Anda di halaman 1dari 16

PERANAN KELUARGA MASYARAKAT

DAN RUMAH IBADAH DALAM PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas

mata kuliah Pengantar Ilmu Pendidikan

Dosen pengampu: Hengki Nurhuda, M.Pd

Oleh :

Ferian Apriansyah (212201047)

Firmansyah (212201046)

Muhammad Badruzzaman (212201022)

Nur Hadist (212201048)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BINAMADANI

TANGERANG 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah


SWT. Atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita
aturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang penulis beri judul : Peranan Keluarga
Masyarakat dan Rumah Ibadah Dalam Pendidikan
Kami menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pengantar Ilmu Pendidikan. selain itu, kami berharap tulisan ini bukan hanya
sekedar rangkaian kata di atas kertas. Namun dapat menambah wawasan kita
dalam mengetahui Peranan Keluarga Masyarakat dan Rumah Ibadah Dalam
Pendidikan.
Dalam penulisan makalah ini, tentunya kami menemui banyak kendala.
namun berkat kerjasama berbagai pihak yang terlibat, kesulitan tersebut dapat
teratasi. Kami juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca dan
dosen sangat diharapkan demi perbaikan penulisan makalah di masa yang akan
datang.
Akhir kata, kami tetap berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
yang membacanya

Kota Tangerang, 14 Januari 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................1


DAFTAR ISI ..........................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................1
C. Tujuan ..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................1
A. Pengertian Peranan Keluarga …................................................................. 2
B. Kerjasama antara Keluarga dan Sekolah.....................................................4
C. Peranan Masyarakat …………...…………………….……...…..……..….5
D. Peranan Tempat Ibadah……………………………………………………7

BAB III PENUTUP ............................................................................................11


A. Kesimpulan…………………………………………..…………………..11
B. Saran ……................................................................................................11
DAFTARPUSTAKA...........................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dilihat dari segi pendidikan, keluarga merupakan unit sosial terkecil yang ada
dalam sebuah masyarakat, dan keluarga menyediakan situasi belajar. Sebagai satu
kesatuan hidup bersama (sistem sosial), keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
Ikatan kekeluargaan membantu anak mengembangkan sifat persahabatan, cinta
kasih, hubungan antar pribadi, kerja sama, disiplin, tingkah laku yang baik, serta
pengakuan akan kewibawaan.
Namun disayangkan kurangnya komunikasi terhadap orang tua siswa dengan
guru yang mengajar dan sekolah dimana tempat anaknya dititipkan untuk
menuntut ilmu pendidikan. Dengan kurangnya komunikasi pada ke tiga elemen
ini membuat ketidak seimbangan informasi terhadap anak didiknya baik pada saat
berada di sekolah maupun dirumah.
Tugas keluarga adalah meletakan dasar (aspek moral), agar anak dapat
berkembang secara baik. Anak yang satu dan karena anak satu dan lain hal tidak
mendapatkan pendidikan dasar secara wajar ia akan mengalami kesulitan dalam
perkembangan.
Agar bisa memajukan pendidikan perlu adanya komunikasi antara sekolah
dan orang tua murid agar bisa menyesuaikan cara belajar yang baik untuk
meningkatkan motivasi anak untuk belajar lebih rajin. jika komunikasi ini berjalan
dengan baik tentu bisa meningkatkan kecerdasan anak yang diinginkan baik dari
orang tua dan sekolah. Fenomena melorotnya akhlak generasi bangsa, termasuk
di dalamnya para elit bangsa, acapkali menjadi apologi bagi sebagian orang
untuk memberikan kritik pedasnya terhadap institusi pendi-dikan.
Hal tersebut teramat wajar karena pendidikan sesungguhnya memiliki misi
yang amat mendasar yakni membentuk manusia utuh dengan akhlak mulia
sebagai salah satu indikator utama, generasi bangsa dengan karatekter akhlak
mulia merupakan salah satu pro yang diharapkan dari praktek pendidikan
nasional. Adanya kata-kata berakhlak mulia dalam rumusan tujuan pendidikan
nasional di atas mengisyaratkan bahwa bangsa Indonesia mencita-citakan
agar akhlak mulia menjadi bagian dari karakter nasional.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Peranan Keluarga ?
2. Bagaimana Kerjasama antara Keluarga dan Sekolah ?
3. Bagaimana Peranan Masyarakat ?
4. Bagaimana Peranan Tempat Ibadah ?
C. Tujuan
1.Mendeskripsikan Peranan Keluarga.
2.Mendeskripsikan Kerjasama antara Keluarga dan Sekolah.
3.Mendeskripsikan Peranan Masyarakat
4. Mendeskripsikan Peranan Tempat Ibadah

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peranan Keluarga
Keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan utama yang di
alami oleh anak. Peredika ini mengindikasikan betapa esensialnya peran dan
pengaruh keluarga dalam pembentukan perilaku dan keperibadian anak. Sejak
adanya kemanusian dan sampai sekarang ini kehidupan keluarga selsalu
memengaruhi perkembangan budi pekerti setiap anak. Khususnya untuk
pendidikan keluarga terdapat beberapa ketentuan dalam Undang-Undang
nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional yang menegaskan
fungsi dan peranan keluarga dalam pencapaian tujuan pendidikan yakni
membangun manusia Indonesia seutuhnya. Peran orang tua dalam keluarga
sebagai penuntun, pengajar dan pemberi contoh pada umumnya sudah
menjadi tradisi yang di turunkan dari kake neneknya.
Sementara itu, yang berkenaan dengan keluarga menyediakan situasi
belajar, dapat dilihat bahwa bayi dan anak sangat bergantung kepada orang
tua, baik karena keadaan janiahnya maupun kemampuan intelektual, sosisal,
dan moral. bayi dan anak belajar menerima dan meniru apa yang diajarkan
oleh orang tua.
Sumbangan keluarga bagi pendidikan anak-anak adalah sebagai berikut :
1. Para orang tua melatih anak untuk menguasai cara-cara mengurus
diri,seperti cara makan, buang air, berbicara, berjalan, berdoa,
sungguh-sungguh membekas dalam diri anak karena berkaitan erat
dengan perkembangan dirinya sebagai peribadi.
2. Sikap orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak. Sikap
menerima atau menolak, sikap kasih sayang atau acuh tak acuh,
sikap sabar atau ketergesa-gesa, sikap melindungi atau
membiarkan secara langsung mempengaruhi reaksi emosional
anak . 1

1 Hasbullah. Dasar-dasar llmu Pendidikan . Ed. Revisi. jakarta. Rajawali,Pers.2009.Hal:88

2
Sangat wajar dan logis jika tanggung jawab pendidikan terletak di tangan
kedua orang tua dan tidak bisa dipikulkan kepada orang lain karena ia adalah
darah dagingnya, kecuali berbagai keterbatasan orang tua ini. maka sebagian
tanggung jawab pendidikan dapat dilimpahkan kepada orang lain yaitu
sekolah. Tanggung jawab pendidikan yang perlu disandarkan dan dibina oleh
kedua orang tua terhadap anak.
Apalagi saat ini tengah memasuki era digital, perlu melakukan pola
pendidikan dan pola asuh di era industri 4.0 yang anak-anaknya lahir di
tengah kemajuan teknologi informasi. Generasi sekarang di kenal dengan
generasi Z. Generasi Z merupakan generasi. yang lahir tahun 1996 sampai
dengan tahun 2010. Generasi Z merupakan penduduk asli digital (digital
native) yang memiliki ciri khas yang sangat berbeda dengan generasi-generasi
sebelumnya (generasi milinial) dan kerap membuat orang tuanya pusing tujuh
keliling. Sebagai mana perubahan zaman, orang tua membutuhkan strategi
dalam mengarahkan anak-anaknya ke jalan yang benar serta harus
beradaptasi dengan lingkungan mereka yang terus berkembang.
Berikut ada beberapa hal yang perlu dipahami tentang keterlibatana dalam
pengasuhan digital anak generasi Z antara lain sebagai berikut. 2
1. Orang tua harus menjadi mentor, bukan hanya memantau saja.
Sebaiknya, pendampingan memungkinkan orang tua untuk
menciptakan lingkungan tempat anak-anak merasa nyaman berbicara
tentang kegiatan digital mereka.
2. Teknologi adalah alat yang bergantung pada penggunanya.
Generasi z sulit menahan diri tidak menggunakan gadget dan internet
sebab ini akan membuat mereka ketingalan banyak hal. Orang tua
harus menjelaskan kepada anak-anak generasi Z bahkan Teknologi
tidak dimaksudkan untuk hiburan semata. Ajarkan generasi Z
menggunakan teknologi secara bertangung jawab.

2 Hasbullah (2017: 30-33), Fungsi peranan pendidikan

3
3. Berkomunikasi dengan anak
Mendampingi anak saat belajar adalah sesuatu yang sangat penting
bagi anak. Setidaknya luangkan waktu 2 jam untuk mendamping anak
dalam belajar. Bisa juga meningkatkan kualitas kominikasi dalam
keluarga sepekan sekali. Tetap terlibat dalam aktivitas online dengan
cara menggobrol bersama mereka, menunjukan minat pada dunia
online mereka. Minta mereka untuk menunjukan situs-situs web
fovorit dan aplikasi-aplikasi.
B. Kerjasama antara Keluarga dan Sekolah
Di dalam UU Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional
pasal 10 ayat 4 dinyatakan bahwa: pendidikan keluarga merupakan bagian
dari jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan dalam keluaraga
dan yang memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral, dan
keterampilan. Sikap anak terhadap sekolah terutama akan dipengaruhi oleh
sikap orang tuanya. Begitu juga sangat diperlukan kepercayaan orang tua
terhadap sekolah (pendidik) yang menggantikan tugasnya selama di
sekolah. Perhatian yang diberikan oleh orang tua terhadap anaknya harus
diperhatikan. Begitu juga, orang tua harus menunjukkan kerjasamanya
dalam mengarahkan kegiatan belajar anak di rumah, menyelesaikan
pekerjaan rumahnya, juga tidak membebani anak dengan tugas rumah
tangga. Orang tua harus berusaha memotivasi dan membimbing anak
dalam belajar. 3 Pekerjaan guru akan lebih efektif ketika ia mengetahui
latar belakang dan pengelaman anak didik di dalam keluarganya. Adanya
kerjasama antara orang tua dan pendidik akan membantu dalam
mengatasianak didik yang kurang maju dalam pelajaran. Adapun cara
yang dapat ditempuh untuk menjalin kerja sama antara keluarga dan
dengan sekolah.4

3 Rochanah Peranan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat dalam Pembelajaran yang Efektif

4
(Hasbullah, 2013: 89)

4
C. Peranan Masyarakat
Kehidupan masyarakat di sekitar berpengaruh terhadap belajar siswa.
Jika dalam kehidupan suatu masyarakat terdiri terdiri dari orang-orang
yang tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan mempunyai kebiasaan
yang tidak baik, maka hal ini akan berdampak buruk pada siswa yang
berada disana. Anak akan tertarik untuk ikut berbuat seperti yang
dilakukan oleh orang-orang disekitarnya.
Hal ini akan berakibat pada terganggunya belajar siswa dan bahkan
akan kehilangan semangat belajarnya karena perhatiannya berpindah pada
perbuatan-perbuatan yang selalu dilakukan orang-orang disekitarnya.
Sebaliknya, jika lingkungan tempat anak tinggal adalah orang terpelajar
yang berperilaku baik, yang mendidik dan menyekolahkan anaknya,
antusias dengan cita-cita yang luhur akan masa depan anaknya, maka anak
akan terpengaruh juga pada hal-hal yang dilakukan oleh orangorang di
lingkungannya, sehingga akan berbuat seperti yang dilakukan oleh orang-
orang yang ada di lingkungan masyarakatnya. Pengaruh tersebut dapat
mendorong semangat siswa untuk belajar lebih giat lagi. Karenanya,
sangat perlu untuk mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat
memberi pengaruh yang positif terhadap anak/ siswa, sehingga dapat
belajar dengan sebaik-baiknya. 5
Masyarakat sebagai orang yang sangat merasakan hasil dari pendidikan,
hendaknya ikut aktif berpartisipasi dalam mewujudkan pembelajaran yang
efektif. Hal ini karena, apabila kemampuan dan keterampilan anak didik
berkembang, masyarakatlah yang akan merasakan manfaatnya. Dukungan
sumber daya yang diperlukan dalam pembelajaran yang efektif adalah
sebagai wujud dari peran yang bisa dilakukan masyarakat.

5
Daryanto. 2013. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Wydia

5
Sumber daya yang dimaksud adalah segala hal yang dibutuhkan untuk
mewujudkan pembelajaran yang efektif, misalnya sarana prasarana, dan
finansial.
Masyarakat bisa bekerja sama dengan sekolah dalam penguatan
sumber ekonomi. Sekolah diajak untuk memiliki alternatif lain selain
bantuan dari pemerintah, misalnya dengan aktif berwirausaha supaya
mandiri dan bisa memenuhi semua sarana prasarana yang dibutuhkan.
Disamping itu, masyarakat dapat berperan sebagai narasumber bagi
sekolah dalam memberikan informasi yang berguna dalam mewujudkan
pembelajaran yang efektif, misalnya narasumber dari aspek respons publik,
efektivitas strategi yang diterapkan, dan masukanmasukan konstruktif dan
progresif bagi peningkatan kualitas guru dan program sekolah. Diperlukan
juga adanya pertemuan rutin antara sekolah dan masyarakat sebagai ajang
artikulasi dan ekspresi, untuk menyampaikan pendapat, aspirasi, gagasan,
ide, pemikiran dan hal-hal lain yang bisa mendorong kebersamaan,
kemajuan, dan kepedulian sosial.6
Berinteraksi dengan lingkungan adalah upaya untuk mengambil
peluang-peluang yang ada dan menciptakan peluang yang akan datang
serta belajar berpartisipasi aktif secara lebih baik. 7 Masyarakat merupakan
faktor ekstern yang jelas berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu
terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Istilah masyarakat
dapat diartikan sebagai suatu kelompok manusia yang hidup bersama
dalam suatu wilayah dengan tata cara berpikir dan bertindak yang (relatif)
sama yang membuat warga masyarakat itu menyadari diri mereka sebagai
satu kesatuan (kelompok).

6 Aqib, Zainal. 2009. Belajar dan Pembelajarn di Sekolah Dasar. Bandung: CV. Yrama Widya

7 Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010.

6
Dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan banyak
orang dengan berbagai ragam kualitas diri mulai dari yang tidak
berpendidikan sampai dengan yang berpendidikan tinggi.
Sementara itu, dilihat dari lingkungan pendidikan, masyarakat disebut
lingkungan pendidikan nonformal yang memberikan pendidikan secara
sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya, tetapi tidak sistematis.
Sebagai masyarakat kecil dan sebagai bagian dari masyarakat maka
sekolah harus menjalin hubungan dengan masyarakat. Di dalam
masyarakat banyak kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok
masyarakat. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat merupakan titik
tolak untuk bekerja sama. Pentingnya ikut berpartisipasi dalam masyarakat
antara lain:
a. Merupakan alat untuk mengubah citra masyarakat awam terhadap
pengertian yang salah tentang kebijaksanaan sekolah dan petugas
sekolah.
b. Memberikan informasi tentang program dan kebijakan sekolah.
c. Menghilangkan atau mengurangi kritik-ktitik tajam terhadap sekolah.
Adapun partisipasi yang dapat diwujudkan misalnya:
➢ Mengadakan penyuluhan dan ceramah kepada masyarakat,
misalnya tentang agama, bahaya narkotika, pendidikan pemuda,
dan pengenalan tentang pendidikan di sekolah.
➢ Mengadakan kerja bakti sosial misalnya kerja bakti, pengairan,
kebersihan, pemberantasan buta huruf.
➢ Menjadi anggota pengurus organisasi lembaga ketahanan
masyarakat desa, maupun organisasi sosial lainnya. 8

8
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

7
D. Peranan tempat Ibadah
Salah satu wadah pendidikan Islam nonformal adalah pendidikan yang
diselenggarakan di masjid, maka dari itu masjid harus mempunyai
kegiatan-kegiatan yang dapat menarik masyarakat di sekitar masjid.
Sehingga dengan adanya beberapa kegiatan tersebut dapat
meningkatkan pendidikan Islam masyarakat. Masjid merupakan tempat
ibadah multi fungsi. Masjid bukanlah tempat ibadah yang dikhususkan
untuk shalat dan I’tikaf semata.
Masjid menjadi pusat kegiatan positif kaum muslimin dan
bermanfaat bagi umat. Dari sanalah seharusnya kaum muslimin merancang
masa depannya, baik dari segi din (agama), ekonomi, politik, sosial, dan
seluruh sendi kehidupan, sebagaimana para pendahulunya memfungsikan
masjid secara maksimal. Masjid adalah tempat beribadah umat Islam,
namun masjid bukan hanya tempat untuk shalat saja, dapat juga
dipergunakan untuk kepentingan sosial, misalnya tempat belajar. 9
Keberadaan rumah ibadah itu sendiri sebenarnya sudah memiliki
arti penting bagi pendidikkan. Rumah ibadah mengingatkan kepada
siapapun tentang pentingnya kegiatan ritual dan lainnya yang terkait
dengan keagamaan. Di tempat itu orang melakukan kegiatan shalat
berjama'ah, iktikaf, berdoa, membaca kitab suci, dan semacamnya. Oleh
karena itu, manakala di lembaga pendidikan sudah dilengkapi dengan
rumah ibadah sebenarnya menunjukkan bahwa institusi dimaksud sudah
memiliki kesadaran tentang betapa pembinaan karakter manusia itu
seharusnya dilakukan secara utuh dan komprehensif.
Mendidik yang dimaknai sebagai upaya mengantarkan seseorang
meraih pribadi yang utuh dan unggul tidak cukup melalui proses belajar
mengajar di ruang kelas atau ruang kuliah, perpustakaan dan laboratorium,
melainkan harus dilengkapi dengan tempat untuk memupuk dimensi
spiritual yang diharapkan melahirkan karakter atau akhlak mulia.

9
Siswanto. 2005. Panduan Praktis Organisasi Remas. Jakarta Timur: AlKautsar

8
Selanjutnya, rumah ibadah itu akan menjadi semakin maksimal fungsinya
untuk membina karakter atau akhlak manakala dimanfaatkan semaksimal
mungkin.
Sebagaimana disebutkan di muka, bahwa kekuatan penggerak perilaku
manusia adalah berada pada bagian terdalam, yaitu hati.
Hati yang sehat atau qolbun saliim adalah sumber kekuatan bagi siapa
saja untuk melahirkan perilaku terpuji. Hati yang sehat merupakan buah
dari apa yang dilakukan seseorang dalam mendekatkan diri pada Tuhan
melalui kegiatan ritual, memahami kitab sucinya, dan selalu dekat dengan
para ulama atau pemuka agamanya. Berbagai jenis kegiatan dimaksud
akan menjadi tepat dan mantap bila dilaksanakan di rumah ibadah. 10
Oleh karena itu menjadikan rumah ibadah sebagai laboratorium
pembinaan karakter maka mustahil tidak melibatkan secara maksimal para
pimpinan sekolah dan para guru-gurunya. Hati sebagai sumber kekuatan
penggerak perilaku harus mendapatkan contoh yang tepat. Sementara itu,
memberi contoh dan juga membiasakan perilaku terpuji di sekolah harus
dilakukan secara ikhlas. Maka, kegiatan di rumah ibadah akan berbeda
dibandingkan di ruang kelas. Mendisiplinkan kegiatan di ruang kelas atau
ruang kuliah bisa melalui penertiban daftar hadir dan cara-cara lain yang
serupa itu. Sedangkan menggerakkan kegiatan yang bernuansa spiritual
harus dilandasi oleh keikhlasan, oleh karena sasaran yang dihidupkan
adalah hati atau wilayah batin. Manakala Rumah ibadah yang berada di
lembaga pendidikan dimaksud berhasil difungsikan secara maksimal,
maka institusi tersebut sebenarnya telah mengembangkan manusia secara
utuh dan mendasar, yaitu aspek intelektual, profesional, spiritual, dan juga
akhlaqnya Kedua aspek yang disebutkan pertama yaitu intelektual dan
profesional dikembangkan melalui kegiatan di ruang kuliah, laboratorium,

10
https://uin-malang.ac.id/r/151101/optimalisasi-fungsi-rumah-ibadah-sebagai-laboratorium-
pembinaan-karakter.html

9
dan perpustakaan, sedangkan kegiatan spiritual dan akhlak dikembangkan
melalui rumah ibadah.
Manakala ke empat aspek dimaksud berhasil dikembangkan secara
menyeluruh dan utuh, maka diharapkan akan melahirkan manusia
seutuhnya, yaitu sehat jasmani dan ruhaninya. Akhirnya, lembaga
pendidikan akan menjadi bagaikan rumah besar, terdiri atas orang tua yang
sehari-hari dijadikan sebagai sumber ilmu dan hikmah, tauladan, pengasuh,
dan sejenisnya, sementara itu para siswa, mahasiswa, dan atau santri,
berusaha membekali dirinya untuk menyiapkan kehidupan di masa depan.
Pendidikan tidak hanya dimaknai sebagai tempat untuk memperoleh tanda
lulus, tetapi benar-benar membekali kepada siapapun yang belajar di
tempat itu dengan bekal yang cukup dan utuh.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga sebagai lingkungan pertama dan utama sangatlah berperan
penting dalam proses pendidkan seorang anak. Pola pendidikan dalam
keluarga sangat menentukan watak, karakter maupun cara anak itu
bereaksi pada lingkungannya.
Sesibuk apapun masing-masing anggota keluarga dijaman modern ini,
orang tua tetaplah harus mengambil peran yang utama dalam proses
pendidikan anaknya
B. Saran
Mengingat begitu pentingnya peran keluarga dalam proses pendidikan
seorang anak, sehingga ada beberapa hal penting yang seharusnya di
perhatikan oleh para pendidik di lingkungan keluarga yaitu:
➢ Ciptakan suasana yang baik dan kondusif didalam lingkungan keluarga.
➢ Tiap-tiap anggota keluarga hendak belajar berpegang pada hak dan
kewajiban masing-masing.
➢ Orang tua dan orang dewasa lainnyadalam keluarga itu hendaklah
mengetahui tabiat dan watak anak-anaknya sehingga menghadapi mereka
sesuia dengan tabiat dan watak masing-masing anak.
➢ Hindarkan segala sesuatu yang dapat merusak pertumbuhan jiwa anak-
anak.
➢ Biarkanlah anak bergaul diluar lingkungan keluarga tetapi dibawah kontrol
dan pengawasan orang tua.
➢ Jadikan ketakwaan kepada Allah SWT menjadi pegangan semuah anggota
keluarga, sehingga apapun dan bagaimanapun keadaan yang dihadapi
semua anggota keluarga tetap didalam bimbingan Allah SWT.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah. Dasar-dasar llmu Pendidikan . Ed. Revisi. jakarta.


Rajawali,Pers.2009.Hal:88
Hasbullah (2017: 30-33), Fungsi peranan pendidikan
Rochanah Peranan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat dalam Pembelajaran yang
Efektif
(Hasbullah, 2013: 89)
Daryanto. 2013. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Wydia.
Aqib, Zainal. 2009. Belajar dan Pembelajarn di Sekolah Dasar. Bandung: CV.
Yrama Widya.
Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010.
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Siswanto. 2005. Panduan Praktis Organisasi Remas. Jakarta Timur: AlKautsar
https://uin-malang.ac.id/r/151101/optimalisasi-fungsi-rumah-ibadah-
sebagailaboratorium-pembinaan-karakter.html

12

Anda mungkin juga menyukai