Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Implementasi dan Analisis Nilai-Nilai Karakter Berbasis Budaya Sekolah

DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN KARAKTER

DOSEN PENGAMPU: IKA ARI PRATIWI S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 4:

1. JOKO SUPRIYANTO : (202333120)


2. SIWA ALFIANSYAH : (202333114)
3. FERDI AZIZ NUGROHO : (202333131)
4. ADEL REFALIA : (202333117)
5. ALIYA IKROMA MUTAQOBBILA : (202333135)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2023
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-
Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah sebagai
tugas mata kuliah Pendidikan Karakter dengan judul “Implementasi dan analisis
nilai-nilai karakter berbasis budaya sekolah” dengan tepat waktu. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya Dosen Pengampu Mata
Kuliah Filsafat dan Nilai Budaya Pendidikan, yang telah membimbing kami Ika Ari
Pratiwi S.Pd, M.Pd dalam proses penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.

Kami sebagai penulis menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kata
sempurna, masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk
itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan pembaca untuk
perbaikan makalah ini, agar dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian,
semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan
semua kalangan pembaca. Terima Kasih

Kudus, 12 Oktober 2023

Penyususun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB 1.........................................................................................................................................
PENDAHULUAN..........................................................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................
C. Tujuan Masalah.....................................................................................................................
BAB II.........................................................................................................................................
PEMBAHASAN............................................................................................................................
A. Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah Religius....................................
B. Analisis Nilai-nilai Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah............................................
C. Hambatan dan Solusi yang dilakukan dalam Implementasi Pendidikan
Karakter...................................................................................................................................
BAB III........................................................................................................................................
PENUTUP....................................................................................................................................
Kesimpulan....................................................................................................................................
Saran.............................................................................................................................................
Glosarium...................................................................................................................................
Kuis............................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Budaya sekolah memiliki peran penting dalam pendidikan karakter, sebagai
dasar implementasi nilai-nilai moral di sekolah. Pendidikan karakter bertujuan
membentuk peserta didik yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi
juga memiliki karakter yang positif. Meskipun demikian, fenomena sosial
seperti pergaulan seks bebas, kekerasan, narkoba, bullying, dan perilaku
menyimpang masih merajalela di kalangan remaja, termasuk pelajar.

Masyarakat Indonesia yang dulunya santun, musyawarah, dan toleran


mulai berubah menjadi cenderung anarkis. Degradasi karakter ini menimbulkan
kekhawatiran akan kemerosotan moral di kalangan generasi muda. Upaya
mengatasi permasalahan ini harus melalui pendidikan, yang memiliki peran
penting dalam membentuk karakter positif peserta didik.

Pendidikan diharapkan dapat membentuk karakter yang baik dan


mengubah perilaku buruk menjadi baik. Namun, terkadang pendidikan terjebak
pada pencapaian target sempit, sehingga aspek karakter terabaikan.
Pendidikan dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan, karena keduanya saling
mendukung. Kebudayaan menjadi dasar falsafah pendidikan, sementara
pendidikan menjaga kebudayaan dan membentuk individu untuk berbudaya. Ki
Hajar Dewantara bahkan mengibaratkan pendidikan tanpa kebudayaan seperti
perahu di lautan tanpa panduan arah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah yang akan
dibahas antara lain:
1) Bagaimanakah Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Budaya
Sekolah?
2) Bagaimanakah Analisis nilai-nilai Karakter Berbasis Budaya Sekolah?
3) Bagaimanakah Hambatan dan Solusi yang dilakukan dalam Implementasi
Pendidikan Karakter?

C. Tujuan Masalah
Tujuan dari makalah ini diantaranya adalah:
1) Untuk menjelaskan Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Budaya
Sekolah
2) Untuk memberikan hasil Analisis nilai-nilai Karakter Berbasis Budaya
Pendidikan
4) Untuk mendeskripsikan Hambatan dan Solusi yang dilakukan dalam
Implementasi Pendidikan Karakter
BAB II

PEMBAHASAN

A. Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah Religius


Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah yang dimiliki suatu instansi
sekolah dan adanya nilai-nilai karakter yang ada akan mengarahkan siswa ke
hal yang baik atau positif. Kebiasaan sekolah merupakan kegiatan berinteraksi
siswa dengan sesama, guru, konselor, dan pegawai, dan seluruh masyarakat
sekolah yang dilakukan secara berulang-ulang. Kebiasaan yang baik akan
berdampak baik pada karakter siswa.
Budaya sekolah bertujuan untuk menciptakan suasana lingkungan
sekolah yang kondusif melalui interaksi dan komunikasi yang sehat antar setiap
individu dalam masyarakat sekolah. Hubungan antar individu dengan
kelompok, individu dengan individu, atau kelompok dengan kelompok terikat
dengan norma, moral, etika, dan aturan yang telah disepakati masyarakat
sekolah.
Menurut Mulyasa (2011: 1-2), pendidikan karakter merupakan proses
yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir (never ending process), sehingga
menghasilkan perbaikan kualitas yang berkesinambungan (continuous quality
improvement), yang ditunjukkan pada terwujudnya sosok manusia masa
depan, dan berakar pada nilai-nillai budaya bangsa.
Menurut Kemendiknas (2011: 9-10), tujuan pendidikan karakter meliputi:
1. Mengembangkan potensi kalbu peserta didik sebagai warga negara yang
memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
2. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji.
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab
4. Mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang mandiri,
berwawasan kebangsaan.
5. Mengebangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar
yang aman, penuh kreativitas dan persahabatan.
Sedangkan menurut Kemendiknas (2011: 9-10), fungsi pendidikan
karakter yaitu
1. Pembentukan dan Pengembangan Potensi berfungsi membentuk dan
mengembangkan potensi manusia atau warga negara Indonesia agar
berpikir baik, berhati baik dan berperilaku sesuai dengan falsafah hidup
Pancasila.
2. Perbaikan dan Penguatan berfungsi untuk memperbaiki karakter manusia
dan warga negara Indonesia yang bersifat negatif dan membentuk peran
keluarga, satuan pendidikan masyarakat dan pemerintah untuk ikut
berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi
manusia atau warga negara menuju bangsa yang berkarakter, maju,
mandiri dan Sejahtera.
3. Penyaringan berfungsi memecah nilai-nilai budaya bangsa sendiri dan
menyaring budaya bangsa lain yang positif untuk menjadi karakter
manusia dan warga negara Indonesia agar lebih bermanfaat.
Perwujudan implementasi pendidikan karakter melalui budaya sekolah
dasar melalui
kegiatan ekstrakurikuler dan intrakurikuler. Implementasi pendidikan karakter
melalui budaya sekolah diwujudkan dalam kegiatan intrakurikuler, meliputi
kegiatan 5S, sarapan pagi, tadarus klasikal, senam masal, RaSaTer, smutlis,
pemilahan sampah, upacara bendera , memperingati hari besar, kamis pahing,
PKS dan kunjung perpustakaan. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler, meliputi
kegiatan pramuka , membatik, TPA, qiroah, TIK, drumband, music, karate,tari,
dan atletik, gamelan.
B. Analisis Nilai-nilai Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah
Ø Kegiatan Akademik
No Jenis Kegiatan Nilai Karakter

1. Berdo’a sebelum pembelajaran Religius, Tanggung jawab.

2. Upacara Bendera Kejujuran,


Disiplin,Patriotisme,
Nasionalisme.

3. Pembelajaran dengan metode diskusi Rasa Hormat, Optimis,


Komunikatif, Rasa ingin
tahu, Demokratis.

4. Menerapkan 5S Toleransi, Peduli Sosial,


Cinta Damai.

5. Kerja bakti setiap seminggu sekali Kebersamaan, Persatuan,


Tolong-menolong, Gotong
royong, Peduli lingkungan.

Ø Kegiatan Non Akademik

No Jenis Kegiatan Nilai Karakter

1. Pramuka Disiplin, Kreatif, Mandiri,


Kerja keras, Kerjasama\
gotong royong, Cinta
damai, Peduli lingkungan,
Tanggung jawab.

2. Kesenian Kesatuan, Keselarasan,


Keseimbangan, Kreatif.

3. Olahraga Sportivitas,Kejujuran,
Kerjasama, Komunikasi,
Peduli terhadap
Peraturan, Kebenaran,
Tanggung Jawab, Sportif.

4. Qiroah Religius, Kreatif.

5. Paskibra Disiplin, Kerja keras.

C. Hambatan dan Solusi yang dilakukan dalam Implementasi Pendidikan Karakter

 Hambatan dalam Implementasi Pendidikan Karakter


1. Ketidaksesuaian Kemampuan Guru: Guru memiliki perbedaan dalam
kemampuan memahami dan mempengaruhi penanaman nilai karakter.
Hal ini dapat mempengaruhi efektivitas penanaman karakter di
sekolah.
2. Tidak Jelasnya Indikator Keberhasilan: Penjabaran nilai-nilai karakter ke
dalam indikator keberhasilan belum terdefinisi dengan jelas, sehingga
mengukur keberhasilan penanaman karakter masih merupakan
pekerjaan yang kompleks.
3. Kurangnya Keterkaitan Antara Program Sekolah dan Praktik di Rumah:
Kurangnya sinkronisasi antara program, pembiasaan, dan keteladanan
di sekolah dengan praktik, perlakuan, kebiasaan, dan keteladanan di
rumah menjadi kendala dalam penanaman karakter.
4. Kurangnya Kesadaran Orang Tua: Belum semua orang tua menyadari
betapa pentingnya pembiasaan dan keteladanan yang didapat peserta
didik di sekolah. Kepedulian orang tua terhadap pendidikan karakter
anak masih perlu ditingkatkan.
5. Tanggung Jawab Bersama: Penanaman karakter bukan hanya tanggung
jawab sekolah, tetapi juga melibatkan peran orang tua, masyarakat,
dan pemerintah. Semua pihak perlu bekerja sama dalam memastikan
penanaman karakter yang efektif pada peserta didik
 Solusi untuk mengatasi hambatan dalam implementasi pendidikan
karakter
1. Mengadakan sosialisasi atau mengajak guru mengikuti webinar terkait
penanaman pendidikan karakter.
2. Menumbuhkan kesadaran individu, dalam hal ini murid atau siswa
sebagai tokoh utama harus berperan aktif mengikuti semua kegiatan
dengan penuh semangat.
3. Membuat program-program yang menjadikan pembiasaan baik bagi
siswa sehingga membentuk karakter siswa.
4. Pihak sekolah melakukan diskusi terhadap orangtua mengenai
pembiasaan yang mempengaruhi karakter siswa, siswa, dan meminta
orangtua untuk memberikan perhatian serta pengawasan terhadap
perkembangan anak.
5. Mengadakan MoU atau hubungan baik dengan pemerintah setempat
dan pihak-pihak yang berkepentingan untuk turut serta dalam
mewujudkan pendidikan karakter.
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa pendidikan
karakter berbasis budaya sekolah merupakan pendekatan yang penting dalam
membentuk nilai-nilai positif pada siswa. Implementasi pendidikan karakter
berbasis budaya religius adalah bahwa pendidikan karakter yang berakar pada
nilai-nilai budaya dan norma-norma sekolah dapat membentuk siswa menjadi
individu yang baik, beretika, dan bertanggung jawab. Tujuan pendidikan karakter
meliputi pengembangan potensi siswa, penanaman nilai-nilai budaya, kebiasaan
baik, jiwa kepemimpinan dan kemandirian. Implementasi pendidikan karakter
dilakukan melalui kegiatan akademik dan nonakademik, yang masing-masing
mencerminkan nilai-nilai karakter yang berbeda.

Saran
Implementasi dari sebuah pendidikan karakter budaya sekolah memang
penuh hambatan dan tantangan. Tetapi bukan sesuatu yang mustahil, semua itu
akan tercapai jika seluruh lapisan masyarakat sekolah bergandengan tangan,
bergotong royong, dan saling mendukung antar sesama. Sehingga akan
membentuk karakter yang menjunjung tinggi budaya dan norma yang berlaku. Kita
sebagai calon guru harus mengawali semua ini dengan mengevaluasi karakter diri
kita sendiri sebelum mendidik karakter orang lain.
Glosarium

Implementasi : Pelaksanaan atau Penerapan.


Analisis : Penyelidikan terhadap suatu peristiwa, guna mengetahui
kedaan yang sebenarnya.
Indikator : Sesuatu yang dapat memberikan petunjuk atau
keterangan.
Konselor : Orang yang melayani konseling; penasihat; penyuluh.
Kurikulum : Perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga
pendidikan atau perangkat mata kuliah mengenai bidang
keahlian khusus.
Kognitif : Sesuatu hal yang berhubungan dengan atau melibatkan
kognisi berdasarkan kepada pengetahuan faktual yang
empiris.
Komprehensif : Bersifat mampu menangkap (menerima) dengan baik.
Klasikal : Secara bersama-sama di dalam kelas.
Akademik : Proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas atau
dunia persekolahan
Instansi : Badan pemerintah umum, atau bagian dari departmen
daerah yang mengurus dan menyelenggarakan suatu
tugas secara luas di lingkungannya.
Patriotisme : Sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-
galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya.
Nasionalisme : Suatu paham yang menganggap bahwa kesetiaan tertinggi
atas setiap individu harus diserahkan kepada negara
kebangsaan.
Sportif : Bersifat kesatria, jujur dan sebagainya.
Religius : Bersifat keagamaan.
Falsafah : Sesuatu yang masih dicari kebenarannya.
MoU : Nota kesepakatan, Nota kesepahaman, Perjanjian
Kerjasama, atau Perjanjian Pendahuluan.
Efektivitas : Keadaan dimana dia diperankan untuk memantau
Optimis : Orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik
dalam menghadapi segala hal
Demokratis : Bentuk atau sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya
turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya
yang terpilih
Tolerans : Sifat atau Sikap Menghargai, Membiarkan, Membolehkan
Keselarasan : Nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan
segala yang dibendakan
Kuis
Soal

1. apakah budaya sekolah sangat penting dalam pendidikan karakter,


mengapa ? dan atas dasar apa?
2. Bagaimana sekolah dapat mengatasi ketidaksesuaian kemampuan guru
dalam memahami pendidikan karakter?
3. Bagaimana sekolah dapat mengukur keberhasilan implementasi pendidikan
karakter dan apa yang bisa dilakukan jika terdapat perubahan yang perlu
dibuat?
4. Mengapa melibatkan orang tua dan masyarakat dalam pendidikan karakter
di sekolah dianggap penting, dan bagaimana sekolah dapat lebih
mendekatkan kerja sama dengan orang tua dan masyarakat?

Jawaban

1. Iya, budaya sekolah sangat penting dalam pendidikan karakter. Ini disebabkan
oleh beberapa alasan:

● Membentuk Lingkungan yang Kondusif: Budaya sekolah menciptakan


lingkungan yang kondusif untuk pengembangan karakter siswa. Ketika
sekolah menciptakan budaya yang positif dan mendukung, siswa
cenderung lebih terinspirasi untuk menginternalisasi nilai-nilai karakter
yang diinginkan.
● Norma dan Etika: Budaya sekolah membantu menetapkan norma, etika,
dan aturan yang diikuti oleh semua anggota komunitas sekolah. Ini
memberikan pedoman yang jelas tentang perilaku yang diharapkan dan
nilai-nilai yang diterapkan.
● Pembelajaran melalui Contoh: Budaya sekolah menciptakan peluang bagi
siswa untuk belajar melalui contoh. Ketika guru, staf, dan siswa lainnya
mempraktikkan nilai-nilai karakter yang diinginkan, siswa akan lebih
mungkin menirunya.
● Konsistensi dalam Pendidikan Karakter: Dengan memiliki budaya sekolah
yang mendukung pendidikan karakter, nilai-nilai karakter dapat diajarkan
dan diterapkan secara konsisten dalam berbagai aspek kehidupan sekolah,
termasuk dalam kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, dan interaksi sehari-
hari.
● Persiapan untuk Masa Depan: Pendidikan karakter merupakan persiapan
siswa untuk masa depan, di mana mereka akan dihadapkan pada berbagai
tantangan moral dan etika. Budaya sekolah yang kuat dalam pendidikan
karakter membantu siswa mengembangkan pondasi moral yang kuat yang
akan membimbing mereka dalam menghadapi situasi-situasi yang
kompleks di luar sekolah.

Jadi, budaya sekolah memainkan peran penting dalam pendidikan karakter dengan
menciptakan lingkungan yang mendukung dan memfasilitasi pengembangan
karakter positif pada siswa. Ini memberikan dasar yang kuat bagi siswa untuk
tumbuh dan berkembang sebagai individu yang memiliki nilai-nilai moral dan etika
yang baik.

2. Untuk mengatasi ketidaksesuaian kemampuan guru dalam memahami


pendidikan karakter, sekolah dapat mengambil beberapa tindakan berikut:

● Pelatihan dan Pengembangan Profesional: Sekolah dapat menyediakan


pelatihan dan pengembangan profesional berkala untuk guru dalam hal
pendidikan karakter. Pelatihan ini harus mencakup pemahaman konsep
karakter, metode pengajaran yang efektif, dan strategi untuk
mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kurikulum dan kehidupan
sehari-hari di sekolah.
● Pengawasan dan Evaluasi: Sekolah harus melakukan pengawasan dan
evaluasi terhadap pelaksanaan pendidikan karakter di kelas. Ini dapat
dilakukan melalui pengamatan kelas, diskusi dengan guru, dan penilaian
hasil belajar siswa terkait karakter. Guru yang memerlukan dukungan
tambahan dapat diberikan bimbingan dan bantuan untuk memperbaiki
praktik pendidikan karakter mereka.
● Berbagi Sumber Daya dan Praktik Terbaik: Guru yang telah berhasil dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter dapat berbagi sumber daya
dan praktik terbaik mereka dengan rekan-rekan guru yang memerlukan
bantuan. Ini dapat dilakukan melalui pertemuan staf, pelatihan internal,
atau platform online di mana guru dapat berkolaborasi.
● Pengembangan Kurikulum yang Sesuai: Sekolah dapat mengembangkan
atau menyesuaikan kurikulum yang mencakup komponen pendidikan
karakter. Ini harus mencakup bahan ajar yang relevan dan metode
pengajaran yang mendukung pembentukan karakter. Guru dapat dibantu
dalam memahami cara mengintegrasikan kurikulum ini ke dalam
pengajaran mereka.

3. Untuk mengukur keberhasilan implementasi pendidikan karakter di sekolah,


sekolah dapat mengambil beberapa langkah sebagai berikut:

● Survei dan Penilaian Siswa: Sekolah dapat menggunakan survei dan


penilaian yang melibatkan siswa untuk mengukur perubahan dalam
perilaku dan sikap mereka. Pertanyaan dalam survei dapat berkaitan
dengan nilai-nilai karakter yang diimplementasikan di sekolah, seperti
kejujuran, kerja sama, atau rasa tanggung jawab. Hasil survei ini dapat
memberikan wawasan tentang sejauh mana siswa telah menginternalisasi
nilai-nilai karakter tersebut.
● Observasi dan Evaluasi Guru: Guru dapat memainkan peran penting dalam
pendidikan karakter. Evaluasi kinerja guru, termasuk bagaimana mereka
mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam pelajaran mereka, dapat
memberikan indikasi tentang sejauh mana pendidikan karakter terintegrasi
dalam proses pembelajaran.
● Penilaian Hasil Karya dan Proyek: Sekolah dapat menilai hasil karya siswa,
baik dalam pelajaran maupun dalam proyek-proyek ekstrakurikuler, yang
mencerminkan penerapan nilai-nilai karakter. Hasil karya ini dapat
mencakup esai, proyek seni, presentasi, atau tindakan nyata yang
menunjukkan penerapan nilai-nilai karakter.
● Evaluasi Lingkungan Sekolah: Sekolah dapat mengevaluasi bagaimana
lingkungan fisik dan budaya sekolah mencerminkan nilai-nilai karakter. Ini
mencakup penilaian terhadap apakah norma dan aturan sekolah
mendukung nilai-nilai karakter yang diusung.
● Melibatkan Orang Tua dan Masyarakat: Sekolah dapat melibatkan orang
tua dan masyarakat dalam proses evaluasi. Melalui diskusi, pertemuan, dan
umpan balik dari orang tua serta masyarakat, sekolah dapat mendapatkan
perspektif eksternal tentang implementasi pendidikan karakter.
● Dukungan Kepemimpinan Sekolah: Kepala sekolah dan kepemimpinan
sekolah lainnya harus memberikan dukungan aktif terhadap implementasi
pendidikan karakter. Mereka harus menjadi teladan dalam menerapkan
nilai-nilai karakter dan memastikan bahwa semua guru memahami
pentingnya pendidikan karakter dalam misi pendidikan sekolah.
● Melibatkan Orang Tua dan Masyarakat: Sekolah dapat melibatkan orang
tua dan masyarakat dalam mendukung pendidikan karakter. Orang tua
dapat diajak untuk bekerja sama dengan sekolah dalam mengajarkan nilai-
nilai karakter di rumah. Masyarakat dapat memberikan dukungan dalam
bentuk program-program karakter yang melibatkan siswa.

Dengan mengambil tindakan-tindakan ini, sekolah dapat membantu guru


mengatasi ketidaksesuaian kemampuan dalam memahami pendidikan karakter
dan memastikan bahwa semua anggota komunitas sekolah berkontribusi dalam
membentuk karakter siswa secara positif.

4. Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam pendidikan karakter di sekolah


dianggap penting karena alasan-alasan berikut:

● Dukungan Sistemik: Orang tua dan masyarakat adalah bagian penting dari
ekosistem pendidikan. Dukungan mereka dalam mengimplementasikan
pendidikan karakter memastikan konsistensi dan kesinambungan nilai-nilai
karakter antara sekolah dan rumah. Ini membantu siswa untuk lebih baik
menginternalisasi nilai-nilai karakter yang diajarkan di sekolah.
● Peran Model: Orang tua dan anggota masyarakat memiliki peran sebagai
model bagi siswa. Siswa sering kali meniru perilaku dan nilai-nilai yang
mereka lihat di rumah dan dalam komunitas mereka. Dengan melibatkan
orang tua dan masyarakat, sekolah dapat memastikan bahwa model yang
diberikan pada siswa di lingkungan mereka konsisten dengan pendidikan
karakter yang diajarkan di sekolah.
● Konteks Budaya: Orang tua dan masyarakat membawa aspek budaya yang
beragam. Melibatkan mereka memungkinkan sekolah untuk memahami
konteks budaya siswa dengan lebih baik dan menyelaraskan pendidikan
karakter dengan nilai-nilai budaya yang ada.
● Tanggung Jawab Bersama: Pendidikan karakter bukan hanya tanggung
jawab sekolah, tetapi juga tanggung jawab bersama antara sekolah, orang
tua, dan masyarakat. Melibatkan semua pihak menciptakan kesadaran
akan tanggung jawab bersama dalam membentuk karakter siswa.

Sekolah dapat lebih mendekatkan kerja sama dengan orang tua dan
masyarakat dengan mengambil langkah-langkah berikut:

● Pertemuan Orang Tua: Sekolah dapat mengadakan pertemuan rutin


dengan orang tua untuk berbicara tentang perkembangan siswa dan
program pendidikan karakter. Ini adalah kesempatan bagi orang tua untuk
memahami apa yang diajarkan di sekolah dan bagaimana mereka dapat
mendukungnya di rumah.
● Program Parenting Workshops: Sekolah dapat menyelenggarakan
lokakarya bagi orang tua untuk memberikan informasi dan keterampilan
yang mereka butuhkan untuk mendukung pendidikan karakter di rumah.
● Melibatkan Masyarakat dalam Sekolah: Sekolah dapat mengundang
anggota masyarakat lokal untuk berpartisipasi dalam program dan kegiatan
sekolah, seperti berbicara tentang nilai-nilai budaya dan karakter.
● Kolaborasi dengan Komunitas: Sekolah dapat berkolaborasi dengan
organisasi dan lembaga di komunitas untuk mengintegrasikan pendidikan
karakter dalam kegiatan di luar sekolah, seperti proyek bersama,
pengabdian masyarakat, atau kegiatan yang mencerminkan nilai-nilai
karakter.
● Komunikasi Terbuka: Sekolah harus menjaga komunikasi terbuka dengan
orang tua dan masyarakat. Ini termasuk memberikan informasi tentang
program pendidikan karakter, perkembangan siswa, dan cara orang tua
dapat berkontribusi.

Melibatkan orang tua dan masyarakat adalah kunci untuk mencapai kesuksesan
dalam pendidikan karakter di sekolah. Ini menciptakan lingkungan yang
mendukung siswa dalam memahami, menginternalisasi, dan menerapkan nilai-
nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Melani Septi Arista dan Heri Maria Zulfiati. (2017). IMPLEMENTASI
PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI BUDAYA SEKOLAH DI SDN KOTAGEDE 3
YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017. Jurnal ke-SD-an. 3 (3), 151-158.

Indarwati, Eni. (2020). Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter Siswa Sekolah


Dasar Melalui Budaya Sekolah. Jurnal Media Manajemen Pendidikan. 3 (2),
171.

Sari, Aidah. (2017). IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR


MELALUI KEGIATAN PEMBIASAAN DAN KETELADANAN. Jurnal Tarbawi. 3
(2), 249-258.

Darmawan, D. (2018). PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS BUDAYA SEKOLAH DI


SEKOLAH DASAR NEGERI KRATON YOGYAKARTA. Jurnal Pendidikan Sekolah
Dasar, 1-8.

Dewi, Aryuna Kusuma Tria, I. Nyoman Sudana Degeng, dan Syamsul Hadi. (2019).
Implementasi Pendidikan Nilai Karakter di Sekolah Dasar Melalui Budaya
Sekolah. Jurnal Pendidikan 4 (2), 247-255.

Anda mungkin juga menyukai