http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/ALHANIF
E-ISSN : 2809-3348
Volume 2 Issue 1 (2022) Pages 1-7
ABSTRACT
The writing of this article aims to determine the role of parents in the psychosocial development of early
childhood. The approach method in this research is library research (library). The results showed that the
role of parents in the psychosocial development of early childhood is very important and a mandatory
responsibility. Parents as gems and primary educators for a child at home and in their social environment,
even though they have been entrusted to school, the teacher is only a link for parents so that their children
get better education and guidance. Psychosocial development of children is influenced by the pattern of
parenting given by parents to children, in which the parenting pattern will determine the good and bad
development of children in the future as the next generation and social beings in their environment. The
role of parents in this case is to provide warm, caring and loving family care to the fullest. Thus the child
will later grow into an adult human who has good self-quality and is able to develop in a strong and
confident social environment.
PENDAHULUAN
Usia Dini merupakan masa potensial bagi anak dalam perkembangannya sehingga
sangat penting diberikan stimulus atau rangsangan yang sesuai dan tepat (Sit, 2012). Hal
ini mengingat, anak memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dengan orang dewasa.
Orangtua, terutama ibu adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anak yang
Syahruddin, Hilda Peran Orang tua....
dilahirkan sampai mereka dewasa. Dari berbagai macam pola asuh yang diberikan
orangtua kepada anak dalam proses pembentukan pengetahuan sebagai pendidik pertama
adalah sangat penting (Permono, 2013). Orangtua memiliki peran yang sangat penting
dalam perkembangan kepribadian dan perilaku anak, meliputi nilai-nilai budaya, agama,
etika dan keterampilan anak. Oleh karena itu, orangtua harus memahami karakteristik
anaknya untuk memastikan perkembangannya yang optimal sehingga anak menjadi
dewasa yang sehat secara fisik, mental, sosial dan emosional. Sehingga mereka dapat
mengembangkan potensinya secara optimal dan menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas.
Perkembangan anak usia dini pada dasarnya ditandai dengan terjadinya
perkembangan psikososial mereka. Perkembangan psikososial yang dilalui mulai dari
masa bayi, prasekolah, remaja hingga dewasa. Perkembangan psikososial ini
membutuhkan rangsangan atau stimulus tertentu untuk berkembang secara optimal.
perkembangan psikososial itu sendiri merupakan perkembangan mengenai kejiwaan,
moral dan juga emosi serta bagaimana perkembangan diri anak cara pengasuhan anak,
dan juga bagaimana menjalin hubungan dengan anak (Kepno et al., 2019). Sebagaimana
yang telah dijelaskan sebelumnya pada proses perkembangan anak peran orangtua wajib
dan sangat penting karena dengan adanya perhatian dari orangtua perkembangan
psikososial anak akan menjadi lebih baik.
Orangtua sangatlah besar pengaruhnya terhadap perkembangan psikososial anak.
Sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh orangtua akan dilihat serta ditiru oleh anak
(Rahimah & Sukiman, 2020). Peranan orangtua dalam perkembangan sosial akan
membantu anak dalam upaya peningkatan kemampuan mereka dalam berbagai hal,
termasuk interaksi dan prestasi belajar untuk menghasilkan suatu karya berdasarkan
kemampuan diri sendiri (Irmilia et al., 2015). Ketercapaian kemampuan yang baik akan
membentuk kepercayaan diri pada anak. Sebaliknya, kegagalan akan menyebabkan anak
merasa rendah diri yang mumungkinkan anak di masa dewasanya mengalami kesulitan
dalam bersosialisasi.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Peran Orangtua Terhadap Perkembangan Psikososial Anak Usia Dini”. Secara
deskriptif dan mendalam.
METODE
Menentukan Analisis
Pengumpulan
topik • menelaah Reduksi Verifikasi
penelitian • mengumpulk atau
an literatur menyajikan • penyimpula
• Ditentukan memilah temuan dari
review dengan cara n hasil
melalui berdasarkan literatur berdasarkan
literatur mendeskrip review
kata kunci si hasilan literatur
review penelitian review
literatur
review
Keluarga terutama orang tua yaitu ayah dan ibu merupakan lingkungan sosial
pertama individu dan kelompok dalam sosialisasinya. Orangtua adalah orang yang paling
dekat dengan anak-anaknya ketika berada di rumah. Orangtua memiliki peran yang sangat
penting dalam keluarga. Sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak, orang tua
memiliki tanggung jawab yang besar dalam perkembangan anaknya agar berkembang
sesuai dengan harapan yang diiinginkan. Bahkan ketika anak telah dititipkan di sekolah,
peran orang tua tetap yang paling penting, apalagi sebagian besar waktu anak dihabiskan
bersama orangtua.
Orangtua memiliki peran sangat urgen, yaitu menciptakan suasana dalam keluarga
untuk proses pendidikan berkelanjutan guna melahirkan generasi penerus (keturunan)
yang cerdas dan berakhlak (berbudi pekerti yang baik), baik di mata orang tua maupun
masyarakat. Orangtua perlu mempersiapkan anak sedini mungkin untuk menjalani
tingkatan-tingkatan perkembangan sebagai bekal ketika memasuki dunia orang dewasa
dan lingkungan sosialnya (Chusna & Utami, 2020). Peran orangtua dalam hal ini
memberikan kepengasuhan keluarga yang hangat, penuh perhatian dan kasih sayang
secara maksimal. Menurut Erik Erikson suasana keluarga yang demikian mempengaruhi
perkembangan kepribadian yang sehat, yaitu anak-anak memiliki pribadi yang sangat
mempercayai terhadap lingkungan sosialnya dengan baik (Khadijah & Jf, 2021). Hal ini
menjadi dasar perkembangan pribadi yang sehat, stabil, percaya diri dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Sebab, perkembangan seorang anak itu
sendiri sangat di pengaruhi oleh pola pengasuhan yang di berikan oleh orangtua. Pola
pengasuhan merupakan suatu model atau cara mendidik anak yang merupakan suatu
kewajiban dari setiap orangtua dalam usaha membentuk pribadi anak yang sesuai dengan
masyarakat pada umumnya sehingga anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya
(Dudu et al., 2016).
Berdasarkan uraian dapat dijelaskan, bahwa peran orangtua sangatlah penting dan
wajib dalam proses perkembangan anak-anak mereka. Meskipun orangtua sudah
menitipkan anak ke lembaga sekolah untuk mendapat pembinaan pendidikan. namun,
walau bagaimanapun tanggung jawab terbesar adalah pada orangtua sebagai tempat bagi
anak dalam memperoleh pendidikan pertama dan utama. Menurut Fatmawati (2016),
Perkembangan Psikososial
ً َّ َ َ ۡ َ ن
ُب َط َبقا َعن َط َب ٖق لَتك
Artinya: “Niscaya kalian benar-benar melewati tahapan demi tahapan” (QS. Al-
Insyiqoq: 19).
Ayat ini menunjukkan bahwa secara umum tahapan ini mencakup berbagai segi
kehidupan, mulai dari proses terbentuk dan lahirnya manusia hingga proses tahapan
pendidikan. Islam telah memberikan tahapan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan
pendidikan Islam yaitu menjadi manusia yang diridhoi Allah, manusia shaleh yang
menunaikan kewajibannya sebagai hamba yang beribadah kepada Allah dan sebagai
khalifah (yang mengemban tugas memelihara) di muka bumi ini. Manusia, dalam proses
perkembangannya, terdapat tahapan-tahapan tertentu yang harus dilalui, antara lain: masa
pralahir, masa bayi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa, masa tua.
Tujuannya agar setiap orang menjalani kehidupan agar terbentuk kepribadian yang baik
sesuai dengan tuntutan agama dan norma-norma kehidupan bermasyarakat. pada setiap
tahapan yang dilaluinya diharapkan anak akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia
yang berguna baik bagi dirinya sendiri agama, negara maupun bangsanya.
Teori psikososial dari Erik Erikson meliputi delapan tahap yang saling berurutan
sepanjang hidup. Hasil dari tiap tahap tergantung dari hasil tahapan sebelumnya, dan
resolusi yang sukses dari tiap krisis ego adalah penting bagi individu untuk dapat tumbuh
secara optimal. Ego harus mengembangkan kesanggupan yang berbeda untuk mengatasi
tiap tuntutan penyesuaian dari masyarakat (Khadijah & Jf, 2021). Maka dari itu,
perkembangan psikososial pada anak usia dini bukan hanya menjadi tanggung jawab
guru, tetapi juga tanggung jawab orangtua bahkan masyarakat. Karena itu orangtua dan
guru perlu bekerjasama dalam mendidik anak. Agar proses ini berhasil mereka dalam hal
ini orangtua maupun guru perlu memahami perkembangan kepribadian anak mulai pada
usia dini. Ini karena, usia dini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat menentukan perkembangan masa selanjutnya. Oleh karena itu, kepribadian atau
psikososial perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini. Adapun cara meningkatkan
perkembangan psikososial anak usia dini yakni melalui pola pengasuhan terutama
lingkungan keluarga,
Berikut tahapan-tahapan perkembangan psikososial anak usia dini, menurut Erik
Erikson (Khadijah & Jf, 2021):
1. Bayi (0-18 bulan): Krisis atau konflik utama yang dialami selama tahap ini adalah
kepercayaan dan kecurigaan, yang memainkan peran penting dalam menentukan
apakah bayi Anda akan mudah percaya atau tidak percaya pada orang lain. Orang
yang paling berperan dalam tahap ini adalah ibu atau orang lain yang berperan
sebagai ibu. Kegiatan utama yang dilakukan pada tahap ini adalah ketergantungan
pada ibu dan ekspresi frustasi ibu. Selain itu, selama tahap ini, bayi seringkali takut
dengan sekitarnya, terutama orang yang tidak dikenalnya dengan baik.
2. Anak (2-3 tahun): Memasuki tahap kedua, anak sudah menjadi anak dengan
pengendalian diri yang lebih tinggi. Tak hanya itu, anak juga mulai mandiri. Fase
latihan pispot sangat penting untuk melewati fase "pengendalian diri versus rasa
malu dan ragu" ini. Erikson percaya bahwa anak-anak yang mengendalikan diri
secara otomatis merasa lebih mandiri. Misalnya, saat Anda bisa memilih mau
makan apa, mainan favorit, baju apa yang akan dipakai. Hasil akhir dari proses ini
adalah keinginan atau kemauan. Jika berhasil, anak akan memiliki kekuasaan atas
dirinya. Jika Anda gagal, Anda akan merasa malu dan penuh keraguan.
3. Usia prasekolah (3-5 tahun): Pada tahap ini, anak mulai berpartisipasi dalam
permainan dan interaksi sosial. Jika Anda melakukannya dengan baik, anak Anda
akan merasa bisa memimpin orang lain. Sedangkan mereka yang gagal seringkali
merasa bersalah, meragukan kemampuan sendiri dan jarang mengambil inisiatif.
Ini adalah tahap "aktif versus rasa bersalah" yang membentuk karakter seseorang
untuk memiliki tujuan atau tujuan dalam hidup. Hasil ini hanya dapat dicapai jika
anak menyeimbangkan momen inisiatif dan momen kerjasama dengan orang lain.
4. Usia sekolah (6-11 tahun): Melalui interaksi sosial, anak mulai merasa bangga
ketika berhasil dalam sesuatu. Pada usia ini, anak menghadapi tantangan berupa
tujuan sosial dan akademik. Selama fase "industri versus ketidakmampuan" ini,
orang-orang di puncak akan merasa kompeten. Di sisi lain, mereka yang gagal akan
merasa mencela diri sendiri. Inilah sebabnya mengapa hasil akhir dari tahap ini
adalah "kepercayaan". Anak usia sekolah yang jarang dihargai atau didukung oleh
orang terdekatnya akan meragukan kemampuannya untuk berhasil.
KESIMPULAN
Pada uraian penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peran orangtua dalam
perkembangan Psikososial anak Usia dini yaitu sangat penting dan tanggung jawab wajib.
Orangtua sebagai pendidik permata dan utama bagi seorang anak di rumah maupun
lingkungan sosialnya, meski sudah dititipkan di sekolah, guru hanyalah penyambung tali
bagi orangtua agar anak-anak memperoleh pendidikan dan bimbingan yang lebih baik,
dimana kemungkinan fasilitas yang tidak peroleh dirumah tetapi didapat di sekolah atau
disini sebagai pelengkap bagi anak dalam proses perkembangannya. Perkembangan
Psikososial anak dipengaruhi oleh pola pengasuhan yang diberikan orangtua terhadap
anak dan akan menentukan baik dan buruk perkembangan anak di masa depan sebagai
generasi penerus dan makluk sosial. Peran orangtua dalam hal ini memberikan
kepengasuhan keluarga yang hangat, penuh perhatian dan kasih sayang secara maksimal.
Dengan demikian anak nantinya akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang memiliki
kualitas diri yang baik dan mampu berkembangan dalam lingkungan sosial dengan
tangguh dan percaya diri.
Alhamdulillah, puji syukur dipanjatkan kepada Allah Swt atas nikmat sehat dan
kemudahan bagi penulis dalam penyelesaikan tulisan ini. Terima kasih pada istri tercinta
yang selalu mendukung serta memberikan motivasi untuk semangat berkarya sehingga
tulisan ini diselesaikan dengan baik.
REFERENSI