Anda di halaman 1dari 14

PERAN KURIKULUM PERSPEKTIF ISLAM DAN PENGEMBANGAN

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Dr.ira suryani, M,SI

DISUSUN OLEH :

RISKA AZIZA : 0303213079


YUSRI KHAIRANI : 0303213138

PRODI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata’ala, atas segala rahmat dan
inayah-Nya, sehingga kamidapat menyelesaikan makalah mata kuliah “ ilmu pendidikan islam ”
tentang “ Peran Kurikulum persfektif Islam, Pengembangan kurikulum Pendidikan Islam”.
Adapun makalah ini, telah kami usahakan semaksimal mungkin. Tentunya dengan bantuan dari
seluruh orang yang turut membantu kami sampai terselesaikan dan berjalan dengan lancar proses
pembuatan makalah ini.
Selain itu, kami juga menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Dr.Ira Suryani, M,Si .selaku dosen pengampu mata kuliah “Ilmu Pendidikan Islam”, juga kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun mengharapkan semoga dari makalah mata kuliah “Ilmu Pendidikan Islam”
tentang "Peran Kurikulum persfektif Islam , Pengembangan kurikulum Pendidikan Islam " ini
dapat bermanfaat, sehingga dapat memberikan inspirasi dan pengetahuan terhadap para pembaca.
Selain itu, kritik dan saran dari pembaca kami harapkan dalam memperbaiki kekurangan dan
kesalahan makalah ini nantinya.
Medan,April 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI
BAB I ……………………………………………………………………………………………4
PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………….4
A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………..4
C. Tujuan …………………………………………………………………………………….4
BAB II…………………………………………………………………………………………….5
PEMBAHASAN …………………………………………………………………………………5
A. Peran Kurikulum Persfektif Islam ………………………………………………………..5
B. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam…………………………………………….8
C. Ayat al-qur’an dan Hadist Peran Kurikulum persfektif Islam , Pengembangan kurikulum
Pendidikan Islam…………………………………………………………………………11
BAB III…………………………………………………………………………………………..13
KESIMPULAN ………………………………………………………………………………...13
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………….14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kurikulum sebagai bagian dari pendidikan tentunya memiliki peran yang tidak dapat
dipisahkan dari pendidikan itu sendiri. Sejatinya pendidikan dan kurikulum memiliki keterkaitan
satu sama lain. Hal ini sejalan dengan para pakar pendidikan, dimana fungsi utama sekolah adalah
pembinaan dan pengembangan potensi individu, terutama pengembangan potensi moral,
intelektual dan fisik atau keterampilan peserta didik. Maka sekolah harus berfungsi sebagai tempat
pendidikan formal untuk mengembangkan semua potensi peserta didik sebagai sumber daya
manusia.
Disamping fungsi tersebut kurikulum juga dituntut untuk mengembangkan kualitas sumber
daya manusia atau peserta didik dalam jangka waktu pendek (saat ini) maupun jangka waktu
panjang (masa depan). Sehingga kurikulum harus disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan
zaman untuk dapat mengatasi tantangan-tantangan yang ada dengan memanfaatkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam pengembangan kurikulum tersebut.
Pengembangan kurikulum juga berarti pengembangan kompetensi peserta didik yang sesuai
dengan perkembangan, kemampuan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik itu sendiri maupun
tuntutan lingkungannya. Kurikulum sebagai sentral dalam proses pendidikan harus mampu
mengarahkan jalannya pendidikan agar mencapai tujuan pendidikan.
Dari pengembangan pendidikan islam tersebut peserta didik akan mengetahui filosofis, agama
,budaya,seni, sosial dan juga bakat ,minat, emosi,kebutuhan,kecakapan,bahasa,intelektual ,dan
juga perbedaan individual antara satu dengan yang lainnya.

B. Rumusan Masalah
1.Apa saja peranan kurikulum perspektif islam
2.Apa dan bagaimana pengembangan kurikulum islam
3. Ayat al-qur’an dan Hadist Peran Kurikulum persfektif Islam , Pengembangan kurikulum
Pendidikan Islam

C. Tujuan
1.Mengetahui peranan kurikulum perspektif islam
2.Mengetahui apa dan bagaimana pengembangan kurikulum islam
3.Mengetahui ayat al-qur’an dan Hadist Peran Kurikulum persfektif Islam , Pengembangan
kurikulum Pendidikan Islam

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran kurikulum Perspektif islam
Kurikulum sebagai rencana pendidikan yang telah disusun secara sistematis tentunya
mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan. Dimana peranan-peranan tersebut
memiliki tanggung jawab masing-masing. Kurikulum sebagai komponen pendidikan setidaknya
memuat tiga peranan, yaitu:
a) Peranan konservatif
Peranan ini lebih menekankan bahwa kurikulum menjadi sarana untuk mentransmisikan
dan menafsirkan nilai-nilai budaya kepada peserta didik.1 Nilai-nilai budaya dapat menjadi
gambaran bagi peserta didik untuk mengetahui tindakan-tindakan yang diterima atau
diperbolehkan dan tindakan-tindakan yang ditolak atau dilarang di masyarakat. Transmisi nilai-
nilai budaya tersebut dapat dilakukan dengan cara menginput nilai-nilai budaya ke dalam
kurikulum pendidikan. Mengingat pentingnya pendidikan dalam mencetak generasi penerus yang
berkompeten, mencapai tujuan pendidikan dan sesuai dengan tuntutan masyarakat.

Sekolah sebagai lembaga sosial harus mampu membina dan mempengaruhi tingkah laku
peserta didik sesuai dengan nilai-nilai sosial. Melalui pendidikan yang menjembatani didik dengan
orang dewasa diharapkaan pembudayaan semakin berkembang.2 Dengan berkembangnya
pembudayaan ini maka peserta didik sebagai penerus bangsa akan mampu meneruskan ke generasi
seterusnya mengenai budaya-budaya yang ada sehingga tidak akan terputus budaya-budaya
tersebut sebagai identitas suku maupun bangsanya. Peserta didik perlu memahami dan
menjalankan norma-norma atau pandangan hidup masyarakat sebagai bekal terjun ke masyarakat
agar dapat berperilaku sesuai norma-norma tersebut dan semakin mudah berinteraksi.

Kurikulum berperan dalam melestarikan nilai-nilai budaya sebagai warisan nenek moyang
agar tidak tergerus oleh arus globalisasi dan budaya-budaya asing. Dimana saat ini arus globalisasi
dan budaya-budaya asing dapat masuk lebih mudah ke dalam masyarakat dan semakin
menggerogoti budaya-budaya lokal. Dalam hal ini kurikulum memiliki peran untuk menangkal
berbagai pengaruh dari luar yang dapat merusak nilai-nilai budaya dan sosial sehingga keajegan
dan identitas budaya, suku, bangsa, negara akan tetap terjaga dan terpelihara dengan baik.

b) Peranan kreatif

Peranan kreatif lebih menekankan bahwa kurikulum dapat mengembangkan sesuatu yang
terkini sesuai perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat untuk saat ini maupun di masa
depan. Pendidikan yang hakikatnya tidak hanya digunakan untuk saat ini tetapi juga untuk masa
depan. Dengan demikian tidak dapat dipungkiri bahwa kurikulum dalam pendidikan harus
senantiasa kreatif dan inovatif agar peserta didik mampu menghadapi perkembangan zaman baik
untuk saat ini maupun di masa depan.

1
Leo Agung, Sejarah Kurikulum, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2015), 9
2
Made Kartika, “Pengertian Peranan dan Fungsi Kurikulum”, Jurnal Manajemen dan Bisnis
Equilibrium 5, no. 1: (2019), 2

5
Kurikulum berperan dalam menciptakan dan menyusun program-program atau kegiatan
yang kreatif, inovatif dan konstruktif sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan
peserta didik.3 Program atau kegiatan tersebut harus mampu mendorong mengembangkan potensi-
potensi yang ada dalam peserta didik baik melalui program pembelajaran atau program diluar
pembelajaran berupa pengalaman-pengalaman yang membangun pola pikir dan pola bertindak
peserta didik dalam mengembangkan kreativitasnya untuk menciptakan sesuatu yang baru yang
bermanfaat baik bagi dirinya sendiri, keluarga, lembaga pendidikan terkait maupun bangsa dan
negara.

Melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif, inovatif dan konstruktif dengan mencipta,


mengembangkan dan menyusun sesuatu yang baru dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan untuk
saat ini maupun di masa depan ketika terjun ke masyarakat. Sehingga kurikulum bukan hanya
memuat mengenai pelajaran, pola pikir, pola bertindak, pengalaman tetapi juga kemampuan dan
keterampilan yang sangat diperlukan untuk menunjang kehidupan di masa depan. Dengan
memiliki kemampuan dan keterampilan peserta didik akan siap dalam kondisi apapun dan dapat
digunakan dalam kehidupan bermasyarakat di masa depan.4

c) Peranan kritis dan evaluatif


Peranan ini dilatarbelakangi oleh perubahaan dalam nilai-nilai budaya dalam kehidupan
bermasyarakat. Sehingga dalam transmisi nilai-nilai budaya perlu memperhatikan perubahan-
perubahan yang ada. Pewarisan nilai-nilai budaya mengalami perubahan untuk menyesuaikan
dengan kondisi saat ini yang juga kian berkembang.5 Kondisi saat ini dan yang akan datang
tentunya memiliki kondisi yang berbeda sesuai kebutuhan pada masanya. Dengan demikian peran
kurikulum bukan hanya mentransmisi segala jenis nilai-nilai budaya yang ada tetapi juga memilah
dan memilih yang akan diwariskan sesuai kondisi yang sedang terjadi.

Kurikulum turut aktif dalam berpartisipasi, kontrol atau sosial dan menekankan pada unsur
berpikir kritis. Nilai-nilai budaya yang tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini maupun masa yang
akan datang dapat dihilangkan, dimodifikasi maupun dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan
sesuai dengan kondisi yang sedang terjadi. Meskipun nilai-nilai budaya berasal dari nenek moyang
tetapi memiliki kondisi yang berbeda dengan kondisi saat ini. Nilai-nilai budaya tersebut dinilai
kurang mampu menghadapi kondisi saat ini yang sedang terjadi kecuali dimodifikasi maupun
dilakukan penyempurnaan terlebih dahulu.
Ketiga peranan kurikulum tersebut harus berjalan berdampingan dan harmonis untuk dapat
mempertahankan perannya dalam menjawab berbagai tuntutan-tuntutan. Selain itu agar tidak
terjadi ketimpangan-ketimpangan antar peran yang menyebabkan peran tersebut kurang berfungsi
secara optimal. Dalam menyelaraskan peranan-peranan tersebut diperlukan kerjasama oleh
berbagai pihak dalam pendidikan seperti peserta didik, pendidik, kepala sekolah, orang tua bahkan

3
Elisa, “Pengertian, Peranan, dan Fungsi Kurikulum”, Jurnal Ilmiah Fakultas KIP Universitas
Quality 1, no. 2: (2017), 8
4
I Made Kartika, op. cit., 3
5
Ali Sudin, Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung: UPI Press, 2014), 9.

6
masyarakat. Dengan demikian pihak terkait tersebut akan saling memahami dan kerjasama untuk
menerapkan tujuan maupun isi kurikulum sesuai dengan tugas masing-masing.6

Kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan yang sangat berperan dalam menghantarkan
pada tujuan pendidikan yang diharapkan, harus mempunyai dasar-dasar yang merupakan kekuatan
utama yang mempengaruhi dan membentuk materi kurikulum, susunan dan organisasi kurikulum.
Yang ,menjadi dasar-dasar dalam penyusunan kurikulum pendidikan islam :

1. Dasar Agama
Sistem pendidikannya harus meletakkan dasar falsafah, tujuan komandan kurikulumnya
pada ajaran Islam yang meliputi aqidah, ibadah, muamalah dan hubungan-hubungan yang
berlaku di dalam masyarakat. Yang bermakna bahwa semua itu pada akhirnya harus
mengacu pada dua sumber utama syariat Islam yaitu Alquran dan Sunnah.
2. Dasar Falsafah
Pada dasar ini memberikan arah dan tujuan pendidikan Islam, dengan dasar filosofis
sehingga susunan kurikulum pendidikan Islam mengandung suatu kebenaran, terutama dari
sisi nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang diyakini kebenarannya.
3. Dasar Psikologis
Dasar ini memberikan bahwa kurikulum pendidikan Islam hendaknya disusun dengan
mempertimbangkan tahapan-tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang dilalui anak
didik. Kurikulum pendidikan Islam harus dirancang sejalan dengan ciri-ciri perkembangan
anak didik, tahap kematangan bakat-bakat jasmani, intelektual, bahasa, emosi dan sosial,
kebutuhan dan keinginan,, kecakapan, dan perbedaan individual antara peserta didik yang
satu dengan yang lain.
4. Dasar Sosial
Pada dasar ini memberikan gambaran bagi kurikulum pendidikan Islam yang tercermin
pada dasar sosial yang mengandung ciri-ciri masyarakat Islam dan kebudayaannya. Baik
dari segi pengetahuan, nilai-nilai ideal, cara berpikir dan adat kebiasaan, serta seni.
5. Dasar Organisatoris
Dasar ini memberikan landasan dalam penyusunan bahan pembelajaran beserta
penyajiannya dalam proses pembelajaran.7

6
Taris Maulida, dkk, Hubungan Pengembangan dan Perkembangan Kurikulum terhadap Tujuan
Pendidikan, Seminar Nasional, Universitas Negeri Malang, (2020), 322
7
M.Ahmad,Pengembangan Kurikulum,Bandung; Pustaka Setia,1998. Hal .15

7
B. Pengembangan Kurikulum Pendidikan islam

Pendidikan agama islam adalah nama sistem, yaitu sistem pendidikan yang islami, yang
memiliki komponen-komponen yang secara keseluruhannya mendukung terwujudnya sosok
muslim yang diidealkan.
Jika dilihat dari pendidikan agama islam bisa dikatakan tergolong sederhana,karena yang
dibicarakan hanya masalah ilmu pengetahuan atau ajaran yang akan diberikan. Namun,dilihat dari
sisi ilmu yang akan diajarkannya serta tempat berlangsungnya pengajaran tersebut,dapat dikatakan
sangat luas, melainkan juga ilmu yang terkait dengan pengembangan intelektual, keterampilan,
emosional, sosial dan lain sebagainya. Al-qur’an, sunnah dan para ulama islam juga sangat jelas
dan teliti telah membahas dan mengembangkan berbagai teori tentang ilmu pengetahuan, tujuan,
manfaat, serta kaitannya dengan kegiatan pengajaran.
Pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat diartikan sebagai : (1)
Kegiatan menghasilkan kurikulum PAI,(2) Proses yang mengkaitkan satu komponen dengan yang
lainnya untuk menghasilkan kurikulum PAI yang lebihg baik,(3) Kegiatan penyusunan
(desain),pelaksanaan,penilaian,dan penyempurnaan kurikulum PAI.8
Kurikulum yang baik dan relevan dalam rangka ,mencapai tujuan pendidikan islam adalah
yang bersifat intergrated dan komprehensif serta menjadikan al-qur’an dan hadist sebagai sumber
utama dalam penyusunan. Didalam al-Quran dan hadist ditemukan kerangka dasar yang dapat
dijadikan sebagai pedoman operasional dalam penyusunan danpengembangan kurikulum
pendiidkan islam. Kerangka dasar tersebut adalah tauhid dan perintah membaca.

a. Tauhid
Tauhid merupakan prinsip utama dalam keseluruhan dimensi kehidupan manusia baik
hubungan vertikal dengan Allah maupun horizontal dengan manusia dengan alam dengan
alam. Tauhid seperti inilah yang dapat menyusun pergaulan yang harmonis sesamanya. Kita
dapat mewujudkan tata dunia yang harmonis cosmos yang penuh tujuan, persamaan sosial,
persamaan kepercayaan persamaan jenis dan ras persamaan dalam rangka segala aktivitas dan
kebebasan bahkan seluruh masyarakat dunia adalah sama yang disebut''ummatan wahidah''

b. Perintah membaca
Perintah membaca ayat-ayat Allah meliputi tiga macam :
1) Ayat Allah yang berdasarkan Wahyu
2) Ayat Allah yang ada pada diri manusia
3) Ayat Allah yang terdapat di alam semesta di luar diri manusia

Firman Allah SWT tersebut merupakan bahan pokok pendidikan yang mencakup
keseluruhan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia. Membaca selain melibatkan
proses mental yang tinggi, pengenalan, ingatan, pengamatan, pengucapan, pemikiran, daya
cipta, juga sekaligus merupakan bahan pendidikan itu sendiri.
Terdapat pada Q.S Al’alaq 1-5 yang artinya :
‘’ Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Mulia, yang mengajar
manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya ‘’9

7
Muhaimin,Pengembangan KurikulumPendidikan Islam ( Jakarta: Rajawali Press,2010 ),10
9
M.Ahmad, Pengembangan Kurikulum, Bandung; Pustaka Setia. Hal 66

8
Secara normatif, di dalam al-Qur-an terdapat ayat-ayat yang menyuruh manusia agar
mempelajari segala sesuatu baik yang bersifat tertulis, baik benda-benda yang ada di bumi,
maupun bendabenda yang ada di langit, baik kehidupan manusia masa sekarang, masa silam dan
masa yang akan datang. Demikian pula di dalam haditsnya Rasulullah menyuruh pengikut-Nya
agar mempelajari ilmu yang berkaitan dengan keduniaan maupun keakhiratan. Adanya hal-hal
yang sudah diajarkan Tuhan kepada manusia, dalam hubungannya dengan kurikulum sebagaimana
tersebut di atas, dapat dipahami dari ayat-ayat alQur„an di bawah ini:10
Q.S Al-baqarah , 31
ۤ َ ‫علَى اال َم ٰۤل ِٕى َكة فَقَا َل ا َ ْۢ انبـ اون اي با َ اس َم ۤاء ٰ ٰٓهؤ‬
‫ُْلء ا ان ُك انت ُ ام‬ َ ‫ض ُه ام‬ َ ‫علَّ َم ٰادَ َم ااْلَ اس َم ۤا َء ُكلَّ َها ث ُ َّم‬
َ ‫ع َر‬ َ ‫َو‬
ُٔ
َ‫صٰ دقيان‬
Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-
benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!"11
Q.S Al-lukman ,12

َ َّ ‫َولَقَ اد آتَ اينَا لُ اق َمانَ االح اك َمةَ أَن ا اش ُك ار َّلِل ۚ َو َم ان َي اش ُك ار فَإ َّن َما َي اش ُك ُر ل َن افسه َو َم ان َكفَ َر فَإ َّن‬
‫ّللا غَني‬
‫َحميد‬
Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu: "Bersyukurlah
kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur
untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha
Kaya lagi Maha Terpuji".12
Selanjutnya di dalam hadits Rasulullah, dijumpai keterangan sebagai berikut: "Ajarilah
anakmu sekalian tentang tiga perkara, yaitu mencintai NabiNya, mencintai keluarganya, dan
membaca al-Qur-an, karena sesungguhnya orang-orang yang membaca (hafal) al-Qur-an akan
berada di bawah perlindungan Allah SWT pada hari yang tidak ada perlindungan lain kecuali
perlindungan-Nya bersama para Nabi dan orang-orang yang dicintai-Nya," (HR. al-Dailami dari
Ali).13
Prinsip-Prinsip Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam
1. Prinsip berasaskan islam termasuk ajaran dan nilai-nilainya.
2. Prinsip mengarah kepada tujuan adalah seluruh aktivitas dalam kurikulum diarahkan untuk
mencapai tujuan yang dirumuskan sebelumnya.
3. Prinsip (integritas) antara mata pelajaran, pengalaman-pengalaman, dan aktivitas yang
terkandung di dalam kurikulum.
4. Prinsip relevansi adalah adanya kesesuaian pendidikan dengan lingkungan hidup murid.
5. Prinsip fleksibilitas adalah terdapat ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan dalam
bertindak.
6. Prinsip integritas adalah kurikulum tersebut dapat menghasilkan manusia seutuhnya.
7. Prinsip efisien adalah agar kurikulum dapat mendaya-gunakan waktu, tenaga, dana, dan
sumber lain secara cermat dan tepat.
8. Prinsip kontinuitas dan kemitraan adalah bagaimana susunan kurikulum yang terdiri dari
bagianyang berkelanjutan dengan kaitan-kaitan kurikulum lainnya.
9. Prinsip individualitas adalah bagaimana kurikulum memperhatikan perbedaan pembawaan
dan lingkungan anak.
10. Prinsip kesamaan memperoleh kesempatan dan demokratis adalah bagaimana kurikulum
dapat memberdayakan semua peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
sikap sangat diutamakan.
11. Prinsip kedinamisan adalah agar kurikulum itu tidak statis, tetapi dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan perubahan sosial.

10
Ibid,124
11
Q.S Al-Baqarah 31
12
Q.S Al-Lukman 12
13
Hadits Web, Kumpulan dan Himpunan Belajar Hadits di http:/ /opi.110mb.com/

9
12. Prinsip keseimbangan adalah bagaimana kurikulum dapat mengembangkan sikap potensi
peserta didik secara harmonis.
13. Prinsip efektifitas adalah agar kurikulum dapat menunjang efektifitas guru yang mengajar
dan peserta didik yang belajar.
Prinsip-prinsip tersebut menunjukkan untuk penyusunan kurikulum pendidikan Islam harus
benar-benar melihat situasi dan kondisi dan juga perkembangan yang ada, karena kurikulum
merupakan kegiatan pendidikan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang
terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar-mengajar,
pengaturan pengaturan program agar dapat diterapkan, dan hal-hal lainnya yang bertujuan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Peran fungsi dalam kurikulum terdiri dari: peran
melestarikan, peran kreatif, peran kritis, dan peran evaluasi.14
Asas dan Ciri-Ciri Kurikulum Pendidikan Islam
Selain itu secara teoritis filosofis penyusunan sebuah kurikulum harus berdasarkan asas-
asas dan orientasi tertentu. Asas-asas tersebut sebagaimana dinyatakan S. Nasution meliputi
asas filosofis, sosiologis,organisatoris dan psikologis.
1. Asas filosofis berperan sebagai penentu tujuan umum pendidikan.
2. Asas sosiologis berperan memberikan dasar untuk menentukan apa saja yang akan
dipelajari sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3. Asas organisatoris berfungsi memberikan dasar-dasar dalam bentuk bagaimana
pelajaran itu disusun, dan bagaimana penentuan dan urutan mata pelajaran.
4. Asas psikologis berperan memberikan berbagai prinsip-prinsip tentang perkembangan
anak didik dalam berbagai aspeknya, serta cara menyampaikan bahan pelajaran agar
dapat dicerna dan dikuasai oleh anak didik sesuai dengan tahap perkembangannya.15
Adapun ciri-ciri kurikulum dalam pendidikan Islam adalah sebagaimana dinyatakan oleh
Omar Muhammad as-Toumy al-Syaibani dalam Abudin Nata menyebutkan beberapa ciri
kurikulum di bawah ini:
1. Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuannya, kandungannya,
metode, alat, dan tekniknya bercorak agama (Islam).
2. Meluas cakupannya dan menyeluruh kandungannya, yaitu kurikulum yang betul-betul
mencerminkan semangat, pemikiran dan ajaran yang menyeluruh. Di samping itu,ia
juga luas dalam perhatiannya.Ia memperhatikan bimbingan dan pengembangan
terhadap segala aspek pribadi pelajar dari segi intektual, psikologis, sosial dan
spiritual.
3. Bersikap seimbang di antara berbagai ilmu yang dikandung dalam kurikulum yang
akan digunakan. Selain itu juga seimbang antara pengetahuan yang berguna bagi
pengembangan individual dan pengembangan sosial.
4. Bersikap menyeluruh dalam menata seluruh mata pelajaran yang diperlukan oleh anak
didik.
5. Kurikulum yang disusun selalu disesuaikan dengan minat dan bakat anak didik.16

14
M.Ahmad, Pengembangan Kurikulum, Bandung; Pustaka Setia. Hal 66
15
budin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Media Group, 2010), 177
16
Ibid, 180

10
C. Ayat al-qur’an dan Hadist Peran Kurikulum persfektif Islam , Pengembangan
kurikulum Pendidikan Islam

✓ Qur’an surah Al Baqarah [2] ayat 117

ٰٓ ٰ َ‫ض َواِذَا ق‬
‫ضى ا َ ْم ًرا فَ ِانَّ َما يَقُ ْو ُل لَهٗ ُك ْن فَيَ ُك ْو ُن‬ ِۗ ِ ‫ت َو ْاْلَ ْر‬
ِ ‫بَ ِد ْي ُع السَّمٰ ٰو‬

Artinya: (Allah) pencipta langit dan bumi. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya
berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.

(Penjelasan ayat )

(Penemu langit dan bumi) maksudnya penciptanya tanpa meniru pada contoh-contoh yang
lain (dan bila Dia berkehendak) (akan sesuatu perkara) artinya menciptakannya (maka Dia hanya
mengucapkan kepadanya, "Jadilah kamu!" Lalu jadilah ia) artinya sesuatu itu pun terjadilah.
Menurut satu qiraat 'fayakuuna' dengan baris di atas sebagai 'jawaabul amr'.

✓ Qur’an surah Al-Baqarah [2] ayat 177


‫اْلخر‬ ٰ ‫اس االب َّرا َ ان ت ُ َولُّ اوا ُو ُج او َه ُك ام قبَ َل اال َم اشرق َو اال َم اغرب َو ٰلك َّن االب َّر َم ان ٰا َمنَ ب‬
ٰ ‫الِل َو االيَ اوم ا‬ َ ‫لَي‬
ۤ
َ‫ع ٰلى ُحب ّٖه ذَوى االقُ ار ٰبى َو االيَ ٰتمٰ ى َو اال َمسٰ كيانَ َوابان‬
َ ‫َو اال َم ٰل ِٕى َكة َو االك ٰتب َوالنَّب ّٖينَ ۚ َو ٰات َى اال َما َل‬
‫عا َهد اُوا‬ َ ‫الز ٰكوة َ ۚ َو اال ُم اوفُ اونَ ب َع اهده ام اذَا‬َّ ‫ص ٰلوة َ َو ٰات َى‬ ۚ َ‫سبيال َوالس َّۤا ِٕىليانَ َوفى الرق‬
َ َ‫اب َواَق‬
َّ ‫ام ال‬ َّ ‫ۚال‬
ٰۤ ُ ٰۤ ُ ‫ا ا‬
َ‫ول ِٕىكَ ُه ُم اال ُمتَّقُ اون‬ َ َ‫ول ِٕىكَ الَّذيان‬
‫صدَقُ اوا َوا‬ َ ‫صبريانَ فى االبَأ ا‬
‫س ۤاء َوالض ََّّر ۤاء َوحيانَ البَأس ا‬ ٰ ‫َوال‬

Artinya : Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi
kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim,
orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk
memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, orang-orang yang
menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada
masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang
bertakwa.

( penjelasan ayat )

Surat Al-Baqarah ayat 177 meliputi pertama Iman kepada Allah SWT, Malaikat, Rasul, Kitab-
kitab, hari kiamat, qadar baik dan qadar buruk merupakan isi kurikulum yang terkandung dalam
surat Al-Baqarah ayat 177, guna untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa dan berakhlak mulia. Kedua, ibadah yang
terdapat dalam surat ini merupakan isi kurikulum dalam pendidikan Islam yang mencakup shalat,
puasa, membayar zakat, bersedekah dan haji. Ketiga, Mu’amalah yang terkandung dalam surat Al-
Baqarah ayat 177 yang mencakup tentang mu’amalah kepada orang tua, mu’amalah kepada
lingkungan dan mu’amalah kepada makhluk. Keempat, Menepati janji yang terdapat dalam Surat
Al-Baqarah ayat 177 yang mencakup tentang bertanggung jawab dan memegang amanah. Kelima,
Kesabaran yang mencakup tentang kemenangan, tabah dan berserah diri.

11
✓ Qur’an surah An Nur [24] ayat 19-21:
ٰ ْ ‫عذَابٌ ا َ ِل ْي ٌۙ ٌم فِى الدُّ ْن َيا َو‬
‫اْل ِخ َر ِۗةِ َو ه‬
‫ّٰللاُ َي ْع َل ُم‬ َ ‫شةُ فِى الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا لَ ُه ْم‬ ِ َ‫ا َِّن الَّ ِذيْنَ ي ُِحب ُّْونَ ا َ ْن ت َ ِش ْي َع ْالف‬
َ ‫اح‬
َ‫َوا َ ْنت ُ ْم َْل ت َ ْعلَ ُم ْون‬
‫ف َّر ِح ْي ٌم‬
ٌ ‫ّٰللاَ َر ُء ْو‬‫ع َل ْي ُك ْم َو َرحْ َمتُهٗ َوا َ َّن ه‬ ِ ‫ض ُل ه‬
َ ‫ّٰللا‬ ْ َ‫َولَ ْو َْل ف‬
‫شي ْٰط ِن فَ ِانَّهٗ يَأ ْ ُم ُر بِ ْالفَحْ ش َۤا ِء‬َّ ‫ت ال‬ ِ ‫ط ٰو‬ ُ ‫شي ْٰط ِۗ ِن َو َم ْن يَّتَّبِ ْع ُخ‬َّ ‫ت ال‬ِ ‫ط ٰو‬ُ ‫ٰيٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َْل تَتَّبِعُ ْوا ُخ‬
‫ّٰللاَ يُزَ ِك ْي َم ْن يَّش َۤا ِۗ ُء‬ ‫علَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمتُهٗ َما زَ ٰكى ِم ْن ُك ْم ِم ْن ا َ َح ٍد اَبَد ًٌۙا َّو ٰل ِك َّن ه‬ ِ ‫ض ُل ه‬
َ ‫ّٰللا‬ ْ َ‫َو ْال ُم ْن َك ِۗ ِر َولَ ْو َْل ف‬
‫ع ِل ْي ٌم‬
َ ‫س ِم ْي ٌع‬
َ ُ‫ّٰللا‬
‫َو ه‬
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang sangat keji itu (berita bohong)
tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, mereka mendapat azab yang pedih di dunia dan di
akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. Dan sekiranya tidaklah karena
kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua, dan Allah Maha Penyantun dan Maha
Penyayang, (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar). Wahai orang-orang yang beriman!
Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa mengikuti langkah-langkah setan,
maka sesungguhnya dia (setan) menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan mungkar. Kalau
bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu, niscaya tidak seorang pun di antara kamu
bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa
yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

( Penjelasan ayat )

Ayat ini merupakan pelajaran yang ketiga ditujukan kepada orang yang mendengar suatu
perkataan yang buruk, lalu hatinya menanggapinya dan ingin membicarakannya. Maka janganlah
ia banyak membicarakannya dan janganlah ia menyiarkan dan menyebarkan perkataan itu. Di
dalam ungkapan ayat ini terkandung makna yang membuat pendengarnya menjauhi hal yang
dilarangnya dan bersikap waspada terhadap setan, suatu ungkapan yang sarat isi dan indah.

Ali ibnu Abu Talhah mengatakan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-
Nya: langkah-langkah setan. (An-Nur: 21) Bahwa makna yang dimaksud ialah amal perbuatan
setan.Ikrimah mengatakan artinya ialah bisikan setan.17

17
Alquran,tafsir

12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengembangan kurikulum Pendidikan agama Islam adalah suatu proses kegiatan mulai dari
tahap penyusunan, pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan kurikulum pendidikan agama
Islam. Didalam al-Quran dan hadist ditemukan kerangka dasar yang dapat dijadikan sebagai
pedoman operasional dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum pendidikan islam.
Kerangka dasar tersebut adalah tauhid dan perintah membaca.

Peran fungsi dalam kurikulum terdiri dari: peran melestarikan, peran kreatif, peran kritis,
dan peran evaluasi. Kurikulum sebagai komponen pendidikan setidaknya memuat tiga
peranan. Yaitu peranan konservatif, peranan kreatif, dan peranan kritis dan evaluatif. Ketiga
peranan kurikulum tersebut harus berjalan berdampingan dan harmonis untuk dapat
mempertahankan perannya dalam menjawab berbagai tuntutan-tuntutan. Selain itu agar
tidak terjadi ketimpangan-ketimpangan antar peran yang menyebabkan peran tersebut
kurang berfungsi secara optimal. Dalam menyelaraskan peranan-peranan tersebut
diperlukan kerjasama oleh berbagai pihak dalam pendidikan seperti peserta didik,
pendidik, kepala sekolah, orang tua bahkan masyarakat. Dengan demikian pihak terkait
tersebut akan saling memahami dan kerjasama untuk menerapkan tujuan maupun isi
kurikulum sesuai dengan tugas masing-masing.

13
DAFTAR PUSTAKA

M.Hanafi, Islamuna,Desember 2014.Pengembangan Kurikulum Perguruan Tinggi Agama


Islam,jurnal studi islam

M.Ahmad Taufik, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam, Bandung; Pustaka Setia,1998

Dr.Hj.Ira suryani, M,SI.Ilmu Pendidikan islam, cetakan I Diktat (Medan,2022).

Agung, Leo. Sejarah Kurikulum. Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2015.

Kartika, I Made. “Pengertian Peranan dan Fungsi Kurikulum”, Jurnal Manajemen dan Bisnis
Equilibrium 5, no. 1: (2019).

Elisa. “Pengertian, Peranan, dan Fungsi Kurikulum”, Jurnal Ilmiah Fakultas KIP Universitas Quality
1, no. 2: (2017).

Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.

Sudin, Ali. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: UPI Press, 2014.

14

Anda mungkin juga menyukai