PROFESI KEPENDIDIKAN
DISUSUN OLEH :
Kelas : PJKR II C
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
kasihnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “ PROFESI KEPENDIDIKAN
“Ini untuk memenuhi tugas mata kuliah ini. Kami berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi
siapa saja yang membacanya dan pada kami khususnya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. Demmu karo-karo M.Pd. Selaku dosen
mata kuliah profesi kependidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekunin.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi Sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………....
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………...
C. Tujuan………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. Identifikasi masalah…………………………………………………………
B. Alih tangan siswa bermasalah……………………………………………….
C. Layanan konferensi kasus…………………………………………………...
D. Kerjasama guru dengan konselor dalam layanan BK……………………….
A. Kesimpulan………………………………………………………………….
B. Saran………………………………………………………………………....
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan konseling merupakan proses bantuan untuk peserta didik baik individu/ kelompok
agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karier,
melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku.
Bimbingan konseling merupakan proses bantuan untuk peserta didik baik individu/ kelompok
agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karier,
melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang
berlaku.Tujuan bimbingan konseling yaitu membantu siswa dalam mengembangkan potensinya
secara optimal Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah sangat diperlukan karena setiap
siswa di sekolah dapat dipastikan memiliki masalah, baik masalah pribadi maupun masalah
dalam belajarnya, dan setiap masalah yang dihadapi masing-masing siswa sudah pastilah
berbeda. Bimbingan dan konseling sesuai dengan Undang-Undang yang dikutip oleh Prayitno
dalam bukunya Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah, yaitu: “PP No. 28 dan 29 tahun 1990 dan PP No. 72 tahun 1991 pada
dasarnya mengemukakan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa
dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
Secara lebih spesifik, MENDIKBUD No. 025/0/1995 mengemukakan: bahwa Bimbingan dan
Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun
kelompok, agar mampu mandiri
optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan
karier, melaui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang
berlaku Sekolah merupakan tempat melahirkan insan-insan yang sempurna untuk diri, bangsa,
negara dan agama. Sekolah juga merupakan tempat mendidik dan membentuk jati diri siswa agar
nantinya bisa mengembangkan ilmunya di lingkungan masyarakat dan sekolah merupakan
lembaga yang juga turut bertanggung jawab pada siswa yang membutuhkan motivasi belajar.
MTsN Rambah merupakan sekolah yang menerapkan bimbingan bagi siswanya. Namun
demikian, masih ada siswa yang membutuhkan motivasi belajar. Untuk itu peran Bimbingan dan
Konseling Islam itu perlu ditinjau ulang dari fenomena yang terlihat. Hasil dari survey yang
peneliti lakukan dan wawancara dengan guru BK di sekolah MTsN Rambah bahwa siswa
mengalami kurang motivasi belajar terlihat dari gejala-gejala sebagai berikut : dari keseluruhan
jumlah siswa MTsN Rambah yang berjumlah 589 siswa, hanya 20% siswa yang nilainya
meningkat selebihnya mereka mengalami berbagai masalah yang berbeda-beda yang
mengakibatkan mereka kurangnya motivasi belajar. Hal ini sesuai dengan hasil survey dan
wawancara bahwa dari beberapa kelas terdapat satu kelas yang berjumlah 34 siswa memiliki
banyak masalah dalam diri siswa, seperti malas belajar, membolos, suka berkelahi, masalah
keluarga seperti orang tua bercerai, kurang perhatian dari orangtuanya, dan ada juga masalah
siswa dengan guru yang bersangkutan yaitu seperti melawan guru
B.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang indentifikssi masalah, dan pembatasan makalah penulisan ini dapt di
rumusan kan sebagai bagaimana prepsi siswa terhadap layanan bimbingan konseling .
C.TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan masalah,yang telah di rumaskan maka tujuan dari penelitian adalah unutuk
mengetahui prepsi siswa terhadap layanan bimbingan konseling belajar .
IDENTITAS MASALAH
Ini yang jamak terjadi akhir-akhir ini. Anak yang pernah mendapat perlakuan
buruk disisihkan dari pergaulan, dibully, dan sebagainya, dapat menjadi bom waktu yang
bisa ia luapkan kapan saja.
Anak yang mengetahui orang tuanya bermasalah sudah pasti merasa tak nyaman
lagi beraktivititas. Akibatnya ia kehilangan fokus belajar di kelas dan lama-lama menjadi
biang onar di sekolah.
Perilaku orang tua yang tidak tepat terhadap anak bisa menjadi pemicu kenakalan
pada anak. Hal ini terkadang tak disadari kebanyakan orang tua, salah satunya yaitu anak
selalu terbiasa dimanjakan. Anak-anak yang terbiasa dimanja akan merasa jika semua hal
yang diinginkannya merupakan hal yang wajib dipenuhi. Kebiasaan-kebiasaan ini lah
yang membuat anak menjadi bertindak seenaknya mereka sendiri, bahkan jika diteruskan
akan menunjukkan kenakalannya. Hal ini dikarenakan karena pikiran mereka yang selalu
menganggap diri mereka benar dan orang lain di sekitarnya harus menurutinya.
Jika sebelumnya kurangnya kasih sayang menjadi penyebab, maka kali ini kasih
sayang yang terlalu lewat batas bisa menjadi pemicu kenakalan pada anak. Banyak orang
tua yang memberlakukan pendidikan keras pada anak dengan harapan jika anak mereka
bisa tumbuh seperti yang diharapkan. Padahal cara ini jelas salah, pendidikan yang terlalu
keras malah akan membuat anak merasa tertekan sehingga memicu anak memberontak
pada orang tua. Pendidikan yang baik tak harus dengan cara-cara yang keras dan
menekan.
Tak hanya keluarga, lingkungan pertemanan pun bisa menjadi penyebab mengapa
anak-anak dapat berperilaku nakal. Teman-teman yang ada di dalam lingkup
permainannya pun bisa menjadi pemicu kenakalan pada anak-anak anda. Jika anak
memiliki teman-teman yang sifatnya nakal dan bandel ataupun memiliki teman yang
usianya berbeda dengan dirinya, maka bisa berpengaruh pada anak. Pengaruh yang
diberikan tentunya merupakan hal-hal negatif, teman-temannya tersebut bisa menularkan
sikap nakal mereka pada anak anda.
7. Faktor Religi
Kondisi dari lingkungan sekitar tempat anda juga bisa menjadi penyebab
kenakalan pada anak-anak anda. Misalnya saja, ketika ruang lingkup tempat tinggal anda
berada di wilayah-wilayah religi, maka tentu saja anda akan mengikuti kegiatan-kegiatan
religi yang dilaksanakan di tempat tinggal anda, begitupula sebaliknya.
9. Kondisi Sekolah
Sekolah yang baik tentunya akan menjamin masa depan anak anda, mulai dari
guru hingga ruang lingkup sekolah jelas akan sangat mempengaruhi anak-anak anda. Hal
ini karena sebagian besar waktu mereka akan dihabiskan di sekolah. Sehingga jika
kondisi sekolah tidak baik, maka akan sangat berpengaruh pada perkembangan psikis
anak anda.
Faktor pribadi anak juga dapat mempengaruhi kenakalan yang terjadi pada anak.
Rendahnya mental serta emosional akan sanga mempengaruhi moralitas anak. Hal ini
tentu saja berkaitan dengan pendidikan moral yang didapatkannya.Dengan kondisi
pribadi yang seperti itu tentu saja membuat anak menjadi lebih mudah dan terpengaruh
pada hal-hal buruk di dalam lingkungannya. Hal ini lah yang menyebabkan perilaku
nakal terjadi pada anak-anak anda
Saat ini kemajuan teknologi sangat membantu kerja manusia dalam sehari-
harinya. Namun meskipun banyak dampak positif yang dirasakan, ada pula dampak-
dampak negatif yang bisa saja terjadi. Dampak negatif ini lah yang seringkali diterima
oleh anak-anak, apalagi kurangnya pengawasan dari orang tua.
ALIH TANGAN SISWA BERMASALAH
Alih tangan siswa bermasalah merupakan kegiatan untuk memperoleh penanganan yang
lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan
kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor,
dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang
lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten.
Tidak semua masalah dapat dialih tangankan, untuk itu perlu dikenali -masalah apa saja
yang menjadi kewenangan konselor. Seperti masalah-masalah berkenaan dengan :
Apabila konselor mengetahui bahwa klien secara substansial berkenaan dengan salah satu
atau lebih dari tersebut diatas, konselor harus mengalih tangankannya ke ahli lain yang
berwenang. Namun bila berkenaan dengan kekhawatiran takut terkena penyakit atau
guna-guna, hal ini menjadi kewenangan konselor untuk menanganinya. Bila berkenaan
dengan masalah kriminal, siapapun yang mengetahuinya harus segera melapor ke pihak
yang berwenang. Dalam hal ini konselor hanya menangani klien yang masalah
kriminalnya telah diproses oleh pihak yang berwajib dan yang lainnya.
2. Konselor
Dalam menangani klien, hal-hal yang perlu dikenali secara langsung oleh konselor, yaitu :
Keadaan keabnormalan diri klien.
Substansi masalah klien.
Hanya klien-klien yang normal saja yang ditangani konselor, diluar itu dialih tangankan
kepada ahlinya. Untuk dapat mengalih tangankan klien dengan baik, konselor dituntut untuk
memiliki pengetahuan yang memadai tentang para ahli yang dapat menjadi arah ATK beserta
nama dan alamatnya hendak dimiliki konselor.
3. Ahli lain
Lima ahli lain perlu dipahami oleh konselor sebagai arah ATK, yaitu dokter, psikiater,
psikolog, guru, dan ahli lain dalam bidang tertentu.
Dokter adalah ahli yang menangani berbagai penyakit jasmaniah.
Psikiater adalah ahli yang menangani penyakit psikis.
Psikolog adalah ahli yang mendeskripsikan kondisi psikis.
Guru termasuk dosen adalah ahli dalam mata pelajaran atau bidang keilmuan tertentu.
Ahli bidang tertentu adalah mereka yang menguasai bidang-bidang tertentu, seperti
adat, agama, budaya tertentu, dan hukuman, serta ahli lain pengembangan pribadi yang
memerlukan kebutuhan khusus kepada ahli-ahli tersebut itulah klien dialih tangankan sesuai
dengan permasalahannya. Pihak yang berwenang seperti polisi, tidak termasuk ke dalam
pihak yang menjadi arah ATK, sebab masalah kriminal yang harus dilaporkan kepada polisi
bukanlah ATK, melainkan merupakan kewajiban semua warga
LAYANAN KONFERENSI KASUS
A. Azas-azas Layanan
Munro menyebutkan ada tiga etika dasar konseling yaitu kerahasiaan, kesukarelaan, dan
keputusan diambil oleh klien sendiri (kemandirian). Etika dasar ini terkait langsung dengan
asas konseling. Asas ini juga berlaku pada layanan konsultasi. Ketiga asas ini diuraikan
sebagai berikut:
1. Asas kerahasiaan
2. Asas kesukarelaan
3. Asas kemandirian
Pada layanan konsultasi, konsulti diharapkan mencapai tahap-tahap kemandirian berikut:
Memahami dan menerima diri sendiri secara positif dan dinamis
Memahami dan menerima lingkungan secara objektif, positif, dan dinamis
Mengambil keputusan secara positif dan tepat
Mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil
Mewujudkan diri sendiri
4. Asas-asas yang lain
Yaitu asas kegiatan, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian
alih tangan, dan tut wuri handayani, pelaksanaannya dalam layanan konsultasi sama
dengan pelaksanaan asas-asas tersebut dalam pelayanan konseling perorangan dan
layanan lainnya dalam profesi konseling.
1. Pertimbangan:
2. Kontak
Konselor melakukan kontak awal dengan ahli lain, melalui cara yang cepat dan tepat. Jika
ditanggapi positif oleh ahli lain yang dihubungi, maka klien bertemu dengan ahli lain tersebut
dengan membawa surat pengantar jika diperlukan.
3. Evaluasi
C. Operasionalisasi
a. Perencanaan
Menetapkan kasus yang akan di ATK, meyakinkan klien akan ATK, menghubung ahli lain yang
menjadi arah ATK, menyiapkan materi ATK dan kelengkapan administratif.
b. Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana ATK kepada pihak terkait dan mengalihtangankan klien kepada
pihak terkait itu.
c. Evaluasi
Membahas hasil ATK melalui: Klien, laporan dari ahli lain dan analisis hasil ATK kemudian
mengkaji hasil ATK terhadap pengentasan masalah klien.
d. Analisis hasil evaluasi
e. Tindak lanjut
Menyelenggarakan layanan lanjutan oleh konselor jika diperlukan atau klien memerlukan ATK
ke ahli lain lagi.
f. Pelaporan
1. Alihkan
Atasi segera perilaku nakal dan alihkan perhatian anak ke perilaku yang baik. Hentikan
sebelum dimulai! Begitu anak mulai gelisah, alihkan perhatiannya dengan menawarkan kegiatan
menarik atau menyenangkan, seperti mengajak mereka berjalan-jalan di sekitar rumah.
2. Ambil napas
Ambil sepuluh detik untuk bernapas tenang. Hirup dan hembuskan napas dengan perlahan
sebanyak lima kali. Setelah itu, hadapi situasi dengan lebih tenang. Banyak orang tua berkata
cara ini sangat membantu.
Konsekuensi membantu setiap anak bertanggung jawab atas tindakannya. Konsekuensi juga
menanamkan disiplin. Hal ini lebih efektif dibandingkan memukul atau membentak. Minta anak
memilih mengikuti arahan orang tua sebelum memberikan konsekuensi. Cobalah tetap tenang
saat memberikan konsekuensi, Pastikan Anda juga konsisten dalam menerapkan konsekuensi.
Konsekuensi pun harus realistis. Menyita ponsel anak remaja selama sepekan jauh lebih sulit
dilakukan dibandingkan menyimpan ponselnya selama satu jam. Setelah konsekuensi selesai,
berikan anak kesempatan melakukan hal baik, dan pujilah mereka. Waktu berkualitas, memuji
anak, dan rutinitas yang konsisten bisa membantu mengatasi perilaku kurang baik. Berikan juga
anak dan remaja tugas sederhana yang mengandung tanggung jawab. Pastikan tugas itu memang
sanggup mereka lakukan. Jangan lupa untuk memuji mereka setelah selesai!
Gunakan kalimat positif saat meminta anak melakukan sesuatu. Contoh: “Tolong, simpan
bajumu, ya”, bukan “Jangan bikin berantakan!.
2. Tetap positif
Menjaga suasana hati yang baik tidak mudah saat harus menghadapi anak dengan berbagai
macam tingkah lakunya. Sering kali, akhirnya orang tua menghardik, “Sudah, berhenti!”
Padahal, kita tahu bahwa anak akan lebih menurut jika diberikan perintah positif dan pujian
apabila ia berhasil melakukan sesuatu.
3. Nada suara
Membentak anak hanya akan menambah rasa stres dan marah, baik pada diri orang tua
maupun anak sendiri. Cobalah menarik perhatian anak dengan memanggil nama mereka dan
berbicara dengan suara yang tenang.
Pujilah anak, termasuk si remaja, jika mereka menunjukkan perilaku yang baik. Anak
mungkin tidak menunjukkan ia senang, tetapi lain kali ia akan mengulangi perilaku baiknya itu.
8. Tetap realistis
Apakah permintaan kita realistis untuk dilaksanakan anak? Anak-anak usia muda
biasanya kesulitan untuk tetap tenang di dalam rumah sepanjang hari penuh. Namun,
mereka bisa tenang selama 15 menit sementara orang tua menerima telepon.
9. Bantu si remaja tetap dekat dengan teman-temannya
Anak remaja memiliki kebutuhan lebih besar untuk berkomunikasi dengan teman.
Bantu anak tetap terhubung melalui media sosial dan cara lain tanpa melanggar jarak
aman. Orang tua pun bisa ikut!
10. Katakan anda percaya padanya!
Bilanglah “Saya rasa apa yang orang katakan tentang kamu itu salah, saya pikir
kamu lebih baik dari apa yang orang bicarakan.”
11. Lakukan pendekatan,
gali terus informasi tentang latar belakang keluarga, komentar tetangga,
lingkungan sekitar agar lebih jelas lagi mengenai penyebab anak melakukan kenakalan.
12. Berikan ia kepercayaan di dalam kelas
Mulai dari hal sederhana seperti memimpin doa bersama atau membawakan tas dari ruang
guru menujukelas.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
1. Guru
Dalam melakukan layanan bimbingan karir dapat di integrasikan dengan kegiatan belajar
mengajar. Dengan mengintegrasikan materi bimbingan dengan materi pembelajaran.
Guru sebaiknya dalam memilih dan menggunakan media video yang berhubungan
dengan karir disesuaikan dengan karakteristik dan perkembangan siswa.
2. Penelitian lain
Sebaiknya dalam mengenalkan karir kepada siswa peneliti memilih materi yang sesuai
agar lebih mudah dalam pengintegrasian layanan bimbingan karir dengan pembelajaran.