Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH IKK

PERAN ORANG TUA YANG IDEAL DALAM KELUARGA

Disusun untuk memenuhi nilai tugas


Mata Kuliah IKK Semester I

Oleh:
1. Farhan Akbar Nawawi (5404420038)
2. Fadilah Ariyanti (5404420049)
3. Asriastuti Yuliana Untari (5404420053)
4. Riza Aulia Salsabila (5404420057)
5. Fauziah Ayu Lestari (5404420058)

Dosen Pengampu : Dra. Rosidah, M. Si

ROMBEL 2
JURUSAN PENDIDIKAN TATA BOGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas IKK (Ilmu
Kesejahteraan Keluarga) tentang Peran Orang Tua Dalam Membimbing Anak. Selain itu tujuan
dari penyusunan Makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang Peran Orang Tua Dalam
Membimbing Anak secara meluas.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Rosidah, M. Si selaku dosen IKK
kami, yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan
Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan
semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

Semarang, 12 Oktober 2020

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah........................................................................................................... 2

C. Tujuan Penulis................................................................................................................ 2

BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................................ 3

A. Peran Keluarga dalam Mewujudkan Kepribadian dan Pendidikan Anak ...................... 3

B. Alasan Orang Tua Harus Lebih Terlibat dalam Pendidikan Anak................................. 5

PENUTUP ................................................................................................................................. 7

A. Kesimpulan..................................................................................................................... 7

B. Saran .............................................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Pendidikan merupakan hal terbesar yang selalu diutamakan oleh para orang tua.
Saat ini masyarakat semakin menyadari pentingnya memberikan pendidikan yang terbaik
kepada anak-anak mereka sejak dini. Untuk itu orang tua memegang peranan yang
sangat penting dalam membimbing dan mendampingi anak dalam kehidupan sehari-hari.
Sudah merupakan kewajiban para orang tua untuk menciptakan lingkungan yang
kondusif sehingga memancing potensi anak, kecerdasan dan rasa percaya diri. Dan tidak
lupa memahami tahap perkembangan anak serta kebutuhan pengembangan potensi
kecerdasan dari setiap tahap.
Ada banyak cara untuk memberikan pendidikan kepada anak baik formal maupun
non formal. Adapun pendidikan formal tidak sebatas dengan memberikan pengetahuan
dan keahlian kepada anak-anak mereka di sekolah. Selain itu pendidikan non formal
menanamkan tata nilai yang serba luhur atau akhlak mulia, norma-norma, cita-cita,
tingkah laku, dan aspirasi dengan bimbingan orang tua di rumah.
Sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan formal memerlukan banyak hal
yang mendukung yaitu antara lain kepentingan dan kualitas yang baik dari kepala
sekolah dan guru, peran aktif dinas pendidikan atau pengawas sekolah, peran aktif orang
tua dan peran aktif masyarakat sekitar sekolah. Pendidikan anak dimulai dari pendidikan
orang tua di rumah dan orang tua yang mempunyai tanggung jawab utama terhadap masa
depan anak-anak mereka, sekolah hanya merupakan lembaga yang membantu proses
tersebut. Sehingga peran aktif dari orang tua sangat diperlukan bagi keberhasilan anak-
anak di sekolah supaya anak mampu mengenali dirinya (kekuatan dan kelemahannya),
anak dapat mengembangkan potensi sesuai bakat dan minatnya, bisa meletakkan pondasi
yang kokoh untuk keberhasilan dan membantu anak merancang hidupnya.
Karena begitu penting peran orang tua, tidak jarang mereka memaksakan
kehendak mereka terhadap anak-anak mereka tanpa mengindahkan pikiran dan suara hati
anak. Orang tua merasa paling tahu apa yang terbaik untuk anak-anak mereka. Hal ini
sering dilakukan oleh orang tua yang berusaha mewujudkan impian mereka, yang tidak
dapat mereka raih saat mereka masih muda, melalui anak mereka.
Pada dasarnya setiap orang tua menghendaki anaknya baik. Setiap orang tua
mengharapkan anaknya patuh. Setiap orang tua akan merasa bahagia jika anaknya pintar.
Dan, banyak lagi harapan lain tentang anak, yang kesemuanya berbentuk sesuatu yang
positif. Sementara itu, setiap orang tua berkeinginan untuk mendidik anaknya secara dan
berhasil. Mereka berharap mampu membentu anak yang punya kepribadian. Anak yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Anak yang berakhlak mulia. Anak

1
yang berbakti terhadap orang tua. Anak yang berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat,
nusa, bangsa, negara, juga bagi agamanya. Anak yang cerdas dan terampil.
Mencermati beberapa uraian di atas, timbul sebuah pemikiran mengenai beberapa
hal yang menyangkut perbuatan mendidik, peran dan tanggung jawab orang tua guna
dapat mendidik anak-anaknya, demi terwujudnya harapan membentuk generasi penerus
bangsa yang berkualitas secara utuh, yaitu memiliki iman dan taqwa, etika, rasa
tanggung jawab.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas masalah dalam karya tulis ini dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana peran keluarga dalam mewujudkan kepribadian dan pendidikan anak?
2. Mengapa orang tua harus lebih terlibat dalam pendidikan anak?

C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka dapat dipaparkan mengenai tujuan
penulisan makalah ini adalah:
1. Dapat mengetahui peran keluarga dalam mewujudkan kepribadian dan pendidikan anak.
2. Dapat memahami sebab orang tua harus lebih terlibat dalam pendidikan anak.

2
3. BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran Keluarga dalam Mewujudkan Kepribadian dan Pendidikan Anak


Tugas yang paling penting peranannya bagi orang tua adalah mendidik anak,
karena itu dapat berpengaruh pada kesuksesan keluarga. Tetapi kesuksesan yang terjadi
pada keluarga tidak berarti apapun jika mengalami kegagalan dalam mendidik dan
membentuk karakter dan kepribadian anak yang sesuai dengan harapan orang tua.

Sebagian besar waktu anak dihabiskan bersama keluarga. Lingkungan keluarga


juga merupakan lingkungan yang utama, oleh karena itu seorang anak bisa mendapatkan
dan menerima pendidikan yang sangat besar dimulai dari keluarga. Lingkungan keluarga
besar pengaruhnya dalam proses pembentukan kepribadian anak. Menurut (Nazmul
Adam, 2011) ada beberapa fungsi atau peran keluarga dalam mendidik dan membentuk
kepribadian anak, yaitu:

(1) Keluarga merupakan lingkungan sebagai pengalaman pertama yang dialami pada
masa kanak-kanak, sebagai pengalaman pertama anak, orang tua harus
mengetahui bagaimana cara orang tua mendidik dan bersikap kepada anak, orang
tua harus membiasakan baik dalam menghadapi segala tingkah laku anak supaya
anak merasa kalau dia disayang dan diperhatikan oleh kedua orang tuanya.
(2) Anggota keluarga, termasuk kedua orang tua dapat menjamin kehidupan
emosional anak. Keluarga harus selalu menjaga emosi anak, karena emosi
mempunyai pengaruh besar pada kepribadian anak. Emosi juga dapat
memengaruhi penilaian orang lain terhadap anak, jika emosi anak tidak dapat
dikendalikan maka orang dapat menyimpulkan kalau itu anak nakal dan itu dapat
memengaruhi pola penyesuaian anak. Emosi anak yang meningkat sering kali
menjadikan anak bersikap kasar, sering murung, dan dapat membuat orang
menjadi gelisah serta resah. Oleh karena itu, orang tua harus menjaga emosional
anak, supaya anak tidak dinilai orang mempunyai kepribadian yang jelek.
(3) Keluarga dapat bertanggung jawab dan saling memberi motivasi dan memberi
dorongan supaya anak dapat mencapai keberhasilannya. Dorongan dan motivasi
dari orang tua dapat membuat anak tidak mudah putus asa dan anak selalu
semangat. Anak tidak akan takut melakukan tindakan apapun jika itu semua
sudah didukung oleh orang tuanya.
(4) Keluarga dapat meletakkan dasar-dasar pendidikan agama kepada anaknya sejak
kecil. Dengan memberikan dasar agama sejak kecil itu sangat baik, karena itu

3
akan memberi bekal kepada anak di dunia dan di akhirat nanti. Jika agama anak
kuat, orang tua pasti bangga karena memiliki anak yang mempunyai iman kuat
dan tidak mudah terjerumuskan kepada hal yang tidak baik seperti kemaksiatan
dan sebagainya.
(5) Sebagai dasar untuk menanamkan pendidikan moral pada anaknya. Moral di sini
berkaitan dengan tingkah laku dan kebiasaan manusia. Jika anak sudah dilatih
tentang kebiasaan atau tingkah laku yang baik sejak kecil, maka anak akan
terbiasa dengan semua hal demikian, dan menjadi bekal di kelak dewasa nanti.
Anak dapat membedakan baik buruknya tindakan yang dilakukan.
(6) Sebagai dasar dalam memberikan pendidikan sosial kepada anaknya. Jika anak
sudah memasuki lingkungan sosial, maka anak akan mempunyai teman baru,
yaitu teman sebayanya. Di sini jika orang tua sudah mendukung anak untuk
memasuki lingkup sosial termasuk sekolah, maka anak akan berusaha agar dapat
menyenangkan orang tuanya dan anak mulai dapat berpikir supaya dapat diterima
oleh temannya. Karena penerimaan dan penolakan dari teman sebayanya dapat
memengaruhi keinginan anak, dan mulailah dia untuk mengembangkan sifat-sifat
yang dapat disetujui oleh temannya. Jika anak dapat diterima oleh temannya,
maka anak merasa percaya diri dan dapat mendapatkan teman yang lebih banyak.
Tetapi berbeda pula dengan anak yang tidak diterima oleh temannya, maka anak
akan merasa iri, benci karena tidak diajak bermain, mudah tersinggung dan hal
sepele apapun dapat meningkatkan amarah mereka. Jika itu terjadi maka itu tentu
saja tidak dapat membantu mereka untuk mengembangkan kepribadian sosial
mereka. Kepribadian mereka akan tumbuh menjadi kepribadian yang buruk.
Faktor penerimaan sosial sangat penting pengaruhnya pada pribadi anak.
(7) Menjaga kesehatan anak supaya anak dapat dengan nyaman menjalankan proses
belajar yang utuh. Kesehatan juga berpengaruh, karena jika keadaan anak sedang
sakit, maka kalau belajar pasti merasa tidak nyaman dan malas.
(8) Memberikan anak kesempatan untuk belajar dengan cara mengenalkan ilmu
pengetahuan.
(9) Hendaknya orang tua memberikan pendidikan agama kepada anak agar
mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat sebagai tujuan akhir manusia.

B. Alasan Orang Tua Harus Lebih Terlibat dalam Pendidikan Anak


Menurut The Minimum Age Converrtion nomor 138 (1973), pengertian tentang
anak adalah seseorang yang belum berusia 15 tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan dan amanah sekaligus karunia Tuhan yang Maha Esa, yang senantiasa harus
kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak sebagai manusia
yang harus dijunjung tinggi. Sebaliknya, dalam Convention on the Rights of the Child

4
(1989) yang telah diratifikasi Pemerintah Indonesia melalui Keppres nomor 39 tahun
1990 disebutkan bahwa anak adalah mereka yang berusia 18 tahun ke bawah. Sementara
itu, UNICEF mendefinisikan anak sebagai penduduk yang berusia antara 0 sampai
dengan 18 tahun. Undang- undang RI nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak,
menyebutkan bahwa anak adalah mereka yang belum berusia 21 tahun dan belum
menikah. Sedangkan Undang-undang Perkawinan menetapkan batas usia 16 tahun.

Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk mengasuh, memelihara,


mendidik, dan melindungi anak. Menumbuhkembangkan anak sesuai dengan
kemampuan, bakat dan minatnya, dan mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-
anak. Anak menyandarkan seluruh harapannya kepada orang tuanya. Ketika ia
mengalami kesulitan apapun, ia selalu meminta bantuan kepada orang tuanya, ketika
sedang berbicara dengan kawan sebayanya, anak-anak selalu membanggakan orang
tuanya masing-masing. Itulah orang tua bagi seorang anak.

Salah satu alasan mengapa orang tua harus lebih terlibat dalam pendidikan anak
dapat dilihat dari aspek bersikap tanggung jawab. Orang tua perlu menyadari bahwa anak
akan tumbuh sesuai dengan kebiasaannya. Oleh karena itu, supaya anak terbiasa bersikap
tanggung jawab atas apa yang ia lakukan atau kerjakan, maka berikan dan ajarkanlah
sikap tanggung jawab tersebut kepada anak sejak ia masih kecil. Mulailah dari hal yang
paling sederhana sesuai dengan usia dan kematangan anak tersebut. Misalnya, anak usia
empat tahun sudah bisa diajarkan untuk membuang sampah ke tempat sampah,
menyimpan baju kotornya ke ember cucian, dan membereskan bekas mainnya. Dalam
mengajarkan sikap tanggung jawab kepada anak, hindarkan menuntut anak melakukan
sesuatu dengan sempurna. Mungkin ada sebagian anak yang perlu diingatkan berulang-
ulang supaya ia terbiasa bertanggung jawab. Oleh karena itu, hal yang sangat penting
dimiliki oleh pengajar (orang tua) adalah kesabaran dan kesungguhan.

Anak yang sejak kecil terbiasa bertanggung jawab, baik dalam bersikap maupun
ketika berucap, maka kebiasaan tersebut akan terbawa sampai ia dewasa nanti. Anak
yang mampu bertanggung jawab maka besar kemungkinan akan mampu hidup mandiri,
bahagia, percaya diri, dan dapat dipercaya.

Demikianlah, orang tua mempunyai peranan penting dalam proses pendidikan


anak. Orang tua memiliki peranan penting atas kehidupan keluarga dan harus
memberikan dasar dan pengarahan yang benar terhadap anak.

5
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tugas yang paling penting peranannya bagi orang tua adalah mendidik anak,
karena itu dapat berpengaruh pada kesuksesan keluarga. Tetapi kesuksesan yang terjadi
pada keluarga tidak berarti apapun jika mengalami kegagalan dalam mendidik dan
membentuk karakter dan kepribadian anak yang sesuai dengan harapan orang tua.
Sebagian besar waktu anak dihabiskan bersama keluarga. Lingkungan keluarga
juga merupakan lingkungan yang utama, oleh karena itu seorang anak bisa mendapatkan
dan menerima pendidikan yang sangat besar dimulai dari keluarga. Lingkungan keluarga
besar pengaruhnya dalam proses pembentukan kepribadian anak.
Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk mengasuh, memelihara,
mendidik, dan melindungi anak. Menumbuhkembangkan anak sesuai dengan
kemampuan, bakat dan minatnya, dan mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-
anak.
B. Saran
Hendaknya orang tua menanamkan sikap tanggung jawab sejak dini kepada anak.
Tidak hanya merujuk pada peribahasa “buah jatuh tudak jauh dari pohonnya”. Tetapi
kelompok kami juga berpendapat bahwa diterapkannya karakter yang baik pada anak
sangatlah penting, seperti hendaknya orang tua menjauhi kekerasan fisik dalam
mengajarkan anak-anaknya untuk menghindari hal-hal yang memungkinkan hilangnya
minat seorang anak dalam menambah ilmu yang pada akhirnya tidak mampu
meningkatkan mutu pendidikan anak.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.radenintan.ac.id/1669/5/Bab_II.pdf

https://coretansalmah.wordpress.com/2008/11/12/peran-orang-tua-terhadap-pendidikan-anak/

http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=514031&val=10519&title=Persepsi
%20Orang%20Tua%20terhadap%20Pentingnya%20%20Pendidikan%20bagi%20Anak

file:///home/chronos/u7c1c924207cd3af9d57cb1f0642aab0445ad8329/MyFiles/Downloads/19-
Article%20Text-268-1-10-20190903.pdf

http://eprints.uad.ac.id/13547/1/Tatik%20Ariyati%2C%20Djohni%20Dimyati.pdf

Anda mungkin juga menyukai