disertai dengan kegiatan observasi.

C. Manfaat Observasi
Manfaat dari observasi yang dilakukan yaitu menambah wawasan terkait
pengembangan nilai-nilai karakter dan implementasinya dalam pembelajaran, dan
menambah pengalaman.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga,
masyarakat dan pemerintah, melalui bimbingan, pengajaran dan latihan yang
berlangsung di sekolah dan luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan
peserta didik agar dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya guna
membangun karakter pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang
bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Sebagaimana yang tertuang
dalam pengertian pendidikan menurut SISDIKNAS tahun 2003 yang menyatakan:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Pendidikan karakter (character education) sangat erat
hubungannya dengan pendidikan moral dimana tujuannya adalah untuk
membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus-menerus
guna penyempurnaan diri kearah hidup yang lebih baik. Karakter
berkaitan dengan konsep moral (moral knonwing), sikap moral (moral
felling), dan perilaku moral (moral behavior) yang dinyatakan dengan
karakter. Pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan yang
bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai karakter tertentu kepada
peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan,

3
kesadaran atau kemauan, serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai
tersebut.
Inti Pendidikan Karakter bertujuan membentuk bangsa yang
tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong
royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa
kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. DIKTI
menyatakan Pendidikan karakter dilakukan dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan nasional yaitu untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Budaya sekolah merupakan ciri khas karakter atau watak, dan
citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas.
Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh Instasi Sekolah di
Indonesia negeri maupun swasta. Semua warga sekolah, meliputi para
peserta didik, guru, karyawan administrasi, dan pimpinan sekolah
menjadi sasaran program ini. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan
karakter nantinya diharapkan menjadi budaya sekolah. Menurut
Mochtar Buchori , pendidikan karakter seharusnya membawa peserta
didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara
afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Pendidikan
karakter yang selama ini ada perlu segera dikaji, dan dicari altenatif-
alternatif solusinya, serta perlu dikembangkannya secara lebih
operasional sehingga mudah diimplementasikan di sekolah.
Pendidikan karakter pada anak Usia Dini menjadi Dasar
terbentuknya sikap dan perilaku anak ketika Dewasa, Pendidikan
karakter yang baik akan membentuk pribadi anak yang Mandiri,
Bertanggung jawab, dan Berani mengambil Resiko atas suatu yang
akan diperjuangkannya. Serta membentuk Mental dan Spirital dengan
kepercayaan Diri (percaya diri). Manfaat Pendidikan Karakter

4
diharapkan bisa dirasakan oleh semua orang, oleh sebab itu kita harus
mendidik anak anak kita dengan karakter karakter yang positif, supaya
ketika dewasa menjadi anak yang bermanfaat bagi Keluarga,
Masyarakat serta Bangsa dan Negara.
Proses globalisasi secara terus-menerus akan berdampak pada
perubahan karakter masyarakat Indonesia. Ini merupakan cara paling
baik untuk memastikan para murid memiliki kepribadian dan karakter
yang baik dalam hidupnya. Pendidikan ini dapat membantu
meningkatkan prestasi akademik anak didik. Sebagian anak tidak bisa
membentuk karakter yang kuat untuk dirinya di tempat lain. Dapat
membentuk individu yang menghargai dan menghormati orang lain dan
dapat hidup di dalam masyarakat yang majemuk. Sebagai upaya
mengatasi akar masalah moral-sosial, seperti ketidakjujuran,
ketidaksopanan, kekerasan, etos kerja rendah, dan lain-lain.

B. Pelaksanaan Observasi

Kegiatan observasi kelompok dilaksanakan pada pukul 09.00-


selesai, hari Selasa, 23 November 2021 untuk memenuhi tugas mata
kuliah Belajar dan Pembelajaran. Kami dari kelompok 11
mengunjungi salah satu sekolah yang ada di Kota Makassar untuk
mengobservasi terkait Pengembangan Nilai-Nilai Karakter dan
Implementasinya Dalam Pembelajaran pada sekolah tersebut, adapun
data informasi sekolah yang kami kunjungi adalah:
Nama Sekolah : SMA Negeri 9 Makassar

5
NPSN : 40311896
Status : Negeri
Kurikulum : K-13
Alamat : Jl. Karunrung Raya No. 37, kel. Karunrung,
Kec. Rappocini, Kota Makassar,
Provinsi Sulawesi Selatan.
Observasi yang kami lakukan pada tugas ini yaitu menggunakan teknik
wawancara, dimana kami menyiapkan beberapa pertanyaan yang akan kami
ajukan kepada guru di sekolah terkait adapun data dari guru yang kami
wawancarai adalah sebagai berikut:
Narasumber 1
Nama : Nurbayah, S.Pd.
Bidang : Guru Bimbing Konseling (BK)
Narasumber 2
Nama : Nurwaty, S.Pd.
Bidang : Guru Mata Pelajaran Kimia

C. Hasil Observasi
Teknik Observasi yang dilakukan menggunakan Teknik Wawancara.
Teknik Wawancara adalah kami menanyai langsung pada narasumber yang
bersangkutan yaitu guru nya. SMA Negeri 9 Makassar merupakan salah satu
sekolah penggerak. Sekolah tersebut menanamkan pendidikan karakter pada kelas
X sesuai dengan landasan Ki Hadjar Dewantara, kelas XI dan kelas XII sesuai
dengan landasan Kurikulum 2013.

Contoh nyata pendidikan karakter yang telah diterapkan di sekolah adalah:


1. Upacara bendera setiap hari senin diikuti oleh seluruh warga sekolah
2. Mengadakan literasi setiap hari selama 15 menit diawal jam pembelajaran
3. Mengadakan penertiban rambut panjang pada siswa laki-laki
4. Siswa yang menyapa gurunya dengan sopan ketika bertemu dijalan

6
5. Adanya tata tertib sekolah yang menjadi salah satu tutunan secara teretulis
dalam menerapkan pendidikan karakter siswa
Berikut hasil observasi atau wawancara dari kami:
1. Dimasa new normal ini, apakah masih perlu adanya pendidikan karakter dan
mengapa?
Tanggapan:
Iya, sangat diperlukan, bukan hanya di masa new normal saja. Pendidikan karakter
sangat diperlukan karena siswa diharapkan tidak hanya menegetahui
pengetahuan kognitif tetapi perlu atau diharapkan pula siswa memiliki
kepribadian yang baik.
Nadiem Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020
tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease
(Covid-19). Terkait belajar dari rumah. Mendikbud menekankan bahwa
pembelajaran dalam jaringan (daring)/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan
pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan
menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.
Mendikbud mengajurkan bagi daerah yang sudah melakukan belajar dari rumah
agar dipastikan guru juga mengajar dari rumah untuk menjaga keamanan para
guru. Walaupun banyak sekolah menerapkan belajar dari rumah, bukan berarti
guru hanya memberikan pekerjaan saja kepada peserta didik, tetapi juga ikut
berinteraksi dan berkomunikasi membantu peserta didik dalam mengerjakan
tugas-tugas mereka. Guru tetap perlu berinteraksi dan berkomunikasi dengan
siswanya meskipun tidak dari dalam ruang kelas.
Salah satu ajaran yang terkenal dari sang bapak Pendidikan Indonesia, Ki
Hajar Dewantara adalah “Setiap orang menjadi guru setiap rumah menjadi
sekolah.” Mengintegrasikan ajaran beliau dengan tujuan kurikulum 2013, maka
setidaknya kita dapat mengambil dua pelajaran. Pertama bahwa setiap anggota
keluarga yang lebih dewasa harus dapat mengajarkan sikap spiritual, sosial,
pengetahuan, dan keterampilan. Kedua bahwa setiap rumah hendaknya menjadi
tempat bagi setiap anggota keluarga, khususnya anak – anak, untuk bisa
memperoleh sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan untuk

7
kehidupan yang penuh makna di masa depan. Sikap spiritual dan sosial inilah
yang akan membentuk karakter peserta didik. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) karakter atau watak adalah sifat batin yang memengaruhi
segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau
makhluk hidup lainnya.
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan Pembelajaran Tatap Muka (PTM)
Terbatas sebagai dampak pandemi global Covid-19 menjadi tantangan dalam
pendidikan karakter siswa, khususnya yang berada di pendidikan dasar (SD).
Meski demikian, bukan berarti pendidikan karakter harus terhenti. Diperlukan
berbagai adaptasi dan inovasi agar pendidikan karakter di masa pandemi dapat
tetap berjalan. Hal ini menjadi penting karena pendidikan karakter anak menjadi
keniscayaan yang tidak dapat ditawar jika Indonesia ingin melahirkan generasi
unggul dalam menyiapkan Indonesia Emas 2045.

2. Menurut anda, apakah pendidikan karakter tetap di terapkan pada saat


pandemi covid yang hanya via daring ?
Tanggapan:
Iya, tetap diterapkan namun pada setiap KD terselip pendidikan karakter pada mata
pelajaran yang di ajarkan namun hal tersebut hanya bersifat secara tersirat.
Misalnya pada saat penilaian, guru mengutamakan sikap siswa yaitu apabila
nilai kognitifnya tinggi namun nilai afektifnya rendah maka guru dapat menilai
bahwa penerapan pendidikan karakter pada siswa tersebut belum berhasil
dengan baik. Pada saat via daring seperti via zoom, guru dapat menerapkan
pendidikan karakter siswa melalui penilaian hasil kerja dari tugas yang
diberikan, kerapian seperti tetap mengenakan seragam sekolah sesuai
ketentuan, sopan santun dan juga etika pada siswa tersebut.
Kebijakan social distancing berimbas pada hampir seluruh sektor
kehidupan termasuk sektor pendidikan. Pemerintah melalui Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim memutuskan untuk memindahkan
proses pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran secara daring diiumumkan
melalui Surat Edaran Nomor 36962/MPK.A/HK/2020. Dengan demikian

8
pembelajaran di rumah secara daring diberlakukan pada seluruh tingkatan
pendidikan. Pembelajaran secara daring menuntut tenaga pendidik untuk mampu
berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran seharusnya
dirancang agar membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif,
penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata.
Dengan demikian, semua yang dipelajari harus bermuatan pendidikan karakter.
Misi utama pendidikan tidak sekedar membuat peserta didik pintar dari segi
intelektual namun juga berkarakter baik. Misi tersebut tetap harus dijalankan
apapun metode pembelajaran yang digunakan baik secara konvensioal maupun
pembelajaran daring.
Pendidikan karakter bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan,
membentuk manusia secara keseluruhan dan mengembangkan potensi yang
dimilikinya sehingga pandai dalam berpikir, respek dalam bertindak, dan juga
melatih setiap potensi diri seseorang agar dapat berkembang ke arah yang positif.
Selain itu berkaitan dengan dunia pendidikan, pendidikan karakter bertujuan untuk
meningkatkan mutu dan hasil pendidikan. Prinsip implementasi pendidikan
karakter yaitu pembelajaran dibuat agar peserta didik dapat mengikuti dengan
aktif dan menyenangkan. Pembelajaran aktif berpusat pada peserta didik berarti
peserta didik berpartisipasi dalam proses belajar sebanyak mungkin.
Pendidik perlu merencakaan kegiatan pembelajaran yang dapat
menimbulkan peserta didik aktif. Misalnya merumuskan pertanyaan, mencari
informasi, mengumpulkan informasi dari sumber, mengolah informasi yang sudah
dimiliki, merekonstruksi data, menyajikan hasil sehingga dapat menumbuhkan
nilai-nilai karakter pada diri peserta didik melalui kegiatan belajar daring.
Pendidik sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar memiliki
pengalaman sosial yang lebih luas untuk membentuk karakter siswa. Hal itu
karena karakter dianggap terbentuk tidak secara otomatis tetapi dikembangkan
melalui pengajaran.
Para pakar pendidikan pada umumnya sependapat tentang pentingnya
upaya peningkatan pendidikan karakter melalui jalur pendidikan. Namun, terdapat
perbedaan-perbedaan pendapat tentang pendekatan dan model pendidikannya.

9
Pendekatan atau metode yang harus dilakukan pada kondisi saat ini harus
disesuaikan dengan anjuran pembelajaran secara daring antara lain: Pembelajaran
Aktif Bermuatan Karakter, Contextual Teaching and Learning (CTL) Bermuatan
Karakter, Strategi Pembelajaran Inkuiri Bermuatan Karakter, Pembalajaran
Berbasis Masalah Bermuatan Karakter, PAKEM Bermuatan Karakter, Strategi
Pembelajaran Inovatif Bermuatan Karakter, Strategi Pembelajaran Afektif
Bermuatan Karakter, dan Quantum Learning Bermuatan Karakter.
Inovasi yang dapat pendidik lakukan untuk mengimplementasikan
pendidikan karakter dalam pembelajaran daring dimulai dengan merencanakan
pembelajaran yang menarik. Hal itu agar menimbulkan rasa ingin tahu peserta
didik. Selanjutnya dalam pelaksanaannya, pendidik dapat mengimplementasikan
kedisiplinan dengan menepati waktu pembelajaran daring ataupun saat
pengumpulan tugas.
Pendidik dapat menguraikan materi dan memberikan soal yang
mengandung nilai demokratis, semangat kebangsaan, cinta tanah air, peduli sosial,
peduli lingkungan, dan cinta damai. Mengembangkan nilai demokratis dapat
diwujudkan dengan diberikan soal-soal open ended. Menumbuhkan semangat
kebangsaan dan cinta tanah air dapat ditempuh dengan mengambil tema
pembelajaran yang berkaitan dengan Indonesia. Sementara nilai peduli sosial dan
lingkungan hidup dapat dicapai dengan membentuk kelompok diskusi yang harus
peserta didik lakukan secara daring. Sehingga rasa cinta damai ada diri siswa
dapat tegugah.
Nilai komunikatif dapat dibiasakan pendidik melalui tanya jawab setelah
pemaparan materi. Nilai mandiri, kreatif, kerja keras, tanggung jawab, gemar
membaca dan jujur dapat diimplementasi pendidik dengan memberikan latihan
soal sehingga pendidik dapat melihat bagaimana tanggung jawab, gemar
membaca materi yang diberikan, kemandirian, kejujuran juga kreatifitas peserta
didik dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Pendidik dapat menyelipkan nilai religius dan toleransi pada sela-sela
pemaparan materi. Pendidik juga harus mengimplementasikan nilai menghargai
prestasi peserta didik dengan memberikan reward berupa pujian atau bahkan

10
barang jika ia mempunyai kelebihan dalam mengikuti pembelajaran daring.
Akhirnya, pendidik harus mampu berinovasi membuat pembelajaran daring ini
sekreatif mungkin sehingga nilai-nilai karakter dapat tetap diimplementasikan.

3. Kegiatan apa saja yang dapat diterapkan dalam pendidikan karakter pada
saat luring maupun via daring?
Tanggapan:
Salah satu pendidikan karakter yang diterapkan seperti halnya dalam bidang
agama pada saat luring yaitu melakukan literasi al-qur’an bagi umat Islam yang
dikumpulkan pada satu ruangan tertentu dan biasanya dipimping oleh guru
kesiswaan dan literasi alkitab bagi umat Non Islam yang dikumpulkan pada
satu ruangan tertentu pula dan biasanya dipimping oleh guru BK (Non Islam).
Kegiatan literasi tersebut dilakukan selama 15 menit sebelum jam pelajaran
pertama dimulai di setiap harinya. Sedangkan, pendidikan karakter yang
diterapkan pada saat via daring hampir sama dengan luring yaitu melakukan
literasi al-qur’an bagi umat Islam dan literasi alkitab bagi umat Non Islam
selama 15 menit sebelum jam pelajaran pertama dimulai pada hari jumat di
setiap minggunya namun kegiatan tersebut dipimpin oleh wali kelas atau guru
yang mengejar pada saat jam pelajaran pertama pada hari jumat pada ssat itu.
Pemerintah meluncurkan program pembangunan karakter bangsa, yaitu
buku Ibu Pertiwi. “Ibu Pertiwi merupakan bentuk kosistensi Mentari Group
sebagai kontributor aktif dalam membangun SDM Indonesia yang unggul. SDM
unggul terdiri dari dua pilar, yaitu karakter baik dan kompetensi tinggi," Karakter
baik yang akan dibangun melalui Ibu Pertiwi adalah karakter berdasarkan nilai-
nilai Pancasila. Program Ibu Pertiwi terdiri dari seri buku literasi yang dirancang
berdasarkan Enam Profil Pelajar Pancasila yang dicanangkan Kemendikbud
Ristek dan memiliki dua pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan cerita dan
saintifik.

4. Bagaimana metode atau model pengajaran pendidikan karakter di kelas saat


ini?

11
Tanggapan:
• Metode pengajar: berhubungan dengan lingkungan sekitar seperti
mengajarkan sikap sopan dan disiplin.
• Metode keteladanan: siswa pasti akan mengikuti perilaku gurunya sesuai
dengan karakter yang telah diajarkan
• Metode diskusi: siswa akan mengembangkan sikapnya yang kurang dengan
menyesuaikan sikap yang dimiliki teman sekelompoknya.
• Metode cerita: siswa akan memetik makna yang bersifat secara tersirat dari
suatu perkataan gurunya dan makna tersebut diterapkan dalam
kesehariannya.
• Metode pembelajaran kooperatif: mendidik siswa agar mau bekerja sama
sehingga terjadi interaksi antar siswa tersebut.
• Metode simulasi: siswa diarahkan untuk dapat menunjukan keterampilan
dan kemampuannya
Metode mengajarkan, seorang pendidik masih memerlukan metode
mengajarkan kepada anak untuk mewujudkan karakter yang baik. Mewujudkan
karakter tertentu diperlukan peran lingkungan dalam pendidikan karakter. Dalam
proses pengajaran lebih baik melibatkan langsung dari anak tersebut. Sehingga
nilai kesopanan, kedisiplinan, agama dan lain-lain lebih dipahami oleh siswa.
Metode keteladanan, perlu kita tahu bahwa seorang anak lebih suka
meniru apa yang dilihatnya. Di sini seorang guru harus memiliki karakter apa
yang akan diajarkan. Maka, secara tidak langsung para pendidik harus mempunyai
keteladanan yang baik. Selain guru, keteladanan juga harus ada dalam lembaga
pendidikan dan semua orang yang berhubungan dengan peserta didik. Kondisi
seperti, anak membutuhkan lingkungan pendidikan yang utuh. Sehingga bisa
saling mengajarkan karakter.
Metode diskusi, beberapa ahli berpendapat metode pendidikan karakter
diskusi dirasa sangat penting. Pendidik bisa berhubungan dengan peserta didik
secara langsung tanpa adanya batasan. Metode ini juga sangat membantu sang
anak dalam mengutarakan pendapat, menceritakan permasalahannya dan
menciptakan suasana yang lebih nyaman. Setiap anak pasti mempunyai karakter

12
yang berbeda-beda, ada anak yang cenderung pendiam, pemalu dan aktif.
Menerapkan metode diskusi bisa membantu peserta didik yang cenderung pemalu
dan pendiam untuk terbiasa aktif berbicara.
Metode Bercerita, pengajar harus mampu memerankan tokoh protagonis
yang akan ditiru oleh siswa dan sebisa mungkin menghindari tokoh antagonis agar
tidak diikuti oleh peserta didik. Dengan begitu, siswa harus bisa mengambil sisi
positif dari sebuah cerita yang diceritakan. Misalnya saat pengajar menceritakan
sebuah perjuangan tokoh pahlawan ataupun tokoh ternama. Di mana, pengajar
menjelaskan kepada peserta didik bagaimana mereka berjuang sekuat tenaga
sebelum mencapai keberhasilan.
Metode pembelajaran kooperatif, pembelajaran ini dianggap paling umum
dan efektif untuk menggambarkan pendidikan karakter. Metode ini menekankan
pada interaksi sosial sebagai mekanisme sebagai pendukung perkembangnya
karakter anak. Metode ini sengaja dirancang untuk mendidik anak agar mau
bekerja sama dan terjadinya interaksi antar siswa. Pembelajaran kooperatif akan
lebih memudahkan siswa menerima informasi yang diterima karena proses
pemahaman. Banyak sekali sisi positif yang bisa didapatkan. Seperti hasil belajar
akademik, menerima keragaman dan mengembangkan keterampilan siswa.
Metode simulasi, metode ini proses pembelajaran tidak menggunakan
objek yang nyata. Siswa akan dibina untuk menunjukan kemampuanya dan
keterampilannya. Serta, bisa bekerja sama baik dengan kelompoknya. Siswa juga
diajak bermain peran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Metode ini bertujuan
untuk melatih siswa memecahkan masalah, memberikan motivasi, menumbuhkan
kreativitas, mengembangkan sikap toleransi, dan masih banyak lagi.

5. Bagaimanakah cara mengatasi karakter siswa yang tidak disiplin dan kurang
sopan terhadap gurunya?
Tanggapan:
Cara mengatasi karakter siswa yang tidak disiplin dan kurang sopan terhadap
gurunya adalah guru dapat menerapkan pendidikan karakter siswa dengan
salah satu cara yaitu melalui tata tertib yang berlaku di SMA Negeri 9

13
Makassar dengan menggunakan sistem poin dalam jangka waktu yang telah
ditentukan dan dilengkapi dengan sanksi yang akan diterima oleh siswa
tersebut.
Membaca karakter siswa bisa dilakukan dengan cara mengamati
kebiasaan-kebiasaan yang seing dilakukan, gaya komunikasi terhadap guru dan
teman sejawatnya. Setiap siswa memiliki sisi positif dalam dirinya, senakal
apapun siswa yang bersangkutan pastinya ada titik-titik baik dalam dirinya. Salah
satu kakrakter guru yang kurang disukai oleh sebagian siswa adalah guru yang
memiliki pola pengajaran yang bersifat otoriter. Sebaliknya tipe guru yang
disegani oleh siswa adalah guru yang memiliki ketegasan, guru yang tegas
maksudnya adalah memiliki konsistensi terhadap prinsip-prinsipnya sebagai
seorang guru. Siswa justru senang diajar dan dibimbing oleh guru yang memiliki
ketegasan, karena siswa akan belajar tentang arti kedisplinan, konsistensi, aturan
dari guru-guru yang tegas.
Jika ada siswa yang nakal, coba bangun komunikasi yang baik dengan
siswa tersebut, tanyakan hal-hal yang bersifat pribadi, misalnya namanya
siapa, tinggal dimana, mama atau bapaknya kerja apa, biasanya bermain atau
nongkrong dimana, siapa temannya yang biasa diajak bergaul. Hal tersebut
bertujua untuk mendiagnosa penyebab siswa tersebut menjadi pribadi yang
kurang baik, jika karena pengaruh teman-temannya maka usahakan berikan
banyak tugas atau kegiatan I sekolah agar siswa tersebut bisa meminimalisir
berinterkasi dengan teman-temannya yang membuatnya memiliki perilaku yang
kurang terpuji.

6. Dimanakah letak keberhasilan pendidikan karakter dan karakter apa saja


yang harus dimiliki atau dikembangkan siswa saat ini?
Tanggapan:
Letak keberhasilan pendidikan karakter dapat dilihat dari sikap, keseharian, dan
nilai rapor siswa tersebut. Adapun peningkatan karakter yang harus dimiliki
atau dikembangkan siswa saat ini yaitu kreativitas, seseorang yang memiliki
kemampuan yang kreatif berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan

14
cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Kedua, berbudi pekerti
luhur seperti seseorang yang jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Ketiga, bertanggung jawab adalah sikap
maupun perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,
sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Serta yang terakhir
yaitu sopan terhadap guru dan temannya.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan karakter adalah suatu usaha manusia secara sadar dan
terencana untuk mendidik dan memberdayakan potensi peserta didik guna
membangun karakter pribadinya sehingga dapat menjadi individu yang
bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. SMA Negeri 9 Makassar
merupakan salah satu sekolah penggerak. Sekolah tersebut menanamkan
pendidikan karakter pada kelas X sesuai dengan landasan Ki Hadjar Dewantara,
kelas XI dan kelas XII sesuai dengan landasan Kurikulum 2013. Pendidikan
karakter sangat diperlukan karena siswa diharapkan tidak hanya menegetahui
pengetahuan kognitif tetapi perlu atau diharapkan pula siswa memiliki
kepribadian yang baik. Hal ini menjadi penting karena pendidikan karakter anak
menjadi keniscayaan yang tidak dapat ditawar jika Indonesia ingin melahirkan
generasi unggul dalam menyiapkan Indonesia Emas 2045.

B. Saran
Nilai pendididkan karakter seharusnya didapat tidak hanya di lingkungan
sekolah, tetapi dapat juga diperoleh di lingkungan keluarga maupun di
masyarakat. Sebaiknya komunikasi anatara siswa, pihak sekolah dan orang tua
murid dapat terjalin secara baik agar dapat bersam-sama membentuk karakter diri
siswa.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://yulisnurmayanti.blogspot.com/2013/02/observasi-pendidikan-karakter-di-
sd.html

http://feriharfiana.blogspot.com/2014/07/observasi-pendidikan-karater.html

https://smkwidyanusantara.sch.id/read/5/pendidikan-karakter-pengertian-fungsi-
tujuan-dan-urgensinya

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5531645/berikut-metode-pendidikan-
karakter-di-sekolah

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5531645/berikut-metode-pendidikan-
karakter-di-sekolah

https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/pendidikan-karakter-di-masa-pandemi-
menjadi-tanggung-jawab-siapa

https://www.kompas.com/edu/read/2021/10/30/202913071/perkuat-pendidikan-
karakter-di-masa-new-normal-mentari-group-luncurkan?page=all

http://lppm.unpam.ac.id/2020/05/28/implementasi-pendidikan-karakter-saat-
wabah-covid-19/

https://www.rijal09.com/2019/02/cara-mengatasi-dan-mendidik-siswa-yang-suka-
melawan-guru.html

17
DOKUMENTASI

LAMPIRAN
Foto bersama dengan Narasumber
(Ibu Nurbayah, S.Pd dan Ibu Nurwaty, S.Pd)

TATA TERTIB
SMA NEGERI 9 MAKASSAR

Proses observasi atau wawancara

18

Anda mungkin juga menyukai