BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar belakang .
Dalam realita kehidupan banyak dijumpai di lingkungan masyarakat, baik masyarakat
perkotaan maupun masyarakat pedesaan sudah terjadi pergeseran moral (perilaku) yang
cenderung mengarah kepada tindakan kriminal, seperti kenakalan anak usia sekolah dasar,
pemanfatan IT yang tidak terkontrol dalam dunia maya, penyalahgunaan obat terlarang,
pergaulan bebas di kalangan remaja, kesiapan dan kemandirian mentalitas yang semakin tidak
terkontrol. Melihat kenyataan seperti ini, mayarakat pada umumnya dan para orang tua
khususnya mulai mempertanyakan sistem pendidikan kita, seolah-olah baik buruknya anak
maupun remaja terletak pada pendidikan formal, oleh karena itu tidak mengherankan kalau guru
(sekolah) menjadi kambing hitam persoalan anak dan remaja remaja, padahal pembentukan
watak seseorang bukan hanya menjadi tanggung jawab para pendidik dilingkungan pendidikan
formal / sekolah, tetapi tanggung jawab pendidikan watak yang pertama dan utama adalah orang
tua.
Namun, kenyataan yang ada banyak anak atau remaja tidak merasakan suasana aman dan
nyaman dilingkungan keluarganya, hal ini terjadi karena berbagai faktor yang sangat komplek,
seperti kesibukan orang tua yang sama-sama bekerja, sehingga menyerahkan urusan anak kepada
pembantu, kurangnya keteladanan orang tua yang dibutuhkan oleh anak-anaknya, seolah-olah
orang tua hanya mempunyai tanggung jawab yang berhubungan dengan materi saja, padahal
segudang permasalahan di rumah tangga perlu segera diatasi.
Sementara itu, pada dasarnya sekolah merupakan suatu wadah kerjasama antara orang tua
dan guru untuk menghantarkan anak-anak atau remaja menuju kearah perubahan positif, baik
yang berhubungan dengan kecerdasan integensi, kecerdasan emosi maupun kecerdasan
spiritualnya. Disisi lain sekolah juga merupakan suatu wadah kebersamaan antara guru dengan
murid, bertatap muka dan tempat terciptanya hubungan personal dianatara keduanya yang
sekaligus merupakan kekuatan pendidikan dan pengajaran.
Dengan melihat kondisi seperti ini, maka yang perlu ditingkatkan dalam pembentukan
watak seorang anak adalah wujud kerjasama segitiga emas antara orang tua, guru dan sang murid
itu sendiri yang sekaligus merupakan suatu bagian yang terintegrasi antara yang satu dengan
yang lainnya. Hal ini sebagaimana dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan No. 20
tahun 2003 disebutkan bahwa Tujuan Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia beiman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha
Esa , berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif , mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
II. Pengetian Budi Pekerti
Dilihat dari segi bahasa Akhlak mulia disebut juga Budi Pekerti adalah akal pikiran,
tabiat, tingkah laku, watak karakter. Sedangkan pengertian dalam bahasa Inggris, budi pekerti
diterjemahkan sebagai Moralitas. Moralitas mengandung beberapa pengertian antara lain : adat
istiadat, sopan santun, dan peri laku . sungguh demikian pengertian budi pekerti yang hakiki
adalah perilaku. Sikap perilaku budi pekerti mengandung lima jangkauan sebagai berikut :
1. Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan Allah.
2. Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan diri sendiri.
3. Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan keluarga.
4. Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan masyarakat dan negara.
5. Sikap dan perilaku dalam hubungannya dengan alam sekitar.
Dengan demikian , maka dapatlah ditarik sebuah pengertian bahwa budi pekerti itu
adalah suatu sikap dan perilaku yang berhubungan dengan kelima jangkauan tersebut.
BAB II
POKOK PERSOALAN, DASAR HUKUM DAN TUJUAN
I. Pokok Persoalan
Sekolah yang merupakan bagian yang integrasi dalam pembentukan watak dan budi pekerti
seorang anak, melihat beberapa celah sejauh mana peran serta sekolah dalam memberi kontribusi
pembentukan watak dan kebiasaan budi pekerti seorang anak sebagai bekal kehidupannya.
BAB III
RUANG LINGKUP , SASARAN, STRATEGI DAN HASIL YANG DIHARAPKAN
A. Ruang Lingkup
1. Penanaman Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Penanaman budi pekerti luhur atau akhlak mulia
3. Pembinaan Kepribadian unggul wawasan kebangsaan dan bela Negara
B. Sasaran
Sasaran adalah agar seluruh siswa siswi SDN ..............tertanam keimanan dan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, membiasakan berbudi pekerti yang baik atau berakhlak mulian
serta memiliki kepribadian unggul, wawasan kebangsaan dan bela negara.
C. Strategi
Secara teknis, penanaman budi pekerti melalui pembiasaan prilaku sehari hari di
sekolah dapat ditempuh melalui beberapa alternatif strategi secara terpadu yaitu :
Pertama : Dengan mengintegrasikan konten kurikulum pendidikan budi pekerti yang telah
dirumuskan ke dalam seluruh mata pelajaran yang relevan, terutama mata pelajaran agama,
kewarganegaraan dan bahasa Indonesia atau bahasa Daerah. Kedua : Dengan mengintegrasikan
pendidikan budi pekerti ke dalam kegiatan sehari-hari di sekolah . Ketiga : Dengan
mengintegrasikan pendidikan budi pekerti kedalam kegiatan yang diprogramkan atau
direncanakan. Keempat : Dengan membangun komunikasi dan kerjasama antara sekolah dengan
orang tua peserta pendidik.
D. Hasil yang Diharapkan
1. Siswa memiliki keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa serta dapat
mengamalka ajaran sesuai dengan agamanya
2. Siswa membiasakan prilaku budi pekerti baik atau akhlak mulia didalam kehidupan sehari
hari baik di sekolah , keluarga maupun di masyarakat.
3. Memiliki kepribadian unggul berwawasan kebangsaan dan bela Negara
BAB IV
PENANGGUNG JAWAB PEMBINAAN DAN RINCIAN TUGAS TANGGUNG JAWAB
PEMBINAAN
I. Penanggung jawab Pembinaan Budi Pekerti Siswa
Sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 tahun
2009 tentang Pembinaan Kesiswaan , penanggung jawab pembinaan kesiswaan terdiri dari :
1. Pembinaan kesiswaan di sekolah menjadi tanggung jawab Keapal sekolah
2. Pembinaan kesiswaan di Kecamatan menjadi tanggung jawab Unit kerja yang menangani
pendidikan di Kecamatan .
3. Pembinaan kesiswaan di Kabupaten/Kota menjadi tangggung jawab unit kerja yang
menangani pendidikan di Kabupaten/Kota.
4. Pembinaan kesiswaan dimProvinsi menjadi tanggung jawab unit kerja yang menangani
apendidikan di Provinsi.
5. Pembinaan kesiswaan secara Nasional menjadi tanggung jwab Direktorat Jendral Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
II. Rincian Tugas dan Tanngung Jawab Pembinaan Budi Pekerti siswa
N
Unit Kerja Tugas dan Tanggung Jawab
o
1 Kepala Sekolah 1 Bertanggung jawab terhadap program
2 pembinaan kesiswaan di sekolah
Bersama komite sekolah, wakil kepala
sekolah dan guru menyusun program
3 tahunan pembinaan kesiswaan
Memberikan tugas kepada wakil kepala
4 sekolah dan guru pembina kesiswaan untuk
5 melaksanakan pembinaan
Melakukan supervisi kegiatan pembinaan
kesiswaan
Menegakkan kultur sekolah dan wawasan
wiyatamandala
2 Guru / Pembina Kesiswaan 1 Memberikan usulan yang berkaitan dengan
program-program pembinaan kesiswaan
2 Merencanakan program-program pembinaan
kesiswaan yang menjadi tanggungjawabnya
3 Melakukan pembinaan kegiatan kesiswaan
yang menjadi tanggung jawabnya
4 Melakukan pengawasan/monitoring
pelaksanaan program pembinaan kesiswaan
BAB V
LINGKUP MATERI DAN JENIS KEGIATAN PENANAMAN BUDI PEKERTI
MELALUI
PEMBIASAAN PERILAKU SEHARI HARI.
------------------------------------------------
Nip. ..
1. Kendala
2. Saran-saran
3. Tindak lanjut
C. Tindak Lanjut
Langkah-langkah tindak lanjut perlu dilakukan setelah pelaksanaan
monitoring dan evaluasi. Pelaporan pelaksanaan kegiatan pembinaan budi pekerti
siswa harus dapat memberikanmasukan bagi peningkatan kualitas
pelaksanaannya. Oleh sebab itu, perlu dilakukan analisis terhadapsetiap
komponen kegiatan dan hubungan timbal balik dengan komponen
lainnya sehingga dapat ditemukan gagasan-gagasan atau pemikiran yang progresif dalam
pelaksanaan kegiatan di masa yang akan datang.
BAB VII
KESIMPULAN DAN PENUTUP
a. Kesimpulan
Sekolah adalah lembaga pendidikan terpercaya dalam mendidik dan mengantarkan
anak atauremaja menjadi orang yang berguna dan bermanfaat di masa depannya.
Sekolah harus menyambutnya dengan penuh tanggung jawab dan segera mengambil langkah-
langkah kongkrit dalam mengemban kepercayaan masyarakat.
Unsur sekolah (guru) adalah ujung tombak keberhasilan pendidikan, maka mereka harus
memiliki bekal yang cukup di bidang ilmu pengetahuan dan bekal ruhiyahnya.
Dalam pembentukan watak anak atau remaja, saat ini bukan hanya dengan kata-kata
yang kita sampaikan tetapi perlu keteladanan dari para pelaku pendidikan.
Sungguh, guru disisi Allah adalah merupakan orang-orang mulia yang akan dimasukkan kedalam
surga-Nya lebih dahulu dari pada murid-muridnya.
b. Penutup .
Demikian penyusunan program penanaman Budi Pekerti Melalui Pembiasaan Perilaku di
Sekolah, semoga menjadi bahan acuan dan pedoman bagi pelaku pendidikan dan dapat
mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Lampiran I Program Kegiatan Pembinaan Budi Pekerti Siswa
PROGAM PEMBINAAN BUDI PEKERTI SISWA
SDN : .
TAHUN PELARAJAN : 2012 / 2013
Target
Waktu Pelaksanaan Ket
Kegiatan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1
0 2
1 Program jangka panjang
a
b
c
d
e
4 Program incidental
a
b
c
d
e
Bojonegoro, 2012
Mengetahui :
Kepala Sekolah Guru Pembina
.
.
Nip. Nip.
Nama
Kegiatan :
Nama
Pembina :
Hari/Tanggal :
.
Tempat :
.
Materi :
1. Kompetensi dasar :
2. Indikator :
3. Jumlah Siswa :
..
Sumber materi :
.
Alat Peraga
Lampiran III Contoh Tata tertib sekolah dasar
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT.,kita
senantiasa selalu mendapatkan Taufiq dan hidayahNya semata , sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan Program Penananman Budi Pekerti Melalui Pembiasaan sehari-hari di Sekolah
dasar Kabupaten Bojonegoro tahun 2012 .
Sekolah merupakan bagian yang terintegrasi dalam pembentukan watak karakter ,
sikap dan tingkah laku anak, melihat beberapa celah sejauhmana peran sekolah dalam memberi
kontrisusi pembentukan watak karakter dan tingkah laku seorang anak sebagai bekal
kehidupannya . Pembentukan watak karakter anak tersebut merupakan amanah dari Undang-
Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003. Bahwa tujuan pendidikan Nasional Pendidikan
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia , sehat, berilmu, cakap, kreatif ,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab .
Untuk mencapai tujuan tersebut agar menjadi manusia bertaqwa kepada TYE , dan
berakhlak mulia sekolah mempunyai rasa tanggung jawab yang berat untuk menanamkan budi
pekerti terhadap anak anak . Maka guru sebagai skenario pendidik berupaya semaksimal
menanamkan pembiasaan berbudi pekerti luhur terhadap anak dengan berbagai kegiatan
kebiasan prilaku, sopan santun, kasing sayang , peribadatan sehari-hari, dimaksudkan agar
menjadi manusia yang mulia dalam kehidupannya ditengah manyarakat.
Program Penanaman Budi pekerti melalui pembiasaan prilaku sehari hari di sekolah
ini merupakan salah satu acuan dan SOP dalam pembinaan kesiswaan dalam satuan pendidikan
sekolah dasar di Kabupaten Bojonegoro. Dan diharapkan semua sekolah dasar di seluruh
wilayah Kabupaten Bojonegoro dapat melaksanakan dengan baik.
Penyusunan program tersebut masih banyak sekali kekurangan maupun kesalahan.
Oleh karena itu kami menyadari bahwasanya bila ada kritikan yang kontruktif, saran dan
masukan yang inovatif demi kesempurnaan program ini akan kami pertimbangkan selanjutnya.
Akhirnya semoga penyusunan ini ada guna dan manfaatnya.
Bojonegoro, Maret 2012
Kepala Dinas Pendidikan Kab.Bojonegoro.
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR
DAFTAR ISI
BAB IPENANAMAN BUDI PEKERTI MELALUI PEMBIASAAN PRILAKU
DISEKOLAH
a. Latar Belakang
b. Pengertian Budi Pekerti
BAB IIPOKOK BAHASAN, DASAR HUKUM DAN TUJUAN
a. Pokok Persoalan
b. Dasar Hukum
c. Tujuan
BAB IIIRUANG LINGKUP, SASARAN,STRATEGI DAN HASIL YANG DI
HARAPKAN
a. Ruang Lingkup
b. Sasaran
c. Strategi
d. Hasil yang Diharapkan
BAB IVPENANGGUNG JAWAB PEMBINAAN DAN RINCIAN TUGAS PEMBINA
a. Penanggung jawab Pembinaan Budi Pekerti Siswa
b. Rincian Tugas dan Tangging jawab Pembina Budi Pekerti Siswa
BAB VLINGKUP MATERI DAN JENIS KEGIATAN PENANAMAN BUDI
PEKERTI MELALUI PEMBIASAAN PRILAKU SEHARI-HARI DI SEKOLAH
BAB VIMONITORING DAN EVALUSI, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT
a. Monitoring dan Evaluasi
b. Pelaporan
c. Tindak lanjut
BAB VIKesimpulan dan Penutup
a. Kesimpulan
b. Penutup
PROGRAM PENYUSUNAN
PENANAMAN BUDI PEKERTI MELALUI PEMBIASAAN PRILAKU
SEHARI SEHARI
TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013
NAMA SEKOLAH :
NSS :
NPSN : ..
ALAMAT SEKOLAH : ..
KECAMATAN :
TELP / Email :