Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat, hidayah, serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul "Dampak Adaptasi Psikologi Pola Pengasuhan Anak
Sejak Dini dan Pola Pengasuhan Keluarga." Makalah ini disusun sebagai salah
satu upaya untuk memahami serta menggali pemahaman lebih dalam tentang
peran pola pengasuhan dalam membentuk adaptasi psikologi anak sejak dini, dan
bagaimana pola pengasuhan keluarga dapat memberikan dampak pada
perkembangan psikologis anak.
Penyusunan makalah ini tentu tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan
berbagai pihak, makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kontribusi
pemikiran dan pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca, khususnya dalam
memahami dampak adaptasi psikologi anak sejak dini dan peran pola pengasuhan
keluarga. Semoga makalah ini dapat menjadi sumber inspirasi dan wawasan lebih
lanjut tentang pentingnya peran keluarga dalam membentuk karakter dan
kesejahteraan psikologis generasi penerus.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi perbaikan dan pengembangan pengetahuan di masa mendatang.
Terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1. Latar belakang....................................................................................................1
1.1. Rumusan Masalah..............................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1. Pengertian Pola Asuh.........................................................................................3
2.2. Macam-macam Pola Asuh..................................................................................3
2.2.1. Pola menerima-menolak.............................................................................3
2.2.2. Pola memiliki-melepaskan.........................................................................3
2.2.3. Sikap demokrasi-otokrasi...........................................................................3
2.3. Pengertian Keluarga...........................................................................................8
2.3.1. Hak dan kewajiban anak.............................................................................9
2.4. Ciri-ciri Keluarga.............................................................................................10
2.4.1. Fungsi Keluarga.......................................................................................11
2.5. Tinjauan tentang Keluarga Broken Home........................................................12
2.5.1. Pengertian Keluarga Broken Home..........................................................12
2.6. Pengertian perkembagan anak..........................................................................15
2.6.1. Periode Perkembangan.............................................................................16
BAB III...........................................................................................................................18
PENUTUP.......................................................................................................................18
3.1. Kesimpulan......................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Melalui makalah ini, akan diuraikan lebih lanjut mengenai dampak
dari adaptasi psikologi anak sejak dini yang dipengaruhi oleh pola
pengasuhan keluarga. Pengenalan akan konsep-konsep kunci dalam pola
pengasuhan dan analisis dampaknya terhadap perkembangan psikologi
anak diharapkan dapat memberikan wawasan lebih mendalam mengenai
peran penting keluarga dalam membentuk individu yang sehat secara
psikologis. Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan dapat
ditemukan solusi atau rekomendasi untuk meningkatkan kualitas pola
pengasuhan dan memberikan kontribusi positif pada perkembangan
psikologi anak.
1.2. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.2.1. Pola menerima-menolak, pola ini didasarkan atas taraf kemesraan orang
tua terhadap anak.
2.2.2. Pola memiliki-melepaskan, pola ini didasarkan atas dasar sikap protektif
orang tua terhadap anak. Pola ini bergerak dari sikap orang tua yang
overprotektif dan memiliki anak sampai kepada sikap mengabaikan anak
sama sekali.
2.2.3. Sikap demokrasi-otokrasi, pola ini didasarkan atas taraf partisipasi anak
dalam menentukan kegiatan-kegiatan dalam keluarga. Pola otokrasi berarti
3
orang tua bertindak sebagai diktaktor terhadap anak. Sedangkan dalam
pola demokrasi, sampai batas-batas tertentu, anak data berpartisipasi
dalam keputusan-keputusan keluarga (Ahmadi, 2004: 180).
4
merasa diterima dan
merasa kuat
4. Toleran dan
memahami
kelemahan anak
Cenderung lebih suka
memberi yang
diminta anak dari
pada menerima
Rejection 1. Bersikap merasa 1. Agresif (mudah marah,
(Penolakan) bodoh gelisah, tidak patuh/keras
2. Bersikap kaku kepala, suka bertengkar,
3. Kurang mempedulikan dan nakal)
kesejahteraan anak 2. Submissive (kurag dapat
menampilkan sikap mengerjakan tugas,
permusuhan atau pemalu, suka
dominasi terhadap mengasingkan diri,
anak mudah tersinggung dan
penakut)
3. Sulit bergaul
4. Pendiam Sadis
Acceptance 1. Memberikan 1. Mau bekerjasama
(Penerimaan) perhatian dan cinta 2. Bersahabat
kasih yang tulus 3. Loyal
kepada anak 4. Emosinya stabil
2. Menempatkan anak 5. Ceria dan bersikap
dalam posisi yang optimis
penting di dalam 6. Mau menerima tanggung
rumah jawab
3. Mengembagkan 7. Jujur
hubungan yang 8. Dapat dipercaya
hangat dengan anak 9. Memiliki perencanaan
4. Bersikap respek yang jelas untuk
terhadap anak mencapai masa depan
mendorong anak bersikap realistik
untuk menyatakan (memahami kekuatan
perasaan atau dan kelemahan dirinya
pendapatnya secara objektif)
berkomunikasi
dengan anak secara
terbuka dan mau
mendengarkan
masalahnya
Domination Mendominasi anak 1. Bersikap sopan dan
(Dominasi) sangat berhati-hati
2. Pemalu, penurut, interior
5
dan mudah bingung tidak
dapat bekerjasama
Submission Senantiasa memberikan 1. Tidak patuh
(Penyerahan) sesuatu yang diminta 2. Tidak bertanggungjawab
anak membiarkan anak 3. Agresif dan teledor/lalai
berperilaku semaunya di bersikap otoriter terlalu
rumah percaya diri
Punitiveness/ Mudah memberikan 1. Implusif
Overdiscipline hukuman,menanamkan 2. Tidak dapat mengambil
(Terlalu disiplin) kedisplinan secara khas keputusan
4. Nakal Sikap bermusuhan
atau agresif
Dari ketujuh sikap atau perlakuan orang tua itu, sikap “acceptance”
merupakan yang baik untuk dimiliki atau dikembangkan oleh orang tua.
Sikap seperti itu telah memberikan kontribusi kepada pengembangan
kepribadian anak yang sehat (Yusuf, 2007: 48-50).
Pola asuh orang tua yang menjadi fokus dalam penelitian ini
meliputi pola asuh otoriter, pola asuh demokrasi, dan pola asuh permisif.
Pola asuh ini adalah pola asuh yang sangat keras. Orang tua tidak
takut untuk meghukum anaknya baik secara mental maupun fisik ketika
anak tidak melakukan apa yang diperintahkan. Sisi baik dari pola asuh ini
adalah bahwa sikap orang tua yang otoriter menunjang perkembangan
kemandirian dan tanggung jawab sosial. Anak akan menjadi sopan, patuh,
rajin, tetapi kurang bebas dan kurang percaya diri.
6
2) Pola Asuh Demokrasi
Pola asuh demokrasi adalah jenis pola asuh dimana anak diberi
kesempatan untuk menyampaikan pendapat, gagasan, maupun
keinginannya. Jadi anak dapat berpartisipasi dalam penentuan keputusan-
keputusan di keluarga dengan
e) Dapat menciptakan suasana komunikatif antara orang tua dan anak serta
sesama keluarga (Idris, 1992: 88).
7
Pola asuh permisif adalah jenis pola mengasuh anak yang cuek
terhadap anak (Godam, 2008). Jadi apa pun yang akan dilakukan anak
diperbolehkan seperti tidak sekolah, bandel, melakukan banyak kegiatan
yang negatif, pergaulan bebas negatif, matrialistis, dan sebagainya.
8
Menurut Khairudin keluarga merupakan suatu kelompok dari orang-
orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, ikatan darah atau
adopsi, merupakan susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan
berkomunikasi satu sama lain, dan menimbulkan peranan-peranan sosial
bagi suami istri, ayah dan ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan
perempuan dan merupakan pemelihara kebudayaan bersama (Khairudin,
1997: 7).
2. Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
kewarganegaraan.
9
Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang,
bergaul dengan anak yang sebaya, bermain, berekreasi dan berkreasi sesuai
dengan, minat, bakat, dan tingkat kecerdasannya demi pengembangan diri
(Undang- undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 Beserta
Penjelasannya, 2002: 4).
Keluarga ibarat sebuah kapal, yang tentu saja mempunyai juru kemudi.
Juru kemudi dalam sebuah keluarga adalah ayah dan ibu atau yang bisa
disebut orang tua. Sebagai orang tua yang baik, orang tua hendaknya
mempunyai ciri yang dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
10
b) Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan dengan
hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara
1. Pemberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya dan sumber
pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupun psikis,
3. Model pola perilaku yang tepat bagi anak untuk belajar menjadi anggota
masyarakat yang baik,
11
4. Pemberi bimbingan bagi pengembangan perilaku yang secara sisal
dianggap tepat serta pembentuk anak dalam memecahkan maslah yang
dihadapinya dalam rangka menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan,
12
beberapa anggota gagal menjalankan kewajiban peran mereka secukupnya
(Goode, 2007: 184).
13
sampai 19 tahun, tidak disetujuinya perkawinan itu oleh sanak keluarga
dan teman-teman, perbedaan antara suami dan istri sehubungan dengan
kewajiban peran mereka semua (Goode, 2007: 194).
14
2.6. Pengertian perkembagan anak
Perkembangan adalah pola perubahan yang dimulai sejak
pembuahan, yang berlanjut sepanjang rentang hidup. Kebanyakan
perkembangan melibatkan pertumbuhan, meskipun juga melibatkan
penuaan. Perkembangan meliputi tiga aspek, yaitu fisik, mental- psikologi,
dan sosial. Perkembangan fisik dapat dilihat melalui pertumbuhan tulang,
otot-otot, sistem syaraf serta organ-organ tubuh.
15
asertif lainnya, dan kegembiraan seoraang remaja pada pesta dansa termasuk
dalam proses sosio-emosional (Santrock, 2011: 20-21).
16
menghabiskan banyak waktu untuk bermain dan bersama dengan teman
sebaya. Masa ini biasanya ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu.
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pola asuh merupakan suatu cara yang digunakan atau diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari terhadap anak. Ada beberapa sikap atau
perlakuan orang tua seperti terlalu melindungi, pembolehan, penolakan,
penerimaan, dominasi, penyerahan dan overdiscipline sikap
“acceptance/penerimaan” merupakan sikap yang baik untuk dimiliki atau
dikembangkan oleh orang tua. Sikap seperti itu telah memberikan
kontribusi kepada pengembangan kepribadian anak yang sehat
Akan tetapi dari ketiga macam pola asuh tersebut, bentuk pola asuh
demokrasilah pola asuh paling baik diterapkan oleh orangtua dalam
mengasuh anak-anaknya. Karena pola asuh ini membentuk perilaku anak
yang memiliki rasa percaya diri, bersikap bersahabat,bersikap sopan, mau
bekerja sama, serta memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Oleh karena
itu sangat penting peranan orang tua dalam mengasuh anak usia dini.
18
DAFTAR REFERENSI
Novrinda, dkk. 2017. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak UsiaDini
di Tinjau dari Latar Belakang Pendidikan. Jurnal Potensia: PG-PAUD FKIP
UNIB, Vol. 2 No. 1.
Ester Alfiana N. 2010. “Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak dalam
Keluarga Pada Bidang Pendidikan Di Dusun Pandanan, Desa Pandanan,
Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten” Kiddo: Jurnal Pendidikan Islam Anak
Usia Dini. Vol 1. No 1.
19