Disusun Oleh:
Kelompok 4
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat Allah SWT, pencipta alam
semesta, yang telah melimpahkan berbagai nikmat kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat berangkai salam kita ucapkan kepada
baginda kita Nabi Muhammad saw.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Statistik Pendidikan
yang diampu oleh bapak Dosen Anugrah Mulia Tampubolon, M.Pd. Kepada
bapak dosen pengampu Penulis mengucapkan banyak terimakasih atas bimbingan
dan arahan perkuliahan serta pembuatan makalah ini.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Agar mengetahui tentang mean dan cara menghitung mean
2. Agar mengetahui tentang median dan cara menghitung median
3. Agar mengetahui tentang modus dan cara menghitung modus
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. MEAN
Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa buah data. Nilai mean dapat
ditentukan dengan membagi jumlah data dengan banyaknya data. Mean adalah
sebuah rata-rata dari data yang diperoleh berupa angka. Mean adalah "Jumlah
nilai-nilai dibagi dengan jumlah individu" (Sutrisno Hadi; 1998).
Mean (rata-rata) merupakan suatu ukuran pemusatan data. Mean suatu data
juga merupakan statistik karena mampu menggambarkan bahwa data tersebut
berada pada kisaran mean data tersebut. Mean tidak dapat digunakan sebagai
ukuran pemusatan untuk jenis data nominal dan ordinal.
Berdasarkan definisi dari mean adalah jumlah seluruh data dibagi dengan
banyaknya data. Dengan kata lain jika kita memiliki N data sebagai berikut maka
mean data tersebut dapat kita tuliskan sebagai berikut :
Dimana:
x = data ke n
n = banyaknya data.
Saleh (1998: 14) mengatakan mean menunjukkan nilai rata-rata dan pada data
yang tersedia dimana nilai rata-rata hitung merupakan penjumlahan bilangan/nilai
daripada pengamatan dibagi dengan jumlah pengamatan yang ada. Menurut
Siregar (2010: 20) Rata-rata hitung adalah jumlah dari serangkaian data dibagi
dengan jumlah data. Sedangkan menurut Rachman (1996: 15) Mean adalah
jumlah nilai dibagi dengan jumlah/banyaknya individu. Jadi dapat disimpulkan
bahwa Rata-rata hitung adalah jumlah dari seluruh data dibagi dengan
jumlah/banyaknya data.
2
𝑥₁ + 𝑥₂ + 𝑥₃+. . . +𝑥ₙ
X̅ =
𝑛
Keterangan:
X̅ = Mean (rata-rata)
𝑥₁, 𝑥₂.. = data ke 1,2,2 sampai ke n
n = banyaknya data
2) Data berkelompok
Rumus mean untuk data berkelompok menurut Syofian Siregar (2010: 21-
23) adalah
Keterangan:
X̅ = Mean (rata-rata)
xᵢ = data ke I sampai ke n
fᵢ = frekuensi masing-masing nilai xᵢ atau frekuensi kelas keberapa
Ʃ = sigma (jumlah)
2.2. MEDIAN
Bentuk ukuran gejala pusat atau ukuran pemusatan yang lainnya adalah
median.Medianadalah nilai tengah dari suatu data terurut dari yang terkecil ke
yang terbesar atau sebaliknya dari yang terbesar ke yang terkecil. Median
merupakan garis pembagi dari sekumpulan data menjadi dua bagian yang sama
besarnya(Nursalam, 2015).
Median adalah nilai tengah dari kumpulan data yang telah diurutkan, jika
jumlah data Ganjil maka Nilai Median adalah satu nilai yang berada ditengah
3
urutan, namun jika jumlah data Genap maka Mediannya adalah hasil penjumlahan
dua nilai yang berada ditengah urutan data, kemudian hasilnya dibagi dua(Untari,
2020).
Menurut Anto Dajan dalam (Marhawati & dkk, 2022)Median adalah nilai
sentral dari suatu distribusi frekuensi. Juga Mangkuatmodjo menjelaskan bahwa,
median merupakan nilai yang membagi serangkaian nilai variabel (data)
sedemikian rupa sehingga setengah dari rangkaian itu mempunyai nilai yang lebih
kecil dari atau sama dengan nilai median. Sedangkan setengahnya lagi memiliki
nilai yang sama dengan atau lebih besar dari nilai median. Oleh karena itu median
juga disebut rata-rata letak karena yang menjadi dasar adalah letak variabel bukan
nilainya.
4
2) Median Data Kelompok
Untuk mencari median dari data perkelompok, dapat dilakukan dengan
cara menggunakan bantuan dari angka frekuensi kumulatif kurang dari.
Adapun untuk menghitung median data perekelompok, dapat dilakukan
dengan rumus dibawah ini;
n
2
− 𝐟𝐤
Rumus: Me = Tb +( ).p
f
Keterangan:
5
2.3. MODUS
Ukuran gejala pusat yang lain yang sering digunakan adalah modus. Modus
diartikan sebagai nilai yang sering muncul dari suatu kelompok data. Modus
sering digunakan jika data berupa data nominal, karena dengan ukuran ini mampu
memberikan informasi tentang adanya kategori tertentu yang mendominasi
kategori lainnya dalam suatu pengamatan. (Nursalam, 2015)
Modus adalah nilai yang diamati secara teratur. Simbol untuk modus adalah
Mo. Modus disebut unimodus jika hanya ada satu nilai yang muncul. Bimodus
digunakan bila ada dua atau lebih jenis nilai.
Menurut Ahmad Sudijono (2011:105), modus adalah skor atau nilai yang
memiliki frekuensi tertinggi atau frekuensi maksimum dalam distribusi data.
Berdasarkan sudut pandang tersebut, modus dapat didefinisikan sebagai nilai yang
paling sering muncul atau memiliki frekuensi tertinggi dalam suatu kumpulan
data.
Modus biasanya digunakan dengan kategori, ordinal, dan data diskrit. Pada
kenyataannya, dengan data kategoris, seperti rasa es krim paling populer, modus
adalah satu-satunya ukuran tendensi sentral yang dapat digunakan. Namun, tidak
ada nilai sentral untuk data kategorikal karena kami tidak dapat mengurutkan
pengelompokan. Modus data ordinal dan diskrit mungkin merupakan nilai yang
tidak terpusat. Mode ini menunjukkan nilai yang paling umum sekali lagi.
6
Modus digunakan untuk mengekspresikan fenomena yang paling umum. Mo
adalah singkatan umum untuk mode atau mode. Satu mode (unimodus), dua mode
(bimodus), lebih dari dua mode (multimodus), atau tidak ada mode sama sekali
dapat ditemukan dalam data. Jika jumlah frekuensi pada data pengamatan sama,
maka data tersebut tidak memiliki modus. Ada dua jenis modus yaitu modus data
tunggal dan modus data berkelompok
2) Data perkelompok
Jika data telah dikelompokkan, dalam arti telah disajikan dalam bentuk
distribusi frekuensi. Kelas modus sering disebut sebagai kelas dengan
frekuensi tertinggi. Rumus berikut digunakan untuk menentukan nilai
modus:
𝑑₁
𝑀𝑜 = 𝑇𝑏 + ( ) .𝑃
𝑑₁+𝑑₂
Dimana:
Tb = tepi bawah kelas modus
d₁ = selisih frekuensi kelas modus dengan frekukensi sebelumnya
d₂ = selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi sesudahnya
P = panjang kelas
7
2. Kelebihan dan Kekurangan Modus
Seperti yang dapat dilihat dari uraian sebelumnya, kelebihan modus adalah
dapat membantu kita memperoleh rata-rata dalam waktu sesingkat mungkin, yang
merupakan ciri dari data yang sedang kita hadapi. Dengan kondisi.
Diketahui Sebuah data berat badan siswa, yang sudah diurutkan sebagai
berikut:
40, 42, 42, 43, 43, 44, 45, 45, 46, 46, 46, 47, 47, 48, 48, 48, 48, 49, 50, 50, 50, 51,
52, 52, 53, 54, 55, 58, 59, 63
8
a. MEAN
𝑥₁+𝑥₂+𝑥₃+...+𝑥ₙ
Rumus: X̅ =
𝑛
X̅ dibaca x bar
n : banyaknya data
Jadi,
X̅ =
40+42+42+43+43+44+45+45+46+46+46+47+47+48+48+48+48+49+50+50+50+51+52+52+53+54+55+58+59+63
30
1418
X̅ = = 47,26
30
b. MEDIAN
𝑛+1
Rumus: untuk jumlah data ganjil rumusnya : Me = X ( )
2
1 𝑛 𝑛
untuk jumlah data genap rumusnya : Me = (𝑥 ( ) + 𝑥 ( + 1))
2 2 2
1 30 30
= 2 (𝑥 ( 2 ) + 𝑥 ( 2 + 1))
1
= 2 (𝑥₁₅ + 𝑥₁₆)
c. MODUS
Modus (angka yang sering muncul) yaitu 48 sebanyak 4 kali
2. Data Kelompok
Dari data berat badan siswa sebelumnya, maka dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
9
Berat Badan Frekuensi (fᵢ) Nilai Tengah (xᵢ) fᵢ.xᵢ fk
40 – 44 6 (40+44) : 2 = 42 6×42 = 252 6
45 – 49 12 (45+49) : 2 = 47 12×47 = 564 18
50 – 54 8 (50+54) : 2 = 52 8×52 = 416 26
55 – 59 3 (55+59) : 2 =57 3×57 = 171 29
60 – 64 1 (60+64) : 2 = 67 1×62 = 62 30
Jumlah Σfᵢ 30 Σfᵢ.xi 1465
a. MEAN
Ʃ𝑓ᵢ.𝑥ᵢ
Rumus: X̅ =
Ʃ𝑓ᵢ
Ʃ : siqma (jumlah)
1465
Maka: X̅ = = 48,87
30
b. MEDIAN
n
2
− 𝐟𝐤
Rumus: Me = Tb +( ).p
f
10
Lalu mencari interval kelas untuk menentukan Tb
1
Rumus: .n
2
1
= 2 . 30 = 15
Maka:
n
− 𝐟𝐤
2
Me = Tb +( ).p
f
30
−𝟔
2
= 44,5 +( ).5
12
45
= 44,5 + (12)
= 44,5 + 3,75
= 48,25
c. MODUS
𝑑₁
Rumus: Mo = Tb + ( ) .p
𝑑₁+𝑑₂
Tb : tepi bawah kelas median
d₁ : selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi sebelumnya
d₂ : selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi sesudahnya
11
p : panjang kelas
Maka:
𝑑₁
Mo = Tb + ( ) .p
𝑑₁+𝑑₂
6
= 44,5 + ( ) .5
6+4
= 44,5 + 3
= 47,5
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Mean (rata-rata) merupakan suatu ukuran pemusatan data. Mean suatu data
juga merupakan statistik karena mampu menggambarkan bahwa data tersebut
berada pada kisaran mean data tersebut. Mean tidak dapat digunakan sebagai
ukuran pemusatan untuk jenis data nominal dan ordinal.
Median adalah nilai tengah dari kumpulan data yang telah diurutkan, jika
jumlah data Ganjil maka Nilai Median adalah satu nilai yang berada ditengah
urutan, namun jika jumlah data Genap maka Mediannya adalah hasil penjumlahan
dua nilai yang berada ditengah urutan data, kemudian hasilnya dibagi dua. Karena
teknik perhitungannya sederhana dan tidak rumit, median sebagaiukuran rata-rata
memiliki keunggulan karena dapat mengumpulkan media dalam waktu singkat.
Median memiliki kelemahan karena kurang tepat sebagai metrik rata-rata.
Modus diartikan sebagai nilai yang sering muncul dari suatu kelompok data.
Modus sering digunakan jika data berupa data nominal, karena dengan ukuran ini
mampu memberikan informasi tentang adanya kategori tertentu yang
mendominasi kategori lainnya dalam suatu pengamatan. Modus adalah nilai yang
diamati secara teratur. Simbol untuk modus adalah Mo. Modus disebut unimodus
jika hanya ada satu nilai yang muncul. Bimodus digunakan bila ada dua atau lebih
jenis nilai. Modus dapat membantu kita memperoleh rata-rata dalam waktu
sesingkat mungkin, yang merupakan ciri dari data yang sedang kita hadapi tetapi
modus tidak akurat karena terlalu sederhana atau mudah diperoleh (achieve).
3.2. Saran
Demikian makalah ini kami buat, kami sadar bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya, semoga
makalah ini dapat menambah wawasan pengetahuan kita semua.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, R., & Fadhli, M. (2018). Statistik Pendidikan (Teori Dan Praktik Dalam
Pendidikan). Medan: CV. Widya Puspita.
Marhawati, & dkk. (2022). Statistika Terapan. Tahta Media Group.
Mundir. (2012). STATISTIK PENDIDIKAN. Jember: STAIN Jember Press.
Nursalam. (2015). Statistika Pendidikan. Makassar: Alauddin University Press.
Untari, D. T. (2020). Buku Ajar Statistik 1. Purwokerto: Penerbit CV. Pena
Persada.
14