Anda di halaman 1dari 27

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kalau kamu ke kantor kelurahan, kantor pajak, kantor sekolah, atau kantor instansi
pemerintahan, apakah yang dapat kamu lihat di papan informasi? Biasanya di papan
informasi terdapat gambar lingkaran, grafik garis, batang, atau balok-balok. Grafik- grafik itu
merupakan gambaran mengenai pencacahan penduduk, perhitungan pajak, dan
perkembangan kemajuan sekolah. Contoh-contoh tersebut merupakan salah satu aplikasi dari
konsep statistika.

Jadi Statistika adalah cabang dari matematika terapan yang mempunyai cara-cara, maksudnya
mengkaji/membahas, mengumpulkan, dan menyusun data, mengolah dan menganalisis data,
serta menyajikan data dalam bentuk kurva atau diagram, menarik kesimpulan, menafsirkan
parameter, dan menguji hipotesa yang didasarkan pada hasil pengolahan data. Contoh: statistik
jumlah lulusan siswa SMA dari tahun ke tahun, statistik jumlah kendaraan yang melewati
suatu jalan, statistik perdagangan antara negara-negara di Asia, dan sebagainya.

Dalam perkembangannya, statistika sekarang banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang


seperti bidang ekonomi, kedokteran, pertanian dan sebagainya. Penelitian jenis manapun
dirasa kurang lengkap apabila tidak memanfaatkan perhitungan-perhitungan statistika.
Dalam bab ini kamu akan belajar menggunakan aturan statistika, sehingga dapat membaca
dan menyajikan data dalam bentuk tabel dan berbagai diagram serta menghitung ukuran
pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran data beserta penafsirannya

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka kami mengemukakan
perumusan masalah makalah kami sebagai berikut :
1 Bagaimana cara menghitung Mean, Modus, Median, Quartil, Desil dan Persentil yang
belum dikelompokkan..
2 Bagaimana cara menghitung Mean, Modus, dan Median di exel.

1
BAB II
LANDASAN TEORI
A Rata-rata dari data yang belum dikelompokkan
Rata-rata hitung (atau sering disebut dengan rata-rata) merupakan suatu bilangan
tunggal yang dipergunakan untuk mewakili nilai sentral dari sebuah distribusi. Dalam
pemakaian sehari-hari orang awam lebih mempergunakan istilah rata-rata dari istilah rata-rata
hitung. Bagi sekelompok data, rata-rata adalah nilai rata-rata dari data itu. Secara teknis dapat
dikatakan bahwa ratarata dari sekelompok variabel adalah jumlah nilai pengamatan dibagi
dengan banyaknya pengamatan. Rata-rata aritmatika atau rata-rata atau mean dari n buah data
X1, X2, X3... ; Xn dari data sampel dinyatakan dengan ”X bar” sedangkan rata-rata yang
diambil dari data populasi dinyatakan dengan µx .
Pengertian rata-rata menurut para ahli :
1. Saleh (1998 : 14) mengatakan mean menunjukkan nilai rata-rata dan pada data yang
tersedia dimana nilai rata-rata hitung merupakan penjumlahan bilangan/nilai daripada
pengamatan dibagi dengan jumlah pengamatan yang ada.
2. Menurut Siregar (2010 : 20) Rata-rata hitung adalah jumlah dari serangkaian data
dibagi dengan jumlah data.
3. Rachman (1996 : 15) Mean adalah jumlah nilai dibagi dengan jumlah/banyaknya
individu. Jadi dapat disimpulkan bahwa Rata-rata hitung adalah jumlah dari seluruh data
dibagi dengan jumlah/banyaknya data.
Nilai mean dapat ditentukan dengan membagi jumlah data dengan banyaknya data.
Mean adalah sebuah rata-rata dari data yang diperoleh berupa angka. Mean adalah "Jumlah
nilai-nilai dibagi dengan jumlah individu" (Sutrisno Hadi; 1998). Mean atau rata-rata
hitung adalah nilai yang diperoleh dari jumlah sekelompok data dibagi dengan
banyaknya data. Rata-rata disimbolkan dengan x́atau Rataan hitung seringkali disebut
sebagai ukuran pemusatan atau rata-rata hitung.Rataan hitung juga dikenal dengan istilah
mean dan diberi lambang x. Dengan kata lain jika kita memiliki N data sebagai berikut maka
Rumus mean data tersebut dapat kita tuliskan sebagai berikut :
(x 1 + x 2+ …+ x n)
x́=
(N )
Keterangan:

2
x=data ke n
x́=x rata−rata=nilai rata−rata sampel
n=banyaknya data

Rata-rata dari data yang belum dikelompokkan Rata-rata di hitung dihasilkan dari
menjumlahkan seluruh angka data yang selanjutnya dibagi dengan jumlah data. Jumlah data
untuk data sampel disebut sebagai ukuran sampel yang disimbulkan dengan n dan data untuk
populasi disebut sebagai ukuran populasi yang disimbolkan dengan N, Jika X1,X2,X3... ;Xn
adalah angka-angka data yang banyaknya (jumlahnya) n..

B Median dari data yang belum dikelompokkan


Median merupakan salah satu ukuran pemusatan atau sebuah nilai yang berada
ditengah-tengah data, setelah data tersebut diurutkan. Mungkin Anda bertanya, mengapa
perlu median setelah Anda mempelajari rata-rata hitung ? Dari sifat rata-rata hitung diketahui
bahwa rata-rata hitung sangat dipengaruhi oleh data ekstrem baik yang terbesar maupun yang
terkecil, sehingga nilai rata-rata tidak mencerminkan kondisi sebenarnya. Median merupakan
nilai sentral dari sebuah distribusi frekuensi, nilai sedemikian itu merupakan nilai sentral
yang terhubung dengan posisi sentral yang dimilikinya dalam sebuah distribusi, media juga
disebut sebagai rata-rata posisi ( positional average). Secara teoritis median membagi seluruh
jumlah observasi atau pengukuran ke dalam 2 bagian yang sama. Dalam hal ini seperti halnya
rata-rata (mean), median juga terbagi menjadi dua kategori yakni median dari data yang
belum dikelompokkan dan yang telah berbentuk kelompok.
Median didefenisikan sebagai titik tengah dari semua nilai data yang telah
diurutkan dari nilai terkecil ke yang terbesar, atau sebaliknya dari yang terbesar ke
yang terkecil.
Pengertian median menurut para ahli
1. Menurut Saleh (1998: 16), median merupakan ukuran rata-rata yang pengukurannya
didasarkan atas nilai data yang berada ditengah-tengah distribusi frekuensinya.
Sedangkan

2. menurut Siregar (2010 : 32), median ialah nilai tengah dari gugusan data yang telah
diurutkan (disusun) dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya dari data
terbesar sampai data terkecil. Jadi dapat disimpulkan bahwa median adalah nilai tengah

3
dari data yang terlebih dahulu diurutkan dari data yang terkecil sampai data yang terbesar
ataupun dari data yang terbesar sampai data yang terkecil.
Median adalah suatu nilai tengah yang telah diurutkan. Median dilambangkan Me. Untuk
menentukan nilai Median data tunggal dapat dilakukan dengan cara:

1. mengurutkan data kemudian dicari nilai tengah,


2. jika banyaknya data besar, setelah data diurutkan, digunakan rumus:
 Letak median (data ganjil) adalah ½ (n+1),
Nilai Me= Xk+1 dengan k=1/2 (n-1)
 Letak median pada data genap adalah ½ (n+1) .
Nilai Me=1/2( Xk+Xk+1), nilai k=1/2 n

Median untuk data yang tidak berkelompok adalah nilai yang letaknya ditengah data yang
telah diurutkan, namun data tersebut belum dikelompokkan dalam kelas/kategori tertentu atau
belum dalam bentuk distribusi frekuensi.Cara mencari letak dan nilai median untuk data yang
tidak berkelompok ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama ialah data tersebut ganjil
dan kemungkinan kedua data tersebut genap.Bila nilai-nilai observasi Xi sejumlah n disusun
dari nilai terkecil hingga nilai terbesar sedemikian rupa sehingga X1 ≤ X2 ≤...≤ Xn. Maka
median nilai-nilai tersebut ialah nilai Xk

C. Modus (Data Tidak Berkelompok)


Modus sebagai ukuran pusat data, berbeda dengan rata-rata hitung penentuannya.
Modus lebih mirip median dalam penentuannya yang tidak melalui proses aritmatik seperti
penentuan rata-rata. Modus adalah nilai yang paling sering muncul dalam data. Modus sering
ditulis singkat atau disimbolkan dengan Mo. Sejumlah data bisa tidak mempunyai modus,
mempunyai satu modus (disebut Unimodal), mempunyai dua modus (Bimodal), atau
mempunyai lebih dari dua modus (Multimodal). Cara mencari modus dibedakan antara data
tunggal dan data berkelompok.
Modus didefinisikan suatu nilai yang terdapat dalam serangkaian data yang
memiliki frekuensi tertinggi.
Pengertian modus menurut para ahli :
1. Riduwan (2010 : 115) mengatakan bahwa Modus ialah nilai dari beberapa data yang
mempunyai frekuensi tertinggi baik data tunggal maupun data yang berbentuk distribusi
atau nilai yang sering muncul dalam kelompok data.
2. Rachman (1996 :18) berpendapat bahwa dalam sebaran frekuensi tunggal, Modus adalah
nilai variabel yang mempunyai frekuensi tertinggi dalam sebaran dan frekuensi

4
bergolong modus secara kasar adalah titik tengah interval kelas yang mempunyai
frekuensi tertinggi dalam sebaran.
3. Saleh (1998 : 20), modus merupakan suatu pengamatan dalam distribusi frekuensi yang
memiliki jumlah pengamatan dimana jumlah frekuensiya paling besar/paling banyak.
4. Usman dan Akbar (2008 : 93) jika nilai yang muncul itu hanya ada satu macam saja,
maka modus tersebut dinamakan unimodel. Dan jika nilai yang muncul ada dua macam,
maka modus tersebut dinamakan bimodal. Jadi dapat disimpulkan bahwa modus adalah
nilai dari beberapa data yang memiliki frekuensi tertinggi baik terbanyak dalam
pengamatan.
 Modus untuk data tunggal (data belum berkelompok)
 Bisa terjadi data dengan beberapa modus (multi-modus)
 Bisa terjadi data tanpa modus
 Data = 5, 5, 5, 6, 8, 9, 9, 9, 10, 11
 Nilai yang muncul paling banyak adalah = 5 (3 kali) dan 9 (3 kali)
 Artinya, modus data tersebut = 5 dan 9
Jenis-jenis modus adalah sebagai berikut:
 Unimodus: Unimodus adalah kumpulan data yang hanya memiliki satu modus.
 Bimodus: Bimodus adalah kumpulan data yang memiliki dua modus.
 Multimodus: Multimodus adalah kumpulan data yang memiliki lebih dari dua modus

Modus dari suatu kelompok nilai adalah nilai kelompok tersebut yang mempunyai frekuensi
tertinggi, atau nilai yang paling banyak terjadi di dalam suatu kelompok nilai. Untuk
selanjutnya kita singkat Mod.Suatu distribusi mungkin tidak mempunyai mod atau mungkin
mempunyai dua mod atau lebih. Distribusi tersebut disebut Unimodal (jika mempunyai satu
mod), Bimodal (jika mempunyai dua mod), atau Multimodal (jika mempunyai lebih dari dua
mod).

D Hubungan antara Rata-rata, Median, dan Modus


Rata-rata hitung , median dan modus, merupakan tiga ukuran pemusatan yang dapat
digunakan untuk mengetahui bentuk kurva poligon dari data yang dikaji baik berupa sampel
maupun populasi. Bentuk kurva poligon bisa berupa kurva normal atau simetris, condong ke
kiri (skewed negatif) atau condong ke kanan (skewed positif). Hubungan antara rata-rata,
median dan modus dapat dilihat pada penyajian gambar ecara berturut dijelaskan sebagai
berikut:

5
1 Kurva simetris

Kurva simetris adalah kurva dimana sisi kanan dan kiri sama,
sehingga kalau dilipat dari titik tengahnya maka ada dua bagian yang sama.
Untuk kurva simetris, maka nilai untuk rata-rata hitung, median dan modus
mempunyai nilai sama.
x́= Med = Mod

2 Kurva condong kiri

Kurva condong kiri atau condong positif disebabkan nilai rata-rata


hitung lebih besar dibandingkan dengan median dan modus. Hal tersebut
terjadi karena adanya nilai ekstrem tinggi yang mempengaruhi nilai rata-rata
hitung, sedangkan median dan modus tidak terpengaruhi. Pada kejadian
seperti ini data pada umumnya bernilai rendah, tetapi ada beberapa yang
ekstrem bernilai sangat tinggi.
x́ > Me,Mod.

6
3 Kurva condong kanan

Kurva condong ke kanan atau condong negatif disebabkan nilai rata-rata


hitung lebih kecil daripada nilai median dan modus. Peristiwa ini karena
adanya nilai ekstrem rendah yang mempengaruhi nilai rata-rata hitung.
x́< Me,Mod
Hubungan antara nilai rata-rata, Median dan Modus dapat disimpulkan bahwa apabila
ketiganya mempunyai nilai hampir sama. Hubungan yang bersifat empiris tersebut
dikemukakan oleh Karl Pearson dalam Dajan (2008). Menurut Karl Pearson, bila distribusi
dari variabel yang kontinu memiliki modus tunggal serta menceng secara moderat, maka
mediannya akan terletak kira-kira 2/3 dari seluruh yang dihitung dari modus ke arah rata-rata
hitungannya. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
Mod = x́ -3 ( x́ -Me)

E. Kuartil (Data Tak Berkelompok)

Apabila kita bicara tentang median, maka nilai ini seolah-olah membagi kelompok
data menjadi 2 bagian yang sama. Artinya, 50% dari kelompok data ini (seluruh nilai
observasi) mempunyai nilai sama atau lebih kecil dari median,sedangkan 50% lainnya
mempunyai nilai yang sama atau lebih besar dari median tersebut. Ingat bahwa nilai median
merupakan salah satu dari nilai observasi/pengamatan

Jika sekelompok data dibagi menjadi dua bagian yang sama, maka nilai yang berada di
tengah (50%) disebut dengan median. Konsep median dapat diperluas yaitu kelompok data

7
yang telah diurutkan (membesar atau mengecil) dibagi menjadi empat bagian sama banyak.
Ketiga ukuran di atas (mean,median dan modus) merupakan ukuran lokasi yang cenderung
bertindak sebagai ukuran pusat data, maka ketiga ukuran ini hanya merupakan ukuran lokasi.
Kendati bukan sebagai ukuran pusat data, ukuran ini banyak bermanfaat bagi para pengambil
keputusan. Pada akhir sub-bab akan disajikan satu contoh penggunaan ukuran ini). Tiga
ukuran tersebut adalah kuartil, desil dan persentil.
Kuartil adalah nilai-nilai yang membagi data yang telah diurutkan ke dalam 4
bagian yang sama besar. Kuartil dinotasikan dengan notasi Q. Kuartil terdiri dari 3, yaitu
kuartil pertama (Q1), kuartil kedua (Q2), dan kuartil ketiga (Q3).
Berikut Pengertian kuartil menurut para ahli sbb:

1. Menurut Sudijono, 2006:112. Dalam dunia statistik, yang dimaksud dengan kuartil
adalah titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi kedalam
empat bagian yang sama besar, yaitu masing-masing sebesar 1/4N. Jadi di sini akan kita
jumpai tiga buah kuartil, yaitu kuartil pertama (K1), Kuartil kedua (K2), dan Kuartil
ketiga (K3). Ketiga Kuartil inilah yang membagi seluruh distribusi frekuensi dari data
yang kita selidiki menjadi empat bagian yang sama besar, masing-masing sebesar 1/4N.
2. Wirawan,2001:105. Kuartil (K) adalah nilai-nilai yang membagi serangkaian data
atau suatu distribusi frekuensi menjadi empat (4) bagian yang sama. Ada tiga Kuartil
yaitu kuartil pertama (K1), kuartil kedua (K2), dan kuartil ketiga (K3).
3. Pendapat Sudjana,2005:81. Jika sekumpulan data dibagi menjadi empat bagian yang
sama banyak, sesudah disusun menurut urutan nilainya, maka bilangan pembaginya
disebut kuartil. Ada tiga buah kuartil, ialah kuartil pertama, kuartil kedua dan kuartil
ketiga yang masing-masing disingkat dengan K1, K2, K3. Pemberian nama ini dimulai
dari nilai kuartil paling kecil.

Istilah kuartil dalam kehidupan kita sehari-hari dapat dikenal dengan istilah kuarta
Dalam dunia statistik, yang dimaksud dengan kuartil ialah titik atau skor atau nilai yang
membagi seluruh distribusi frekuensi ke dalam empat bagian yang sama besar, yaitu masing
masing sebesar ¼ N. jadi disini akan kita jumpai tiga buah kuartil, yaitu kuartil pertama (Q1),
kuartil kedua (Q2), dan kuartil ketiga (Q3). Ketiga kuartil inilah yang membagi seluruh
distribusi frekuensi dari data yang kita selidiki menjadi empat bagian yang sama besar,
masing-masing sebesar ¼ N, seperti terlihat dibawah ini
            Jalan pikiran serta metode yang digunakan adalah sebagaimana yang telah kita
lakukan pada saat kita menghitung median. Hanya saja, kalau median membagi seluruh
distribusi data menjadi dua bagian yang sama besar, maka kuartil membagiseluruh distribusi
data menjadi empat bagian yang sama besar.
Jika kita perhatikan pada kurva tadi, maka dapat ditarik pengertian bahwa Q2 adalah sama
dengan Median(2/4 N=1/2 N).

8
            Untuk mencari Q1,Q2 dan Q3 digunakan rumus sebagai berikut:
  untuk data tunggal     
 Qn =l + ( n/4N-fkb)
                     fi

Untuk menentukan kuartil pada data tunggal, kita harus mempertimbangkan banyaknya
data (n) terlebih dahulu. Penghitungan kuartil tergantung dari kondisi banyaknya data
tersebut.
Sebagai ilustrasi, misalkan terdapat seperangkat data yaitu  x 1 , x 2 , … ,   x n. Letak-letak
kuartil pada data tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Keterangan:

Q1 = kuartil ke-1

Q2 = kuartil ke-2

Q3 = kuartil ke-3

. Jika suatu kelompok data atau nilai sudah diurutkan dari yang terkecil (Xn), maka
untuk menghitung Q1, Q2, dan Q3, harus dipergunakan rumus berikut:

𝑸𝒊 = 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒆 − 𝒊 𝒏+𝟏 𝟒 , 𝒊 = 𝟏 𝟐 𝟑


4

 Jangkauan interkuartil dan semi interkuartil


o Jangkauan adalah selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil,
dilambangkan dengan J.

J = xmaks – xmin

o Jangkauan interkuartil (H) adalah selisih antara kuartil ketiga dan kuartil

H = Q3 – Q1

9
pertama:

o Jangkauan semi interkuartil (Qd) atau simpangan kuartil dirumuskan:


1
Qd = Q-3Q
2

o Langkah (L) adalah satu setengah dari nilai jangkauan interkuartil:

3
Q= Q-3Q
2

Diantara kegunaan kuartil adalah untuk mengetahui simetris (normal) atau a


simetrisnya suatu kurva. Dalam hal ini patokan yang kita gunakan adalah sebagai berikut:
1). Jika Q3-Q2 = Q2- Q1 maka kurvanya adalah kurva normal.
2). Jika Q3-Q2 > Q2- Q1 maka kurvanya adalah kurva miring/ berat ke kiri(juling positif).
3). Jika Q3-Q2 < Q2- Q1 maka kurvanya adalah kurva miring/ berat ke kanan(juling negatif).

F .Desil (Data Tak Berkelompok)


Jika median membagi data menjadi dua bagian dan kuartil membagi data menjadi empat
bagian yang sama, maka desil membagi data menjadi sepuluh bagian yang sama besar

Desil adalah nilai yang membagi sekumpulan data terurut menjadi sepuluh bagian yang
sama. Menurut Wirawan desil adalah nilai nilai yang membagi serangkaian data atau suatu
distribusi frekuensi menjadi sepuluh bagian yang sama. Lambang dari desil adalah D.
Terdapat sembilan jenis desil yaitu desil pertama (D 1), desil kedua (D2), desil ketiga
(D3)...........desil kesembilan(D9). Desil kelima sama dengan median. Nilai desil ke –I,
Menurut beberapa para ahli ada beberapa pengertian dari suatu desil, yaitu diantaranya :
1)             Desil (D) adalah titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi
dari data yang diselidiki ke dalam 10 bagain yang sama besar, yang masing-masing sebesar
1/10 N (Sudijono, 2006: 117-118). Jadi, sebanyak 9 buah titik desil, keseimbilan buah desil
itu membagi seluruh distribusi frekuensi ke dalam 10 bagian yang sama besar.
2)             Desil adalah nilai-nilai yang membagi seangkaian data atau suatu distribusi frekuensi
menjadi sepuluh bagian yang sama (Wirawan, 2001: 110). Jadi ada sembilan ukuran desil.

10
3)             Jika sekumpulan data itu dibagi menjadi 10 bagian yang sama, maka didapat sembilan
pembagi dan setiap bagiam dinamakan desil (Sudjana, 2005: 82). Karenanya ada sembilan
buah desil, ialah desil pertama, desil kedua, desil, ketiga, desil keempat, desil kelima, desil
keenam, desil ketujuh, desil kedelapan, dan desil kesembilan yang disingkat dengan D1, D2,
D2, D3, D4, D5. D6, D7, D8, dan D9.
Adapun bagian-bagian dari desil adalah desil pertama, desil kedua, desil kelima.
1.      Desil Pertama (D1) adalah sebuah nilai yang membagi serangkaian data atau suatu
distribusi frekuensi sehingga 10% dari seluruh data nilainya kurang dari nilai D1 dan 90% nya
lagi memiliki nilai lebih besar dari nilai D1 tersebut.
2.      Desil Kedua (D1) adalah sebuah nilai yang membagi serangkaian data atau suatu
distribusi frekuensi sehingga 20% dari seluruh data nilainya kurang dari nilai (D 2) dan 80%
nya memiliki nilai lebih besar dari nilai (D2) tersebut.
3.      Desil kelima (D5) adalah sebuah nilai yang membagi serangkaian data atau suatu
distribusi frekuensi sehingga 50% dari seluruh data nilainya kurang dari nilai (D 5) dan 50%
nya lagi memiliki nilai lebih besar dari nilai (D5) tersebut. Jadi, Median = D5.

Desil ialah titik atau skor atau nilai yang membagi seluruh distribusi frekuensi dari data
yang kita selidiki ke dalam 10 bagian yang sama besar, yang masing-masing sebesar 1/10 N.
jadi disini kita jumpai sebanyak 9 buah titik desil, dimana kesembilan buah titik desil itu
membagi seluruh distribusi frekuensi ke dalam 10 bagian yang sama besar.
Lambang dari desil adalah D. jadi 9 buah titik desil dimaksud diatas adalah titik-titik: D1, D2,
D3, D4, D5, D6, D7, D8, dan D9.
Perhatikanlah kurva dibawah ini:
Untuk mencari desil, digunakan rumus sebagai berikut:
Dn= 1 +(n/10N – fkb)
Fi

G. Persentil (Data Tak Berkelompok)


Persentil adalah nilai yang membagi sekumpulan data urut menjadi 100 bagian yang
sama. Ada 99 Persentil yaitu P1 , P2 ,P3 , P4 , P5 , ..., P99. Cara menentukan Persentil
hampir sama seperti cara menentukan Kuartil dan Desil yaitu :
Cara menentukan Persentil yaitu :
(i) Data diurutkan atau dikelompokkan

11
c
(ii) Letak : data ke = (n+1) dimana c = 1,2,3,4,5...........99
100
(iii) Jika Persentil ke c(Pc) terletak pada urutan antara k dan (k+1) dan δ adalah
bagian desimalnya, maka Dc dirumuskan
Pc = xk +δ (xk+1 – xk )
Menurut beberapa ahli yang mengemukakan pengertian mengenai persentil adalah
sebagai berikut.
1)             Persentil adalah titik atau nilai yang membagi suatu distrubusi data menjadi seratus
bagian yang sama besar (Sudijono, 2006: 99). Karena perrsentil sering disebut “ukuran per-
ratus-an”. Titik yang membagi distribusi data ke dalam seratus bagian yang sama besar ialah
titik-titik: P1, P2, P3, P4, P5, P6, . . . dan seterusnya, sampai dengan P 99. Jadi didapat sebanyak
99 titik pesenti yang membagi seluruh distribusi data ke dalam seratus bagian yang sama
besar, masing-masing sebesar 1/100 atau 1%.
2)             Persentil adalah suatu titik dalam distribusi yang menjadi batas satu persen (1%) dari
frekuensi yang terbawah (Koyan, 2012: 22).
Pesentil adalah nilai-nilai yang membagi sebagaian data atau suatu distribusi frekuensi
menjadi 100 bagian yang sama (Wiriawan, 2001: 115).

Persentil yang biasa dilambangkan P, adalah titik atau nilai yang membagi suatu
distribusi data menjadi seratus bagian yang sama besar. Karena itu persentil sering disebut
ukuran perseratusan.
   Titik yang membagi distribusi data ke dalam seratus bagian yang sama besar itu ialah
titik-titik: P1, P2, P3, P4, P5, P6, … dan seterusnya, sampai dengan P99. jadi disini kita
dapati sebanyak 99 titik persentil yang membagi seluruh distribusi data ke dalam seratus
bagian yang sama besar
Bagian rumus (kuartil) yang berubah hanyalah bagian yang menentukan letak titik persentil,
dan bagian-bagian yang lainnya yang menyesuaikan persentil yang dimaksud.

Kegunaan persentil dalam dunia pendidikan adalah:

a. Untuk mengubah rawa score (raw data) menjadi standard score (nilai standar).

Dalam dunia pendidikan, salah satu standard score yang sering digunakan adalah
eleven points scale ( skala sebelas nilai) atau dikenal pula dengan nama standard of
eleven (nilai standard sebelas) yang lazim disingkat dengan stanel.

12
Pengubahan dari raw score menjadi stanel itu dilakukan dengan jalan menghitung:
P1- P3- P8- P21- P39- P61- P79- P92- P97- dan P99.
Jika data yang kita hadapi berbentuk kurva normal (ingat: norma atau standar
selalu didasarkan pada kurva normal itu), maka dengan 10 titik persentil tersebut diatas
akan diperoleh nilai-nilai standar sebanyak 11 buah, yaitu nilai-nilai 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
8, 9, dan 10.

b. Persentil dapat digunakan untuk menentukan kedudukan seorang anak didik, yaitu:
pada persentil keberapakah anak didik itu memperoleh kedudukan ditengah-tengah
kelompoknya.
c. Persentil juga dapat digunakan sebagai alat untuk menetapkan nilai batas lulus pada
tes atau seleksi.

Misalkan sejumlah 80 orang individu seperti yang tertera pada tabel 3.16. itu hanya akan
diluluskan 4 orang saja (=4/ 80 X 100%= 5%) dan yang tidak akan diluluskan adalah 76
orang (= 76X80 X 100%=95%), hal ini berarti bahwa P95 adalah batas nilai kelulusan.
Mereka yang nilai-nilainya berada pada P95 kebawah, dinyatakan tidak lulus, sedangkan
diatas P95 dinyatakan lulus. Dalam perhitungan diatas telah kita peroleh P95= 68,50; berarti
yang dapat diluluskan adalah mereka yang nilainya diatas 68,50 yaitu nilai 69 ke atas.

13
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

3.1 Rata-rata Hitung (Mean)


Sebelum menghitung rata-rata data kita perlu mengetahui rumus rata-rata dta
agar memudahkan kita menghitungnya yaitu:

(x 1 + x 2+ …+ x n)
x́=
(N )

Keterangan:
x=data ke n
x́=x rata−rata=nilai rata−rata sampel
n=banyaknya data

Contoh Soal
Sebuah contoh secara acak berat 5 ekor ikan patin hasil pemancingan yaitu 700, 680, 750,
840 dan 810 gram. Hitunglah rata-rata berat ikan. Nilai rata-rata berat ikan adalah:

 Penyelesaian
(x 1 + x 2+ …+ x n)
x́=
(N )
(700+ 680+750+840+810)
Maka,x́ b= =756
5
jadi rata-rata berat ikan adalah 756.

14
 Jika nilai x 1+ x2 +…+ x n masing-masing memiliki frekuensi f 1 , f 2 , … … , f n maka mean

adalah :

x́=
∑ fx = f 1 x 1 +f 2 x 2+ …+ f n x n
∑f f 1+ f 2 +…+ f n

Contoh Soal
Dari hasil tes 10 siswa kelas XI diperoleh data: 3, 7, 6, 5, 3, 6, 9, 8, 7, dan 6.Tentukan rataan
dari data tersebut.
 Penyelesain
3+7+6+ 5+3+6+ 9+8+7+ 6 60
x́= =
10 10
= 6.0
Jadi rata-rata nya adalah 6,0

 Hitinglah rata-rata dari nilai-nilai ini : 3, 4, 3, 2, 5,1, 4, 5, 1, 2, 6, 4, 3, 6, 1 !


 Penyelesaian :

x́=
∑ fx = f 1 x 1 +f 2 x 2+ …+ f n x n
∑f f 1+ f 2 +…+ f n
 Cari terblebih dahulu nilai frekuensi:
x 1=1 maka f 1=3 x 4 =4 maka f 4=3
x 2=2 maka f 2=2 x 5=5 maka f 5=2
x 3=3 maka f 3=3 x 6=6 maka f 6=2

 Hitung seluruh jumlah ∑ fx

∑ fx =( 1 x 3 )+ ( 2 x 2 )+ ( 3 x 3 ) + ( 4 x 3 ) + ( 5 x 2 ) + ( 6 x 2 )=50
 Jumlah dari nilali frekuensi ( ∑ f )

∑ f =3+2+3+3+2+2=15
Sehingga untuk mendapatkan nilai rata-rata ialah : x́=
∑ fx = 50 =3,3
∑ f 15

15
3.2 Median
Kita dapat menghitung median data dengan cara mengikuti urutan
penyelesaian yang telah kami buat sebagi berikut :

Contoh Soal
Diketahui data nilai ujian mahasiswa yang telah diuraikan dari nilai yang terkecil sampai nilai
yang terbesar adalah : 63, 65, 67, 70, 73, 73, 77, 78, 81, 81, 81, 82, 84,85 dan 88. Berapakah
nilai median ?
 Penyelesaian
1. Urutkan data dari terkecil sampai data terbesar 63, 65, 67, 70, 73, 73, 77,
78, 81, 81, 81, 82, 84 , 88,85
2. Posisi median ½ (15+1) =8 dengan K=1/2 (n-1) K=1/2 ( 15-1) = 7 , jadi
nilai median menggunakan rumus 4-14 , yakni nilai yang ke 7+1 atau pada
urutan ke-8 adalah 78

Berikut disajikan contoh untuk memudahkan dalam memahami penerapan


rumus penentuan letak dan nilai median pada data tersebut
Contoh soal
Omset penjualan tertinggi dari 20 sebuah supermarket “Daremantep Jaya”, pada bulan
agustus 2012 diantaranya adalah enam supermarket yang mempunyai omset penjualan
tertinggi secara berturut adalah:

Tabel Omset supermarket Daremantep Jaya

Supermarket Omset
Daremantep Jaya 7 Rp.170.000.000
Daremantep Jaya 15 Rp.179.500.000
Daremantep Jaya 11 Rp. 192.500.000
Daremantep Jaya 20 Rp. 195.500.000
Daremantep Jaya 8 Rp. 215.000.000
Daremantep Jaya 10 Rp. 225.750.000
16
Berapakah nilai median dari omset tersebut diatas?

 Penyelesain
Letak mediannya adalah ½ (6+1)=3,5, letak titik ini berada diantara data ke-3
dan data ke-4 antara Rp.192.500.000 dan Rp.195.5000.000. Nilai tersebut
dapat ditentukan dengan mencari rata-rata hitung kedua angka diatas, yaitu:
½(192.500.000+195.5000.000)= 194.000.000
Dengan demikian, median data tersebut adalah Rp 194.000.000,
sebenarnya seluruh angka yang terdapat pada interval antara Rp.192.500.000
dan Rp.195.5000.000 dapat menjadi median. Oleh karena itu menentukan
angka pasti untuk menjadi median sulit untuk ditentukan, maka median
ditentukan dengan mencari rata-rata kedua angka diatas.

3.3 Modus
Modus dapat kita temui dengan mudah dengan cara menghitung angka yang
paling sering muncul.
dapat kita lihat dengan contoh di bawah ini :
Contoh soal
Omset penjualan yang diperoleh 6 supermarket “Daremantep Jaya”, pada bulan januari 2013
adalahseperti pada table tentukan nilai modusnya!
Omset supermarket Daremantep Jaya

Supermarket Omset
Daremantep Jaya 1 Rp.90.000.000
Daremantep Jaya 2 Rp.95.000.000
Daremantep Jaya 3 Rp. 100.000.000
Daremantep Jaya 4 Rp. 100.000.000
Daremantep Jaya 5 Rp. 105.000.000
Daremantep Jaya 6 Rp. 110.750.000
 Penyelesain

17
Modus dari data diatas dapat ditentukan dengan mudah yakni dengan mudah
yaitu Rp.100.000.000 dikarenakan nilai omset tersebut memiliki frekuensi
lebih tinggi dibandingkan dengan nilai omset yang lainnya.

3.4 Menghitung Mean, Median Dan Modus Di Exel

 Mean/average/rata-rata dari data tunggal adalah jumlah seluruh data tunggal


dibagi dengan banyaknya data tunggal.

Cara menghitung Mean/rata-rata dengan Microsoft Excel:

=AVERAGE(Number1; Number2;…)

Dengan Number1, number2 diisi dengan datanya langsung atau diisi dengan
range data tersebut berada.

 Median

Median dari sekumpulan data yang telah diurutkan besarny (disebut array atau
statistik terurut) adalah data tunggal yang membagi statistik terurut menjadi
dua bagian sama banyak.

Cara menghitung median dengan Microsoft Excel:

=MEDIAN(Number1; Number2;…)

Dengan Number1, number2 diisi dengan datanya langsung atau diisi dengan
range data tersebut berada.

 Modus

Modus dari suatu data tunggal adalah merupakan nilai yang muncul dengan
frekuensi terbanyak atau nilai yang paling sering muncul

Cara menghitung modus dengan Microsoft Excel:

=MODE(Number1;Number2;…)

Dengan Number1, number2 diisi dengan datanya langsung atau diisi dengan
range data tersebut berada

18
Contoh soal

Hitung mean, median, dan modus dari data tersebut.

 Penyelesain

Mean :
=AVERAGE(66;70;70;70;71;76;89;91)
atau:
=AVERAGE(B3:B10)
akan menghasilkan 75,375

Median :
=MEDIAN(66;70;70;70;71;76;89;91)
atau:
=MEDIAN(B3:B10)
akan menghasilkan 70,5

Modus :
=MODE(66;70;70;70;71;76;89;91)
atau:
=MODE(B3:B10)
akan menghasilkan 70

19
3.5 Kuartil
Perhatikan contoh soal dibawah ini bagimana cara menghitung kuartil :

Contoh Soal
Berikut ini adalah data upah bulanan dari 13 karyawan dalam ribuan rupiah, yaitu 40, 30, 50,
65, 45, 55, 70, 60, 80, 35, 85, 95, 100, (n = 13). Cari nilai Q1, Q2, dan Q3.

 Penyelesaian
Pertama-tama data diurutkan dahulu: X1 = 30, X2 = 35, X3 = 40, X4 = 45, X5
= 50, X6 = 55, X7 = 60, X8 = 65, X9 = 70, X10 = 80, X11 = 85, X12 = 95,
X13 = 100.

( n+1 ) 1 ( 13+1 ) 1 1
Q1 = nilai ke – i = , = nilai ke-3 (= nilai ke-3 = berarti
4 4 2 2
rata-rata dari X3 dan X4)

Jadi:
1
Q1= ( X 3+ X 4)
2
1
= ( 40+45) = 42,5
2

2 ( 13+1 )
Q2 = nilai ke - =nilai ke−7 , jadi nilai Q 2=60
4
1
Q3 = ( X 10+ Xn)
2
1
= ( 80+ 85) = 82,5 (Nilai kuartil tidak perlu sesuai dengan nilai data
2
yang asli).

20
Misalkan dari 60 orang siswa MAN Jurusan IPA diperoleh nilai hasil EBTA bidang studi
Fisika sebagaimana tertera pada table distribusi frekuensi berikut ini. Jika kita ingin mencari
Q1, Q2, dan Q3 (artinya data tersebut akan kita bagi dalam empat bagian yang sama besar),
maka proses perhitungannya adalah sebagai berikut:

 Penyelesain

Tabel Distribusi frekuensi nilai hasil Ebta dalam bidang studi fisika dari 60 orang siswa
MAN jurusan ipa, dan perhitungan Q1, Q2, dan Q3.
Nilai (x) F Fkb
46 2 60= N
45 2 58
44 3 56
43 5 53
42 F1 (8) 48
41 10 40
40 F1 (12) 30
39 F1 (6) 18
38 5 12
37 4 7
36 2 3
35 1 1

Titik Q1= 1/4N = ¼ X 60 = 15 ( terletak pada skor 39). Dengan demikian dapat kita
ketahui:
1= 38,50
fi = 6
fkb = 12     
Q1 = 1 + ( n/4N-fkb) = 38,50 +(15-12)
                        Fi                            6
= 38,50 +0,50
= 39

21
   Titik Q2= 2/4N = 2/4 X 60 = 30 ( terletak pada skor 40). Dengan demikian dapat kita
ketahui:
1 = 39,50
fi = 12
fkb = 18

Q2 = 1 + ( n/4N-fkb) = 39,50 +(30-18)


                   Fi                         12
= 39,50 +1,0
= 40,50
 
Titik Q3= 3/4N = 3/4 X 60 = 45 ( terletak pada skor 42). Dengan demikian dapat kita ketahui:
1 = 41,50
Fi = 8
fkb = 40     
Q3 = 1 + ( n/4N-fkb) = 41,50 +(45-40)
Fi                              8
= 41,50+ 0,625
= 42,125

3.6 Desil
(n+1)
𝐷𝑘 = nilai yang ke − , k =1,2 , … ,9
10

Dk = Desil ke k
n = Banyaknya data (observasi)
Contoh Soa
Tentukan Desil ,D3 dan D7 dari data upah harian 13 karyawan (ribuan rupiah ) berikut ini 40,
30, 50, 65, 45, 55, 70, 60, 80, 35, 85, 95, 100.

 Penyelesaian
Urutan Data : 30, 35, 40, 45, 50, 55, 60, 65, 75, 80, 85, 95, 100
Desil Data Tidak Berkelompok

22
k (n+ 1)
Dk = Nilai yang ke - ,k =1,2 , … , 9
10
3(13+1)
D3 = Nilai yang ke - , nilai ke 4,2
10
D3 = Niali yang ke – 4 +0,2 x (niali yang ke -5 – nilai ke -4)
D3 = 45 + (0,2) x (50 - 45) = 46

7(13+1)
D7 = Nilai yang ke - , nilai ke 9,8
10
D7 = Niali yang ke – 9 +0,8 x (niali yang ke -10– nilai ke -9)
D7 = 70 + (0,8) x (80 - 70) = 78

Contoh soal

Misalkan kita ingin mencari desil ke-1, ke-5, dan ke-9 atau D1, D5,maka

 Penyelesain

Mencari D1:
Titik D1= 1/10N= 1/10X60= 6 (terletak pada skor 37). Dengan demikian dapat kita ketahui:
1 = 5,50
fi =4
fkb = 3.
D1 = 1 + (1/10N-fkb) ---D1=36,50 (6-3)
                        Fi                                 4
      = 36,25
Mencari D5:   
Titik D5= 5/10N= 5/10X60= 30 (terletak pada skor 40). Dengan demikian dapat kita ketahui:
1 = 39,50
Fi = 12
fkb= 18.
D1= 1 + (5/10N-fkb) ---D1=39,50 (30-18)
                        Fi                                 12
    = 40,50
Mencari D9:    
Titik D9= 9/10N= 9/10X60= 54 (terletak pada skor 44). Dengan demikian dapat kita ketahui:
1 = 43,50

23
Fi = 3,
fkb= 53.
D1= 1 + (9/10N-fkb) ---D1= 43,50 (54-53)
                        Fi                                 3
   = 43,17

Tabel Perhitungan desil ke-1, desil ke-5 dan desil ke-9 dari data yang tertera
pada table (diatas)  kuartil.
Nilai (x) F Fkb
46 2 60= N
45 2 58
44 3 56
43 5 53
42 8 48
41 10 40
40 12 30
39 6 18
38 5 12
37 4 7
36 2 3
35 1 1

3.7 Persentil
Kita dapat menghitung persentil dengan cara mengikuti urutan cara menentukan
persentil yang sudah dijelaskan di landasan teori. Agar lebih jelas perhatikan contohh di
bawah ini.

Contoh Soal
Tentukan letak P20 serta nilainya dari data berikut ini: 35, 40, 70, 80, 91, 50, 61, 25, 95.

 Penyelesaian

24
Data diurutkan dari data terkecil hingga terbesar 15, 35, 40, 50, 61, 70, 80, 91 ,95.
20
Letakpersentil 20 (P20) adalah (9+1)=2 Jadi persentil ke 20 terletak pada data ke-2,
100
yaitu 35.

Contoh soal

      Misalkan kita ingin mencari persentil ke-5 (P5), persentil ke-20 (P20), dan ke-75
(P75),dari data yang disajikan pada tabel yang ada pada contoh soal desil diatas yang telah
dihitung desilnya itu. Cara menghitungnya adalah sebagai berikut:
 penyelesain
Mencari persentil ke-5 (P5):     
Titik P5= 5/10N= 5/10X60= 3 (terletak pada skor 36). Dengan demikian dapat kita ketahui:

1 = 35,50
Fi = 2
fkb= 1.
P5= 1 + (5/10N-fkb) =36,50 +(3-1)
Fi                       2
        = 36,50
Mencari persentil ke-75 (P75):
Titik P75= 75/10N= 75/10X60= 45 (terletak pada skor 42). Dengan demikian dapat kita
ketahui:
1 = 41,50
Fi = 8
fkb= 40
P75= 1 + (75/10N-fkb) =41,50 +(45-40)
                        Fi                           8
      = 42,125

25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulam
Metode ukuran penempatan (median, kuartil, desil dan persentil) dan ukuran gejala
pusat (rata-rata hitung dan modus), sangat berpengaruh terhadap kehidupan, karena metode-
metode tersebut dapat mengklasifikasikan dan menyajikan data yang mudah dipahami
sehingga persoalan-persoalan yang berkaitan dengan statistika bisa teratasi. Namun, metode-
metode ini tidak dapat dipakai apabila tidak terdapat data-data yang bisa digunakan atau data
tersebut tidak valid.

4.2 Saran
Dalam kehidupan sehari – hari, penggunaan aplikasi microsoft Excel dapat memberikan

manfaat yang besar bagi suatu organisasi perusahaan maupun pendidikan, yaitu waktu

menjadi lebih efisien ketika melakukan pengolahan data mentah menjadi data berkelompok

yang nantinya menjadi informasi bagi organisasi tersebut dalam menentukan keputusan yang

lebih baik di masa yang akan datang. Sebaliknya, jika sebuah organisasi perusahaan maupun

pendidikan masih menerapkan penghitungan manual dalam pengolahan data statistik, maka

waktu yang ada menjadi kurang efisien dan pengerjaan dalam mengolah data menjadi kurang

efektif.

Bila dibandingkan hasil dari pengolahan data secara manual dengan hasil pengolahan data

secara otomatis yaitu dengan aplikasi microsoft excel, maka akan memperoleh hasil yang

26
berbeda dari keduanya. Tingkat keakuratan pengolahan data secara otomatis lebih mendekati

kebenaran daripada pengolahan data secara manual.   

DAFTAR PUSTAKA
https://docplayer.info/29855018-Median-median-dari-data-yang-belum-dikelompokkan.html

https://docplayer.info/29555601-Ukuran-letak-kuartil-desil-dan-persentil.html

Scaum’s Outline STATISTIK edisi ketiga, oleh Murray R.Spiegel dan Larry J.Stepshens
Matematika oleh Mathen Kanginan
Maetematila jilid 2 umun kelas Xi sartono wirodikromo

27

Anda mungkin juga menyukai