Anda di halaman 1dari 26

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan Khusus Penelitian...................................................................................2
1.3 Manfaat Penelitian..............................................................................................2
1.4 Keutamaan Penelitian.........................................................................................2
1.5 Temuan yang Ditargetkan..................................................................................3
1.6 Kontribusi Penelitan...........................................................................................3
1.7 Luaran Penelitan.................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kecerdasan Emosional.......................................................................................3
2.2 Pola Asuh Orang Tua.........................................................................................5
2.3 Generasi Milenial...............................................................................................5
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian................................................................................................6
3.2 Tahapan Penelitian..............................................................................................7
3.3 Objek Penelitian..................................................................................................7
3.4 Teknik Pengumpulan Data..................................................................................7
3.5 Analisis Data dan Cara Penafsiran......................................................................8
3.6 Penyimpulan Hasil Penelitian.............................................................................8
BAB IV JADWAL DAN BIAYA KEGIATAN...................................................8
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

i
1

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memahami dan
mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, serta bagaimana
kita mengelola perasaan dan mengonfirmasi perasaan yang dimiliki dengan
baik. Kecerdasan emosional tidak hanya terfokus pada kemampuan untuk
mengendalikan diri, namun juga mencerminkan bagaimana mengelola
gagasan atau ide, konsep, karya atau produk sehingga hal itu menjadi minat
banyak orang (Suharsono, 2004:120).
Menurut Nasrudin (2013) bahwa kecerdasan emosional yang dikelola
dengan baik menunjukkan fungsi afektif keluarga yang tinggi, maka
kecerdasan emosional anak pun akan semakin tinggi. Hal ini berkaitan
dengan pola asuh orang tua terhadap anak. Lingkungan keluarga menjadi
faktor kunci dari keberhasilan siswa dalam mencapai target belajar yang
didukung dengan kontrol emosi dan atensi yang dicurahkan dari keluarga
kepada siswa.
Secara terminologi pola asuh berasal dari dua kata yakni pola dan asuh,
menurut Poerwadarminta (1985:63) pola adalah model dan istilah asuh
diartikan sebagai menjaga, merawat dan mendidik anak atau diartikan
memimpin, membina, melatih anak agar mandiri. Oleh karena itu, peran
orang tua sangatlah penting. Undang-undang No 23 tahun 2002 pasal 26
Tentang perlindungan anak menyatakan bahwa, "Orang tua berkewajiban
dan bertanggung jawab untuk mengasuh, menjaga, mendidik, dan
melindungi anak. Menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuan,
bakat, dan minatnya adalah kewajiban orang tua sepenuhnya".
Perkembangan sikap sosial seorang anak akan ditentukan oleh bagaimana
pola asuh yang diberikan orang tua dirumah. Apakah anak akan tumbuh
menjadi pribadi yang baik atau tidak, tergantung pada dasar penanaman
nilai moral yang di berikan oleh orang tua.
Orang tua yang mampu menjadi pendengar yang baik dan memberikan
dukungan emosional yang tepat dapat membantu anak untuk mengatasi
masalah dan memperbaiki hubungan yang rusak. Pola asuh yang efektif
didasarkan pada hubungan yang sehat antara orang tua dan anak, ditandai
dengan komunikasi sebagai elemen penting untuk membangun dan menjaga
hubungan tersebut.
Menurut James AF Ston, komunikasi adalah suatu proses pada
seseorang yang berusaha untuk memberikan pengertian dan informasi
dengan cara menyampaikan pesan kepada orang lain. Komunikasi dapat
dilakukan melalui berbagai media, secara verbal maupun nonverbal. Tujuan
utama dari komunikasi adalah untuk memperoleh pemahaman yang sama
antara pengirim dan penerima pesan.
2

Dalam konteks pendidikan, komunikasi juga memegang peran penting


dalam membangun hubungan antara guru, siswa, dan orang tua siswa demi
meningkatkan kualitas pendidikan yang diberikan. Selain itu, komunikasi
yang efektif juga dapat membantu menciptakan lingkungan kelas yang
kondusif, sehingga siswa merasa nyaman untuk berpartisipasi dalam diskusi
dan mengungkapkan pendapat mereka tanpa takut dicemooh atau diabaikan.
Komunikasi menjadi salah satu faktor kunci agar siswa dapat berperan aktif
di kelas, yang didasari oleh pola asuh orang tua terhadap anaknya.
Dalam teori psikoanalisa oleh Sigmund Freud, mengatakan bahwa
perkembangan karakter atau kepribadian anak akan terbetuk tergantung
lingkungan sosial tempat ia tinggal dan pengaruh dari apa yang ia dapatkan
ketika masih kecil. Lingkungan pertama yang ditemui seorang anak adalah
keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan saudara. Dalam interaksinya,
seorang anak menyesuaikan apa yang ada dan dipelajari dalam keluarga.
Faktor yang mempengaruhi orangtua dalam mengasuh dan mendidik anak
diantaranya adalah pengalaman masa lalu yang berhubungan erat dengan
pola asuh ataupun sikap orangtua mereka, tipe kepribadian, nilai-nilai yang
dianut, kehidupan perkawinan dan alasan mempunyai anak. Hal ini
tergambarkan berdasarkan karakteristik pada tiap generasi. Sebagian orang
yang terlahir di era milenial yakni mereka yang lahir dalam rentang tahun
1980 – 1995 tentunya memiliki pola asuh tersendiri yang berbeda dengan
generasi sebelum dan setelahnya. Contohnya orang tua yang lahir di tahun
generasi millennial pola asuhnya akan berbeda orang tua yang lahir di tahun
generasi Z. Pada generasi ini ketepatan pola asuh dan pendidikan yang
diterapkan sangat berpengaruh terhadap stabilitas emosi.
1.2 Tujuan Khusus Penelitian
1. Mengetahui perbandingan pola asuh orang tua yang dilihat dari segi
komunikasinya terhadap anak
2. Mengetahui pola asuh yang efektif agar siswa memiliki kecerdasan
emosional yang baik
3. Memberikan gambaran kepada tenaga pendidik atau calon tenaga
pendidik tentang pemahaman kecerdasan emosional serta karakteristik
orang tua generasi milenial dan generasi Z
1.3 Manfaat Penelitian
1. Memberi informasi kepada orang tua tentang pengaruh pola asuh
terhadap kecerdasan emosional siswa
2. Memberi informasi kepada orang tua tentang pola asuh yang efektif
sebagai upaya mendukung tumbuh kembang anak
3. Menjadi sumber referensi dalam penerapan pola asuh yang berpengaruh
pada kecerdasan siswa
1.4 Keutamaan Penelitian
3

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan deskripsi tentang


kecerdasan emosional dari pola asuh orang tua, serta memberikan gambaran
tentang pengaruhnya terhadap ketercapaian hasil belajar yang baik bagi
siswa. Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi tenaga pendidik untuk
memahami dan mendukung tumbuh kembang anak di era modern ini, serta
memberikan pola asuh yang baik untuk terciptanya siswa yang berkualitas.
1.5 Temuan yang Ditargetkan
Temuan yang ditargetkan pada penelitian ini adalah pendeskripsian
mengenai pola asuh orang tua di generasi millennial berdasarkan teori
kecerdasan emosional dan realitas di kehidupan sosial. Penelitian ini
diharapkan dapat menghasilkan gambaran tentang pola asuh yang
diterapkan orang tua dan kecerdasan emosional yang dimiliki siswa dalam
hal ketercapaian hasil belajar.
1.6 Kontribusi Penelitan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
bagi orang tua dalam memahami karakter anak dan memahami pola didik
yang efektif dan tepat. Pada penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi
acuan bagi para calon tenaga pendidik dan tenaga pendidik itu sendiri dalam
upaya memaksimalkan hasil belajar siswa sebagai dukungan untuk tumbuh
kembang mereka di kehidupan sosialnya.
1.7 Luaran Penelitan
Luaran wajib dari program ini adalah:
1. Laporan kemajuan
2. Laporan akhir
3. Artikel ilmiah
Sebagai hasil akhir dari penelitian ini akan disusun dalam bentuk Artikel
Ilmiah yang akan dipublikasikan pada Jurnal terakreditasi nasional dalam
bentuk artikel original.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Proposal ini berjudul Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Generasi Millennial
Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa. Sebagai pemahaman dasar dari
permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini dapat dijabarkan melalui
kerangka teori yang dijelaskan sebagaimana berikut ini.
2.1 Kecerdasan Emosional
Teori kecerdasan emosional pertama kali dikemukakan oleh Peter
Salovey, John D. Mayer dan Daniel Goleman (1995) yang mendefinisikan
kecerdasan emosional atau yang sering kita dengar dengan EQ. Daniel
Goleman mengatakan kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang
dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi
kegagalan dan mengendalikan emosi serta menahan kepuasan dan mengatur
keadaan jiwa. Kecerdasan emosional dianggap memiliki peran yang lebih
4

penting ketimbang IQ atau kemampuan dalam menentukan siapa yang akan


lebih unggul dalam suatu bidang.
Peter Salovey dan John D. Mayer menyatakan kecerdasan emosional
sebagai tantangan terhadap keyakinan bahwa intelegensi tidak didasari oleh
informasi yang berasal dari proses emosi. Mereka memberikan batasan pada
kecerdasan emosi sebagai kemampuan untuk mengerti emosi, menggunakan
serta memanfaatkan emosi sebagai kemampuan untuk memahami emosi,
membantu pikiran dan mengarahkan emosi secara reflektif sehingga menuju
pada pengembangan emosi dan intelektual (Salovey & Sluyter, 1997).
Lebih lanjut Daniel Goleman mengatakan, ada lima dasar kemampuan
dalam teori kecerdasan emosi.
a. Mengenali Emosi Diri
Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk
mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini
merupakan dasar dari kecerdasan emosional, yakni kesadaran seseorang
akan emosinya sendiri. Kesadaran diri membuat kita lebih waspada
terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang
waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan
dikuasai oleh emosi.
b. Mengelola Emosi
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam
menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat, sehingga
tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang
merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan
emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau
lama akan mengoyak kestabilan kita.
c. Memotivasi Diri
Motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri manusia.
Kemampuan seseorang dalam memotivasi diri sendiri akan mendorong
ia untuk lebih semangat meraih prestasi.
d. Mengenali Emosi Orang Lain
Kemampuan mengenali emosi orang lain atau yang lebih sering
kita dengar dengan empati. Menurut Goleman, kemampuan mengenali
emosi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengenali
orang lain dan peduli kepada seseorang yang lain. Individu yang
memiliki kemampuan empati ini lebih mampu menangkap tanda sosial
yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa yang dibutuhkan orang lain,
sehingga mampu menerima sudut pandang orang lain.
e. Membangun Hubungan
Sebagai makhluk sosial, manusia perlu berinteraksi antara individu
dengan individu atau individu dengan kelompok. Keterampilan dalam
5

berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan


membina hubungan.
2.2 Pola Asuh Orang Tua
Secara terminologi pola asuh berasal dari dua kata yakni pola dan asuh,
menurut Poerwadarminta (1985:63) pola adalah model dan istilah asuh
diartikan sebagai menjaga, merawat dan mendidik anak atau diartikan
memimpin, membina, melatih anak agar mandiri. Oleh karena itu, peran
orang tua sangatlah penting. Undang-undang No 23 tahun 2002 pasal 26
Tentang perlindungan anak menyatakan bahwa, "Orang tua berkewajiban
dan bertanggung jawab untuk mengasuh, menjaga, mendidik, dan
melindungi anak. Menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuan,
bakat, dan minatnya adalah kewajiban orang tua sepenuhnya".
Perkembangan sikap sosial seorang anak akan ditentukan oleh bagaimana
pola asuh yang diberikan orang tua dirumah. Apakah anak akan tumbuh
menjadi pribadi yang baik atau tidak, tergantung pada dasar penanaman
nilai moral yang di berikan oleh orang tua.
Orang tua yang mampu menjadi pendengar yang baik dan memberikan
dukungan emosional yang tepat dapat membantu anak untuk mengatasi
masalah dan memperbaiki hubungan yang rusak. Namun, jika komunikasi
antara orang tua dan anak tidak terjalin dengan baik, hal ini dapat
berdampak negatif pada pola asuh dan perkembangan anak. Anak mungkin
merasa tidak didengar atau tidak diterima, sehingga ia cenderung menutup
diri dan tidak mau berbicara tentang perasaannya atau masalah yang
dihadapinya. Pola asuh yang efektif didasarkan pada hubungan yang sehat
antara orang tua dan anak, ditandai dengan komunikasi sebagai elemen
penting untuk membangun dan menjaga hubungan tersebut.
Seperti diungkapkan Hurlock (1978) yang diterjemahkan Tjandrasa
(1992:202): “Sikap orang tua mempengaruhi cara mereka memperlakukan
anak, perlakuan mereka terhadap anak sebaliknya mempengaruhi sikap anak
terhadap mereka dan prilaku mereka…;Jika sikap orang tua
menguntungkan, hubungan orang tua dan anak jauh lebih baik ketimbang
bila sikap orang tua tidak positif”.
Dari ungkapan Hurlock tersebut sangat tegas menjelaskan bahwa sikap
orang tua dalam mengasuh anak-anaknya memiliki kecenderungan yang
lebih dominan kepada pola sikap pola asuh tertentu, apakah berdampak
kepada perkembangan anak yang positif atau negative. Dalam hal ini
Singgih (2000:82) mengemukakan “Acap kali orang tua tidak sengaja, tanpa
disadari mengambil suatu sikap tertentu. Anak melihat dan menerima sikap
orang tuanya dan memperlihatkan suatu reaksi dalam tingkah laku yang
dibiasakan sehingga menjadi suatu pola kepribadian”
2.3 Generasi Milenial
6

Generasi milenial merupakan kelompok individu yang lahir dalam


rentang tahun 1980 hingga 1995-an dan merupakan generasi yang lahir
ketika teknologi sudah muncul dan mulai berkembang. Pada generasi ini
kita dapat menemukan beberapa karakter yang melekat, Karakter yang
melekat pada era millenial ini ialah selain kecanduan internet, juga rasa
percaya dirinya tinggi, lebih terbuka wawasannya, dan lebih bertoleransi
pada perubahan (Kotz, 2016).
Generasi Milenial memiliki karakteristik tersendiri. Sebagian orang
merasa kagum dengan generasi ini karena rasa optimis, intelegensi, ambisi
dan komitmen mereka yang bertujuan untuk membuat dunia yang lebih
baik. Tidak hanya itu, generasi milenial lebih menguasai keterampilan yang
membutuhkan kemampuan multitasking lebih baik dari sebelumnya (Alsop,
2008). Kendati demikian generasi milenial ini lebih rentan terkena tekanan
pikiran atau stress. Stres yang terjadi pada orang tua milenial dapat
berdampak langsung pada perilaku pengasuhan atau pendidikan bagi anak,
dan kesehatan emosi anak. Selain itu stres dapat menghambat
perkembangan emosi anak. Hal ini dikarenakan anak-anak yang tinggal
dengan stres orang tua yang lebih tinggi dapat menurunkan pola harga diri
pada anak dan meningkatkan tingkat kecemasannya. (Crouch, Radcliff,
Brown & Hung, 2019)
Pada generasi ini ketepatan pola asuh dan pendidikan yang diterapkan
sangat berpengaruh terhadap stabilitas emosi. Stabilitas emosi bukan hanya
sebuah gambaran yang efektif dalam pola kepribadian seseorang melainkan
juga membantu dalam mengontrol pertumbuhan dan perkembangan
seseorang dengan proses terus menerus melalui perasaan untuk kesehatan
emosi dari dalam diri maupun dalam lingkungan. Amigdala bagian dari
telencephalon yang terletak di lobus temporal yang berfungsi untuk
memori, emosi dan ketakutan. Pola asuh yang diterapkan orang tua pada era
millenial mampu mempengaruhi perilaku sosial anak.
Peran orang tua menjadi utama dan pertama di dalam proses pendidikan
anak-anaknya karena orangtualah yang seharusnya lebih memahami sifat
dan potensi anak-anaknya. Tidak heran jika orangtua milenial mengikuti
kegiatan seperti kuliah
Hal itu mereka lakukan karena ingin lebih memahami kebutuhan dari
anak, termasuk kebutuhan akan perkembangan anak. Orangtua mempunyai
peran penting terhadap perkembangan anak dan faktor-faktor utama dalam
mengasuh anak yang mendorong perkembangan dan kesejahteraan anak .
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dan
menggunakan desain penelitian studi kasus. Creswell (2010:4), Penelitian
kualitatif merupakan metode-metode yang mengeksplorasi dan memahami
7

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap


berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Menurut Dawson, penelitian
kualitatif juga mengeksplorasi sikap, perilaku, dan pengalaman (Dawson,
2009). penelitian kualitatif juga dapat berdasar pada kehidupan sosial.

3.2 Tahapan Penelitian

3.3 Objek Penelitian


Menurut Sugiyono (2011 : 32), “Objek penelitian merupakan suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan”.
Berdasarkan penjelasan tersebut, objek dalam penelitian ini adalah
orang tua yang tergolong kedalam generasi milenial. Faktor yang di teliti
adalah pola asuh yang mereka terapkan kepada anak sebagai dukungan
dalam ketercapaian hasil belajar siswa.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini akan berfokus pada warga kota bogor yang termasuk
kedalam generasi milenial. Data yang diperlukan adalah informasi mengenai
pernyataan responden terkait pola pendidikan orang tua mereka dan pola
pendidikan mereka sebagai bentuk dukungan moral untuk mendorong
ketercapaian kecerdasan emosional yang akan berpengaruh pada hasil
belajar. Untuk mendapatkan data tersebut, peneliti akan melakukan
observasi, wawancara dan dokumentasi.
Observasi yang dilakukan menggunakan teknik Observasi Naturalistik
yang mana pada prosesnya melibatkan dan mengamati serta menelaah
perilaku spontan para partisipan di lingkungan terbuka atau alami. Peran
yang diambil peneliti adalah menemukan dan merekam serta mencatat apa
saja yang dapat dilihat dan diamati di lingkungan semulanya. Peneliti
mencatat dan merekam dengan menggunakan cara apapun yang bisa
dilakukan selama masih dalam kategori legal dan mendapat izin.
Wawancara akan dilakukan dengan wawancara mendalam. Wawancara
mendalam secara umum adalah proses pemerolehan untuk kepentingan
penelitian. Melalui tanya jawab secara tatap muka antara pewawancara
8

dengan informan, atau narasumber. Kemudian dengan atau tanpa panduan


pemeliharaan dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan
sosial yang relatif lama.
3.5 Analisis Data dan Cara Penafsiran
Analisis data akan dilakukan setelah hasil kasar dari observasi dan
wawancara yang dilakukan pada responden terpilih secara acak yang
terkategorikan generasi milenial. Untuk selanjutnya data kasar yang
didapatkan akan dilakukan reduksi data untuk memilih data yang diperlukan
dan dibuatkan poin yang tersusun secara sistematis. Setelah dtersusun data
yang didapatkan, akan dilakukan penyajian data dimana informasi yang
didapatkan akan diolah dan dianalisis dalam bentuk deskripsi, sehingga
memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dari penelitian yang
dilakukan.
3.6 Penyimpulan Hasil Penelitian
Kesimpulan penelitian adalah jawaban dari permasalahan yang diangkat
dan dijabarkan dalam bentuk narasi, dan pembahasan mendetil yang
berkaitan dengan permasalahan yang diangkat. Kesimpulan berisi jawaban
atas rumusan masalah yang akan dipaparkan dalam penelitian. Penyimpulan
hasil penelitian akan berbentuk narasi yang akan ditarik kesimpulannya
diakhir. Kesimpulan hasil penelitian ini dilandasi dengan teori terkait yang
relevan yaitu teori kecerdasan emosional untuk mempertahankan argumen
dan kevalidan hasil penelitian.

BAB IV JADWAL DAN BIAYA KEGIATAN

4.1 Jadwal Kegiatan

Berikut adalah susunan jadwal kegiatan penelitian:

Tabel 1. Rincian Jadwal Penelitian


No Jenis Kegiatan Bulan Penanggung-Jawab
1 2 3 4
1 Persiapan penelitian Ridho Syawaludin Pangestu
2 Pelaksanaan Ridho Syawaludin Pangestu,
penelitian Ardiya Pramesti L, Gina Habiibah,
Samihah Salsabil, Tazkiya
3 Pelaporan penelitian Ridho Syawaludin Pangestu
4 Publikasi Hasil
Ridho Syawaludin Pangestu
penelitian

4.2 Anggaran Biaya


No Jenis Pengeluaran Sumber Dana Besaran Dana (Rp)
9

Bahan habis pakai Belmawa Rp. 2.390.000,-


1 (ATK, kertas, tinta
Universitas Rp. 500.000,-
printer, baterai, dll)
Jasa Fotocopy/percetakan Belmawa Rp. 600.000,-
2
dan peralatan penunjang Universitas Rp. 250.000,-
Belmawa Rp. 1.500.000,-
3 Transportasi lokal
Universitas Rp. 500.000,-
Lain-lain (biaya Belmawa Rp. 2.510.000,-
komunikasi, protokol
4
kesehatan, biaya bayar Universitas Rp. 500.000,-
akses publikasi)
Jumlah Rp. 8.750.000,-
Belmawa Rp.7.000.000,-
5 Rekap Sumber Dana
Universitas Rp. 1.750.000,-
Tabel 2. Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya
10

DAFTAR PUSTAKA
Anisah, A. S. (2017). Pola asuh orang tua dan implikasinya terhadap
pembentukan karakter anak. Jurnal Pendidikan UNIGA, 5(1), 70-84.
Bakti, C. P., & Safitri, N. E. (2017). Peran bimbingan dan konseling untuk
menghadapi generasi Z dalam perspektif bimbingan dan konseling
perkembangan. Jurnal Konseling GUSJIGANG, 3(1).
Fitriyani, P. (2018). Pendidikan karakter bagi generasi Z. Prosiding Konferensi
Nasional Ke-7 Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi
Muhammadiyah Aisyiyah (APPPTMA). Jakarta, 23-25.
Goleman, D., 2007. Emotional Intelligence. Ketujuh Belas ed. Jakarta(D.K.I
Jakarta): PT. Gramedia Pustaka Utama.
Haq, T. Z. (2020). Pola Asuh Orang Tua Dalam Perilaku Sosial Generasi
Millenial Ditinjau Dari Neurosains. Al-Mada: Jurnal Agama, Sosial, Dan
Budaya, 3(1), 88–108. https://doi.org/10.31538/almada.v3i1.609
HM, E. M. (2016). Mengelola kecerdasan emosi. Tadrib, 2(2), 198-213
Khairani, K., & Septania, S. (2020). Pengaruh Pola Asuh Permisif Terhadap
Interaksi Sosial Yang Dimoderasi Oleh Self-Disclosure Pada Generasi Z.
Al-Qalb: Jurnal Psikologi Islam, 11(1), 1-7.
Prawitasari, J. E. (1998). Kecerdasan emosi. Buletin Psikologi, 6(1), 21-31.
Rahmawati, A. N. (2022). Peran Pola Asuh Orang Tua Milenial terhadap
Pembentukan Keterampilan Berpikir Abad 21. Jurnal Bimbingan dan
Konseling Islam, 12(1), 21-36.
Rahmawati, N. R., Septiana, N. Z., & Masitoh, F. (2019). Proceeding of
International Conference on Islamic Education: Challenges in Technology
and Literacy Faculty of Education and Teacher Training, Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang POLA PENGASUHAN
ORANGTUA MILENIAL. Generasi X.
Tridonanto, A. (2014). Mengembangkan pola asuh demokratis. Elex Media
Komputindo.
11

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Kegiatan


Bulan
No Jenis Kegiatan Penanggung-Jawab
1 2 3 4
1 Persiapan penelitian Ridho Syawaludin Pangestu
Pelaksanaan Ridho Syawaludin Pangestu,
2 Ardiya Pramesti L, Gina
penelitian
Habiibah, Samihah Salsabil,
Tazkiya
3 Pelaporan penelitian Ridho Syawaludin Pangestu
Publikasi Hasil
4 Ridho Syawaludin Pangestu
penelitian
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Lampiran 3 : Justifikasi Anggaran Kegiatan


Harga Satuan Total
No Jenis Pengeluaran Volume
(Rp) (Rp)
1 Bahan Habis Pakai
 ATK 4 Rp. 200.000 Rp. 800.000
 Kertas 2 Rp. 60.000 Rp. 120.000
 Tinta Printer 2 Rp. 120.000 Rp. 240.000
 Baterai 6 Rp. 20.000 Rp. 120.000
 Gunting/Cutter/dll 3 Rp. 20.000 Rp. 60.000
 Referensi Bahan 5 Rp. 90.000 Rp. 450.000
Penelitian
 Note Book 4 Rp. 25.000 Rp. 100.000
 Iklan 4 Rp. 50.000 Rp. 200.000
 Akses Jurnal Berbayar 4 Rp. 200.000 Rp. 800.000
SUB TOTAL (Rp) Rp. 2.980.000
Sewa dan Jasa
2  Sewa Alat Instrument 4 Rp. 100.000 Rp. 400.000
 Percetakan 1 Rp. 450.000 Rp. 450.000
SUB TOTAL (Rp) Rp. 850.000
3 Perjalanan Lokal
 Kegiatan Penyiapan
Survey 15 Rp. 100.000 Rp. 1.500.000
Lapangan/Rapat
 Kegiatan
5 Rp. 100.000 Rp. 500.000
Pendampingan
SUB TOTAL (Rp) Rp. 2.000.000
Lain-lain
 Biaya Pembuatan
1 Rp. 150.000 Rp. 150.000
Laporan akhir
 Validasi Ahli Data 2 Rp. 500.000 Rp. 1.000.000
 Biaya Publikasi
4
Artikel pada Jurnal
1 Rp. 1.240.000 Rp. 1.240.000
Terakreditasi
Nasional
 Biaya Review Artikel 1 Rp. 500.000 Rp. 500.000
 Protokol Kesehatan 6 Rp. 20.000 Rp. 120.000
SUB TOTAL (Rp) Rp. 3.010.000
GRAND TOTAL (Rp) Rp. 8.750.000
(Delapan Juta Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah)
23

Lampiran 4 : Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


Alokasi
Program Bidang Waktu Uraian
No NAMA/NIM
Studi Ilmu (Jam/ Tugas
minggu)
Berkontribus
i dalam
gagasan
Ridho riset.
Syawaludin Pendidikan Pendidikan Menyiapkan
1 Pangestu / Agama Sosial 7 Jam/minggu dokumen
20110501040 Islam Humaniora terkait
4 pengusulan
PKM-RSH,
membuat
Bab 1, 3 – 4.
Studi
Literatur
Untuk Riset,
Samihah Bimbingan Survey Riset,
Pendidikan
Salsabil / Konseling Mengurus
2 Sosial 7 Jam/minggu
21110506015 Pendidikan Perizinan,
Humaniora
0 Islam Menyebar
Angket,
Membuat
Bab 1 – 2.
Studi
Literatur
Untuk Riset,
Tazkiya Nafsa Bimbingan Survey Riset,
Pendidikan
/ Konseling Mengurus
3 Sosial 7 Jam/minggu
21110506015 Pendidikan Perizinan,
Humaniora
2 Islam Menyebar
Angket,
Membuat
Bab 2 – 3.
4 Ardiya Pendidikan Pendidikan 7 Jam/minggu Studi
Pramesti Agama Sosial Literatur
Lestari / Islam Humaniora Untuk Riset,
21110501032 Pembuatan
2 Laporan
Kemajuan,
24

Kesimpulan
Riset,
Membuat
Bab 2 – 3.
Pembuatan
Laporan
Akir,
Gina Habiibah
Pendidikan Pendidikan Pembuatan
/
5 Agama Soial 7 Jam/Minggu Daftar Isi,
21110501035
Islam Humaniora Daftar
2
Pustaka,
Membuat
Bab 3 - 4
25

Anda mungkin juga menyukai