DISUSUN OLEH:
NIS : 0851
DISUSUN OLEH:
NIS : 0851
I
DAFTAR ISI
II
BAB IV Pengaruh Positif dan Negatif kemajuan IPTEK terhadap Negara
A. Perkembangan IPTEK ....................................................................... 39
B. Pengaruh Positif dan Negatif kemajuan IPTEK terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia ............................................................ 40
C. Sikap selektif dalam menghadapi Berbagai Pengaruh
Kemajuan IPTEK ............................................................................... 43
BAB V Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa sebagai Upaya Menjaga dan
Mempertahankan NKRI
A. Hakekat Negara dan Negara Kesatuan Republik Indonesia ............... 46
B. Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari masa ke masa .......... 51
C. Peran Masyarakat dalam menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Indonesia sebagai upaya Mempertahankan NKRI ............................. 59
III
BAB I
KASUS PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN
WARGA NEGARA
Hak merupakan semua hal yang harus kalian peroleh atau dapatkan. Hak dapat
berbentuk kewenangan atau kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Hak yang diperoleh
merupakan akibat dari dilaksanakannya kewajiban. Dengan kata lain, hak dapat diperoleh
apabila kewajiban sudah dilakukan, misalnya seorang pegawai berhak mendapatkan upah
apabila sudah melaksanakan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Pada pembelajaran di bab pertama, kalian sudah diperkenalkan dengan konsep hak
asasi manusia. Menurut kalian sama tidak maknanya dengan konsep warga negara? Untuk
mengetahui jawabannya, coba kalian cermati uraian materi berikut ini.
Hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap pribadi manusia. Karena
itu, hak asasi manusia itu berbeda pengertiannya dengan hak warga negara. Hak warga
negara merupakan seperangkat hak yang melekat dalam diri manusia dalam kedudukannya
sebagai anggota dari sebuah negara. Hak asasi sifatnya universal, tidak terpengaruh status
Kewarganegaraan seseorang. Akan tetapi hak warga negara dibatasi oleh status
kewarganegaraannya. Dengan kata lain, tidak semua hak warga negara adalah hak asasi
manusia. Akan tetapi, dapat dikatakan bahwa semua hak asasi manusia juga merupakan hak
warga negara, misalnya hak setiap warga negara untuk menduduki jabatan dalam
pemerintahan Republik Indonesia adalah hak asasi warga negara Indonesia. Hak ini tidak
berlaku bagi orang yang bukan warga negara Indonesia.
Kewajiban asasi merupakan kewajiban dasar setiap orang. Dengan kata lain,
kewajiban asasi terlepas dari status kewarganegaraan yang dimiliki oleh orang tersebut.
Sementara itu, kewajiban warga negara dibatasi oleh status kewarganegaran seseorang. Akan
tetapi, meskipun demikian, konsep kewajiban warga negara memiliki cakupan yang lebih
luas, karena meliputi pula kewajiban asasi. Misalnya, di Indonesia menghormati hak hidup
merupakan kewajiban setiap orang terlepas apakah ia warga negara Indonesia atau bukan.
Adapun, kewajiban bela negara hanya merupakan kewajiban warga negara Indonesia saja,
sementara warga negara asing tidak dikenakan kewajiban tersebut.
Hak dan kewajiban warga negara merupakan dua hal yang saling berkaitan. Keduanya
memiliki hubungan kausalitas atau hubungan sebab akibat. Seseorang mendapatkan haknya
dikarenakan dipenuhinya kewajiban yang dimilikinya. Misalnya, seorang pekerja
mendapatkan upah, setelah dia melaksanakan pekerjaan yang menjadi kewajibannya. Selain
itu, hak yang didapatkan seseorang sebagai akibat dari kewajiban yang dipenuhi oleh orang
1
lain. Misalnya, seorang pelajar mendapatkan ilmu pengetahuan pada mata pelajaran tertentu,
sebagai salah satu akibat dari dipenuhinya kewajiban oleh guru yaitu melaksanakan kegiatan
pembelajaran di kelas.
Hak dan kewajiban warga negara juga tidak dapat dipisahkan, karena bagaimanapun
dari kewajiban itulah muncul hak-hak dan sebaliknya. Akan tetapi, sering terjadi
pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Misalnya, setiap warga negara
memiliki hak dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, akan tetapi pada
kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani
kehidupannya. Hal ini disebabkan oleh terjadinya ketidakseimbangan antara hak dan
kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada maka akan terjadi kesenjangan sosial yang
berkepanjangan.
Info Kewarganegaraan
Hak warga negara Indonesia meliputi hak konstitusional dan hak hukum. Hak konstitusional
adalah hak-hak yang dijamin di dalam dan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945), sedangkan hak-hak
hukum timbul berdasarkan jaminan undang-undang dan peraturan perundang-undangan di
bawahnya.
Kalau kalian telaah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, baik
naskah sebelum maupun setelah perubahan, kalian akan dengan mudah menemukan
ketentuan mengenai warga negara dengan segala hal yang melekat pada dirinya. Ketentuan
tersebut dapat kalian identifikasi mulai dari Pasal 26 sampai dengan Pasal 34. Dalam
ketentuan tersebut juga diatur mengenai jenis hak dan kewajiban warga negara Indonesia.
Berikut ini diuraikan beberapa jenis hak dan kewajiban yang diatur dalam Undang- Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2
warga negara atas kedudukan yang sama dalam hukum dan juga merupakan kewajiban warga
negara untuk menjunjung hukum dan pemerintahan.
3
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang diatur dengan undang-undang.
j. Perekonomian nasional
Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengatur tentang
perekonomian nasional. Pasal 33 yang terdiri atas lima ayat menyatakan sebagai berikut.
Ketentuan pasal 33 ini merupakan jaminan hak warga negara atas usaha perekonomian dan
hak warga negara untuk mendapatkan kemakmuran.
k. Kesejahteraan sosial
Masalah kesejahteraan sosial dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesi Tahun
1945 diatur dalam Pasal 34. Pasal 34 terdiri atas empat ayat.
4
Pasal 34 ini memancarkan semangat untuk mewujudkan keadilan sosial. Ketentuan dalam
pasal ini memberikan jaminan atas hak warga negara untuk mendapatkan kesejahteraan sosial
yang terdiri atas hak mendapatkan jaminan sosial, hak mendapatkan jaminan kesehatan, dan
hak mendapatkan fasilitas umum yang layak.
5
b. Rela berkorban untuk
kepentingan bangsa dan
negara .
c. Cinta tanah air dan
bangsa.
d. Bangga sebagai Bangsa
Indonesia dan ber-Tanah Air
Indonesia.
e. Memajukan pergaulan
demi persatuan dan kesatuan
bangsa yang ber-Bhinneka
Tunggal Ika.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan a.Mengutamakan
dalam Permusyawaratan/ Perwakilan kepentingan negara dan
masyarakat.
b. Tidak memaksakan
kehendak kepada orang lain.
c.Mengutamakan
musyawarah dalam
mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
d. Menerima dan
melaksanakan setiap
keputusan musyawarah.
e.Mempertanggungjawabkan
setiap keputusan
musyawarah secara moral
kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia a. Menjaga keseimbangan
antara hak dan kewajiban.
b. Menghormati hak-hak
orang lain.
c. Suka memberi
pertolongan kepada orang
lain.
d. Menjauhi sikap
pemerasan kepada orang
lain.
e. Menjauhi sifat boros dan
gaya hidup mewah.
f. Rela bekerja keras.
g. Menghargai hasil karya
orang lain.
6
C. Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak dapat menikmati atau
memperoleh haknya sebagaimana mestinya yang ditetapkan oleh undang-undang.
Pelanggaran hak warga negara merupakan akibat dari adanya pelalaian atau pengingkaran
terhadap kewajiban, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh warga negara sendiri.
Misalnya, kemiskinan yang masih menimpa sebagian masyarakat Indonesia, penyebabnya
dapat berasal dari pemerintah ketika program pembangunan tidak berjalan sebagaimana
mestinya, atau dapat juga disebabkan oleh perilaku warga negara sendiri yang malas untuk
bekerja atau tidak mempunyai keterampilan sehingga mereka hidup di garis kemiskinan.
Pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara di antaranya disebabkan oleh
faktor-faktor berikut
d. Penyalahgunaan kekuasaan
Di dalam masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku. Kekuasaan di sini tidak hanya
menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga bentuk-bentuk kekuasaan lain yang
terdapat dalam masyarakat. Salah satu contohnya adalah kekuasaan di dalam perusahaan.
Para pengusaha yang tidak memedulikan hak-hak buruhnya jelas melanggar hak warga
negara. Oleh karena itu, setiap penyalahgunaan kekuasaan mendorong timbulnya pelanggaran
hak dan kewajiban warga negara.
7
f. Penyalahgunaan teknologi
Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh yang positif, tetapi dapat juga memberikan
pengaruh negatif bahkan dapat memicu timbulnya kejahatan. Kalian tentunya pernah
mendengar terjadinya kasus penculikan yang berawal dari pertemanan dalam jejaring sosial.
Kasus tersebut menjadi bukti, apabila kemajuan teknologi tidak dimanfaatkan untuk hal-hal
yang sesuai aturan, tentu saja akan menjadi penyebab timbulnya pelangaran hak warga
negara. Selain itu juga, kemajuan teknologi dalam bidang produksi ternyata dapat
menimbulkan dampak negatif, misalnya munculnya pencemaran lingkungan yang dapat
mengakibatkan terganggunya kesehatan manusia.
Anda tentunya pernah melihat para anak jalanan sedang mengamen di perempatan
jalan raya. Mungkin juga Anda pernah didatangi pengemis yang meminta sumbangan. Nah,
anak jalanan dan pengemis merupakan salah satu golongan warga negara yang kurang
beruntung, karena tidak bisa mendapatkan haknya secara utuh. Kondisi yang mereka alami
salah satunya disebabkan oleh terjadinya pelanggaran terhadap hak mereka sebagai warga
negara, misalnya pelanggaran terhadap hak mereka untuk mendapatkan pendidikan sehingga
mereka menjadi putus sekolah dan akibatnya mereka menjadi anak jalanan.
Pelanggaran terhadap hak warga negara bisa kita lihat dari kondisi yang saat ini terjadi misalnya
sebagai berikut.
a. Proses penegakan hukum masih belum optimal dilakukan, misalnya masih terjadi kasus
salah tangkap, perbedaan perlakuan oknum aparat penegak hukum terhadap para pelanggar
hukum dengan dasar kekayaan atau jabatan masih terjadi, dan sebagainya. Hal itu
merupakan bukti bahwa amanat Pasal 27 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan
“Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya” belum
sepenuhnya dilaksanakan.
b. Saat ini, tingkat kemiskinan dan angka pengangguran di negara kita masih cukup tinggi,
padahal Pasal 27 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 mengamanatkan bahwa “Tiap-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
c. Makin merebaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia seperti pembunuhan,
pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, dan sebagainya. Padahal, Pasal 28A–28J
UUD NRI Tahun 1945 menjamin keberadaan Hak Asasi Manusia.
d. Masih terjadinya tindak kekerasan mengatasnamakan agama, misalnya penyerangan
tempat peribadatan, padahal Pasal 29 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 menegaskan
bahwa “negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.
e. Angka putus sekolah yang cukup tinggi mengindikasikan belum terlaksana secara
sepenuhnya amanat Pasal 31 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan bahwa
“setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”.
f. Pelanggaran hak cipta, misalnya peredaran VCD/DVD bajakan, perilaku plagiat dalam
membuat sebuah karya dan sebagainya.
8
3. Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
Anda tentunya sering membaca slogan “orang bijak taat pajak”. Slogan singkat
mempunyai makna yang sangat dalam, yaitu ajakan kepada setiap warga negara untuk
memenuhi kewajibannya, salah satunya adalah membayar pajak. Kewajiban warga negara
bukan hanya membayar pajak, tetapi masih banyak lagi bentuk lainnya seperti taat aturan,
menjunjung tinggi pemerintahan, dan bela negara. Kewajiban-kewajiban tersebut apabila
dilaksanakan akan mendukung suksesnya program pembangunan di negara ini serta
mendorong terciptanya keadilan, ketertiban, perdamaian, dan sebagainya. Pada
kenyataannya, saat ini, banyak terjadi pengingkaran terhadap kewajiban-kewajiban warga
negara. Dengan kata lain, warga negara banyak yang tidak melaksanakan kewajibannya
sebagaimana yang telah ditetapkan oleh undang-undang. Pengingkaran tersebut biasanya
disebabkan oleh tingginya sikap egoisme yang dimiliki oleh setiap warga negara sehingga
yang ada di pikirannya hanya sebatas bagaimana cara mendapat haknya, sementara yang
menjadi kewajibannya dilupakan. Selain itu, rendahnya kesadaran hukum warga negara juga
mendorong terjadinya pengingkaran kewajiban oleh warga negara. Pengingkaran kewajiban
warga negara banyak sekali bentuknya, mulai dari sederhana sampai yang berat, di antaranya
adalah sebagai berikut. a. Membuang sampah sembarangan b. Melanggar aturan berlalu
lintas, misalnya tidak memakai helm, mengemudi tetapi tidak mempunyai Surat Izin
Mengemudi, tidak mematuhi ramburambu lalu lintas, berkendara tetapi tidak membawa Surat
Tanda Nomor Kendaraan (STNK), dan sebagainya. c. Merusak fasilitas negara, misalnya
mencorat-coret bangunan milik umum, merusak jaringan telepon. d. Tidak membayar pajak
kepada negara, seperti pajak bumi dan bangunan, pajak kendaraan bermotor, retribusi parkir
dan sebaganya. Tidak berpartisipasi dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara.
Pengingkaran kewajiban tersebut apabila tidak segera diatasi akan berakibat pada
proses pembangunan yang tidak lancar. Selain itu pengingkaran terhadap kewajiban akan
berakibat secara langsung terhadap pemenuhan hak warga negara.
Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Pernyataan itu tentunya sudah sering
kalian dengar. Pernyataan tersebut sangat relevan dalam proses penegakan hak dan kewajiban
warga negara. Tindakan terbaik dalam penegakan hak dan kewajiban warga adalah dengan
mencegah timbulnya semua faktor penyebab pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara. Apabila faktor penyebabnya tidak muncul, pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban warga negara dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan.
Berikut ini upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.
Selain melakukan upaya pencegahan, pemerintah juga menangani berbagai kasus yang sudah
terjadi. Tindakan penanganan dilakukan oleh lembaga-lembaga negara yang mempunyai
fungsi utama untuk menegakkan hukum, seperti berikut.
Info Kewarganegaraan
Dalam hubungannya dengan penegakan hak dan kewajiban warga negara, Pancasila
mengajarkan:
10
a. Berterima kasih, berbakti dan bertaqwa kepada-Nya.
b. Mencintai sesama manusia
c. Memelihara dan menghargai hak hidup, hak kemerdekaan dan hak memiliki
sesuatu
d. Menyadari pelaksanaan hukum yang berlaku
.
Lakukanlah identifikasi contoh perilaku yang dapat kalian tampilkan, sebagai bentuk
dukungan terhadap upaya pencegahan terjadinya pelanggaran hak dan kewajiban warga
negara.
Rangkuman
1. Hak merupakan sesuatu yang harus diterima oleh setiap orang. Dalam diri setiap
orang melekat hak asasi manusia dan hak warga negara. Hak asasi bersifat universal
tanpa melihat status kewarganegaraan, sedangkan hak warga negara dibatasi oleh
status kewarganegaraan seseorang. Dengan demikian, ada jenis hak asasi yang hanya
dimiliki oleh warga negara saja, yang bukan warga negara tidak memiliki hak tersebut
untuk di wilayah yang bukan negaranya.
2. Kewajiban secara sederhana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang harus
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Dengan demikian, kewajiban warga
negara dapat diartikan sebagai tindakan atau perbuatan yang harus dilakukan oleh
seorang warga negara sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Hak dan kewajiban warga negara merupakan dua hal yang saling berkaitan. Keduanya
memiliki hubungan kausalitas atau hubungan sebab akibat. Seseorang mendapatkan
haknya dikarenakan dipenuhinya kewajiban yang dimilikinya.
4. Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak dapat menikmati atau
memperoleh haknya sebagaimana mestinya yang ditetapkan oleh undang-undang.
Pelanggaran hak warga negara merupakan akibat dari adanya pelalaian atau
pengingkaran terhadap kewajiban, baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh
warga negara sendiri.
5. Pengingkaran kewajiban warga negara biasanya disebabkan oleh tingginya sikap
egoisme yang dimiliki oleh setiap warga negara, yang ada di pikirannya hanya sebatas
bagaimana cara mendapat haknya, sementara yang menjadi kewajibannya dilupakan.
Selain itu, rendahnya kesadaran hukum warga negara juga mendorong terjadinya
pengingkaran kewajiban oleh warga negara.
6. Tindakan terbaik dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara adalah dengan
mencegah timbulnya semua faktor penyebab dari pelanggaran hak dan pengingkaran
11
kewajiban warga negara. Apabila faktor penyebabnya tidak muncul, maka
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara dapat diminimalisir atau
bahkan dihilangkan.
12
BAB II
A. Hakekat Hukum
Hukum adalah aturan yang bertujuan mengatur pergaulan hidup dibuat oleh lembaga
yang berwenang bersifat mengikat dan memaksa dan dikenakan sanksi bagi yang melanggar.
Sesuai dengan pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 bahwa “Negara Indonesia adalah
Negara hukum” Yang dimaksud Negara hukum adalah segala kehidupan keNegaraan selalu
berlandaskan pada hukum dan Negara yang menegakkan super masih hukum untuk
menegakkan keadilan dan kebenaran.
3 prinsip dasar Negara hukum :
1. Adanya supremasi hukum di mana hukum berada di atas segalanya semua harus
berlandaskan hukum-hukum berlaku untuk semua orang
2. Kesetaraan di depan hukum
3. Penegakan hukum
3. Adanya jaminan Legalitas dalam arti hukum yaitu pemerintah atau pun lembaga
Negara maupun warga Negara dalam bertindak harus berlandaskan pada hukum.
13
Menurut Andi Hamzah, Perlindungan hukum adalah daya upaya yang dilakukan
secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga Negara dan swasta yang bertujuan untuk
pengamanan penguasaan dan kesejahteraan hidup sesuai dengan hak asasi yang ada.
Pengertian perlindungan hukum menurut Simanjuntak : Perlindungan hukum
segala upaya pemerintah dalam menjamin kepastian hukum dan memberi perlindungan
kepada warganya agar hak-haknya sebagai warga Negara tidak dilanggar dan bagi yang
melanggar dapat dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Suatu perlindungan dapat dikatakan sebagai perlindungan hukum apabila
mengandung unsur-unsur berikut ini yaitu :
a. Adanya perlindungan dari pemerintah kepada warganya
b. Jaminan kepastian hukum
c. Berkaitan dengan hak warga Negara
d. Adanya sanksi hukuman bagi pihak-pihak yang melanggarnya
selain itu perlindungan hukum juga diberikan kepada tersangka sebagai pihak yang
diduga telah melakukan pelanggaran hukum berkaitan dengan haha tersangka yang harus
dipenuhi agar sesuai dengan prosedur pemeriksaan di sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan
Hukum dapat secara efektif menjalankan fungsinya untuk melindungi kepentingan
manusia apabila tidak bertahan dengan kata lain perlindungan hukum dapat terwujud apabila
proses penegakan hukum dilaksanakan proses penegakan hukum merupakan salah satu upaya
untuk menjadikan hukum sebagai pedoman dalam setiap perilaku masyarakat maupun aparat
14
atau lembaga penegak hukum dengan kata lain penegakan hukum merupakan upaya untuk
melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum dalam berbagai macam bidang kehidupan
Perlindungan dan penegakan hukum sangat penting dilakukan karena dapat mewujudkan
hal-hal berikut ini :
b. Tegaknya keadilan
Tujuan utama hukum adalah mewujudkan keadilan bagi setiap warga Negara
Kehidupan yang diwarnai suasana yang damai merupakan harapan setiap orang
perdamaian akan terwujud apabila setiap orang merasa terlindungi dalam segala
bidang kehidupan
3. Masyarakat
Masyarakat lingkungan di mana hukum tersebut berlaku atau diterapkan maksudnya
warga masyarakat harus mengetahui dan memahami hukum yang berlaku serta
15
menaati hukum yang berlaku dengan penuh kesadaran akan pentingnya dan perlunya
hukum bagi kehidupan masyarakat
4. Sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum mencakup tenaga manusia
yang terdidik dan terampil organisasi yang baik peralatan yang memadai keuangan
yang cukup dan sebagainya
5. Kebudayaan
Sebagai hasil karya cipta dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di dalam
pergaulan hidup yang mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku.
Kepolisian Republik Indonesia ( Polri ) merupakan lembaga negara yang berperan antara
lain :
Mengatur lalu lintas
Memberantas gerakan terorisme
Mencegah penyalahgunaan Narkoba
Memelihara keamanan dan ketertiban
Menegakkan hukum, memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan dalam
masyarakat
Sebagai penyidik utama yg menangani setiap kejahatan
Kepolisian RI juga mempunyai kewenangan yg diatur dalam pasal 16 UU. No. 2
tahun 2002, antara lain :
Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan
Melarang setiap orang memasuki TKP unt kepentingan penyelidikan
Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan
Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat
Memanggil orang unt didengar dan diperiksa sebagai tersangka
Mengadakan penghentian penyelidikan
Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum
16
2. Peran Kejaksaan RI
a. Di bidang Pidana :
Melakukan penuntutan
Melaksanakan penetapan Hakim dan putusan pengadilan
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana
Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu
Melengkapi berkas perkara tertentu
Persyaratan untuk menjadi Advokat menurut Pasal 3 UU RI Nomer 18 Tahun 2003 yaitu :
18
b. Membantu Hakim dalam mencari kebenaran dan tidak boleh memutarbalikkan
peristiwa demi kepentingan kliennya agar kliennya menang dan bebas.
Hak Advokat
KPK dibentuk berdasarkan UU RI NO. 30 Tahun 2002. Tujuan dibentuknya KPK adalah
untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantas Korupsi.
KPK mempunyai Tugas , antara lain :
a. Koordinasi dengan instansi yg berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana
Korupsi
b. Supervisi terhadap instansi yg berwenang melakukan tindak pidana Korupsi
c. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana Korupsi
d. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana Korupsi.
19
Wewenang KPK
a. Mengkoordinasi penyelidikan, penyidikan dan penuntutan tindak pidana Korupsi.
b. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidan korupsi.
c. Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi
d. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan denga instansi yg berwenang
melakukan tindak pidana korupsi
e. Meminta laporan instansi terkait pencegahan tindak pidana korupsi.
Kepastian hukum
Keterbukaan
Akuntabilitas
Kepentingan umum
Proporsionalitas
20
Saat ini, kita sering melihat berbagai pelanggaran hukum terjadi di negara ini. Hampir
setiap hari, kita mendapatkan informasi mengenai terjadinya tindakan melawan hukum baik
yang dilakukan oleh masyarakat ataupun oleh aparat penegak hukum sendiri. Berikut ini
contoh perilaku yang bertentangan dengan aturan yang dilakukan di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.
A. Dalam lingkungan keluarga, di antaranya:
1) mengabaikan perintah orang tua;
2) mengganggu kakak atau adik yang sedang belajar;
3) ibadah tidak tepat waktu;
4) menonton tayangan yang tidak boleh ditonton oleh anak-anak;
5) nonton tv sampai larut malam; dan
6) bangun kesiangan.
21
dan sebagainya;
5) melakukan aksi teror terhadap alat-alat kelengkapan negara;
6) tidak berpartisipasi pada kegiatan pemilihan umum; dan
7) merusak fasilitas negara dengan sengaja.
Dari dua kasus di atas, lakukan analisis yang berkaitan dengan hal-hal
sebagai berikut.
a. Faktor penyebab terjadinya dua kasus tersebut.
b. Jenis pelanggaran hukum yang dilakukan.
c. Ketentuan perundang-undangan yang dilanggar.
d. Sanksi yang kemungkinan akan diterima pelaku.
e. Solusi untuk mencegah terulangnya kasus tersebut.
22
tetapi, dari segi tujuannya sama, yaitu untuk mewujudkan ketertiban dalam masyarakat.
Berikut ini sanksi dari norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Jika sanksi hukum maupun sanksi sosial tidak juga mampu mencegahorang
dari perbuatan melanggar aturan, ada satu jenis sanksi lain, yakni sanksi psikologis.
Sanksi psikologis dirasakan dalam batin kita sendiri. Jika seseorang melakukan
pelanggaran terhadap peraturan, tentu saja di dalam batinnya ia merasa bersalah.
Selama hidupnya, ia akan dibayang-bayangi oleh kesalahannya itu. Hal ini akan
sangat membebani jiwa dan pikiran kita. Sanksi inilah yang merupakan gerbang
terakhir yang dapat mencegah seseorang melakukan pelanggaran terhadap aturan.
23
3. Partisipasi dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum
Perilaku yang mencerminkan sikap patuh terhadap hukum harus kita tampilkan dalam
kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara
sebagai bentuk perwujudan partisipasi Anda dalam proses penegakan dan perlindungan
hukum.
24
Berikut ini contoh perilaku yang mencerminkan kepatuhan terhadap hukum yang berlaku
a. Dalam Kehidupan di Lingkungan Keluarga
Mematuhi perintah orang tua.
Ibadah tepat waktu.
Menghormati anggota keluarga yang lain seperti ayah, ibu, kakak, adik dan
sebagainya.
Melaksanakan aturan yang dibuat dan disepakati keluarga.
b. Dalam kehidupan di Lingkungan Sekolah
Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan lainnya.
Memakai pakaian seragam yang telah ditentukan.
Tidak menyontek ketika ulangan.
Memperhatikan penjelasan guru.
Mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal yang berlaku.
c. Dalam Kehidupan di Lingkungan Masyarakat
Melaksanakan setiap norma yang berlaku di masyarakat;
Bertugas ronda.
Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti.
Menghormati keberadaan tetangga disekitar rumah.
Tidak melakukan perbuatan yang menyebabkan kekacauan di masyarakat
seperti tawuran, judi, mabuk-mabukkan dan sebagainya;
Membayar iuran warga.
d. Dalam kehidupan di Lingkungan Bangsa dan Negara.
Bersikap tertib ketika berlalu lintas di jalan raya.
Memiliki KTP.
Memiliki SIM.
Ikut serta dalam kegiatan pemilihan umum.
Membayar pajak.
Membayar retribusi parkir.
25
E. Peran Masyarakat dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia
26
BAB III
PELAKSANAAN PEMERINTAHAN SESUAI KARAKTERISTIK GOOD
GOVERMANCE
Konsep good governance dapat diartikan menjadi acuan untuk proses dan struktur
hubungan politik dan sosial ekonomi yang baik. Human interest adalah faktor terkuat yang
saat ini mempengaruhi baik buruknya dan tercapai atau tidaknya sebuah negara serta
pemerintahan yang baik. Sudah menjadi bagian hidup yang tidak bisa dipisahkan bahwa
setiap manusia memiliki kepentingan. Baik kepentingan individu, kelompok, dan/atau
kepentingan masyarakat nasional bahkan internasional. Dalam rangka mewujudkan setiap
kepentingan tersebut selalu terjadi benturan.
27
Begitu juga dalam merealisasikan apa yang namanya “good governance” benturan
kepentingan selalu lawan utama. Kepentingan melahirkan jarak dan sekat antar individu dan
kelompok yang membuat sulit tercapainya kata “sepakat”.
Konsep Good Governance sebenarnya telah lama dilaksanakan oleh semua pihak
yaitu Pemerintah, Swasta dan Masyarakat, namun demikian masih banyak yang rancu
memahami konsep Governance. Secara sederhana, banyak pihak menerjemahkan governance
sebagai Tata Pemerintahan. Tata pemerintahan disini bukan hanya dalam pengertian struktur
dan manajemen lembaga yang disebut eksekutif, karena pemerintah (government) hanyalah
salah satu dari tiga aktor besar yang membentuk lembaga yang disebut governance. Dua
faktor lain adalah private sektor (sektor swasta) dan civil society (masyarakat madani).
Karenanya memahami governance adalah memahami bagaimana integrasi peran antara
pemerintah (birokrasi), sektor swasta dan civil society dalam suatu aturan main yang
disepakati bersama.
Lembaga pemerintah harus mampu menciptakan lingkungan ekonomi, politik, sosial
budaya, hukum dan keamanan yang kondusif. Sektor swasta berperan aktif dalam
menumbuhkan kegiatan perekonomian yang akan memperluas lapangan kerja dan
meningkatkan pendapatan, sedangkan civil society harus mampu berinteraksi secara aktif
dengan berbagai macam aktifitas perekonomian, sosial dan politik termasuk bagaimana
melakukan kontrol terhadap jalannya aktifitas-aktifitas tersebut.
Dalam konsep ini, Negara berperan memberikan pelayanan demi kesejahteraan rakyat
dengan sistem peradilan yang baik dan sistem pemerintahan yang dapat
dipertanggungjawabkan kepadapublik. Kunci utama memahami good governance adalah
pemahaman atas prinsip-prinsip di dalamnya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini akan
didapatkan tolak ukur kinerja suatu pemerintahan. Baik-buruknya pemerintahan bisa dinilai
bila ia telah bersinggungan dengan semua unsur prinsip-prinsip good governance. Menyadari
pentingnya masalah ini, prinsip-prinsip good governance diurai satu persatu sebagaimana
tertera di bawah ini:
1) Partisipasi Masyarakat
Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik secara
langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili kepentingan
mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan
mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk berpartisipasi secara konstruktif.
28
2) Tegaknya Supremasi Hukum
Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu, termasuk di dalamnya
hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia.
3) Transparansi
Tranparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses pemerintahan,
lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan,
dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.
4) Peduli pada Stakeholder
Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha melayani semua pihak
yang berkepentingan.
5) Berorientasi pada Konsensus
Tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-kepentingan yang berbeda demi
terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal apa yang terbaik bagi kelompok-
kelompok masyarakat, dan bila mungkin, konsensus dalam hal kebijakan-kebijakan dan
prosedur-prosedur.
6) Kesetaraan
Semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau mempertahankan
kesejahteraan mereka.
7) Efektifitas dan Efisiensi
Proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan
warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal
mungkin.
8) Akuntabilitas
Para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta dan organisasi-organisasi masyarakat
bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang
berkepentingan. Bentuk pertanggung jawaban tersebut berbeda satu dengan lainnya
tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan.
9) Visi Strategis
Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan atas tata
pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta kepekaan akan apa saja yang
dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus
memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial yang menjadi dasar
bagi perspektif tersebut.
29
Menerapkan praktik good governance dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kapasitas pemerintah, masyarakat sipil, dan mekanisme pasar. Salah satu pilihan strategis
untuk menerapkan good governance di Indonesia adalah melalui penyelenggaraan pelayanan
publik. Ada beberapa pertimbangan mengapa pelayanan publik menjadi strategis untuk
memulai menerapkan good governance.
Pelayanan publik sebagai penggerak utama juga dianggap penting oleh semua aktor
dari unsur good governance. Para pejabat publik, unsur-unsur dalam masyarakat sipil dan
dunia usaha sama-sama memiliki kepentingan terhadap perbaikan kinerja pelayanan publik.
Ada tiga alasan penting yang melatar-belakangi bahwa pembaharuan pelayanan publik dapat
mendorong praktik good governance di Indonesia. Pertama, perbaikan kinerja pelayanan
publik dinilai penting oleh stakeholders, yaitu pemerintah , warga, dan sektor usaha. Kedua,
pelayanan publik adalah ranah dari ketiga unsur governance melakukan interaksi yang sangat
intensif. Ketiga, nilai-nilai yang selama ini mencirikan praktik good governance
diterjemahkan secara lebih mudah dan nyata melalui pelayanan publik.
Fenomena pelayanan publik oleh birokrasi pemerintahan sarat dengan permasalahan,
misalnya prosedur pelayanan yang bertele-tele, ketidakpastian waktu dan harga yang
menyebabkan pelayanan menjadi sulit dijangkau secara wajar oleh masyarakat. Hal ini
menyebabkan terjadi ketidakpercayaan kepada pemberi pelayanan dalam hal ini birokrasi
sehingga masyarakat mencari jalan alternatif untuk mendapatkan pelayanan melalui cara
tertentu yaitu dengan memberikan biaya tambahan.
Dalam pemberian pelayanan publik, disamping permasalahan diatas, juga tentang cara
pelayanan yang diterima oleh masyarakat yang sering melecehkan martabatnya sebagai
warga Negara. Masyarakat ditempatkan sebagai klien yang membutuhkan bantuan pejabat
birokrasi, sehingga harus tunduk pada ketentuan birokrasi dan kemauan dari para pejabatnya.
Hal ini terjadi karna budaya yang berkembang dalam birokrasi selama ini bukan budaya
pelayanan, tetapi lebih mengarah kepada budaya kekuasaan.Upaya untuk menghubungkan
tata-pemerintahan yang baik dengan pelayanan publik barangkali bukan merupakan hal yang
baru.
Namun keterkaitan antara konsep good-governance (tata-pemerintahan yang baik)
dengan konsep public service (pelayanan publik) tentu sudah cukup jelas logikanya publik
dengan sebaik-baiknya. Argumentasi lain yang membuktikan betapa pentingnya pelayanan
publik ialah keterkaitannya dengan tingkat kesejahteraan rakyat. Inilah yang tampaknya harus
dilihat secara jernih karena di negara-negara berkembang kesadaran para birokrat untuk
memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat masih sangat rendah.
30
Secara garis besar, permasalahan penerapan Good Governance meliputi :
1. Reformasi birokrasi belum berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat;
2. Tingginya kompleksitas permasalahan dalam mencari solusi perbaikan;
3. Masih tingginya tingkat penyalahgunaan wewenang, banyaknya praktek KKN,
danmasih
lemahnya pengawasan terhadap kinerja aparatur;
4. Makin meningkatnya tuntutan akan partisipasi masyarakat dalam kebijakan publik;
5. Meningkatnya tuntutan penerapan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik
antara lain transparansi, akuntabilitas dan kualitas kinerja publik serta taat
padahukum;
6. Meningkatnya tuntutan dalam pelimpahan tanggung jawab, kewenangan dan
pengambilan keputusan dalam era desentralisasi;
7. Rendahnya kinerja sumberdaya manusia dan kelembagaan aparatur; sistem
kelembagaan (organisasi) dan ketatalaksanaan (manajemen) pemerintahan daerah
yang belum memadai;
1. Asas kepastian hukum, yaitu asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan
peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggara negara.
2. Asas tertib penyelenggaraan negara, yaitu asas yang menjadi landasan keteraturan,
keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan negara.
3. Asas kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum
dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.
4. Asas keterbukaan, yaitu asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
31
penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi
pribadi, golongan, dan rahasia negara.
5. Asas proporsionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban penyelenggara negara.
6. Asas profesionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keahlian berlandaskan kode etik
dan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
7. Asas akuntabilitas, yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir
kegiatan penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Jelas bahwa good governance adalah masalah perimbangan antara negara, pasar dan
masyarakat. Memang sampai saat ini, sejumlah karakteristik kebaikan dari suatu governance
lebih banyak berkaitan dengan kinerja pemerintah. Pemerintah berkewajiban melakukan
investasi untuk mempromosikan tujuan ekonomi jangka panjang seperti pendidikan
kesehatan dan infrastuktur. Tetapi untuk mengimbangi negara, suatu masyarakat warga yang
kompeten dibutuhkan melalui diterapkannya system demokrasi, rule of law, hak asasi
manusia, dan dihargainya pluralisme.
32
Membangun good governance adalah mengubah cara kerja state, membuat pemerintah
accountable, dan membangun pelaku-pelaku di luar negara cakap untuk ikut berperan
membuat sistem baru yang bermanfaat secara umum. Dalam konteks ini, tidak ada satu
tujuan pembangunan yang dapat diwujudkan dengan baik hanya dengan mengubah
karakteristik dan cara kerja institusi negara dan pemerintah.
Esensi dari konsep good governance sebagaimana diuraikan diatas adalah kekuatan
konsep governance terletak pada keaktifan sektor negara, masyarakat dan pasar untuk
berinteraksi. Karena itu, good governance, sebagai suatu proyek sosial, harus melihat kondisi
sektor-sektor di luar negara, sehingga terjalin suatu interkoneksitas antara sector-sektor yang
merangkai governance.
Good Governance diIndonesia sendiri mulai benar – benar dirintis dan diterapkan
sejak meletusnya era Reformasi yang dimana pada era tersebut telah terjadi perombakan
sistem pemerintahan yang menuntut proses demokrasi yang bersih sehingga Good
Governance merupakan salah satu alat Reformasi yang mutlak diterapkan dalam
pemerintahan baru. Akan tetapi, jika dilihat dari perkembangan Reformasi yang sudah
berjalan selama 12 tahun ini, penerapan Good Governance diIndonesia belum dapat
dikatakan berhasil sepenuhnya sesuai dengan cita – cita Reformasi sebelumnya. Masih
banyak ditemukan kecurangan dan kebocoran dalam pengelolaan anggaran dan akuntansi
yang merupakan dua produk utama Good Governance.
Akan tetapi, Hal tersebut tidak berarti gagal untuk diterapkan, banyak upaya yang
dilakukan pemerintah dalam menciptaka iklim Good Governance yang baik, diantaranya
ialah m ulai diupayakannya transparansi informasi terhadap publik mengenai APBN sehingga
memudahkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam menciptakan kebijakan dan dalam
proses pengawasan pengelolaan APBN dan BUMN. Oleh karena itu, hal tersebut dapat terus
menjadi acuan terhadap akuntabilitas manajerial dari sektor publik tersebut agar kelak lebih
baik dan kredibel kedepannya. Undang-undang, peraturan dan lembaga – lembaga penunjang
pelaksanaan Good governance pun banyak yang dibentuk. Hal ini sangatlah berbeda jika
dibandingkan dengan sektor publik pada era Orde Lama yang banyak dipolitisir
pengelolaannya dan juga pada era Orde Baru dimana sektor publik di tempatkan sebagai
agent of development bukannya sebagai entitas bisnis sehingga masih kental dengan rezim
yang sangat menghambat terlahirnya pemerintahan berbasis Good Governance.
33
Diterapkannya Good Governance diIndonesia tidak hanya membawa dampak positif
dalam sistem pemerintahan saja akan tetapi hal tersebut mampu membawa dampak positif
terhadap badan usaha non-pemerintah yaitu dengan lahirnya Good Corporate Governance.
Dengan landasan yang kuat diharapkan akan membawa bangsa Indonesia kedalam suatu
pemerintahan yang bersih dan amanah.
Good governance sebenarnya adalah impian dari semua negara di dunia, yaitu
pemerintahan dengan ciri-ciri tata kelola pemerintahan yang baik, seperti pemerintahan yang
efektif, efisien, transparan, akuntabel dan bertanggung jawab. Artinya, penyelenggaraan
pemerintahan diharapkan tepat sasaran sesuai dengan rencana strategis yang telah ditetapkan,
berdaya guna dan berhasil guna, terbuka dan dapat diawasi oleh semua orang, serta
bertanggung jawab terhadap segala kebijakan yang ditetapkan. Semua hal ini hendaknya
mampu dilaksanakan atau dipenuhi oleh para pejabat sektor publik.
Dari segi terminologi, terdapat tiga hal yang rancu dalam istilah dan konsep good
governance. Tiga hal tersebut adalah tata pemerintahan yang baik (good governance),
pemerintahan yang baik (good government), dan clean government (pemerintahan yang
bersih). Agar kita bisa memahami secara lebih tepa tapa sebenarnya yang ingin dicapai oleh
good governance, kita bisa mencoba memahami terlebih dahulu pengertian dari good
governance, seperti berikut ini:
1. Bank Dunia (World Bank) menyatakan bahwa good governance adalah cara
kekuasaan yang digunakan dalam mengelola berbagai sumber daya sosial dan
ekonomi untuk pengembangan masyarakat (Mardoto, 2009).
2. United National Development Planning (UNDP) mendefiniskan good governance
sebagai praktik penerapan kewenangan pengelolaan berbagai urusan penyelenggaraan
negara, baik secara politik, ekonomi, maupun administratif di semua tingkatan. Maka,
34
berdasarkan pengertian ini ada tiga pilar penting dari good governance, yaitu
kesejahteraan rakyat, proses pengambilan keputusan dan tata laksana pelaksanaan
kebijakan (Prasetijo, 2009)
3. Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) memahami good governance memiliki
kunci utama yaitu pemahaman atas prinsip-prinsip yang mendasarinya. Prinsip-
prinsip ini akan bisa menjadi tolak ukur untuk mengukur kinerja pemerintahan. Secara
singkat, Hardjasoemantri (2003) menyebutkan ada 10 prinsip atau ciri-ciri good
governance, yaitu partisipasi masyarakat, tegaknya supremasi hukum, transparansi,
kemudahan mengakses informasi, peduli pada stakeholder, berorientasi pada
konsensus, kesetaraan, efektivitas dan efisiensi, akuntabilitas dan visi strategis.
Untuk bisa menjalankan pemerintahan dengan good governance, diperlukan banyak hal
mendasar uah harus dipenuhi. Efendi (2005) mengungkapkan setidaknya ada beberapa hal
mendasar yang menjadi permasalahan dan harus diperbaiki dalam penerapan good
governance, antara lain:
35
hal ini masih sering terjadi, misalnya dengan melonjaknya harga bahan makanan akibat
kesalahan pengambilan kebijakan ekspor dan impor.
36
Belum Ada Standar Akuntansi Keuangan Publik Yang Baku
Selain dua permasalahan di atas, masih belum ada juga standar akuntansi keuangan yang
baku di sektor publik. Padahal hal ini sangat penting untuk menjadi acuan dalam pembuatan
laporan keuangan yang akan menjadi salah satu mekanisme pengendalian. Dengan belum
adanya standar yang baku ini, proses transparansi pun masih sulit dilaksanakan karena
pertanggungjawaban keuangan tidak dapat ditampilkan secara kasat mata. Masih banyak
pertanggungjawaban yang direkayasa dengan pengeluaran-pengeluaran fiktif dan hal ini sulit
untuk dipertanggungjawabkan secara transparan.
Sebagai contoh dari masalah ini misalnya pada kasus mafia pajak yang menyoroti
sidang Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk menggunakan hak angket. Hal ini
menunjukkan pejabat publik di bidang perpajakan tidak mampu melaksanakan tugasnya
dengan transparan dan bertanggung jawab kepada masyarakat. Selain itu, ada juga kasus
Bank Centuri yang hingga saat ini belum tuntas yang juga menunjukkan good governance
masih belum bisa diterapkan di Indonesia.
Dari semua permasalahan good governance yang disebutkan di atas, permasalahan
yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah di bidang integritas pelaku pemerintahan,
khususnya dalam hal praktik korupsi. Meski sudah ada undang-undang tentang korupsi
beserta hukumannya, di Indonesia, korupsi banyak terjadi di tingkat otonomi daerah, dimana
keberadaan otonomi daerah ini merupakan perwujudan dari desentralisasi yang sebenarnya
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pemerataan pembangunan,
meningkatkan daya saing daerah, keadilan, dan kekhususan potensi dan keragaman di
Indonesia.
Adanya kebijakan otonomi daerah ini membawa konsekuensi dalam penyelenggaraan
pemerintahan. Kelebihan dan kekurangan otonomi daerah tersebut yaitu secara politik
keberadaan otonomi daerah merupakan langkah menuju demokrasi karena pemerintah bisa
menjadi lebih dekat dengan rakyatnya sehingga bisa membuat rakyat lebih merasakan
keberadaan pemerintah. Selain konsekuensi politik, terdapat juga konsekuensi secara
ekonomi yaitu desentralisasi diharapkan bisa menciptakan inovasi masyarakat dan
memotivasi masyarakat agar lebih produktif.
Namun sayangnya, pada kenyataannya ada dampak negatif yang dibawa oleh
kebijakan desentralisasi. Desentralisasi berupa otonomi daerah ini ternyata juga menjadi
sumber ketidakadilan rakyat akibat pemerintah daerah banyak yang bertindak sewenang-
wenang dan menyelewengkan kekuasaannya. Akibatnya, taraf hidup rakyat pun belum bisa
37
meningkat seperti yang diharapkan. Hal ini bisa jadi merupakan salah satu contoh nyata
permasalahan good governance di Indonesia.
Dengan korupsi dan penyalahgunaan jabatan di atas yang tampaknya menjadi masalah
utama good governance di Indonesia, mencari orang-orang dengan integritas tinggi
tampaknya menjadi sebuah tantangan tersendiri. Memilih aparatur negara yang unggul dan
berakhlak mulia tentu saja akan berdampak positif terhadap penyelenggaraan negara dengan
good governance. Jika korupsi dan penyalahgunaan jabatan masih tetap eksis, maka hampir
mustahil good governance dapat diterapkan di negara kita.
Sebagai upaya mewujudkan good governance di Indonesia, melakukan tindakan
pencegahan dan penanggulangan bisa menjadi upaya kita bersama. Pencegahan bisa
dilakukan dengan menjamin kepastian hukum untuk mewujudkan pemerintahan terbuka.
Jaminan ini diberikan sebagai hak publik, seperti hak untuk mengamati perilaku pejabat, hak
untuk mengakses informasi, hak untuk turut berpartisipasi dalam pengambilan kebijakan dan
hak untuk mengajukan keberatan jika ketiga hak sebelumnya tidak terpenuhi. Di samping itu,
upaya penanggulangan bisa dilakukan dengan memastikan para pelanggar aturan
mendapatkan hukuman yang sesuai, tidak peduli apakah orang tersebut adalah pejabat
tertentu atau anggota kelompok tertentu.
38
BAB IV
A. Perkembangan IPTEK
Disini saya ingin membahas sedikit banyak tentang perkembangan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi atau biasa kita kenal dengan istilah IPTEK. Ilmu pengetahuan muncul sebagai
akibat dari aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia,baik kebutuhan jasmani
maupun kebutuhan rohani. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat bisa di
pisahkan dari lembaga pendidikan.
Dimana pada abad 20 peran ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berarti bagi
lembaga pendidikan. Sehingga pada abad 20 mampu mendorong lebih cepat dalam industri.
Informasi,komunikasi,transportasi dan pertanian.Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di Indonesia tertinggal jauh dan sangat memprihatinkan dibanding Negara-negara
Eropa dan Amerika Serikat bahkan pula di Negara-negara Asia misalnya Jepang dan China.
Hal ini disebabkan karena :
Realita yang memprihatinkan itu bukan dilihat dari prestasi beberapa bidang IPTEK
yang telah di capai seperti penemuan aplikasi teknologi DNA, pemuan bibit padi unggul,
pemuan vector medan laju percepatan gerak lempeng teknologi, rancangan bangunan pesawat
remotely pilotely piloted vehicle, memperoleh penghargaan internasional fellowship L’oreal-
unesco for woman in science,mendapat medali emas pada internasiaonal exhibition of
invention new techninique and peroduct memperoleh the first to nobel prize di bidang fisika
tingkat SMA , hingga temuan nutrisi baru yang di sebut saputra, yang memang semua itu
perlu di syukuri . Tetapi keprihatinan itu muncul pergerakan dampak perkembangan IPTEK
39
itu memang tidak segaris lurus dangan pencipta kesejahteraan masyarakat dalam rangka
kebijakan IPTEK secara nasional,
a. Aspek politik
Memberikan dorongan yang besar bagi konsolidasi demokrasi di banyak negara.
Meningkatkan hubungan diplomatik antara negara.
Menegakan nilai-nilai demokrasi.
Memperluas dan meningkatkan hubungan dan kerja sama antar daerah.
Adanya peranan besar rakyat dalam pengembangan pemerintahan.
Kegiatan komunikasi untuk keperluan politik dengan menggunakan teknologi
informasi menyebabkan sampai nya berita dengan cepat, dilakukan secara efisien
dan nyaman.
b. Aspek ekonomi
Pengaruh positif IPTEK bagi kehidupan ekonomi yang dapat kita ambil di antaranya:
Makin meningkatnya investasi asing atau penanaman modal asing di negara kita.
Makin terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi dalam negeri.
Mendorong para pengusaha untuk meningkatkan efisiensi dan menghilangkan
biaya tinggi.
Meningkatkan kesempatan kerja dan devisa negara.
Meningkatkan kemakmuran masyarakat.
Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan.
40
d. Aspek hukum, pertahanan, dan keamanan
Pengaruh positif IPTEK dalam bidang hukum, pertahanan, dan keamanan yang dapat kita
ambil diantaranya:
1. Makin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi dan tuntutan terhadap
dilaksanakannya hak asasi manusia.
2. Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang – undangan yang
memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.
3. Makin menguatnya tuntutan terhadap tugas – tugas penegak hukum(polisi, jaksa, dan
hakim) yang lebih profesional, transparan, dan dapat dipertanggung jawabkan.
4. Menguatnya supremasi sipil dengan mendudukan tentara dan polisi sebatas penjaga
keamanan, kedaulatan, dan ketertiban negara.
a. Aspek politik
Kemajuan IPTEK melalui globalisasi membawa nilai-nilai seperti keterbukaan, kebebasan
dan demokratisasi tidak menutup kemungkinan akan di salah artikan oleh masyarakat
indonesia. Akibatnya, akan menimbulkan terganggunya stabilitas politik nasional seiring
dengan terjadinya tindakan-tindakan anarki sebagai reaksi terhadap sikap pemerintah yang
menurut mereka tidak terbuka, tidak memberikan kebebasan dan tidak demokratis kepada
rakyatnya. Pengaruh negatif lainnya adalah munculnya gerakan-gerakan radikalisme dan
terorisme.
b. Aspek ekonomi
Kemajuan IPTEK memberikan pengaruh negatif terhadap kehidupan ekonomi seperti berikut:
1. Indonesia akan di banjiri oleh barang-barang dari luar seiring dengan adanya
perdagangan bebas yang tidak mengenal adanya batas-batas negara. Akibatnya, makin
terdesak nya barang-barang lokal terutama yang tradisional karena kalah bersaing
dengan barang-barang luar negeri.
2. Cepat atau lambat, perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, seiring
dengan makin mudahnya orang asing menanamkan modalnya di indonesia, yang pada
akhirnya mereka dapat mendikte atau menekan pemerintah atau bangsa kita. Dengan
demikian, bangsa kita akan dijajah secara ekonomi oleh negara investor.
41
3. Akan timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya persaingan
bebas. Persaingan bebas tersebut akan menimbulkan adanya pelaku ekonomi yang
kalah dan yang menang. Yang menang akan dengan leluasa memonopoli pasar,
sedangkan yang kalah akan menjadi penonton yang senantiasa tertindas.
4. Pemerintah hanya sebagai regulator pengaturan ekonomi yang mekanisme nya akan
ditentukan oleh pasar.
5. Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi
makin sulit berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola dapat karya makin
ditinggalkan.
42
d. Aspek hukum, pertahanan, dan keamanan
Dampak negatif yang timbul dari kemajuan IPTEKB dalam aspek hukum, pertahanan,
keamanan ini antara lain menimbulkan tindakan anarkis dari masyarakat yang dapat
mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Selain itu, peran masyarakat dalam menjaga keamanan, ketertiban dan kedaulatan negara
semakin berkurang.
43
saling menguntungkan, saling menghormati, dan menghargai hak dan kewajiban masing-
masing. Bangsa Indonesia harus segera mewujudkan hal sebagai berikut.
Menggembangkan demokratisasi dalam segala bidang.
Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena politik.
Mengadakan reformasi lembaga politik agar menjalankan fungsinnya dan peranannya
secara baik dan benar.
Memperkuat kepercayaan rakyat dengan cara menegakkan pemerintahan yang bersih
dan berwibawa.
Menegakkan supremasi hukum.
Memperkuat posisi Indonesia dalam kancah politik internasional.
B. Sikap selektif terhadap pengaruh kemajuan Iptek di bidang ekonomi
Sebelum bidang politik, kemajuan iptek lebih dahulu terjadi dalam bidang ekonomi.
Sejak digulirkannya liberalisasi ekonomi oleh Adam Smith sekitar abad ke-15, telah
melahirkan perusahaan multinasional yang melakukan aktivitas perdangangannya ke berbagai
negara. Mulai abad ke-20 paham liberal kembali dianut oleh negara didunia terutama negara
maju.
Sikap selektif terhadap dampak kemajuan iptek dapat dipertegas salah satunya dengan
meningkatkan daya saing Indonesia di dunia internasional. Kegiatan konkretnya adalah:
Meningkatkan kualitas SDM Indonesia.
Meningkatkan komoditas ekonomi yang mutunya, jumlahnya dan pasokannya serta
harganya bersaing.
Perbaikan perangkat hukum yang mengabdi pada kepentingan nasional.
44
Menghargai pekerjaan sesuai dengan prestasi.
Menggunakan potensi lingkungan secara tepat untuk pembangunan berkelanjutan.
Menghargai dan menghormati hak-hak asasi manusia.
45
BAB V
Untuk memahami mengenai negara, maka terlebih dahulu akan diawali dengan
penelusuran kata negara secara literal. Istilah negara merupakan terjemahan dari kata-kata
asing, yakni state(bahasa Inggris), staat (bahasa Belanda dan Jerman), dan etat (bahasa
Prancis). Kata staat, state, etat diambil dari bahasa Latin statusatau satum yang berarti
keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap.
Kata status atau satum lazim diartikan sebagai standing atau station (kedudukan).
Istilah ini dihubungkan dengan kedudukan persekutuan hidup manusia, yang juga sama
dengan istilah status civitasi atau status republicae.Dari pengertian yang terakhir inilah, kata
status pada abad ke-16 dikaitkan dengan kata negara. (Hartati, Atik., Sarwono. 2011.
Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Marsmedia)
46
Tujuan NKRI
Tujuan dibentuknya negara Indonesia tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 di alineaIV.
Terdapat empat tujuan nasional negara Indonesia, yaitu sebagai berikut:
Fungsi NKRI
Sejalan dengan tujuan nasional dan tujuan pembangunan nasional bangsa, NKRI memiliki
fungsi-fungsi antara lain:
47
Sifat Negara
Negara sebagai organisasi kekuasaan memiliki beberapa sifat yang tidak dimiliki oleh
organisasi lainnya. Menurut Miriam Budiarjo, masing-masing negara memiliki sifat-sifat
antara lain:
a. Memaksa, peraturan perundangan yang telah ditetapkan harus ditaati oleh seluruh
warga negara maupun aparatur negara. Karena apabila dilanggar alat-alat negara dapat
memaksa dengan menerapkan sanksi hukum yang tegas.
b. Memonopoli, negara dapat memonopoli tujuan bersama dalam negara. Seperti contoh
negara dapat melarang pendirian organisasi atau agama baru yang dilarang oleh
Undang-undang.
c. Mencakup semua, hal ini mengandung maksud bahwa peraturan perundang-undangan
berlaku pada semua orang.
Unsur-Unsur Negara
Menurut Konvensi Montevideo tahun 1933, yang diselenggarakan oleh negara-negara Pan-
Amerika di kota Montevideo, bahwa negara harus memiliki unsur :
a. Rakyat adalah semua orang yang berada diwilayah suatu negara. Rakyat dalam suatu
negara meliputi penduduk atau bukan penduduk atau orang asing. Penduduk terdiri atas
warga negara dan bukan warga negara. Warga negara ada dua, yaitu warga negara asing
atau warga negara keturunan atau warga negara yang ditetapkan dengan undang-
undang. Penduduk adalah setiap orang yang mempunyai tempat tinggal tetap disuatu
negara. Penduduk terdiri atas warga negara (Mayoritas) atau bukan warga negara
(Minoritas). Warga negara adalah setiap orang yang terikat dengan peraturan negara
dan penduduk terikat karena tempat tinggal.
b. Wilayah Negara
Suatu yang disebut dengan negara harus memiliki wilayah. Wilayah adalah seluruh
tempat baik berupa daratan, lautan, dan juga udara yang ada diatasnya yang memiliki
batas-batas tertentu. Wilayah negara terdiri atas daratan, perairan, udara dan wilayah
ekstra teritorial.
c. Pemerintah yang Berdaulat
Pemerintah adalah seluruh perangkat atau alat perlengkapan negara sesuai dengan yang
ditentukan dalam undang-undang dasar negara tersebut. Secara teori bentuk
48
pemerintahan dapat dikelompokkan atas bentuk republik dan bentuk kerajaan. Bentuk
pemerintahan menunjuk pada bagaimana pemerintahan diangkat atau dipilih.
d. Pengakuan dari negara lain
Pengakuan dari suatu negara lain memiliki dampak positif antara lain akan memberi
kemudahan dalam pergaulan internasional, terbinanya persahabatan dan terpenuhinya
kebutuhan. Pengakuan dari negara lain ada dua macam, yaitu:
Pengakuan De Facto, adalah pengakuan secara kenyataan bahwa secara fisik di
sebuah wilayah telah berdiri sebuah negara.
Pengakuan De Jure, yaitu pernyataan secara resmi menurut hukum tentang berdirinya
sebuah negara.
Bentuk Negara
a. Negara Kesatuan
Negara kesatuan ialah negara yang merdeka dan berdaulat di mana di seluruh negara yang
berkuasa hanyalah satu pemerintah yang mengatur seluruh daerah.
b. Negara Serikat
Negara serikat ialah suatu negara yang merupakan gabungan dari beberapa negara, yang
disebut negara bagian. Tiap negara bagian berstatus tidak berdaulat, namun kekuasaan asli
tetap ada di negara bagian.
berikut ini adalah tabel mengenai Hakikat Negara Indonesia
49
No Aspek Informasi Uraian
3. Bentuk negara Negara kesatuan ialah negara yang merdeka dan berdaulat di
mana di seluruh negara yang berkuasa hanyalah satu
pemerintah yang mengatur seluruh daerah.
50
5. Tujuan Negara Dari Pembukaan Alinea keempat tersebut, tujuan Negara
Indonesia Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari:
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk, ditandai dengan banyaknya etnis,
suku, agama, budaya, kebiasaan, di dalamnya. Di sisi lain, masyarakat Indonesia dikenal
sebagai masyarakat multikultural, masyarakat yang anggotanya memiliki latar belakang
budaya (cultural background) beragam. Kemajemukan dan multikulturalitas mengisyaratkan
adanya perbedaan. Bila dikelola secara benar, kemajemukan dan multikulturalitas
menghasilkan energi hebat. Sebaliknya, bila tidak dikelola secara benar, kemajemukan dan
multikulturalitas bisa menimbulkan bencana dahsyat.
Nation And Character Building sebagai cita-cita membentuk kebudayaan nasional
sebagai wahana pemersatu bangsa cenderung belum terwujud. Malah akhir-akhir ini
semangat yang menjurus pada kesukubangsaan semakin bertambah besar sepertinya
semangat mengutamakan paham suku bangsa lebih beradab dan maju ketimbang suku bangsa
yang lainnya cenderung tumbuh.
Padahal semangat Kesukubangsaan yang lebih mengutamakan kebesaran suku-bangsanya
di tengah-tengah negara yang multikultur ini tentunya tidak sejalan dengan paham
kebangsaan yang dikembangkan sejak negara ini berdiri.
Pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara yang sarat dengan itikad menjaga,
melindungi, mempersatukan dan membangun bangsa untuk mampu meraih kemajuan adab,
setara dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia seolah-olah menjadi barang usang yang
sudah ditinggalkan. Manifesto kultural Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan tekat untuk
membentuk kohesi sosial dan integrasi sosial, serta menyiratkan landasan mutualisme
(kebersamaan, dalam perasaan maupun perilaku) dan kerjasama yang didasarkan atas
kepentingan bersama dan perasaan kebersamaan, itu pun semakin pudar. Padahal makna dari
51
manifesto kultural itu adalah tertanamnya perasaan saling memiliki dan menghargai sesama
warganegara Indonesia, meski dengan latar belakang etnik dan kebudayaan yang berbeda-
beda.
52
yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang ditempa
dalam jangkauan waktu yang lama sekali. Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti
sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-royong. Kedua unsur itu merupakan sifat-sifat pokok
bangsa Indonesia yang dituntun oleh asas kemanusiaan dan kebudayaan. Karena masuknya
kebudayaan dari luar, maka terjadi proses Akulturasi (percampuran kebudayaan).
Kebudayaan dari luar itu adalah kebudayaan Hindu, Islam, Kristen dan unsur-unsur
kebudayaan lain yang beraneka ragam. Semua unsur-unsur kebudayaan dari luar yang masuk
diseleksi oleh bangsa Indonesia. Kemudian sifat-sifat lain terlihat dalam setiap pengambilan
keputusan yang menyangkut kehidupan bersama yang senantiasa dilakukan dengan
jalanmusyawarah dan mufakat. Hal itulah yang mendorong terwujudnya persatuan bangsa
Indonesia. Jadi makna dan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dapat mewujudkan
sifat kekeluargaan, jiwa gotong-royong, musyawarah dan lain sebagainya.
Tahap-tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol ialah
sebagai berikut:
a. Perasaan senasib.
b. Kebangkitan Nasional.
c. Sumpah Pemuda.
d. Proklamasi.
53
c. Prinsip Kebebasan yang Bertanggung jawab, manusia Indonesia adalah makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. yang memiliki kebebasan dan tanggung jawab tertentu
terhadap dirinya, terhadap sesamanya dan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang
maha Esa.
d. Prinsip Wawasan Nusantara, dengan wawasan itu, kedudukan manusia Indonesia
ditempatkan dalam kerangka kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan
keamanan. Dengan wawasan itu manusia Indonesia merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam
mencapai cita-cita nasional.
e. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Reformasi, dengan semangat
persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta melanjutkan
pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur.
54
5. Makna Bhinneka Tunggal Ika
Arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal dari buku
atau Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular. Secara mendalam Bhinneka Tunggal Ika
memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat,
bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air.
Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain yang sama.
Kata-kata Bhinneka Tunggal Ika juga terdapat pada lambang negara Republik Indonesia,
yaitu Burung Garuda Pancasila.
Di kaki Burung Garuda Pancasila mencengkram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka
Tunggal Ika. Kata-kata tersebut dapat pula diartikan Berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Bhinneka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa
Jawa Kuno dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.
Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah Kakawin Jawa Kuno, yaitu Kakawin Sutasoma,
karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Kakawin ini istimewa
karena mengajarkan toleransi antar umat.
Sejak Negara Republik Indonesia ini didirikan (merdeka), para pendiri bangsa dengan
dukungan penuh seluruh rakyat telah sepakat mencantumkan kalimat “Bhinneka Tunggal
Ika” pada lambang negara Garuda Pancasila. Kalimat itu sendiri diambil dari falsafah
Nusantara yang sejak jaman Kerajaan Majapahit juga sudah dipakai sebagai motto pemersatu
wilayah di kawasan Nusantara. Ini artinya, bahwa sudah sejak dulu sekali, jauh sebelum
jaman menjadi modern seperti sekarang, jauh sebelum bangsa ini menjadi terdidik dengan
tingkat intelektualitas tinggi seperti sekarang, kesadaran akan hidup bersama di dalam
keberagaman sudah tumbuh dan menjadi jiwa serta semangat anak-anak banga di negeri ini.
Tetapi memasuki abad 21, di mana anak-anak bangsa Indonesia telah menjadi bangsa
yang terdidik, bangsa yang banyak sekali punya orang pintar alias kaum inteletual yang
ilmunya bahkan diperoleh dari sekolah-sekolah tinggi di luar negeri, sebuah kata, yaitu
“pluralisme” yang artinya sama dengan keberagaman, tiba-tiba saja menjadi istilah yang
begitu gencar disebut. Setiap orang seakan kurang yakin dengan keintelekannya bila tidak
menyebut kata pluralisme setiap kali bicara, berdiskusi, berpidato dan lain sebagainya.
6. Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Padahal salah satu misi utama kedatangan Islam di muka bumi ini adalah
menyebarluaskan rasa kasih sayang, kerukunan, kedamaian, persatuan dan kesatuan. Tak
hanya antar-sesama manusia, tetapi juga pada makhluk-makhluk Allah lainnya, seperti
55
binatang, tumbuh-tumbuhan, air, bumi, hutan, dan lain sebagainya. Karena itu sulit dipahami
jika manusia yang satu dengan yang lainnya tidak berusaha mewujudkan perdamaian. Misi
perdamaian Islam juga tercermin dalam kata ‘Islam’ itu sendiri yang berarti selamat,
sejahtera, aman, dan damai.
Tetapi menyatakan Islam berarti salam damai saja tak cukup. Setiap individu Muslim
harus membuktikan tak hanya dengan perkataan, tetapi lebih penting lagi dengan amal
perbuatan, bahwa Islam dan kaum Muslimin adalah cinta damai dan betul-betul
mengorientasikan diri dengan cara damai pula. merupakan perintah Islam yang harus
dilakukan dengan cara-cara yang baik, damai, persuasif, hikmah, kebijaksanaan dan
pengajaran yang baik. bukan dengan cara yang justru mengandung kemungkaran, seperti
pemaksaan, kekerasan, apalagi terorisme.
Membangun Persatuan dan kesatuan mencakup upaya memperbaiki kondisi
kemanusiaan lebih baik dari hari kemarin. Semangat untuk senantiasa memperbaiki kualitas
diri ini amat sejalan dengan perlunya menyiapkan diri menghadapi tantangan masa depan
yang kian kompetitif. Untuk dapat memacu diri, agar terbina persatuan dan kesatuan paling
kurang terdapat sepuluh hal yang perlu dilakukan:
a. Berorientasi ke depan dan memiliki perspektif kemajuan.
b. Bersikap realistis, menghargai waktu, konsisten, dan sistematik dalam bekerja.
c. Bersedia terus belajar untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah.
d. Selalu membuat perencanaan.
e. Memiliki keyakinan, segala tindakan mesti konsekuensi.
f. Menyadari dan menghargai harkat dan pendapat orang lain.
g. Rasional dan percaya kepada kemampuan iptek.
h. Menjunjung tinggi keadilan.
i. Berorientasi kepada produktivitas, efektivitas dan efisiensi.
56
b. Tidak akan melakukan perbuatan dan tindakan yang merugikan tanah air.
c. Setia dan taat kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bangsa yang cinta kepada tanah airnya akan selalu tanggap dan waspada terhadap
setiap kemungkinan adanya unsur-unsur yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
Unsur-unsur tersebut dapat berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang dapat
membahayakan keamanan negara serta kelangsungan hidup bangsa. Oleh karena itu sebagai
warga negarayang baik, rasa kebanggaan itu hendaknya diwujudkan dalam karsa dan karya
yang baik untuk kemajuan bangsanya.Setiap warga negara harus merasa terpanggil untuk
memelihara dan mempertahankan jengkal demi jengkal tanah air apabila ada bangsa-bangsa
lain yang mencoba menjajah kembali negara kita.
Dikemukakan dalam Pasal 26 Ayat (1) UUD 1945 bahwa,yang menjadi warga negara
Indonesia ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Yang dimaksud dengan penduduk
Republik Indonesia ialahwarga negara Republik Indonesia yang bertempat tinggal di
Indonesia dan orarrg asing yang menetap atau bertempat tinggal dan bekerja di Indonesia.Isi
pasal di atas menyatakan bahwa warga negara Indonesia sudah selayaknya tidak memandang
suku atau melihat dari mana asalnya.
Sikap membeda-bedakan itu dapat merugikan persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara.Sebagai warga negara Republik Indonesia harus mampu menggalang rasa persatuan
dan kesatuan bangsa dan negara dalam mengisi kemerdekaan. Dalam hubungan itu, perasaan
cinta tanah air dapat diwujudkan dengan cara menjaga nama baik bangsa dan tanah air
Indonesia, berjiwa dan berkepribadian Indonesia, bangga bertanah air Indonesia, dengan
penduduk dan adat istiadat yangberbhinneka, tidak akan melakukan perbuatan dan tindakan
yang merugikan tanah air dan bangsa, serta setia dan taat kepada peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Demikian pula, adanya Ikrar Sumpah Pemuda yang mengakui bahwa kita.Bertanah air
satu, tanah air Indonesia, berbangsa satu, bangsa Indonesia, dan Menjunjung tinggi bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat, kita harus bangga
mempunyai tanah air Indonesia, di mana pun kita berada. Keberadaan Indonesia dalam
hubungannya dengan bangsa lain dapat kita lihat di antaranya adanya kerja sama yang saling
menguntungkan dengan negara-negara lain, baik di kawasan ASEAN maupun tingkat dunia.
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 menandai lahirnya negara
bangsaIndonesia.Sejak saat itu, Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan berhak
menentukan nasib dan arah bangsanya sendiri.Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri
57
bangsa adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam perjalanan sejarah bangsa
Indonesia pernah terjadi upaya untuk menggantikan bentuk negara. Misalnyamenggantikan
bentuk negara kesatuan menjadi negara serikat.Hal ini terjadi pada tahun 1949 sampai dengan
tahun 1950.Akan tetapi, upaya untuk menggantikan bentuk negara itu selalu tidak bertahan
lama.Indonesia kembali kepada negara kesatuan.Hingga saat ini negara kesatuan itu tetap
dipertahankan.
Daerah juga memiliki peranan yang penting dalam perjuangan merebut dan
mempertahankan kemerdekaan.Sejarah telah membuktikan bahwa tanpa peran rakyat di
seluruh daerah belum tentu tercapai perjuangan kemerdekaan.Demikian juga peran daerah
pada saat ini memiliki peran yang sangat penting. Kekayaan alam yang dimiliki daerah
merupakan kekayaan bersama seluruh rakyat Indonesia dan dipergunakan sebesar-besarnya
untuk kemakmuran rakyat.Untuk mewujudkan pemerintahan yang lebih berkeadilan dan
lebih merata, maka prinsip desentralisasi atau otonomi daerah diharapkan mampu mengatasi
persoalan yang muncul dalam kerangka NKRI.
Sejarah perjuangan bangsa dan peran daerah dalam perjuangan berdiri NKRI
mengandung nilai-nilai yang sangat penting diwarisi oleh generasi muda, seperti Perjuangan
melawan penjajah oleh daerah memiliki arah tujuan yang sama, yaitu kemerdekaan
Indonesia. Tokoh pejuang daerah merupakan tokoh pejuang bangsa Indonesia, persatuan dan
kesatuan telah terbukti menjadi kekuatan bagi bangsaIndonesia dalam merebut dan
mempertahankan kemerdekaan, Bangsa Indonesia telah sepakat membentuk negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagai pilihan yang tepat. Mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi dan golongan dan sikap rela berkorban demi kepentingan
bangsa dan negara.
Kebanggaan terhadap daerah masing-masing perlu terus ditanamkan dan
ditumbuhkembangkan dalam masyarakat.Kekhususan dan keragaman daerah tetap terus
dipelihara baik di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya.Namun, dikembangkan sesuai
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini
mengandung makna kebanggaan dan kemandirian tidak mengakibatkan proses
perpecahanbangsa dan negara.
Kewenangan mengurus urusan pemerintahan sendiri tidak berarti tidak mentaati
peraturan pemerintah pusat, apalagi mengarah pada pemisahan daerah dari negara
kesatuan.Sikap etnosentrisme yang mengandung makna sikap yang menganggap budaya
daerahnya sebagai budaya yang tertinggi secara berlebihan dan budaya daerah lain dianggap
lebih rendah. Sikap ini dalam kehidupan nampak antara lain sikap mengutamakan kelompok
58
daerahnyamemilih pemimpin atas dasar asal daerah, memaksakan budaya daerah kepada
orang lain, dan sebagainya.
Beberapa kerusuhan dalam masyarakat terkadang dapat dipengaruhi oleh faktor
kedaerahan, seperti kerusuhan antarpenonton sepakbola, antarwarga dalam masyarakat, dan
sebagainya.Oleh karena itu sikap etnosentrisme yang sempit harus di hindari.Upaya bela
negara danpertahanan keamanan negara ditujukan untuk mempertahankan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan negara.
Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam maupun luar negeri yang
dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa.Setiap
warga negara, tanpa kecuali sesuai dengan kedudukannya masing-masing memiliki hak dan
kewajiban untuk turut serta dalam upaya bela negara, pertahanan, dan keamanan negara.Kita
sebagai pelajar dan generasi muda berkewajiban mewujudkan nilai-nilai perjuangan daerah
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam berbagai lingkungan kehidupan
secara nyata.
C. Peran Masyarakat dalam Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia
Sebagai Upaya Mempertahankan NKRI
Bangsa Indonesia dalam kehidupan negaranya memiliki sesuatu wawasan nasional yang
disebut Wawasan Nusantara. Hakikat Wawasan Nusantara adalah cara pandang yang utuh
dan menyeluruh dalam lingkup Nusantara demi kepentingan nasional Indonesia. Wawasan
Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia megenai diri dan lingkungannya
yang serba beragan dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan
dengan tetap menghargai dan menghormati ke-Bhinnekaan di dalam setiap aspek kehidupan
nasional untuk mencapai tujuan nasional Indonesia.
Kita memandang bangsa Indonesia dengan nusantara merupakan satu kesatuan. Jadi,
hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan dan kesatuan wilayah nasional. Dengan kata
lain, hakikat Wawasan Nusantara adalah “persatuan bangsa dan kesatuan wilayah”. Dalam
GBHN disebutkan bahwa hakikat wawasan nusantara di wujudkan dengan menyatakan
kepulauan nusantasa sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan.
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan latar belakang budaya yang
berbeda-beda.Perbedaan suku bangsa ini bisa menjadi sumber konflik yang dapat
menyebabkan perpecahan di tubuh Negara Kesatuan Republik Indonesia.Keragaman tersebut
seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatanuntuk menangkal semua gangguan atau ancaman
59
yang ingin memecah belah persatuan bangsa sebagai ketahanan nasional.Berikut beberapa
sikap dan perilaku mempertahankan NKRI.
a. Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, yang artinyamenjaga seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
b. Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan,
kedaulatan negara, dan mempererat persatuan bangsa.
c. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa,
bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki Pancasila, Undang-Undang
Dasar 1945, dan Sang Saka Merah Putih.Kebersamaan dapat diwujudkan dalam
bentuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
d. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan Nusantara, yaitu semangat
mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah
maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan
Nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas,
kerja sama, dan kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.
e. Memiliki Wawasan Nusantara berarti memiliki ketentuan-ketentuan dasar yang harus
dipatuhi, ditaati, dan dipelihara oleh semua komponen masyarakat.Ketentuan-
ketentuan itu, antara lain Pancasila sebagai landasan dan UUD 1945 sebagai landasan
konstitusional.Ketentuan lainnya dapat berupa peraturan-peraturan yang berlaku di
daerah yang mengatur kehidupan bermasyarakat.
Memupuk Sikap Cinta Tanah Air dalam Berbagai Kehidupan
Sebagai generasi muda, hal yang seharusnya dilakukan saat ini sebagai persiapan untuk
menggantikan generasi tua di masa yang akan datang, yaitu dengan membina persatuan dan
kesatuan. Dalam rangka membina persatuan dan kesatuan bangsa, berbagai cara dapat
dilakukan untuk menumbuhkan sikap cinta tanah air. Rasa cinta terhadap tanah air diawali
dengan rasa memiliki sense of belongingterhadap negara kita. Hal ini didasarkan atas rasa
bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia. Sebagai bangsa yang berbudaya dan beradab,
tentunya kita harus memelihara dan mengembangkan kebudayaan warisan nenek moyang.
Rasa semangat kebangsaan menyuburkan rasa cinta tanah air yang akan membangkitkan
kemauan untuk membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
dasar negara Pancasila dan UUD 1945. Kecintaan tersebut akan menghapuskan rasa
kesukuan yang sempit dan mendorong usaha untuk meratakan pembangunan.Semuanya itu
akan menjadi benteng kemungkinan tumbuhnya pikiran-pikiran yang berbau separatisme
60
(memisahkan diri dan mendirikan negara baru) ataupun rasialisme (menonjolkan suku
sendiri).
Cinta tanah air dan semangat kebangsaan adalah suatu sikap yang berlandaskaan
ketulusan dan keikhlasan hati dengan perwujudan tindakanyang nyata demi terbentuknya
keutuhan dan kemakmuran bangsa. Maka dari itu, warga negara memiliki kewajiban
berperilaku cinta tanah air di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Berusaha menjaga dan mengharumkan nama baik negara dengan memberikan
kontribusi nyata melalui prestasi-prestasi yang dihasilkan serta tidak mencemarkan
nama baik negara.
b. Memberikan bantuan, baik moral maupun materil demi kepentingan negara, salah satu
contohnya adalah dengan membayar pajak.
c. Mencintai dan senantiasa menggunakan produk dalam negeri.
d. Selalu bangga menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EYD.
e. Senantiasa berusaha menjaga, mempertahankan, dan mengembangkan
budayaIndonesia hingga tataraninternasional.
61
BAB VI
A. Pengertian Pers
Pers berasal dari bahasa Belanda, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut press, atau
bahasa Perancisnya presse yang artinya tekan atau cetak. Istilah pers menurut UU Pers jelas
berbeda dengan jurnalistik, hubungan kemasyarakatan, atau reporter. Di bawah ini pengertian
pers menurut para ahli.
a. Kamus Umum Bahasa Indonesia kata pers adalah :
1) Alat cetak untuk mencetak buku atau surat kabar
2) Alat untuk menjepit, memadatkan
3) Surat kabar dan majalah yang berisi berita
4) Orang yang bekerja di bidang persuratkbaran.
b. Ensiklopedi Indonesia, pers merupakan nama seluruh penerbitan berkala yaitu koran,
majalah, dan kantor berita.
c. Ensiklopedi Pers Indonesia, pers merupakan sebutan bagi
penerbit/perusahaan/kalangan yang berkaitan dengan media massa atau wartawan.
Segala barang yang dikerjakan dengan mesin cetak disebut pers.
d. Undang-Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers, yang dimaksud dengan pers
adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan
jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, dan gambar, serta data dan
grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media
elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
e. Prof. Oemar Seno Adji
1) Pers dalam arti sempit adalah penyiaran-penyiaran pikiran, gagasan, atau berita-
berita dengan kata tertulis.
2) Pers dalam arti luas adalah memasukkan di dalamnya semau media mass
communications yang memancarkan pikiran dan perasaan seseorang baik dengan
kata-kata tertulis maupun dengan lisan.
62
f. L. Taufik
1) Pers dalam arti sempit diartikan sebagai surat kabar, koran,majalah, tabloid, dan
buletin-buletin kantor berita. Jadi pers terbatas pada media cetak.
2) Pers dalam arti luas mencakup semua media massa, termasuk radio, televisi, film,
dan internet.
g. Leksikon Komunikasi, pers berarti:
1) usaha percetakan dan penerbitan
2) usaha pengumpulan dan penyiaran berita
3) penyiaran berita melalui surat kabar, majalah, radio, dan televisi
1) Informatif
2) Kontrol kinerja (pemerintah & perusahaan)
3) Interpretatif & direktif
4) Menghibur
5) Regeneratif
6) Melindungi hak warga negara
7) Ekonomi
8) Swadaya
Pers selalu mengambil bentuk dan warna struktur-struktur sosial politik di dalam mana ia
beroperasi.
63
Pengertian Jurnalistik
Jurnalistik adalah “bidang kajian” mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi
(peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa. Jurnalistik termasuk ilmu terapan
(applied science) yang dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi dan dinamika masyarakat itu sendiri. Sebaga ilmu, jurnalistik
termasuk dalam bidang kajian ilmu komunikasi, yakni ilmu yang mengkaji proses
penyampaian pesan, gagasan, pemikiran, atau informasi kepada orang lain dengan maksud
memberitahu, mempengaruhi, atau memberikan kejelasan
Secara sederhana Jurnalistik adalah ilmu yang membahas tentang kegiatan mencari,
mengumpulkan, mengolah, dan menyebarluaskan berita kepada khalayak umum melalui
media massa, secara berkala ataupun tidak, dengan secepat-cepatnya.
Pengertian Media Massa
Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara
serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding
dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan
media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas
Media massa memberikan informasi tentang perubahan, bagaimana hal itu bekerja dan
hasil yang dicapai atau yang akan dicapai. Fungsi utama media massa adalah untuk
memberikan informasi pada kepentingan yang menyebarluas dan mengiklankan produk. Ciri
khas dari media massa yaitu tidak ditujukan pada kontak perseorangan, mudah didapatkan, isi
merupakan hal umum dan merupakan komunikasi satu arah. Peran utama yang diharapkan
dihubungkan dengan perubahan adalah sebagai pengetahuan pertama. Media massa
merupakan jenis sumber informasi yang disenangi oleh petani pada tahap kesadaran dan
minat dalam proses adopsi inovasi
C. Teori Tentang Pers
a. Teori pers otoritarian
Pers merupakan alat penguasa untuk menyampaikan keinginanya kepada rakyat. Menurut
pendapat Mc. Quail, di dalam teori pers otoritarian disebutkan prinsip-prinsip dasar
pelaksanaan sebagai berikut :
1) Media selamanya (akhirnya) harus tunduk kepada penguasa yang ada.
2) Penyensoran dapat dibenarkan.
3) Kecaman terhadap penguasa atau terhadap penyimpangan dari kebijakan resmi
tidak dapat diterima.
4) Wartawan tidak mempunyai kebebasan di dalam organisasinya.
64
b. Teori pers libertarian
Menurut teori libertarian, pers merupakan sarana penyalur hati nurani rakyat untuk
mengawasi dan menentukan sikap terhadap kebijakan pemerintah. Oleh sebab itu, pers
bukanlah alat kekuasaan pemerintah, sehingga ia harus bebas dari pengaruh dan pengawasan
pemerintah.
Dengan demikian, teori ini memandang sensor merupakan tindakan yang inkonstitusional
terhadap kemerdekaan pers.
Menurut Krisna Harahap, pers libertarian mempunyai tigas sebagai berikut:
1) Melayani kebutuhan kehidupan ekonomi (iklan)
2) Melayani kebutuhan kehidupan politik
3) Mencari keuntungan (demi kelangsungan hidupnya).
4) Menjaga hak warga negara.
5) Memberi hiburan.
Selanjutnya Krisna Harahap menyebutkan ciri-ciri pers yang merdeka (libertarian) adalah:
1) Publikasi bebas dari setiap penyensoran pendahuluan,
2) Penerbitan dan pendistribusian terbuka bagi setiap orang tanpa memerlukan izin
atau lisensi,
3) Kecaman terhadap pemerintah, pejabat atau partai politik tidak dapat dipidana,
4) Tidak ada kewajiban mempublikasikan segala hal,
5) Publikasi ”kesalahan” dilindungi sama halnya dengan publikasi kebenaran dalam
hal-hal yang berkaitan dengan opini dan keyakinan,
6) Tidak ada batasan hukum terhadap upaya pengumpulan informasi untuk
kepentingan publikasi,
7) Wartawan mempunyai otonomi profesional dalam organisasi mereka.
65
Prinsip utama teori tanggung jawab sosial menurut Krisna Harahap adalah sebagai berikut:
1) Media mempunyai kewajiban tertentu kepada masyarakat.
2) Kewajiban tersebut dipenuhi dengan menetapkan standar yang tinggi atau
profesional tentang keinformasian, kebenaran, obyektifitas, keseimbangan dan
sebagainya.
3) Media seyogyanya menghindari segala sesuatu yang mungkin menimbulkan
kejahatan, yang berdampak ketidaktertiban atau penghinaan terhadap minoritas
etnik atau agama.
4) Media hendaknya bersifat pluralis dan mencerminkan kebhinekaan.
5) Masyarakat diberi kesempatan yang sama untuk mengemukakan berbagai sudut
pandang dan hak untuk menjawab.
6) Masyarakat memiliki hak menghrapkan standar prestasi yang tinggi dan
intervensidapat dibenarkan untuk mengamankan kepentingan umum.
Komisi Kemerdekaan Pers menyatakan bahwa pers itu harus diberi arti :
1) Bahwa kebebasan tersebut tidaklah berarti bebas untuk melanggar kepentingan-
kepentingan individu yang lain.
2) Bahwa kebebasan harus memperhatikan segi-segi keamanan negara.
3) Bahwa pelanggaran terhadap kemerdekaan pers membawa konsekuensi/tanggung
jawab terhadap ukuran yang berlaku.
66
3) Masyarakat berhak melakukan sensor dan tindakan hukum lainnya untuk
mencegah atau menghukum setelah terjadinya peristiwa publikasi anti masyrakat.
67
Karena sifat dan isi pers pergerakan antipenjajahan, pers mendapat tekanan dari
pemerintah Hindia Belanda. Pada masa pergerakan itu berdirilah Kantor Berita nasional
Antara pada tanggal 13 Desember 1937.
Beberapa contoh koran Republik yang muncul pada masa itu, antara lain: harian
”Merdeka”, ”Sumber”, ”Pemandangan”, ”Kedaulatan Rakyat”, ”Nasional”, dan ”Pedoman”.
Jawatan Penerangan Belanda menerbitkan Pers Nica, antara lain: ”Warta Indonesia” di
Jakarta, ”Persatuan” di Bandung, ”Suluh Rakyat” di Semarang, ”Pelita Rakyat” di Surabaya,
dan ”Mustika” di Medan. Pada masa revolusi fisik inilah Persatuan Wartawan Indonesia
(PWI) dan Serikat Pengusaha Surat Kabara (SPS) lahir. Kedua organisasi ini mempunyai
kedudukan penting dalam sejarah pers Indonesia.
68
e. Pers di era demokrasi liberal (1949-1959)
Di era demokrasi liberal, landasan kemerdekaan pers adalah Konstitusi Republik
Indonesia Serikat (RIS 1949) dan Undang-Undang Dasar Sementara (1950). Dalam
Konstitusi RIS-yang isinya banyak diambil dari Piagam Pernyataan Hak Asasi Manusia
sedunia (Universal Declaration of Human Rights)-pada pasal 19 disebutkan ”Setiap
orangberhak atas kebebasan yang mempunyai dan mengeluarkan pendapat”. Isi pasal ini
kemudian dicantumkan kembali dalam Undang-Undang Dasar Sementara (1950).
Pers di zaman liberal (1950-1959) sesuai dengan struktur politik yang berlaku pada waktu
itu, lebih banyak menimbulkan akibat negatif daripada positif. Selama periode tahun 1952-
1959 menurut catatan EdwardC.Smith, terjadi tindakan antipers sebanyak 374 kali, dan
yang terbanyak selama tahun 1957, yaitu mencapai angka 125 kali.
69
Pers pasca-Malari merupakan pers yang cenderung mewakili kepentingan penguasa,
pemerintah, atau negara. Pada saat itui, pers jarang, tidak pernah melakukan kontrol sosial
secara kritis, tegas dan berani.
E. FUNGSI PERS
Menurut UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers, disebutkan dalam pasal 3 fungsi pers adalah
sebagai berikut :
a. Sebagai Media Informasi, ialah perrs itu memberi dan menyediakan informasi
tentang peristiwa yang terjadi kepada masyarakat, dan masyarakat membeli surat
kabar karena memerlukan informasi.
b. Fungsi Pendidikan, ialah pers itu sebagi sarana pendidikan massa (mass Education),
pers memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga masyarakat
bertambah pengetahuan dan wawasannya.
c. Fungsi Menghibur, ialah pers juga memuat hal-hal yang bersifat hiburan untuk
mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel-artikel yang berbobot.
Berbentuk cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok,
dan karikatur.
d. Fungsi Kontrol Sosial, terkandung makna demokratis yang didalamnya terdapat
unsur-unsur sebagai berikut:
70
Social particiption yaitu keikutsertaan rakyat dalam pemerintahan.
Socila responsibility yaitu pertanggungjawaban pemerintah terhadap rakyat.
Socila support yaitu dukungan rakyat terhadap pemerintah.
Social Control yaitu kontrol masyarakat terhadap tindakan-tindakan pemerintah.
e. Sebagai Lembaga Ekonomi, yaitu pers adalah suatu perusahaan yang bergerak
dibidang pers dapat memamfaatkan keadaan disekiktarnya sebagai nilai jual sehingga
pers sebagai lembaga sosial dapat memperoleh keuntungan maksimal dari hasil
prodduksinya untuk kelangsunga
F. PERANAN PERS
Menurut pasal 6 UU No. 40 tahun 1999 tentang pers, perana pers adal;ah sebagai berikut :
a. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui.
b. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum,
hak asasi manusia, serta menhormati kebhinekaan.
c. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar.
d. Melakukan pengawasan,kritik, koreksi dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan kepentingan umum.
e. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
71
H. PERAN DAN KODE ETIK JURNALISTIK
72
teknik investigasi yang sesuai dan tidak melanggar hukum. Hal ini dapat mencegah
narasumber mengaburkan informasi yang digali oleh wartawan atau jurnalis.
6. Menyajikan Informasi Secara Akurat
Jurnalisme yang etis seharusnya akurat dan adil. Wartawan atau jurnalis hendaknya berlaku
jujur dan memiliki keberanian dalam mencari, melaporkan, dan menafsirkan informasi.
Hal-hal yang dapat dilakukan wartawan atau jurnalis diantaranya adalah bertanggung
jawab terhadap pekerjaan dan hasil pekerjaan yang dilakukan, melakukan verifikasi sebelum
menerbitkan berita, menggunakan sumber asli bila dimungkinkan, mengidentifikasi sumber
secara jelas, segera melakukan koreksi jika terdapat informasi yang tidak akurat, menyajikan
berita dari berbagai sisi jika dimungkinkan, dan lain-lain.
1. Pengendalian kebebasan pers yaitu masih ada pihak-pihak yang tidak suka dengan
adanya kebebasan pers, sehingga mereka ingin meniadakan kebebasan pers.
2. Penyalahgunaan kebebasan pers yaitu insan pers memamfaatkan kebebasan yang
dimilikinya untuk melakukan kegiatan Jurnalistik yang bertentangan dengan fungsi dan
peranan yang diembannya. Oleh karena itu tantangan terberat bagi wartwan adalah
kebebasan pers itu sendiri.
73
kekerasan fisik pada wartawan, menangkap, memenjarakan, bahkan membunuh
wartawan.
c. Pengadilan Massa, Ketidak puasan atau merasa dirugikan atas suatu berita dapat
menimbulkan pengadilan massa dengan menghukum menurut caranya sendiri,
menteror, penculikan pengrusakan kantor media massa, dll.
d. Perilaku pers sendiri, perolehan laba menjadi lebih utama daripada penyajian berita
yang berkualitas dan memenuhi standar etika jurnalistik, karena iming-iming
keuntungan yang lebih besar.
74
Ayat 2 yaitu Setiap orang berhak untuk mencari,memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan
segala jenis saluran yang tersedia.
e. UU No. 40 Tahun 1999 tentang pers pasal 2 dan pasal 4 ayat 1 :
Pasal 2 berbunyi Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat
yang berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.
Pasal 4 ayat 1 berbunyi Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi
warganegara.
2. DEWAN PERS
Menurut UU No. 40 tahun 1999 tentang pers pada pasal 15 ayat 1 menyatakan Dewan
Pers yang independen dibentuk dalam upaya mengembangkan kemerdekaan pers dan
meningkatkan kehidupan pers nasional.
Fungsi-fungsi dewan pers adalah :
a. Melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain.
b. Melaksanakan pengkajian untuk pengembangan pers.
c. Menetapkan dan mengawasi pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik.
d. Memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian pengaduan masyarakat
atas kasus-kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers.
e. Mengembangkan komunikasi antara pers, masyarakat, dan pemerintah.
f. Memfasilitasi organisasi-organisasi pers dalam menyususn peraturan di bidang pers
dan meningkatkan kualitas profesi kewartawanan.
g. Mendata perusahaan pers (Pasal 15 ayat 2).
75
4. LANDASAN PERS NASIONAL :
a. Landasan idiil adalah Falsafah Pancasila (Pembukaan UUD 1945).
b. Landasan Konstitusi adalah UUD 1945
c. Landasan Yuridis adalah UU Pokok Pers yaitu UU No. 40 tahun 1999.
d. Landasan Profesional adalah Kode Etik Jurnalistik
e. Landasan Etis adalah tata nilai yang berlaku di masyarakat.
K. Pers di Sekolah
Dalam dunia pendidikan, istilah pers sering dipakai di perguruan tinggi dibandingkan
dengan sekolah. Di perguruan tinggi sangat populer istilah pers kampus. Penyebutan pers
kampus diperuntukkan bagi penerbitan majalah di perguruan tinggi. Tetapi di lingkungan
sekolah, istilah pers sekolah belum begitu dikenal. Padahal menurut pengamatan penulis,
banyak sekolah favorit di Kota Semarang sudah mempunyai pers sekolah. Misalnya;
Cemeti (SMA Negeri 3 Semarang), Dwi Adisma (SMA Negeri 2 Semarang), Citralima
(SMA Negeri 5 Semarang), dan Pitoe (SMP Negeri 7 Semarang), Master (SMP Negeri 3
Semarang).
Memang antara pers sekolah dengan pers kampus tidak bisa di samakan. perbedaannya,
pertama, cara kerjanya. Kalau pers kampus, mahasiswa mempunyai otonomi dalam
mengatur medianya. Walaupun ada pembimbing, perannya tidak begitu besar.
Sebaliknya pada pers sekolah, peranan pembimbing sangat menentukan arah media
sekolah. Meskipun begitu, siswa tetap diberikan peluang untuk memberikan masukan
bagi kemajuan media yang dibuat.
Kedua, tingkat kematangan insan pers. Sangatlah wajar, kalau pers kampus selangkah
lebih maju dibandingkan dengan pers sekolah. Hal ini disebabkan usianya yang lebih tua
daripada kru pers sekolah. Di samping itu, iklim kampus lebih kondusif dalam
mengekspresikan kebebasan berfikir. Sedangkan pelaku pers sekolah, masih banyak
kewajiban yang harus di pikul. Apalagi yang duduk di kelas tiga, ada perasaan yang
menghantui, yakni bagaimana dapat lulus ujian nasional dan bisa diterima SMA maupun
perguruan tinggi favorit.
76
Manfaat pers sekolah
Bagi sebagian sekolah, masih ada yang mengangap bahwa pers sekolah hanya sebagai
pelengkap menjadi sekolah favorit. Padahal, kalau difikir secara mendalam manfaat pers
sekolah sangatlah besar. Seperti pohon kelapa, mulai dari akar sampai batangnya, semua ada
manfaatnya. Begitu juga dengan pers sekolah, tidak ada yang tidak bermanfaat, mulai dari
bidang redaksi, sirkulasi, tata usaha, desain grafis, sampai advertising (periklanan).
Di bidang redaksi, siswa dapat belajar, bagaimana menjadikan sebuah tulisan layak dimuat
sehingga pembaca tertarik untuk membaca. Kemudian membuat rubrik-rubrik yang menarik
atau juga cara menyajikan sebuah laporan yang tidak membosankan pembaca. Di dalam
redaksi, ada unsur reporter atau wartawan. Di mana anak didik dilatih untuk berani
mewawancarai dengan siapapun. Khusus reporter, dapat bertemu dengan tokoh-tokoh penting
yang orang lain belum tentu dapat menemuinya. Contohnya, belum lama ini wartawan Pitoe
(yang terdiri dari pelajar SMP Negeri 7 Semarang) dapat mewawancarai artis sinetron, Asty
Ananta di Kantor Redaksi Tabloid Cempaka. Ketika penulis bertanya dengan Andita, salah
satu wartawan Pitoe seusai wawancara, bagaimana perasaanmu mewawancarai Asty Ananta.
Dia menjawab, “Senang sekali pak. Kebetulan Asty adalah salah satu artis yang saya
diidolakan.”
Tidak hanya itu, dalam pers sekolah juga mempraktekkan mata pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK). Karena dalam pembuatannya menggunakan komputer.
Sehingga pelaku pers sekolah dapat secara langsung dalam mendesain sebuah media.
Termasuk di dalamnya bagaimana proses pra cetak sampai cetak hingga menjadi sebuah
majalah.
Sementara itu bagian periklanan, anak didik dapat mengetahui serta mempraktekkan
bagaimana mencari dan mendapatkan iklan dari berbagai sponsor. Di sini pelajar dapat
77
belajar bagaimana cara bernegosiasi dengan pihak sponsor. Dengan kata lain, anak didik
secara langsung belajar entrepreneurship (kewirausahaan). Apalagi sekarang ini, baru
menjamur perusahaan yang bergerak dibidang periklanan.
Dari ilustrasi di atas, jelas bahwa pers sekolah sangat besar sekali manfaatnya terhadap siswa.
Permasalahannya, seringkali persepsi sekolah maupun masyarakat terhadap kualitas sekolah,
masih berorientasi pada hasil ujian nasional. Kalau sekolah mampu meluluskan 100 persen
dengan nilai yang tinggi, maka sekolah tersebut akan kebajiran peminat untuk mendaftar.
Akibatnya, kegiatan di luar mata pelajaran seringkali menjadi terpinggirkan termasuk pers
sekolah. Padahal pers sekolah, kalau diatur dengan baik dapat menjadi salah satu solusi
terhadap persoalan yang dihadapi anak didik. Dalam lingkup yang lebih luas, pers sekolah
dapat mengurangi angka pengangguran di Indonesia yang dari tahun ke tahun semakin
meningkat.
Menurut pasal 6 UU No. 40 tahun 1999 tentang pers, perana pers adal;ah sebagai berikut :
1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui.
2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum, hak
asasi
manusia, serta menhormati kebhinekaan.
3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar.
4. Melakukan pengawasan,kritik, koreksi dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan
kepentingan umum.
5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
78
BAB VII
ETOS KERJA MASYARAKAT
Pengertian etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan
seseorang atau sesuatu kelompok.
Kata etos berasal dari bahasa Yunani, yakni ethos yang berarti sikap, kepribadian, watak,
karakter, serta keyakinan atas sesuatu.
Etos juga dapat diartikan sebagai thumuhat yang berkehendak atau berkemauan yang
disertai semangat yang tinggi dalam rangka mencapai cita-cita yang positif.
Sikap etos tidak hanya dimiliki oleh individu saja, melainkan dapat dimiliki oleh
kelompuk ataupun masyarakat.
Berikut ini adalah definisi etos kerja menurut para ahli, yakni :
Geertz
Etos adalah sikap mendasar terhadap diri dan dunia yang dipancarkan hidup.
Etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya mengekspresikan, memandang,
meyakini dan memberikan makna ada sesuatu, yang mendorong dirinya untuk bertindak dan
meraih amal yang optimal (high performance).
Max Weber
Menurut Max Weber pengertian etos kerja adalah perilaku kerja yang etis dan menjadi
kebiasaan kerja yang berporos pada etika.
79
Mydral dalam Suseno (1999:123)
Menurut Mydral ada dua belas etos kerja yang dianggap penting didalam menyukseskan
pembangunan, yaitu sebagai berikut.
Efisien.
Kejujuran.
Sikap tepat waktu.
Kesederhanaan.
Kerajinan.
Mengikuti rasio dalam mengambil keputusan dan tindakan.
Sikap bekerja sama.
Sikap bersandar pada kekuatan sendiri.
Sikap mau bekerja sama.
Kesediaan untuk berubah.
Kecepatan dalam menggunakan kesempatan.
Kesediaan memandang jauh ke depan.
Ndra (1999:91)
Menurut Ndra pengertian etos kerja adalah waktu atau semangat yang menunjukkan
kepercayaan, kebiasaan atau perilaku suatu kelompok masyarakt.
Sinamo
Etos kerja adalah konsep mengenai kerja atau paradigma kerja yang diyakini seseorang atau
kelompok sebagai baik dan benar yang diwujudkan melalui perilaku kerja mereka secara
khas.
Tamara (2002:73)
Tamara mengemukakan ciri-ciri dari etos kerja adalah tepat waktu, moralitas, kejujuran,
komitmen, kuat pendirian, disiplin, tanggung jawab, percaya diri, kreatif.
80
Tanjung (2002:64)
Tanjung mengemukakan pengertian etos kerja adalah jiwa atau watau seseorang dalam
melakukan tugasnya yang dipancarkan keluar.
Usman Pelly
Pengertian Etos Kerja adalah sikap yang muncul atas kemauan dan kesadaran sendiri yang
didasari sistem orientasi nila budaya terhadap pekerjaan seseorang.
Webber berpendapat bahwa pengertian etos kerja adalah keyakinan yang befungsi sebagai
panduan tingkah laku bagi seseorang, sekelompok atau sebuah lembaga (guiding belief or a
person, group or institution).
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi etos kerja menurut Anoraga, 2001:52, yakni
:
Agama
Pada dasarnya agama adalah suatu sistem nilai yang akan mempengaruhi atau
menentukan pola hidup para penganutnya. Cara berpikir, bersikap dan bertindak seseorang
tentu diwarnai oleh ajaran agama yang dianut apabila seseorang tersebut sungguh-sungguh
dalam kehidupan beragama.
Budaya
Sikap mental, tekad, disiplin, dan semangat kerja masyarakat disebut juga sebagai
etos budaya dan secara operasional etos budaya ini juga disebut sebagai etos kerja.
Kualitas etos kerja tersebut ditentukan oleh sistem orientasi nilai budaya masyarakat
yang’bersangkutan.
81
Sosial Politik
Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya
struktur politik yang mendorong masyarakat untuk bekerja keras dan bisa menikmati hasil
kerja keras dengan penuh.
Kondisi Lingkungan/Geografis
Pendidikan
Etos kerja tidak dapat dipisahkan dengan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan
sumber daya manusia akan membuat seseorang mempunyai etos kerja keras.
Struktur Ekonomi
Tinggi rendahnya etos kerja suatu masyarakat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya
struktur ekonomi, yang dapat memberikan insentif bagi anggota masyarakat guna bekerja
keras dan menikmati hasil kerja keras mereka dengan penuh.
Individu yang hendak mempunyai etos kerja yang tinggi ialah individu yang
bermotivasi tinggi. Etos kerja adalah suatu pandangan dan sikap yang didasari oleh nilai-nilai
yang diyakini seseorang.
Berikut ini adalah ciri-ciri yang mencerminkan sikap etos kerja adalah :
Salah satu esensi dan hakikat dari etos kerja yaitu cara seseorang menghayati,
memahami, dan merasakan betapa berharganya waktu.
82
Dia sadar bahwa waktu merupakan netral dan terus merayap dari detik ke detik dan dia pun
sadar bahwa sedetik yang lalu tak akan pernah kembali lagi.
Salah satu kompetensi moral yang dimiliki oleh seorang yang berbudaya kerja ialah
nilai keihklasan. Sebab ikhlas adalah bentuk dari cinta, bentuk kasih sayang dan pelayanan
tanpa ikatan.
Sikap ikhlas tidak hanya output dari cara dirinya melayani, melainkan pula input atau
masukan yang membentuk kepribadiannya didasarkan pada sikap yang bersih.
Memiliki Kejujuran
Kejujuran tidak datang dari luar, akan tetapi bisikan dari kalbu yang terus menerus
mengetuk dan membisikkan nilai moral yang luhur.
Memiliki komitmen
Konsisten merupakan suatu kemampuan untuk bersikap taat asas, pantang menyerah,
dan mampu mempertahankan prinsip walau harus berhadapan dengan resiko yang
membahayakan dirinya. Mereka dapat mengendalikan diri dan mengelola emosinya secara
efektif.
83
Cara Menumbuhkan Sikap Etos Kerja
Jansen H. Sinamo (2011) mengemukakan dalam bukunya yang berjudul 8 Etos Kerja
Profesional ia menjelaskan bagaimana cara menumbuhkan etos kerja. Berikut adalah cara
menumbuhkan etos kerja menurut Jansen H. Sinamo (20110), yakni :
84