Anda di halaman 1dari 14

Makalah Tendensi Sentral

Kelompok 1
Reg C Modul 2

DI SUSUN OLEH:
ADITYA WICAKSONO BAGAGARSYAH WIRA KUSUMA
AFIFAH NURFI DANI IMAM SUDRAJAT
ALEX ABDUL RAHMAT DANIS NURANI
ANIDA AGUSTINA DEFA IRODAT ALAM
ANIS NURLELI DELVIA ZIKRA

UNIVERSITAS PAMULANG
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman,islam,dan
ikhsan.Yang telah memberikan begitu banyak Rahmat dan Hidayat. Sholawat serta salam tak
lupa kita hanturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari
zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.

Saya bersyukur karna telah menyelesaikan makalah ini,dengan makalah yang


menyampaikan tentang penyajian data kesehatan berdasarkan jenis data. Untuk itu saya
menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya yang telah berkonstribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Akhir kalimat saya harap makalah ini dapat memberikan maanfaat,kurang lebihnya
mohon di maafkan.jika ada salah kata itu dating dari diri saya sendiri karna kesempurnaan hanya
milik Allah SWT.

1.1 Latar Belakang

Pada mulanya statistik hanya menyangkut urusan negara. Namun,sekarang statistik telah
diprlukan oleh seluruh aspek kehidupan. Dalam pengembanganya, ilmu statistik telah
menemukan padanya dengan perkembangan computer sehingga metode statistik
berkembang cepat sekali.

Tendensi sentral digunakan untuk menggambarkan suatu nilai yang mewakili nilai pusat
atau nilai sentral dari suatu gugus data (himpunan pengamatan). Tendensi sentral sering sekali
digunakan untuk mengetahui rata-rata data (mean), nilai yang berada ditengah data (median),
nilai yang sering muncul dalam data (mode) dan masih banyak lagi yang dapat dihitung dalam
tendensi sentral.
Dengan tendensi sentral, analisis data dalam penelitian dapat dilakukan dengan tepat.
Pemahaman dan pengetahuan mengenai tendensi sentral sangat penting sehingga pengetahuan
terhadap tendensi sentral sangat penting bagi mahasiswa. Untuk hal tersebutlah dibuat makalah
ini.
1.1 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari tendensi sentral?


2. Apakah pengertian dari Mean,Median,Modus?
3. Bagaimana penghitungan dan penerepan rumus dari tendensi sentral?
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Tendensi Sentral


Setiap pengukuran aritmatika yang ditujukan untuk menggambarkan suatu nilai yang
mewakili nilai pusat atau nilai sentral dari suatu gugus data (himpunan pengamatan) dikenal
sebagai ukuran tendensi sentral.
Nilai sentral atau tendensi sentral adalah nilai dalam rangkaian data yang mewakili
rangkaian data tersebut. Tendensi sentral merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk
mengetahui kumpulan data mengenai sampel atau populasi yang disajikan dalam tabel atau
diagram, yang dapat mewakili sampel atau populasi. Bila ukuran tersebut diambil dari sampel
disebut statistik dan jika ukuran itu diambil dari populasi disebut parameter. Tendensi sentral
digunakan untuk menggambarkan sifat sekumpulan data dari suatu pengamatan. Sentral
Tendensial juga bisa disebut nilai yang representatif dalam suatu kelompok observasi atau studi.
Syarat-syaratnya adalah sebagai berikut:
1. Harus dapat mewakili rangkaian data
2. Perhitungannya harus didasarkan pada seluruh data
3. Perhitungannya harus objektif
4. Perhitungannya harus mudah
5. Dalam suatu rangkaian hanya ada 1 nilai sentral
Terdapat tiga ukuran tendensi sentral yang sering digunakan, yaitu mean (rata-rata
hitung/rata-rata aritmetika), median, modus, kuartil, desi dan presentil.
2.2 Ukuran Tendensi Sentral
1. Mean
Arti dari mean tidak lain adalah “angka rata-rata”. Istilah Mean akan tetap dipakai disini
oleh karena sudah lazim digunakan dalam statistik. Dari segi aritmetik Mean adalah “Jumlah
nilai-nilai dibagi dengan jumlah individu”. Istilah mean saja merupakan metode yang paling
banyak digunakan untuk menggambarkan ukuran tendensi sentral. Mean (rata-rata) merupakan
jumlah seluruh nilai data dibagi dengan seluruh kejadian atau nilai rata-rata dari beberapa buah
data.
Untuk keperluan ini, dalam perhitungan ukuran-ukuran statistik akan digunakan simbol-
simbol. Nilai-nilai data kuantitatif akan dinyatakan dengan x1, x2, …, xn, apabila dalam
kumpulan data itu terdapat n buah nilai. Simbol n juga digunakan untuk menyatakan ukuran
sampel, yakni banyaknya objek atau data yang diteliti dalam sampel. Rata-rata untuk data
kuantitatif yang terdapat dalam sebuah sampel dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data
oleh banyaknya data.

Perhitungan Mean Data Yang Tidak Dikelompokkan (Ungrouped Data)


Penggunaan data tidak dikelompokkan maupun data yang dikelompokkan data yang
dikelompokkan umumnya berkaitan dengan jumlah data yang digunakan. Jika jumlah data yang
digunakan relatif sedikit, rata-rata data yang tidak dikelompokkan (ungrouped data) menjadi
pilihan untuk digunakan. Sebaliknya, jika jumlah data yang digunakan relatif banyak maka
penggunaan data kelompok (grouped data) banyak dipilih.
Mean Data Tunggal
Dirumuskan dengan

ΣXi
Mean= atau lebih sederhananya ditulis;
n

Keterangan :
X1: data ke 1
X2: data ke 2
Xn: data ke-n
n: jumlah data Simbol ∑ adalah huruf Yunani yang disebut “Sigma” dan mempunyai arti
jumlah.
Mean Data Kelompok
Untuk data berkelompok rumus rata-ratanya adalah jumlah hasil kali antara frekuensi
dengan nilai data dibagi jumlah frekuensi; dimana menyatakan frekuensi untuk nilai yang
bersesuaian.
Dirumuskan dengan;
Σ( f i. x i)
Mean=
Σf i
Atau:
Keterangan :
X1: data ke 1
X2: data ke 2
Xn: data ke n
f1: frekuensi data ke 1
f2: frekuensi data ke 2
fn: frekuensi data ke n
n: jumlah data
xi: nilai tengah
Kelebihan mean:
1. Nilai rata-rata punyai sifat objektif
2. Nilai rata-rata mudah dimengerti
3. Nilai rata-rata mudah dihitung
4. Perhitungan rata-rata didasarkan pada data keseluruhan sehingga nilai rata-rata
dapat mewakili suatu rangakaian data.
5. Nilai rata-rata mempunyai stabilitas sampel
6. Nilai rata-rata digunakan untuk perhitungan lebih lanjut
Kelemahan mean:
1. Nilai rata-rata mudah dipengaruhi oleh nilai ekstrem, baik kecil maupun besar
2. Pada distribusi yang condong, nilai rata-rata kurang mewakili

2. Median
Median (nilai tengah), adalah suatu nilai yang membatasi 50% dari frekuensi distribusi
sebelah atas dan 50% frekuensi distribusi sebelah bawah atau merupakan nilai tengah dari
rangkaian data yang telah tersusun secara teratur. Atau sebagai ukuran letak, karena median
membagi distribusi menjadi 2 bagian yang sama. Median menentukan letak data setelah data itu
disusun menurut urutan nilainya.
Perhitungan Median Data Yang Tidak Dikelompokkan (Ungrouped Data)
Langkah-langkahnya antara lain:
 Urutkan data dari terkecil ke terbesar atau dari terbesar ke terkecil. Dalam pembahasan
ini, urutan data selalu dimulai dari terkecil ke terbesar.
(n+1)
 Tentukan letak median dengan formulasi
2
 Untuk kasus jumlah data ganjil, nilai tengah dari observasi yang sudah di urutkan
merupakan nilai median sementara untuk kasus jumlah data genap, nilai median
merupakan rata-rata dari dua data yang berada pada letak median untuk data yang sudah
diurutkan.

Median Data Tunggal


Jika banyak data ganjil maka median setelah data disusun menurut nilainya merupakan data
paling tengah.
(n+ 1)
Posisi Median=
2
Keterangan :
n= Jumlah data

Median Data Kelompok

Keterangan :
Lm= true lower limit atau batas bawah sesungguhnya dari kelas dengan frekuensi paling
tinggi (tepi bawah kelas median)
n= Jumlah Frekuensi
∑f= Frekuensi kumulatif diatas kelas median
fm= Frekuensi kelas median (frekuensi tertinggi dari kelas interval)
c= interval kelas median

Kelebihan:
1. Cocok untuk data heterogen
2. Median digunakan bila terdapat data yang ekstrim dalam sekelompok data
Kekurangan:
1. Tidak mempertimbangkan semua nilai
2. Kurang dapat menggambarkan mean populasi

3. Modus
Modus, merupakan nilai data yang memiliki frekuensi terbesar atau dengan kata lain, nilai
data yang paling sering terjadi. Ukuran ini juga dalam keadaan tidak disadari sering dipakai
untuk menentukan rata-rata data kualitatif. Misalnya banyak kematian di Indonesia disebakan
oleh penyakit malaria, pada umumnya kecelakaan lalulintas karena kecerobohan pengemudi,
maka tidak lain masing-masing merupakan modus penyebab kematian dan kecelakaan lalu lintas.
Cara menentukan modus amat sangat mudah hanya dengan mengamati data yang paling sering
muncul. Dalam satu rangkaian data, kadang dijumpai adanya 1 modus, 2 modus atau tidak ada
modus.
Perhitungan Modus Data Yang Tidak Dikelompokkan (Ungrouped Data)
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
 Urutkan data dari terkecil ke terbesar atau dari terbesar ke terkecil
 Cari modus dengan cara mencari nilai observasi yang paling banyak muncul. Bisa terjadi
dalam satu kumpulan data tidak terdapat modus atau bahkan memiliki modus lebih dari satu.
Untuk kasus dimana ada 2 modus dikenal dengan sebutan bimodus atau untuk yang lebih dari
3 modus dikenal dengan multimodus.

Modus Data Tunggal


Dalam data tunggal, modus dapat dibatasi sebagai nilai variabel yang mempunyai frekuensi
tertinggi dalam distribusi. Cara menentukan modus data tunggal yakni dengan mengamati data
yang paling sering muncul.
Contoh modus data tunggal:
Berapakah modus dari data berikut : 1, 2, 2, 4, 4, 4, 5, 6, 7, 8, 9.
Jawab:
Modus= 4 , karena angka 4 muncul paling banyak yaitu 3 kali.
Modus Data Kelompok
Untuk data  kualitatif yang telah disusun dalam tabel distribusi frekuensi (data
berkelompok), modusnya dapat ditentukan dengan rumus:
d1
Modus=Lmo + .c
(d 1+ d 2)

dengan:
Lmo = Tepi bawah kelas modus
d1 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sebelum modus
d2 = selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesudah modus
c = interval kelas modus
Contoh menghitung  Modus data kelompok:
Nilai Fmo F
1 -5 3 3
6 -10 7 10
11 – 15 4 14
16 – 20 3 17
21 – 25 7 24
26 – 30 9 33
31 – 35 6 39
36 – 40 7 46
41 – 45 8 54
46 - 50 6 60
60

Jawab:
Diketahui: Kelas modus 26–30 (karena memiliki frekuensi terbanyak = 9)
Lmo = 26 – 0,5 = 25,5
d1 = 9 – 7 = 2
d2 = 9 – 6 = 3
c =5
Ditanyakan: nilai Modus 
Jawab:
Mo    = Lmo +      d1       . c
                           d1 + d2
            = 25,5 +       2       .  5
                           2 +  3
            = 25,5 + 0,4 . 5
            = 25,5 + 2
            = 27,5
2.3 Kuartil, Desil dan Presentil
1) Kuartil
Jika sekumpulan data dibagi menjadi empat bagian yang sama banyak, sesudah disusun
menurut urutan nilainya, maka bilangan pembaginya disebut kuartil. Ada tiga buah kuartil, yakni
kuatil pertama, kuartil kedua, dan kuartil ketiga yang masing-masing disingkat dengan Q 1, Q2,
dan Q3. Pemberian nama ini dimulai dari nilai kuartil paling kecil. Untuk menentukan nilai
kuartilnya adalah:
a. Susun data menurut urutan nilainya
b. Tentukan letak kuartil
c. Tentukan nilai kuartil
Letak kuartil ke-i, diberi lambang Qi, ditentukan oleh rumus:
n+1
Q1= Kuartil bawah= x ( )
4
2 ( n+1 )
Q2= Median= Kuartil Tengah= x ( )
4
3 ( n+ 1 )
Q3= Kuartil atas= x ( )
4

Kuartil Data Tunggal


Contoh Kuartil data tunggal :
Sampel dengan data 3, 4, 4, 5, 5, 6, 6, 6, 6, 7, 7, 8, 9.
Q1= 1(13+1)
4
= 1.14
4
= 14 : 4
= 3,5
Data ke-3.5 berada antara angka 4 dan 5 sehingga:
4+5 = 4.5
2
Q2=  2(13+1)
4
= 2(14)
4
= 7
Data ke-7 adalah 6
Q3= 3(13+1)
                4
= 3(14)
4
   = 10.5
Data ke-10.5 berada diantara angka 7 dan 7, sehingga:
7+7 = 7
2
Kuartil Data Berkelompok
Qi = Tb + p { ( i/4.n )- F }
                             f
Keterangan:
i/4.n = letak Qi
Tb = Tepi bawah interval kelas Qi (Tb= batas bawah - 0,5)
p = Panjang kelas interval
n = Banyak data
F = Frekuensi kumulatif sebelum kelas Qi
f = Frekuensi pada kelas Qi 

2) Desil
Jika sekumpulan data dibagi menjadi 10 bagian yang sama, maka didapat sembilan pembagi
dan tiap pembagi dinamakan desil. Karenanya ada sembilan buah desil, ialah desil pertama, desil
ke-dua, …, desil ke-sembilan, yang disingkat D1, D2, …, D9. Desil-desil ini dapat ditentukan
dengan jalan:
 Susun data menurut urutan nilainya
 Tentukan letak desil
 Tentukan nilai desil
Letak desil ke-i, diberi lambang Di
Desil Data Tunggal

Desil Data Kelompok


Untuk data berkelompok yang telah disusun dalam tabel distribusi frekuensi, desil ke-i
Di (i= 1, 2, …, 9) dihitung dengan rumus:
dengan:
 i = 1, 2, …, 9.
Tb= batas bawah kelas Di , ialah kelas interval dimana Di  akan terletak.
p = panjang kelas Di.
F = jumlah frekuenasi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas Di.
f = frekuensi kelas Di.
Contoh Desil pada data berkelompok :
Hitunglah D5 dan D9 dari data pada tabel berikut ini:
Tabel Nilai Praktikum Komputer Mahasiswa

Nilai f F

51 – 55 4 4
56 – 60 20 24
61 – 65 24 48
66 – 70 56 104 <D5>
71 – 75 19 123
76 – 80 16 139
81 – 85 10 149
86 – 90 7 156
91 – 95 3 159
96 – 100 1 160
160
Jawab:
Di   = Tb + p { ( i/10.n )-F }
f
Letak D5 = 5/10 . n
             = 5/10.160
             = 80
Data ke-80 berada pada kelas 66-70
(Tb = 66 – 0,5 = 65,5)
Jadi:
D5 = Tb + p { (5/10.n –F)}
                            f
= 65,5+ 5 {(5/10.160 – 48 )}
      56
= 65,5 + 5 {0,57}
  = 65,5 + 2,85 = 68,35
3) Persentil
Sekumpulan data yang dibagi menjadi 100 bagian yang sama, akan menghasilkan 99
pembagi berturut-turut yang dinamakan persentil pertama, persentil kedua, …, persentil ke-99.
Simbol yang digunakan berturut-turut P1, P2, …, P99. Persentil ini dapat ditentukan dengan cara:

 Susun data menurut urutan nilainya.


 Tentukan letak presentil
 Tentukan nilai presentil

Letak presentil ke-i, diberi lambang P.


Persentil Data Tunggal

1 ( n+1 )
Rumus Persensil ke-i = X ( )
100

Contoh Persentil Data Tunggal:


Diketahui data sebagai berikut : 3, 4, 4, 5, 5, 6, 6, 6, 6, 7, 8, 8, 8, 9 (n=14). Hitung P90!
Jawab:
Pi = i ( n + 1 )
100
P90 = 90 (14+1)
100
= 1350
100
= 13,5
Data ke-13,5 berada diantara angka 8 dan 9 jadi:
8+9 = 8,5
Persentil Data Kelompok
Untuk data berkelompok yang telah disusun dalam tabel distribusi frekuensi, persentil ke-i
Pi (i = 1, 2, …, 99) dihitung dengan rumus:

dengan:
 i = 1, 2, …, 99.
Tb = batas bawah kelas Pi , ialah kelas interval dimana Pi  akan terletak.
p = panjang kelas Pi.
F = jumlah frekuenasi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas Pi.
f = frekuensi kelas Pi.

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Nilai sentral atau tendensi sentral adalah nilai dalam rangkaian data yang mewakili
rangkaian data tersebut. Disebut juga sebagai ukuran letak/lokasi karena menunjukkan letak dari
pusat atau sekumpulan data. Terdapat tiga ukuran tendensi sentral yang sering digunakan, yaitu
mean (rata-rata hitung/rata-rata aritmetika), median, modus, kuartil, desi dan presentil.

Anda mungkin juga menyukai