Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

PENDIDIKAN BERKARAKTER PADA ANAK SEKOLAH DASAR

Dosen Pengampu :
Amberansyah, S.Pd., M.Pd

Oleh
Kelompok 7
Angela 2310125220081
Muhammad Firza 2310125210087
Musdalifah 2310125320017
Novia Alifah Mawardah 2310125220056
Nur Haliza 2310125320016
Nurul Syafa Ramadani 2310125220078
Rusyifa Aina Hayati 2310125220071
Sri Kurnia Damayanti 2310125220057

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Kami panajtkan puji syukur kehadirat- Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Pendidikan Berkarakter pada Anak Sekolah Dasar” ini dengan baik.

Dalam makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penulisan makalah ini. Yang utamanya kami mengucapkan banyak terima

kasih kepada Bapak Amberansyah, M.pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar

Pendidikan ini, dan tak lupa pula kami ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada

seluruh dosen pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ini.

Kami sadar dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal ini

dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami

sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Banjarmasin, 08 September 2023

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3

C. Tujuan .................................................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 5

A. Konsep Dasar Pendidikan Karakter .................................................... 5

B. Prinsip Pendidikan Karakter ................................................................ 7

C. Peran dan Fungsi Pendidikan dalam Penanaman Karakter .................. 11

D. Pendidikan Karakter pada Anak Sekolah Dasar Di Era Digital ........... 17

E. Peran Keluarga, Guru dan Masyarakat dalam Pendidikan Karakter..... 21

BAB III KESIMPULAN ........................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 28

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah proses perubahan tingkah laku, penambahan ilmu

pengetahuan dan pengalaman hidup agar peserta didik menjadi lebih dewasa

dalam pemikiran dan sikap. Pendidikan di era digital saat ini sangatlah pesat,

kemajuan dalam bidang teknologi tidak hanya dinikmati oleh orang dewasa saja,

anak anak usia sekolah dasar juga sudah bisa menikmati dari hasil perkembangan

teknologi saat ini. Teknologi banyak dimanfaatkan dalam dunia pendidikan,

sebagai sarana dan prasarana interalsi antara pendidik dan peserta didik.

Perkembangan teknologi saat ini mempunyai dampak positif dan dampak

negatif, sebaiknya dampak positif lebih dominan dimanfaatkan oleh pengguna

teknologi.

Pendidikan karakter adalah suatu proses penerapan nilai nilai moral dan

agama pada peserta didik melalui ilmu ilmu pengetahuan, penerapan nilai nilai

tersebut baik terhadap diri sendiri, keluarga, sesama teman, terhadap pendidik

dan lingkungan sekitar maupun Tuhan Yang Maha Esa. Perkembangan sosial

anak sekolah dasar sudah bertambah, dari awalnya yang hanya bersosial dengan

keluarga di rumah, kemudian berangsur angsur mengenal orang orang

disekitarnya. Anak pada usia ini juga telah mengenal gaya hidup digital, naik itu

di rumah, teman teman, sekolah dan lingkungan sekitar.

1
Pendidika karakter bertujuan agar peserta didik sebagai penerus bangsa

mempunyai akhlak dan moral yang baik, untuk menciptakan kehidupan

berbangsa yang adil, aman dan makmur. Tujuan pendidikan dalam Undang

Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional yang

menyebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuasn untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlah mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab”.

Menurut Piaget anak usia 7 – 11 tahun mengalami tingkat perkembangan

operasional kongkret. Tingkat ini merupakan permulaan berfikir rasional. Ini

berarti anak memiliki operasi operasi logis yang dapat diterapkannya pada

masalah masalah yang kongkret. Bila menghadapi suatu pertentangan abtara

pikiran dan presepsi, anak pada periode ini memilih mengambil keputusan logis

dan bukan keputusan perseptual seperti anak praoperasional. Pada zaman digital

anak sekolah dasar sudah bisa mengoperasikan barang barang teknologi seperti

ponsel, komputer, video game dan lain lain.

Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang

mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk

2
watak peserta didik. Pendidikan Karakter menanamkan kebiasaan tentang hal

mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham tentang mana yang benar

dan salah, mampu merasakan nilai yang baik dan biasa melakukannya. Pada

periode anak sekolah dasar, metode yang dilakukan guru untuk mengembangkan

karakter adalah pengarahan, pembinaan, keteladanan, penguatan dan hukuman.

Nilai nilai karakter yang bisa digali dalam pembelajaran seperti religius, jujur,

kerja keras, disiplin, rasa tanggung jawab, cinta tanah air, peduli terhadap

lingkungan sekitar dan berjiwa sosial yang kuat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar pendidikan karakter pada anak sekolah dasar?

2. Bagaimana prinsip pendidikan karakter pada anak sekolah dasar?

3. Bagaimana peran pendidikan dalam penanaman karakter pada anak

sekolah dasar?

4. Bagaimana pendidikan karakter pada anak sekolah dasar di era digital?

5. Bagaimana peran keluarga, guru, dan masyarakat dalam pendidikan

karakter pada anak sekolah dasar?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep dasar pendidikan karakter pada anak seklah

dasar.

2. Untuk mengetahui prinsip pendidikan karakter pada anak sekolah dasar.

3
3. Untuk mengetahui peran pendidikan dalam penanaman karakter pada

anak sekolah dasar.

4. Untuk mengetahui pendidikan karakter pada anak sekolah dasar di era

digital.

5. Untuk mengetahui peran keluarga, guru dan masyarakat dalam

pendidikan karakter pada anak sekolah dasar.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pendidikan Karakter

Istilah karakter dalam bahasa yunani dan latin, charassein yang artinya “mengukir

corak yang tetap dan tidak terhapuskan” watak atau karakter merupakan perpaduan dari

segala tabiat manusia yang bersifat tetap sehingga menjadi tanda khusus untuk

membedakan orang yang satu dengan yang lain

Konsep dasar pendidikan karakter tertuang dalam Permendikbud No 23 tentang

Penumbuhan Budi Pekerti tahun 2015. Penumbuhan Budi Pekerti (PBP) bertujuan:

1) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan bagi siswa, guru,

dan tenaga kependidikan,

2) Menumbuhkembangkan kebiasaan yang baik sebagai bentuk pendidikan

karakter sejak di keluarga, sekolah dan masyarakat,

3) Menjadikan pendidikan sebagai gerakan yang melibatkan pemerintah,

pemerintah daerah, masyarakat dan keluarga

4) Menumbuhkembangkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi antara

keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Karakter terbentuk dari kegiatan yang dilakukan secara berulang dan menjadi sebuah

kebiasaan.Kebiasaan inilah yang menempel dan menjadi karakter seseorang.Penanaman

dan pengembangan karakter di lingkungan sekolah menjadi tanggung jawab bersama

bukan hanya guru namun juga kerjasama dari murid dan orangtua.

5
Character Education Quality Standart merekomendasikan sebelas prinsip untuk

mewujudkan karakter yang efektif, sebagai berikut:

1) Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter.

2) Mengidentifikasikan karakter secara komperehensif supaya mencakup

pemikiran, perasaan dan perilaku.

3) Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun

karakter.

4) Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.

5) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan perilaku yang baik.

6) Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang

menghargai semua siswa, membangun karakter mereka dan membantu mereka

untuk sukses.

7) Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri para siswa.

8) Melibatkan staf sekolah sebagai komunitas pembelajaran dan moral untuk

berbagi tanggung jawab dalam pendidikan karakter dan untuk mematuhi nilai-

nilai inti yang sama dalam membimbing pendidiakn peserta didik.

9) Menumbuhkan kebersamaam dalam kepemimpinan moral dan dukungan jangka

panjang bagi inisiatif pendidikan karakter.

10) Melibatkan anggota keluarga dan masyarakat sebagai mitra dalam upaya

pembangunan karakter.

11) Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai pendidik karakter,

dan sejauh mana peserta didik memanifestasikan karakter yang baik.

6
B. Prinsip Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu

mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu membentuk watak peserta didik

berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan karakter. Berikut ini prinsip-prinsip yang

digunakan dalam pengembangan pendidikan nilai atau karakter bangsa yaitu:

1. Nilai dapat diajarkan atau memperkuat nilai-nilai luhur budaya bangsa melalui

olah pikir, olah rasa, olah karsa, olah qalbu, dan olah raga dihubungkan dengan

objek yang dipelajari yang terintegrasi dengan materi pelajaran.

2. Proses perkembangan nilai-nilai/karakter bangsa dilakukan melalui setiap mata

pelajaran dan dalam setiap kegiatan pembelajaran.

3. Proses pengembangan nilai-nilai karakter bangsa merupakan proses yang

berkelanjutan sejak peserta didik masuk dalam satuan pendidikan

4. Diskusi tentang berbagai perumpamaan objek yang dipelajari untuk melakukan

olah pikir, olah rasa, olah qolbu, dan olah raga untuk memenuhi tuntutan dan

munculnya kesadaran diri sebagai hamba Allah, anggota masyarakat dan bangsa

maupun warga negara, dan sebagai bagian dari lingkungan tempat hidupnya.

5. Program perkembangan dirinya melalui kegiatan-kegiatan rutin budaya sekolah,

keteladanan, kegiatan spontan pada saat kejadian, Pengkondisian dan

pengintegrasian pendidikan nilai karakter dengan materi pelajaran, serta merujuk

kepada pengembangan kompetensi dasar setiap mata pelajaran.

7
Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan

budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan

keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah dan

masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau

watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas.

Dalam penerapannya pendidikan karakter tidak lantas berjalan tanpa bijakan,

akan tetapi terdapat beberapa prinsip pendidikan karakter. Menurut thomas lickona

(Yaumi, 2016) ada 11 prinsip pendidikan karakter, yaitu:

1. Aspek etika senantiasa dihidupkan sebagai pedoman untuk penerapan

pendidikan karakter,

2. Lembaga pendidikan memeberikan pemahaman tentang karakter secara

komprehensif buakn secara parsial,

3. Pencapaian karakter pada peserta didik harus dijalankan dengan cara

proaktif,

4. Kepedulian masyarakat terhadap karakter menjadi salah satu tugas lembaga

pendidikan,

5. Sekolah senantiasa menyajikan contoh sikap moral yang baik,

6. Peserta didik harus dihargai melalui kebijakan kurikulum akademik,

7. Mengadakan kegiatan yang menunjang motivisi para murid,

8. Staf sekolah termasuk komponen penting untuk menanamkan karakter,

8
9. Lembaga pendidikan memberikan sokongan penuh terhadap pendidikan

karakter melalui peningkatan kepemimpinan bersama,

10. Lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah bekerja sama dengan keluarga untuk

mengembangkan pendidikan karakter,

Sekolah secara sadar harus mengetahui perkembangan karakter peserta didik

dalam kehidupan keseharian dalam rangka untuk pengukuran pencapaian.

Kesebelas prinsip itu harus berjalan saling bergandengan tanpa harus dipilah pilah.

a. Prinsip Pendidikan Karakter

Character Education Quality Standart merekomendasikan sebelas prinsip

untuk mewujudkan karakter yang efektif, sebagai berikut:

1. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter.

2. Mengidentifikasikan karakter secara komperehensif supaya mencakup

pemikiran, perasaan dan perilaku.

3. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun

karakter.

4. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.

5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan perilaku yang baik.

6. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang

menghargai semua siswa, membangun karakter mereka dan membantu mereka

untuk sukses.

7. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri para siswa.

9
8. Melibatkan staf sekolah sebagai komunitas pembelajaran dan moral untuk

berbagi tanggung jawab dalam pendidikan karakter dan untuk mematuhi nilai-

nilai inti yang sama dalam membimbing pendidiakn peserta didik.

9. Menumbuhkan kebersamaam dalam kepemimpinan moral dan dukungan jangka

panjang bagi inisiatif pendidikan karakter.

10. Melibatkan anggota keluarga dan masyarakat sebagai mitra dalam upaya

pembangunan karakter.

11. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai pendidik karakter,

dan sejauh mana peserta didik memanifestasikan karakter yang baik.

Selain yang tertera diatas ada lagi prinsip pendidikan karakter pada anak sekolah

dasar yaitu Pertama, manusia adalah makhluk yang dipengaruhi dua aspek, pada dirinya

memiliki sumber kebenaran dan pada luar dirinya ada dorongan atau kondisi yang

memengaruhi kesadaran. Kedua, karena menganggap bahwa perilaku yang dibimbing

oleh nilai-nilai utama sebagi bukti dari karakter, pendidikan karakter tidak meyakini

adanya pemisahan antara roh, jiwa, dan badan. Hadis Rosulullah menyatakan bahwa

iman dibangun oleh perasaan serta roh, jiwa dan badan, yaitu melalui perkataan,

keyakinan, dan tindakan. Tanpa tindakan semua yang diucapkan dan diyakini bukanlah

apa-apa tanpa keyakinan maka tindakan dan perkataan tidak memiliki makna, kemudian

tanpa pernyataan dalamperkataan tindakan dan keyakinan tidak akan terhubung. Ketiga,

pendidikan karakter mengutamakan munculnya kesadaran pribadi peserta didik untuk

secara ikhlas mengutamakan karakter positif. Setiap manusia memiliki modal dasar

10
(potensi yang membedakan dirinya dengan orang lain. Aktualisasi dari kesadaran ini

dalam dunia pendidikan adalah pemupukan keandalan khusus seseorang yang

memungkinkannya memiliki daya tahan dan daya saing dalam perjuangan hidup.

Keempat, pendidikan karakter mengarahkan peserta didik untuk menjadi manusia ulul

albab yang tidak hanya memiliki kesadaran diri, tetapi juga kesadaran untuk terus

mengembangkan diri, memperhatikan masalah lingkungan, dan memperbaiki kehidupan

sesuai dengan pengetahuan dan karakter yang dimilikinya. Manusia ulul albab adalah

manusia yang dapat diandalkan dari segala aspek , baik aspek intelektual , afektif,

maupun spiritual.

C. Peran dan Fungsi Pendidikan dalam Penanaman Karakter

Melalui pendidikan karakter, setiap individu akan dididik untuk memiliki nilai dan

perilaku yang baik. Maka dapat dikatakan bahwa pendidikan karakter adalah usaha yang

secara sadar, terencana dan tanpa paksaan yang dilakukan oleh seseorang atau pendidik

untuk membentuk kebiasaan atau habit yang baik pada seseorang, dengan harapan

terbangun terbangun watak yang baik sesuai norma norma dalam masyarakat.

Seperti yang telah dikemukakan oleh Spenser dan Spenser 1993, yaitu bahwa posisi

karakter diibaratkan seperti sebuah bongkahan es di lautan, dimana pada bongkahan es

tersebut, terdapat bagian yang terlihat karena berada diatas permukaan laut, dan juga

terdapat bagian yang tidak terlihat karena berada dibawah permukaan laut. Sedangkan

pengetahuan dan keterampilan berada dipermukaan sehingga lebih mudah terlihat.

11
Pengetahuan dan keterampilan lebih mudah untuk dikembangkan. Motif dan ciri diri

lebih sulit untuk di akses dan dikembangkan, sedangkan konsep diri terletak diantaranya.

Pada era modern seperti ini para pendidik dipacu agar dapat mencetak generasi

bangsa yang sanggup untuk menempatkan diri di tengah pesatnya arus perubahan yang

begitu cepat serta penuh dengan banyak tekanan. Terlebih lagi para pendidik diwajibkan

uuntuk mendorong mereka menjadi seseorang yang dalam hidupnya dapat menggali

makna dan memiliki akal yang bernilsi luhur, serta penuh ambisi dan berkepribadian

tangguh sehingga dapat bermanfaat bagi manusia lainnya. Seorang pendidik diharuskan

dapat mencetak peserta didik yang bisa mandiri dan bijak dalam memilih setiap nilai

nilai dalam kehidupannya.

Pendidikan dalam penanaman karakter memiliki peranan yang sangat penting dalam

bidang kependidikan yaitu diantaranya sebagai pembinaan watak yang jujur, cerdas,

berempati serta tangguh yang merupakan tugas pendidikan, mengubah kebiasaan buruk

secara bertahap hingga menjadi kebiasaan yang lebih baik. Karakter yang pada dasarnya

merupakan sifat yang telah ada dalam jiwa seseorang yang dapat memicu sifat, tindakan,

mauoun perbuatan secara spontan, dan karakter merupakan sifat yang telah terwujud

yang kemudian di dorong untuk dapat memperlihatkan perilaku terpuji serta

mengandung kebajikan.

Dari penanaman nilai nilai karakter tersebutlah yang kemudian dapat di

implementasikan sebagai budaya sekolah. Dengan melibatkan serta mengajak seluruh

pihak maupun pemangku kepentingan untuk dapat bersama memberikan komitmen

12
merupakan proses yang paling efektif dalam membangun budaya sekolah. Keyakinan

utama dari pihak sekolah diharuskan dapat berpusat pada upaya dalam menanamkan

nilai nilai moral, etika, serta norma dalam diri setiap peserta didik.

Terdapat banyak sekali keberagaman nilai yang perlu ditanamkan serta diperkuat

dalam lingkungan sekolah yaitu diantaranya kepedulian, kreativitas, kedisiplinan,

kesehatan, kebersihan, rasa tanggung jawab, empati, serta kerja sama antar siswa sekolah

dasar. Sehingga sekolah dapat menjadi tempat untuk menanam benih benih nilai serta

pihak sekolah diaharapkan dapat berfokus kepada upaya pengorganisasian dalam

mengimplementasikan nilai tersebut.

Penanaman dalam pendidikan berkarakter pada anak sekolah dasar tentu tidak

hanya melibatkan para tenaga pendidik tetapi juga seharusnya dapat melibatkan orang

orang terdekat dari anak sekolah dasar yaitu sosok orang tua, keluarga maupun

masyarakat sekitar. Hendaknya orang tua sebagai sosok pertama di lingkungan anak

dapat berperan memberikan bimbingan yang tepat sejak dini. Dengan konsistensi dalam

pengembangan pendidikan karakter pada konteks pendidikan formal, karaskter karakter

positif akan menjadi bagian yang melekat dan terinternalisasi kuat dala diri anak

khususnya pada anak sekolah dasar.

Pendidikan karakter dapat menjadi lebih efektif apabila seluruh pihak baik para

tenaga pendidik, prang tua maupun masyarakat dapat menjadi teladan yang

menginspirasi dalam pembentukan karakter yang diajarkan. Ada beberapa metode yang

bisa diadopsi untuk mewujudkan pendidikan karakter pada anak sekolah dasar , yaitu

13
yang pertama pendidikan karakter melalui keteladanan dianggap sebagai pendekatan

paling efektif dalam menangani masalah akhlak, spiritual, dan sosial anak. Yang kedua,

memberikan nasehat yang memperluas pemahaman anak tentang subtansi suatu nilai,

dengan harapan dapat memberikan manfaat positif dan mendorong perubahan perilaku

yang lebih baik. Kemudian yang ketiga, memberikan perilaku yang sesuai dengan tahap

perkembangan individu anak dengan cara memberikan perhatian ketika anak mulai

melenceng dari nilai nilai yang benar merupakan tindakan pencegahan perilaku uyang

tidak diinginkan. Selanjutnya yang keempat, pendidikan karakter melalui pengguaan

hukuman yang bersofat mendidik, dengan pendekatan lembut, sesuai dengan kebiasaan

anak, dan berjenjang mulai dari hukuman ringan hingga berat. Dan yang terakhir,

pendidikan karakter melalui pembiasaan dengan cara penerapan kebiasaan kebiasaan

positif yang membentuk karakter yang kuat dalam kehidupan sehari hari, sekaligus

menjadi sumber kekuatan positif bagi individu.

Pendidikan penanaman karakter pada anak sekolah dasar harus dilakukan kontinyu

atau berlanjut dan tertukar oleh para pelaku pendidikan di sekolah dasar. Pendidikan

karakter memiliki peran yang sangat besar dan utama dalam rangka terwujudnya tujuan

pendidikan yang telah telah dirancangkan oleh setiap satuan pendidikan. Apabila

pendidikan karakter ditanamkan secara baik pada pendidikan sekolah dasar, maka akan

menghasilkan generasi yang berakhlak mulia.

Pendidikan penanaman karakter adalah pendidikan budi pekerti yang melibatkan

aspek pengetahuan (kognitif), sikap dan perasaan (afektif), dan tindakan (aksi). Tanpa

14
ketiga aspek ini maka pendidikan penanaman karakter tidak akan berjalan dengan

efektif. Peran pendidikan karakter di sekolah dasar memiliki posisi yang sangat urgen

(sangat penting) dalam rangka peningkatan kemampuan peserta didik bila dilihat dari

kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik dan mampu memberikan nuansa

tersendiri terhadap setiap satuan pendidikan dalam berinteraksi dengan sesama siswa,

guru, dan masyarakat. Dalam penanaman pendidikan karakter anak sekolah dasar guru

merupakan pihak yang memiliki peran sangat besar. Untuk mendukung dalam

mewujudkan pendidikan karakter pada peserta didik, sudah memang seharusnya guru

mengokohkan karakter dirinya dalam membangun karakter para siswanya. Menurut

(Burhanuddin, 2019), ada beberapa hal sederhana yang dapat dilakukan para guru dalam

membangun karakter siswa, yaitu :

1) Menjadi contoh untuk siswa

2) Menjadi inspirasi bagi peserta didik

3) Mengajarkan nilai nilai yang baik pada setiap pelajaran

4) Bersikap jujur dan terbuka pada kesalahan

5) Mengajarkan budaya sopan santun kepada peserta didik

6) Memberikan kesempatan siswa belajar menjadi seorang pemimpim

7) Berbagi pengalaman inspiratif dan pengalaman yang berharga

Adapun fungsi dari pendidikan dalam penanaman karakter anak sekolah dasar

yang dapat diuraikan menurut beberapa buku dan menurut para ahli, yaitu sebagai

berikut;

15
1) Fungsi menurut buku Pendidikan Karakter karya Fadilah, Rabi'ah, Wahab

Syakhirul Alim, Ainu Zumrudiana, Iin Widya Lestari , Achmad Baidawi dan

Alinea Dwi Elisanti, adalah sebagai berikut :

a) Sebagai pengembangan agar berperilaku yang baik

b) Sebagai sarana yang menunjang dan mendorong agar selalu berpotensi

dalam mengembangkan diri sebagai individu

c) Sebagai wadah penegmbang agar menjadi anak yang memiliki peradaban

dan nilai kebangsaan yang berkarakter baik

d) Wadah penguat nilai nilai kecintaan terhadap bangsa dan negara yang

masyarakatnya yang terdiri dari beragam budaya yang bermartabat

2) Fungsi menurut Puskur (2010)

a) Pengembangan, yaitu pengembangan potensi peseeta didik untuk

menjadi pribadi yang berperilaku baik

b) Perbaikan, yaitu memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk

bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang

lebih bermartabat

c) Penyaring, yaitu untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya

bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai budaya dan karakter budaya

yang bermartabat

Berdasarkan seluruh uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi utama

pendidikan dalam penanaman karakter anak sekolah dasar, yaitu untuk

16
menumbuhkembangkan kemampuan dasar peserta didik agar dapat berpikir cerdas,

berperilaku yang berakhlak, bermoral, dan selalu berbuat sesuatu yang baik serta

bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

D. Pendidikan Karakte Pada Anak Sekolah Dasar Di Era Digital

Zaman serba teknologi ini menjadikan anak telihat sangat pasif dan jarang untuk

bersosialisasi di keluarga bahkan masyarakat. Kebanyakan anak zaman sekarang lebih

fokus untuk memperhatikan layar di depan matanya dibandingkan bermain dengan

teman sebayanya, bahkan jarang lagi terlihat anak-anak bermain permainan tradisional.

Padahal, permainan tradisional ini bisa dijadikan kebiasan untuk menjalin rasa

persaudaraan dengan teman sebaya dan menjadi lebih akrab serta memunculkan ide-ide

kreativitas dengan menggunakan permainan tradisional. Dari kejadian tersebut, anak-

anak akan kehilangan waktu berharganya saat bermain bersama keluarga, belajar,

mengembangkan bakat atau bermain bersama teman-temannya karena fokusnya sudah

diambil alih oleh layar ponsel ataupun teknologi yang ada.

Maka dari itu, peran orangtua juga sangat penting bagi anak dalam membimbing,

memantau, serta mengatur waktu anak dari alat digital yang dipakai. Adapun yang harus

dilakukan orang tua terhadap anak dalam pengasuhan digital atau digital parenting

adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan dan memperbarui wawasan tentang internet dan gadget. Orang tua

tidak bisa mengawasi anak-anak apabila orang tua gagap teknologi.

17
2. Jika di rumah ada internet, posisikan di ruang keluarga dan siapa yang dapat

melihat apa yang dilakukan anak dalam mengakses internet.

3. Membatasi waktu pada anak dalam menggunakan gadget dan internet.

4. Memberikan pemahaman dan kesadaran bersama akan dampak negative dari

internet atau gadget.

5. Secara tegas melarang sesegera mungkin jika ada yang tidak pantas ditonton

6. Menjalin komunikasi yang terbuka dua arah dengan anak-anak.

Sebagai seorang pendidikan bahkan sebagai orangtua, harus lebih bisa menjadi

panutan yang bagi anak-anak demi untuk membentuk kepribadian bahkan karakter anak

dengan baik. Diera digital ini sangat mudah untuk menggali bahkan mendapatkan

informasi di internet. Sebagai pendidik bahkan orangtua harus menjadi pengawas dan

pembimbing yang baik untuk anak-anak dalam mendapat informasi, apalagi dengan usia

anak-anak yang masih belum mampu membedakan bahkan menyaring mana hal yang

baik dan tidak baik terutama di era digital ini. Dikhawatirkan, bahwa dengan adanya

teknologi anak-anak justru akan mendapat dampak negatif karena kurangnya pantauan

pendidik bahkan orangtua. Putri, D. P. (2018) menyatakan bahwa dan positif dari

teknologi antara lain :

1) Sarana penyampaian informasi, informasi suatu kejadian secara cepat, tepat dan

akurat

2) Mempermudah akses terhadap informasi baru, memperoleh informasi kapanpun

dan dimanapun.

18
3) Media sosial, mempertemukan individu dengan orang yang baru,

mempertemukan individu dengan teman lama yang jarang sekali bertemu, saran

berbisnis.

4) Membantu dalam mencari informasi bahan pelajaran bagi peserta didik.

5) Media hiburan.

6) Sebagai eksistensi seseorang dalam media sosial.

7) Mempermudah komunikasi meskipun dalam keadaan jarak yang jauh

Putri, D. P (2018) juga menyatakan selain ada dampak positif dari teknologi ada

juga dampak negatif dari teknologi antara lain :

1) Anak bersifat Individual, berkurangnya tingkat pertemuan langsung atau interksi

antar sesama manusia.

2) Temperamen, kebiasaan bersosialisasi dengan media sosial, maka anak akan

beranggapan bahwa dunia luar adalah ancaman.

3) Berita tanpa tanggung jawab, berita Hoax, Bulying.

4) Rentannya kesehatan mata, terutama mengalami rabun jauh atau rabun dekat.

5) Tak bisa menikmati hidup. Ketika menghadiri sebuah acara pesta, kita malah asik

berfoto, tanpa menimati acara pesta dan musik.

6) Radiasi alat hasil teknologi membahayakan kesehatan otak anak.

7) Maraknya kasus penipuan lewat sms, telepon dan internet.

8) Mudahnya mengakses video porno.

19
9) Anak lupa akan pekerjaan rumah yang ditugaskan oleh guru dan lupa

melaksanakan ibadah, seperti sholat dan mengaji.

10) Anak menjadi sasaran kejahatan, seperti penculikan anak dan pemerkosaan

anak.

Contoh kasus yang paling banyak dan marak terjadi adalah bullying dimana

dampaknya sangat berpengaruh pada korban.Dampaknya bukan hanya jangka pendek

melainkan jangka panjang bahkan bisa terbawa sampai korban melanjutkan pendidikan

ke jenjang sekolah yang lebih tinggi.Dampak bullying sendiri membuat korban menjadi

minder, tidak percaya diri, cenderung menutup diri dari lingkungan sosial, menyakiti diri

sendiri atau paling parahnya lagi ialah memiliki hasrat untuk bunuh diri.

Selain bullying, situs pornografi merupakan salah satu dampak negative dari

teknologi yang ada.Kemudahan dalam mengakses dan menyebarkan video secara digital

ternyata masih banyak yang disalahgunakan.Apalagi, pemerintah sendiri tidak untuk

membatasi akses situs pornografi yang ada di internet.Hal-hal seperti ini yang

menjadikan banyaknya anak bangsa yang karakternya masih cenderung buruk. Maka

dari itu pengawasan dari orangtua dan pendidik sangat diperlukan untuk memantau apa

yang anak lakukan dengan gadgetnya demi berkembangnya karakter anak menjadi lebih

baik. Lagipula, anak pada usia sekolah dasar memang seharusnya menggunakan

waktunya untuk berkumpul keluarga, bermain bersama teman, bersosialisasi untuk

mengasah keterampilan sosialnya dibandingkan menghabiskan waktu dengan gadgetnya

hanya untuk bermain video game dan sejenisnya.

20
E. Peran Keluarga, Guru dan Masyarakat dalam Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter pada anak bergantung pada lingkungan hidup dan

bersosialisasi anak yaitu antara keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Yang

mana keluarga berperan oenting dalam mendidik, lalu sekolah sebagai lanjutan yang

bertanggung jawab dalam mendidik dan memperbaiki pola karakter anak.

Berikut beberapa hal yang perlh diperhatikan dan diterapkan oleh keluarga, guru,

dan masyarakat untuk membantu membentuk karakter anak dengan baik.

1. Peran Keluarga

Peran yang harus dilakukan orang tua dalam mewujudkan karakter anak

antara lain ;

a) Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya

b) Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah dan

menyiapkan ketenangan jiwa anak-anak

c) Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak

d) Mewujudkan kepercayaan

e) Melakukan kegiatan berkumpul dan berdiskusi bersama anak-anak

Ayah dan ibu adalah satu-satunya teladan pertama bagi anak-anaknya

dalam proses pembentukan kepribadian. Maka dari itu, orang tua dituntut

untuk selalu memberikan contoh hal yang baik agar anak dapat terpengaruh

dan dapat mewujudkan kepribadian atau karakter yang baik.

21
Seperti yang kita tahu, bahwa keluarga memiliki andil yang cukup besar

dalam pembentukan karakter sebab anak berumur sekolah dasar akan selalu

melihat dan meniru bagaimana lingkungan keluarga memiliki kebiasaan .

Beberapa contoh kebiasaan yang dapat dilakukan di lingkungan keluarga

yang baik adalah sebagai berikut ;

a) Membiasakan anak bangun pagi, membersihkan dan merapikan

yempat tidur

b) Membiasakan anak untuk menjadi diri yang bersih dan rapi

c) Orang tua selalu mendampingi anak saat belajar dan mengerjakan

tugas sekolah

d) Membantu anak untuk belajar sopan santun terhadap teman, orang

tua, tamu, atau bahkan orang yang baru dikenal

e) Membiasakan anak untuk meminta izin sebelum melakukan hal yang

diinginkan

Pembentukan karakter pada anak usia dasar memang tidak mudah,

karna anak masih belum sepenuhnya paham dan mengerti apa yang benar

dan salah untuk mereka lakukan. Orang tua pun akan menghadapi

beberapa kendala dalam mendidiknya, yaitu ;

a) Keluarga atau orang tua yang tidak konsisten dalam melakukan

kebiasaan baik dihadapan anak

22
b) Berekspetasi terlalu tinggi dan terlalu menuntut kepada anak

c) Belum bisa menjadi panutan yang baik

d) Anak yang suka membantah dan sulit untuk diatur

e) Anak yang sudah terpengaruh lingkungan sekolah dan masyarakat

sehingga sulit untuk mengaturnya

Seperti yang dikemukakan Fraenkel (1977: 1-2), sekolah tidaklah

semata-mata tempat di mana guru menyampaikan pengetahuan melalui

berbagai mata pelajaran. Sekolah menjadi tempat yang memberi pengaruh

besar bagi anak sekolah dasar dalam proses membentuk pola pikir dan

karakter anak, dan hal ini bukan sesuatu yang mudah untuk membentuk pola

pikir dan karakter anak dengan baik tanpa adanya usaha yang dilakukan.

Maka beberapa contoh-contoh yang dapat diterapkan di sekolah adalah ;

a) Membiasakan siswa berbudaya salam, senyum, dan sapa saat

bertemu siapapun.

b) Mengucap salam dan bersalaman dengan guru saat tiba disekolah

c) Menyapa dengan sopan saat bertemu siapa saja

d) Membiasakan siswa berbicara dengan bahasa yang baik dan santun

e) Mendidik siswa untuk duduk dengan sopan dikelas

f) Membimbing dan membiasakan siswa untuk rajin beribadah

2. Peran Sekolah atau Guru

23
Seperti yang dikemukakan Fraenkel (1977: 1-2), sekolah tidaklah

semata-mata tempat di mana guru menyampaikan pengetahuan melalui

berbagai mata pelajaran.

Sekolah menjadi tempat yang memberi pengaruh besar bagi anak sekolah

dasar dalam proses membentuk pola pikir dan karakter anak, dan hal ini

bukan sesuatu yang mudah untuk membentuk pola pikir dan karakter anak

dengan baik tanpa adanya usaha yang dilakukan. Maka beberapa contoh-

contoh yang dapat diterapkan di sekolah adalah ;

a) Membiasakan siswa berbudaya salam, senyum, dan sapa saat bertemu

siapapun.

b) Mengucap salam dan bersalaman dengan guru saat tiba disekolah

c) Menyapa dengan sopan saat bertemu siapa saja

d) Membiasakan siswa berbicara dengan bahasa yang baik dan santun

e) Mendidik siswa untuk duduk dengan sopan dikelas

f) Membimbing dan membiasakan siswa untuk rajin beribadah

Guru memiliki peran dalam aktivitas pembelajaran yaitu sebagai berikut:

a) Korektor, yaitu sebagai pengoreksi semua hasil belajar, tingkah, dan

juga perbuatan siswa

b) Inspirator, memberikan inspirasi kepada siswa bagaimana belajar

dengan baik dan benar

24
c) Organisator, guru berperan sebagai pengelola berbagai kegiatan

siswa baik dalam kegiatan akademik dan non-akademik

d) Motivator, guru dituntut untuk dapat mendorong anak didiknya agar

senantiasa memiliki motivasi tinggi dan aktid dalam belajar

e) Inisiator, guru menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan

dan pengajaran

f) Fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang

menungkinkan anak didik dapat belajar secara optimal

g) Pembimbing, yaitu guru memberikan bimbingan kepada anak

didiknya dalm menghadapi kesulitan belajar

h) Mediator, yaitu guru dapat berperan sebagai penyedia media dan

penengah dalam proses pembelajaran peserta didik.

i) Demonstrator, guru dituntut untuk memperagakan apa yang diajarkan

secara didaktis agaf anak didik dapat memahami pembelajaran secara

optimal

j) Pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik,

karena kelas adalah tempat berhimpun guru dan juga siswa

k) Supervisor, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki dan

menilai secara kritis proses pembelajaran yang dilakukan sehingga

dapat optimal

l) Evaluator, guru dituntut untuk mampu meniai produk pembelajaran

serta proses pembelajaran

25
m) Informator, guru memberikan informasi yang baik dan efektif

mengenai materi yang telah di programkan serta informasi

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

1. Peran Masyarakat

Masyarakat pun memiliki peran yang tidak kalah pentingnya

dalam upaya pembentukan karakter anak bangsa. Contoh-contoh perilaku

yang dapat diterapkan oleh masyarakat adalah :

a) Membiasakan gotong royong

b) Membiasakan anak untuk tidak membuang sampah sembarangan

c) Menegur anak yang merusak atau mencoret-coret fasilitas umum

d) Menegur anak yang melakukan perbuatan tidak baik

e) Mengajak anak-anak dilingkungan untuk berkegiatan di masyarakat

luas dan bersosialisasi

26
BAB III

KESIMPULAN

Karakter seseorang akan terbentuk jika aktivitas dilakukan berulang-ulang secara

rutin hingga menjadi suatu kebiasaan, yang akhirnya tidak hanya menjadi suatu

kebiasaan saja tetapi sudah menjadi suatu karakter. Maka dari itu, pendidikan karakter

harus dilakukan sedini mungkin agar anak mampu menanamkan karakter yang baik

sehingga mereka bisa membawanya hingga usia dewasa. Pendidikan karakter di sekolah

dapat diterapkan pada semua mata pelajaran. Setiap mata pelajaran yang berkaitan denga

norma-norma perlu dikembangkan dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Di era

digital ini peran orangtua bahkan pendidik sangatlah penting dalam meningkatkan

karakter calon penerus bangsa.

Orangtua adalah tempat utama dan pertama peserta didik menjalani kehidupan.

Peran guru di sekolah bukan hanya mengajar tetapi juga mendidik. Guru juga sebagai

rolemodel dalam pandangan anak sehingga guru akan menjadi patokan bagi sikap anak

didik. Guru tidak hanya mengajarkan konsep karakter yang baik, tetapi bagaimana

mengarahkan peserta didik untuk dapat mengimplementasikan pada kehidupam sehari-

hari. Masyarakat sekitar juga berperan dalam mengawasi dan memotivasi perkembangan

karakter peserta didik.

27
DAFTAR PUSTAKA

Annisa, M. N., Wiliah, A., & Rahmawati, N. (2020). Pentingnya pendidikan karakter

pada anak sekolah dasar di zaman serba digital. BINTANG, 2(1), 35-48.

Halwa, H. (2021). Pentingnya pendidikan karakter pada siswa tingkat sekolah dasar di

zaman serba digital.

Hariyanto, M. S. (2013). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Putri, Dini Palupi. (2018). Pendidikan Karalter Pada Anak Sekolah Dasar di Era Digital.

Jurnal Pendidikan Dasar,2(1), 38-50.

Saiful Bahri. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mengatasi Krisis Moral di

Sekolah , 2015, TA’ALLUM Vol 03. No 01, juni 2015

Salsabilah, Azka Salmaa, Dinie Anggraeni Dewi, Yayang Furi.(2021). Peran Guru

Dalam Mewujudkan Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan Tambusai,5(3),6.

Subianto, Jito. (2013). Peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam pembentukan

karakter berkualitas. Jurnal penelitian pendidikan islam 8(02), 1-24.

Sukiman, dkk. 2016. Seri Pendidikan Orang Tua: Mendidik Anak di Era Digital. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Zidniyati, Z. (2019). Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar di Era Revolusi

Industri 4.0. Tarbiyatuna: Kajian Pendidikan Islam, 3(1), 41-58.

28

Anda mungkin juga menyukai