Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERAN ORANG TUA DAN LINGKUNGAN DALAM MENDAMPING ABK


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
Dosen Pengampu Erna Juherna, M.Pd.I.

Disusun Oleh :
Nia Nurhayati 206223083
Risma Juita 206223076
Novitasari 206223073
Susi Susanti 206223150
Ulpa Pitriani 206223072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH KUNINGAN
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha kuasa karena atas berkat
dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Karakteristik Anak Tuna Netra
dan Jenis Layanan Pendidikannya”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah “Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus”, disamping itu makalah ini diharapkan
dapat menjadi sarana pembelajaran serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
para pembacanya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu dosen pengampu mata kuliah, teman-
teman dan semua pihak yang telah membantu serta mendukung dalam penyusunan makalah
ini.
Penyusunan makalah ini telah kami selesaikan dengan lancar, namun kami menyadari
bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, jadi kami mohon pembaca
memberikan masukan, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dalam penyusunan
makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Majalengka, 9 Desember 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Tugas orang tua dalam mendidik anak................................................................3
B. Fungsi orang tua dalam keluarga........................................................................8
C. Peran orang tua dalam mendampingi ABK........................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................10
B. Saran...................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................12

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tinggal dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan
yang lain, mempunyai peran masingmasing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya (Yusri 2016).
Dalam suatu keluarga, orang tua berperan penting dalam medidik, merawat dan
membesarkan anaknya, karena sudah merupakan tanggung jawab mereka, Mengasuh
anak merupakan tugas yang paling penting sekaligus paling sulit dan kompleks bagi
orang tua. Ada beberapa alasan mengapa tugas mengasuh anak tergolong penting
sekaligus sulit dan kompleks. Pertama, karena kualitas pengasuhan akan sangat
mempengaruhi bagaimana berkembangnya anak, misalnya karakter dan kompetensinya.
Kedua, tugas mengasuh anak tidak hanya berkaitan dengan merawat atau
membesarkan anak., tetapi juga berkaitan dengan melakukan proses sosialisasi atau
penanaman nilai pada anak. Dan ketiga, tugas pengasuhan anak tidak hanya bersifat
dyiadic dengan anak, tetapi bersifat polyandic karena dipengaruhi oleh berbagai konteks
perkembangan (Desvi, 2018) Anak adalah anugrah dari Tuhan yang di tititpkan kepada
orang tua atau ibu yang telah mengandungnya. Anak merupakan individu yang
bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya, anak membutuhkan lingkungan yang
dapat memfasilitasinya dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan dalam upaya belajar
mandiri, maka dari itu orangtua memiliki keinginan agar anak-anaknya tumbuh dan
berkembang menjadi anak-anak yang normal.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu:
1. Bagaimana tugas orang tua dalam mendidik anak ?
2. Apa saja fungsi orang tua dalam keluarga ?
3. Bagaimana peran orang tua dalam mendampingi ABK ?

1
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas dapat disimpulkan beberapa tujuan yaitu :
1. Untuk mengetahui tugas orang tua dalam mendidik anak
2. Untuk mengetahui fungsi orang tua dalam keluarga
3. Untuk mengetahui peran orang tua dalam mendampingi ABK

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tugas Orang Tua dalam Mendidik Anak


Di Indonesia, tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap anak diatur dalam
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2004. UU tersebut merupakan perubahan atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
1. Pasal 26 Undang-Undang tersebut mengatakan bahwa tugas dan tanggung jawab
orang tua terhadap mencakup beberapa hal, di antaranya sebagai berikut:
a. Mengasuh, memelihara, melindungi, dan mendidik anak
b. Menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, minat, dan bakatnya
c. Mencegah anak menikah pada usia dini
d. Memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti anak.

Kewajiban orang tua terhadap anak adalah upaya yang harus dilakukan orang tua
dalam memenuhi kebutuhan anak di berbagai bidang. Tidak hanya memenuhi
kebutuhan fisik, seperti memberi nafkah atau makan sehari-hari, orang tua juga
dituntut untuk mendidik anak sejak usia dini.

2. Tugas dan tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak diantaranya:
a. Mengajarkan Nilai-nilai Agama
Salah satu kewajiban orang tua terhadap anak yaitu mengajarkan nilai-nilai
agama. Setiap orang tua dituntut untuk selalu membimbing dan menanamkan
nilai-nilai agama kepada anak sejak usia dini.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara-cara sederhana, seperti mengajak ke tempat
ibadah, membaca doa sehari-hari, atau mengenalkan kitab suci.
b. Membentuk Kepribadian Anak
Sebagaimana kita tahu, keluarga adalah tempat pendidikan utama seorang anak.
Oleh sebab itu, kewajiban orang tua terhadap anak adalah menanamkan nilai-
nilai moral melalui contoh yang baik agar diteladani anak.
Caranya cukup sederhana, orang tua harus selalu menciptakan lingkungan
keluarga yang hangat dan penuh kasih sayang.
Sebaliknya, jika orang tua berperilaku tidak baik di dalam rumah, tentu hal ini
akan dicontoh oleh anak. Sehingga, sebisa mungkin orang tua harus selalu
berperilaku atau memberikan contoh yang baik kepada anak.

3
c. Menanamkan Nilai-nilai Sosial Sejak Dini
Sejak kecil, anak harus dikenalkan dengan orang-orang di lingkungan sekitar.
Selain itu, menanamkan sikap gotong-royong, tolong-menolong, menjaga
kebersihan, dan tidak berbuat onar di ruang lingkup sosial menjadi kewajiban
orang tua terhadap anak.
Dengan mengajarkan beberapa sikap sosial tersebut sejak dini, nantinya anak
akan tumbuh menjadi orang yang peduli dengan sesama.
d. Mengajarkan Tanggung Jawab
Kewajiban orang tua terhadap anak selanjutnya, yaitu mengajarkan tanggung
jawab. Setiap orang tua perlu meminta pertanggungjawaban anak atas perilaku
dan tindakannya. Sehingga, orang tua harus menetapkan batasan dengan anak
ketika dia berperilaku tidak baik.
Contoh paling sederhana ketika anak menunda pekerjaan rumahnya,orang tua
perlu perlu memberikan konsekuensi. Misalnya, seperti kegiatan akhir pekan
ditunda sampai pekerjaan selesai.
e. Mengajarkan Kemandirian
Mengajarkan kemandirian menjadi salah satu kewajiban orang tua terhadap
anak. Sikap mandiri ini sebaiknya diajarkan dan ditanamkan sejak anak berusia
dua hingga lima tahun. Dengan mengajarkan keterampilan yang disesuaikan
usianya, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih mandiri.
Selain itu, ada saatnya anak perlu belajar menenangkan diri secara emosional,
seperti mengikat tali sepatu, memakai baju sendiri, dan lain sebagainya.
Dengan begitu, anak akan lebih mandiri dan tidak selalu bergantung dengan
orang lain.
Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak dan Cara Melakukannya Orang tua
merupakan contoh pertama yang akan diikuti oleh anaknya. Sejauh ini, tidak
ada ukuran pasti tentang benar atau salah dalam mendidik anak, setiap orang
tua pasti memiliki caranya masing-masing.
3. Namun, kita perlu mengetahui besarnya peran orang tua dalam mendidik anak,
seperti:
a. Memberikan Stimulasi Untuk Perkembangan Sosial dan Emosional Anak
Menurut penelitian, terdapat hubungan langsung antara perkembangan
kemampuan sosial dan emosional anak yang optimal dengan keberhasilan
secara akademis. Seorang anak yang memiliki hubungan baik dengan orang
4
tua, keluarga, pengasuh, maupun guru dapat bekerja sama dan bergaul dengan
lebih baik.
b. Hal ini juga membuat sang anak menjadi lebih percaya diri atas
kemampuannya untuk mempelajari hal baru. Kemampuan sosial dan
emosional dipengaruhi oleh pengalaman yang dialami selama hidup, genetik,
dan temperamen. Sehingga, sebagai panutan pertama anak, Mama perlu
memberikan contoh yang positif.
4. Beberapa hal suportif yang dapat Mama lakukan:
a. Beri anak kesempatan untuk bermain dengan kelompok teman seusianya.
Bermain bersama dapat mengajari anak untuk bersikap kooperatif.
b. Ajari anak untuk mengenali perasaan yang dialaminya, seperti senang,
marah, atau sedih.
c. Dorong anak untuk mencoba hal-hal baru. Bantu mereka untuk melihat
kemampuan mereka.
d. Dorong anak untuk berimajinasi. Hal ini dapat dilakukan dengan
memberikan permainan, kostum, atau alat peraga lainnya.
e. Bantu mereka menjelajahi dunia dan mengenal orang-orang di dalamnya
sehingga anak terbiasa untuk berinteraksi dengan orang dalam beragam
usia.
f. Berikan contoh perilaku yang baik dan murah hati saat Mama berinteraksi
dengan orang lain.
5. Orang Tua Berperan sebagai Pelatih Anak
Orang tua dapat melatih keahlian dan bakat anak dengan memberikan Si Kecil
sarana dan prasarana untuk mencapai cita-cita. Misalnya, orang tua berlatih dan
memberikan pertanyaan untuk memaksimalkan potensi kecerdasan otak anak.
6. Mendukung Pendidikan Anak
Tak hanya memastikan tumbuh kembang anak berjalan optimal, Mama juga
memiliki peran penting dalam pendidikan anak, terutama pada awal-awal
sekolah, yaitu dari TK sampai SD. Siswa yang memiliki orang tua yang aktif
memiliki kemungkinan hampir dua kali lebih berhasil dalam bidang akademis.
Mama perlu membuat anak menyadari bahwa belajar adalah hal penting,
menyenangkan, dan harus dilakukan. Berikut adalah hal-hal yang dapat Mama
lakukan untuk mendukung pendidikan anak:
a. Mengasah keterampilan dalam mengasuh anak.
5
b. Membantu mengajar anak di rumah agar Mama memahami dan lebih terlibat
dengan proses pendidikan anak.
c. Melakukan komunikasi yang baik dan lancar dengan anak, sehingga mereka
terbiasa bercerita apa saja dan merasa nyaman bergantung dengan
orangtuanya.
d. Melakukan komunikasi dua arah yang teratur dengan sekolah atau guru
untuk mengetahui perkembangan anak di sekolah.
e. Aktif mengikuti berbagai acara yang diselenggarakan oleh sekolah.
7. Membantu Anak Mengelola Emosi
Perkembangan emosi pada anak dimulai sejak dini. Jika anak mendapatkan
pendidikan yang tak sesuai, tentu akan berpengaruh terhadap masa depan anak.
Karena itu, orangtua berperan untuk membantu anak mengelola emosi.
8. Menciptakan Suasana Belajar Yang Nyaman Untuk Anak
Selain harus mejaga daya tahan tubuh di tengah pandemi, anak juga harus belajar
di rumah. Hal ini membuat orang tua berperan membuat suasana belajar anak
menjadi lebih nyaman.
9. Memberikan Nutrisi
Untuk tumbuh kembang anak yang optimal, kondisi tubuh anak harus tetap
prima. Selain itu, dengan kesehatan yang optimal, proses pembelajaran yang
dijalani anak di sekolah tentu akan menjadi lebih lancar.
Pastikan anak sudah mendapatkan tidur yang cukup, makan makanan yang
bergizi, dan minum yang cukup.
Berikut adalah hal-hal yang dapat Mama lakukan agar anak mendapatkan
nutrisi yang sehat dan seimbang:
a. Berikan teladan pola makan yang baik. Menurut survei yang dilakukan,
hampir 70% anak di bawah 12 tahun mengikuti contoh perilaku makan yang
serupa dengan orang tuanya.
b. Membeli buah-buahan dan sayuran dibandingkan makanan ringan.
c. Mengajarkan cara untuk mengontrol porsi makan yang sesuai, tidak sedikit
ataupun terlampau banyak. Hal ini dapat mempengaruhi rutinitas pola makan
yang baik.
d. Mengajarkan anak untuk menghargai waktu makan dengan keluarga.
Menurut penelitian, keluarga yang makan bersama cenderung makan lebih
sehat.
6
e. Mencoba resep makanan sehat yang baru setiap minggunya. Anak perlu
mendapatkan paparan 10 sampai 15 kali makanan sebelum mereka terbiasa
dengan rasanya. Buah dan sayuran baru dapat disajikan dalam potongan
kecil, Mama juga bisa menyiapkan dengan beragam saus untuk membuatnya
lebih enak.
f. Jangan biarkan anak makan di depan televisi. Suatu penelitian
mengungkapkan anak prasekolah yang memiliki kebiasaan menonton televisi
lebih dari dua jam setiap harinya memiliki risiko berat badan berlebih tiga
kali lipat dibandingkan anak yang jarang menonton televisi. Hal ini
disebabkan perhatian anak teralihkan dari rasa kenyang yang normal.
g. Menjadikan sarapan prioritas agar otak dan tubuh mendapatkan energi yang
cukup setiap harinya.
h. Menyiapkan bekal yang sehat untuk makan siang. Dengan membawakan
bekal, Mama dapat meningkatkan nutrisi yang dibutuhkan anak, memastikan
mereka mendapatkan nutrisi yang baik walaupun sedang di luar rumah.
i. Menyiapkan makanan yang dikonsumsi di antara jadwal makan utama yaitu
snack. Pada umumnya, orang tua memilih snack yang praktis untuk diberikan
seperti biskuit dan keripik. Namun, sebaiknya snack diberikan sebagai
kesempatan orang tua untuk memberikan asupan nutrisi lebih bagi anak
seperti bubur kacang hijau, roti selai, buah-buahan, jus dan susu.
10. Menstabilkan Emosional Anak
Kasih sayang Mama dan Papa akan berpengaruh terhadap kondisi emosional anak.
Tunjukkanlah kasih sayang Mama dan Papa. Dengan demikian, anak akan tumbuh
menjadi individu dengan emosional yang baik.
11. Melatih Komunikasi Pada Anak
Komunikasi adalah cara yang mudah untuk menghindari kesalahpahaman
antaranak dan orang tua. Oleh karena itu, jalinlah komunikasi dengan anak agar
apa yang anak sampaikan dapat terwujud.
12. Ajarkan Anak Tentang Kejujuran
Peran orang tua dalam tumbuh kembang anak selanjutnya adalah mengajarkan Si
Kecil tentang kejujuran. Hal itu memiliki manfaat besar jika diajarkan sejak dini.
13. Peka Terhadap Kebutuhan Anak

7
Jika anak membutuhkan sesuatu, sebaiknya orang tua peka terhadap
kebutuhan anak. Sebagian anak ada yang tidak melontarkan secara langsung
apa yang dia inginkan.
B. Fungsi Orang Tua dalam Keluarga
Fungsi orang tua dalam keluarga sangatlah penting. Adapun fungsi orang tua terhadap
anak berkebutuhan khusus antara lain orang tua sebagai pendamping utama, sebagai
advokat, sebagai umber, sebagai guru dan sebagai diagnosa. Peran orang tua terhadap
anak berkebutuhan khusus terlihat dari keikutsertaan orang tua dalam pendidikan anak
yang menjadi faktor pendorong dan penentu dalam perkembangan inklusif
pendidikan.
C. Peran Orang Tua dalam Mendampingi ABK
Peran orang tua menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan dan kegagalan anak
dalam proses pendidikan. Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dan
mendukung proses pendidikan anaknya. Pendidikan dari orang tua merupakan
pendidikan dasar bagi anak. Karena, orang tua berperan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan anak. Keberhasilan anak sangat bergantung pada orang tua dan
lingkungan sekitarnya.
Pentingnya peranan orang tua dalam pendidikan anak yaitu agar menjaga hubungan
yang baik dengan pihak sekolah sebagai bentuk perhatian orang tua terhadap anaknya.
menggabungkan orang tua dalam proses pembelajaran sangatlah penting agar
terciptanya pembelajaran yang efektif bagi anak. termasuk pengakuan terhadap orang
tua sebagai pembimbing utama, karena orang tua adalah sumber utama untuk sistem
pendidikan.
Peran orangtua terhadap ABK yang dapat dilakukan yaitu :
a. Sering berkomunikasi dengan pihak-pihak yang turut mendampingi anak (dokter,
psikolog, terapis, dan guru) agar mampu memantau perkembangan anak dan
memberikan pendampingan yang tepat sesuai dengan kemajuan perkembangan yang
telah dicapainya.
b. Mampu mengelola emosi diri sendiri, terutama saat menghadapi anak
c. Membangun kedekatan yang hangat dengan anak
d. Menjalin hubungan atas dasar kepercayaan dengan anak
e. Memahami karakter dan permasalahan anak
f. Menerima anak apa adanya

8
g. Merawat anak dan melatih kemandiriannya dengan penuh kasih sayang dan sesuai
kebutuhan anak
h. Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk melakukan aktivitas bersama
anak
i. Mendampingi anak dalam melakukan hobby dan kegiatan yang menyenangkan
j. Membantu anak merasa kuat dan membangun kepercayaan diri pada anak bahwa ia
mempunyai beberapa potensi dan mampu mengatasi hambatannya
k. Memberikan apresiasi, berupa pemberian hadiah, pelukan, dan pujian atas usaha anak
dalam mewujudkan perilaku-perilaku positif
l. Pada anak-anak dengan kondisi fisik, intelektual, emosi, dan sosial yang baik, akan
cenderung dapat mengungkapkan perasaan-perasaan dan pikiran-pikirannya dengan
lebih mudah dibandingkan anak-anak berkebutuhan khusus, sehingga semua pihak
yang mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus ini, terutama orangtua diharapkan
agar lebih banyak memberikan penerimaan yang hangat, ketulusan, dan empati,
sehingga mereka mampu mengalami perkembangan fisik, intelektual, emosi, dan
sosial yang optimal. Apabila hal ini terwujud, maka anak-anak berkebutuhan khusus
akan mampu mengatasi hambatan-hambatannya, merasa berharga untuk orang lain,
memiliki ketrampilan sosial yang baik, mampu berkomunikasi dengan baik, memiliki
kepercayaan diri, serta memiliki pandangan positif dan harapan terhadap masa depan.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Anak tunanetra adalah anak-anak yang mengalami kelainan atau gangguan fungsi
penglihatan. Untuk melakukan kegiatan kehidupan atau berkomunaksi dengan
lingkungannya mereka menggunakan indera non-visual yang masih berfungsi, seperti
indera pendengaran, perabaan, pembau, dan perasa (pengecapan).
1. Beberapa karakteristik anak-anak tunanetra adalah:
a. Segi Fisik
b. Segi Motorik
c. Perilaku
d. Akademik
e. Pribadi dan Sosial
2. Klasifikasi anak tunanetra berdasarkan kemampuan daya penglihatan, yaitu : 
a. Tunanetra ringan (defective vision/low vision)
b. Tunanetra setengah berat (partially sighted)
c. Tunanetra berat (totally blind); yakni mereka yang sama sekali tidak dapat
melihat.
3. Faktor penyebab individu mengalami tunanetra :
a. Prenatal (sebelum kelahiran)
b. Neonatal (saat kelahiran)
c. Posnatal (Setelah Kelahiran)

Strategi proses pembelajaran untuk anak-anak penyandang tunanetra pada


dasarnya memiliki kesamaan dengan strategi pembelajaran anak-anak pada
umumnya. Hanya saja ketika dalam pelaksanaannya, memerlukan pemilihan
layanan pembelajaran. yang dalam hal ini pesan atau materi yang disampaikan
dapat diterima ataupun dapat ditangkap dengan baik dan mudah oleh anak-anak
tunanetra tersebut, dengan menggunakan semua sistem indranya yang masih
berfungsi dengan baik sebagai sumber pemberi informasi.

10
B. Saran
Setelah mengetahui beberapa hal tentang ketunanetraan, penyusun memberikan saran
supaya pengajar ataupun calon pengajar bisa cepat dan tanggap dalam mengatasi
kesulitan dalam pembelajaran anak tunanetra tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

77-158-1-SM.pdf

789-Article Text-1332-1-10-20190805.pdf

Smart A. (2010). Anak cacat bukan kiamat: metode pembelajaran & terapi untuk anak berkebutuhan
khusus. Yogyakarta: Katahati. (Hal 82-89)

83-Article Text-164-1-10-20211202.pdf

Artikel: Definisi, Karakteristik, dan Klasifikasi Tunanetra (herubox.blogspot.com)

12

Anda mungkin juga menyukai