Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PROFESI KEPENDIDIKAN

“APLIKASI PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING ”

DISUSUN OLEH :

Nama : 1. Inke Monica Br Ginting ( 6213111010 )

2. Dicky Bastian Simbolon ( 6212411005 )

3. Bayu Samudra ( 6213111001 )

4. Irwansyah Hafidh Lubis ( 621311004 )

Kelas : PJKR II C

Mata Kuliah : Profesi Kependidikan

Dosen Pengampu : Drs. Demmu Karo – karo M.Pd.

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI (PJKR)

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
kasihnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “ PROFESI KEPENDIDIKAN
“Ini untuk memenuhi tugas mata kuliah ini. Kami berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi
siapa saja yang membacanya dan pada kami khususnya.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. Demmu karo-karo M.Pd. Selaku dosen
mata kuliah profesi kependidikan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekunin.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi Sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, February 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………....
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………...
C. Tujuan………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

A. Identifikasi masalah…………………………………………………………
B. Alih tangan siswa bermasalah……………………………………………….
C. Layanan konferensi kasus…………………………………………………...
D. Kerjasama guru dengan konselor dalam layanan BK……………………….

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………….
B. Saran………………………………………………………………………....

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan konseling merupakan proses bantuan untuk peserta didik baik individu/ kelompok
agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karier,
melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku.
Bimbingan konseling merupakan proses bantuan untuk peserta didik baik individu/ kelompok
agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karier,
melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang
berlaku.Tujuan bimbingan konseling yaitu membantu siswa dalam mengembangkan potensinya
secara optimal Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah sangat diperlukan karena setiap
siswa di sekolah dapat dipastikan memiliki masalah, baik masalah pribadi maupun masalah
dalam belajarnya, dan setiap masalah yang dihadapi masing-masing siswa sudah pastilah
berbeda. Bimbingan dan konseling sesuai dengan Undang-Undang yang dikutip oleh Prayitno
dalam bukunya Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan

Konseling di Sekolah, yaitu: “PP No. 28 dan 29 tahun 1990 dan PP No. 72 tahun 1991 pada
dasarnya mengemukakan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa
dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
Secara lebih spesifik, MENDIKBUD No. 025/0/1995 mengemukakan: bahwa Bimbingan dan
Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun
kelompok, agar mampu mandiri

optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan
karier, melaui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang
berlaku Sekolah merupakan tempat melahirkan insan-insan yang sempurna untuk diri, bangsa,
negara dan agama. Sekolah juga merupakan tempat mendidik dan membentuk jati diri siswa agar
nantinya bisa mengembangkan ilmunya di lingkungan masyarakat dan sekolah merupakan
lembaga yang juga turut bertanggung jawab pada siswa yang membutuhkan motivasi belajar.
MTsN Rambah merupakan sekolah yang menerapkan bimbingan bagi siswanya. Namun
demikian, masih ada siswa yang membutuhkan motivasi belajar. Untuk itu peran Bimbingan dan
Konseling Islam itu perlu ditinjau ulang dari fenomena yang terlihat. Hasil dari survey yang
peneliti lakukan dan wawancara dengan guru BK di sekolah MTsN Rambah bahwa siswa
mengalami kurang motivasi belajar terlihat dari gejala-gejala sebagai berikut : dari keseluruhan
jumlah siswa MTsN Rambah yang berjumlah 589 siswa, hanya 20% siswa yang nilainya
meningkat selebihnya mereka mengalami berbagai masalah yang berbeda-beda yang
mengakibatkan mereka kurangnya motivasi belajar. Hal ini sesuai dengan hasil survey dan
wawancara bahwa dari beberapa kelas terdapat satu kelas yang berjumlah 34 siswa memiliki
banyak masalah dalam diri siswa, seperti malas belajar, membolos, suka berkelahi, masalah
keluarga seperti orang tua bercerai, kurang perhatian dari orangtuanya, dan ada juga masalah
siswa dengan guru yang bersangkutan yaitu seperti melawan guru

B.RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang indentifikssi masalah, dan pembatasan makalah penulisan ini dapt di
rumusan kan sebagai bagaimana prepsi siswa terhadap layanan bimbingan konseling .

C.TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan masalah,yang telah di rumaskan maka tujuan dari penelitian adalah unutuk
mengetahui prepsi siswa terhadap layanan bimbingan konseling belajar .
IDENTITAS MASALAH

1. Kurang mendapat perhatian orang tua.

Sikap negatif yang ia tunjukkan sebenarnya karena ingin mendapat perhatian. Ia


akan mengulang-ulang kesalahan dan tak peduli meskipun orang lain (guru) marah
kepadanya, karena dari cara inilah ia diperhatikan.

2. Korban perundungan (pembullyan)

Ini yang jamak terjadi akhir-akhir ini. Anak yang pernah mendapat perlakuan
buruk disisihkan dari pergaulan, dibully, dan sebagainya, dapat menjadi bom waktu yang
bisa ia luapkan kapan saja.

3. Orang tuanya broken home

Anak yang mengetahui orang tuanya bermasalah sudah pasti merasa tak nyaman
lagi beraktivititas. Akibatnya ia kehilangan fokus belajar di kelas dan lama-lama menjadi
biang onar di sekolah.

4. Terbiasa Dimanja Orang Tua

Perilaku orang tua yang tidak tepat terhadap anak bisa menjadi pemicu kenakalan
pada anak. Hal ini terkadang tak disadari kebanyakan orang tua, salah satunya yaitu anak
selalu terbiasa dimanjakan. Anak-anak yang terbiasa dimanja akan merasa jika semua hal
yang diinginkannya merupakan hal yang wajib dipenuhi. Kebiasaan-kebiasaan ini lah
yang membuat anak menjadi bertindak seenaknya mereka sendiri, bahkan jika diteruskan
akan menunjukkan kenakalannya. Hal ini dikarenakan karena pikiran mereka yang selalu
menganggap diri mereka benar dan orang lain di sekitarnya harus menurutinya.

5. Pendidikan Yang Terlalu Keras

Jika sebelumnya kurangnya kasih sayang menjadi penyebab, maka kali ini kasih
sayang yang terlalu lewat batas bisa menjadi pemicu kenakalan pada anak. Banyak orang
tua yang memberlakukan pendidikan keras pada anak dengan harapan jika anak mereka
bisa tumbuh seperti yang diharapkan. Padahal cara ini jelas salah, pendidikan yang terlalu
keras malah akan membuat anak merasa tertekan sehingga memicu anak memberontak
pada orang tua. Pendidikan yang baik tak harus dengan cara-cara yang keras dan
menekan.

6. Lingkungan Pergaulan Yang Salah

Tak hanya keluarga, lingkungan pertemanan pun bisa menjadi penyebab mengapa
anak-anak dapat berperilaku nakal. Teman-teman yang ada di dalam lingkup
permainannya pun bisa menjadi pemicu kenakalan pada anak-anak anda. Jika anak
memiliki teman-teman yang sifatnya nakal dan bandel ataupun memiliki teman yang
usianya berbeda dengan dirinya, maka bisa berpengaruh pada anak. Pengaruh yang
diberikan tentunya merupakan hal-hal negatif, teman-temannya tersebut bisa menularkan
sikap nakal mereka pada anak anda.

7. Faktor Religi

Tentunya setiap orang tua wajib membekali anak-anaknya dengan pendidikan


agama. Hal ini karena pendidikan agama merupakan pendidikan yang mengajarkan
paling banyak mengenai etika serta moral-moral kehidupan. Sehingga ketika anak-anak
tak dibekali dengan pendidikan agama sedari kecil, maka tentu saja akan berakibat buruk
kedepannya. Anak-anak bisa saja memiliki moralitas yang rendah dan melakukan
kenakalan-kenakalan tanpa dipikirkan terlebih dahulu.

8.  Faktor Lingkungan Tempat Tinggal

Kondisi dari lingkungan sekitar tempat anda juga bisa menjadi penyebab
kenakalan pada anak-anak anda. Misalnya saja, ketika ruang lingkup tempat tinggal anda
berada di wilayah-wilayah religi, maka tentu saja anda akan mengikuti kegiatan-kegiatan
religi yang dilaksanakan di tempat tinggal anda, begitupula sebaliknya.

9. Kondisi Sekolah
Sekolah yang baik tentunya akan menjamin masa depan anak anda, mulai dari
guru hingga ruang lingkup sekolah jelas akan sangat mempengaruhi anak-anak anda. Hal
ini karena sebagian besar waktu mereka akan dihabiskan di sekolah. Sehingga jika
kondisi sekolah tidak baik, maka akan sangat berpengaruh pada perkembangan psikis
anak anda.

10. Mental dan Emosional Anak

Faktor pribadi anak juga dapat mempengaruhi kenakalan yang terjadi pada anak.
Rendahnya mental serta emosional akan sanga mempengaruhi moralitas anak. Hal ini
tentu saja berkaitan dengan pendidikan moral yang didapatkannya.Dengan kondisi
pribadi yang seperti itu tentu saja membuat anak menjadi lebih mudah dan terpengaruh
pada hal-hal buruk di dalam lingkungannya. Hal ini lah yang menyebabkan perilaku
nakal terjadi pada anak-anak anda

11. Faktor Ekonomi Yang Kurang

Kondisi ekonomi yang tak berkecukupan dapat membuat anak-anak bertindak


nakal bahkan menuju ke bentuk krimina. Minimnya keuangan sehari-hari dapat memaksa
anak untuk melakukan tindakan yang tak terpuji. Bahkan hal ini juga dapat terjadi pada
orang-orang dewasa sekalipun.

12. Teknologi Yang Semakin Maju

Saat ini kemajuan teknologi sangat membantu kerja manusia dalam sehari-
harinya. Namun meskipun banyak dampak positif yang dirasakan, ada pula dampak-
dampak negatif yang bisa saja terjadi. Dampak negatif ini lah yang seringkali diterima
oleh anak-anak, apalagi kurangnya pengawasan dari orang tua.
ALIH TANGAN SISWA BERMASALAH

Alih tangan siswa bermasalah  merupakan kegiatan untuk memperoleh penanganan yang
lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan
kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor,
dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang
lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten.

a) Tujuan Ahli Tangan Kasus (ATK)


1. Tujuan Utama
Tujuan umum ATK adalah diperolehnya pelayanan yang optimal, setuntas mungkin atas
masalah yang dialami klien.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus berkaitan dengan fungsi-fungsi konseling yaitu :
 Fungsi pengentasan. Tenaga ahli yang menjadi arah ATK diminta memberikan
pelayanan yang secara spesifik lebih menuntaskan pengentasan masalah klien.
   Fungsi pemahaman. Untuk memahami masalah yang sedang dihadapi klien guna
pengentasan.
 Fungsi pencegahan. Merupakan dampak positif yang diharapkan dari ATK untuk
menghindari masalah yang lebih pelik lagi.
 Fungsi pengembangan dan pemeliharaan. Dengan terentaskannya masalah
berbagai potensi dapat terpelihara dan terkembang.
 Fungsi advokasi. Berhubungan dengan masalah klien berkenaan dengan
terhambatnya atau teraniayanya hak-hak klien.
b) Kompenen

Penyelenggaraan ATK melibatkan tiga komponen pokok, yaitu :


1. Klien dengan masalahnya

Tidak semua masalah dapat dialih tangankan, untuk itu perlu dikenali -masalah apa saja
yang menjadi kewenangan konselor. Seperti masalah-masalah berkenaan dengan :

 Penyakit, baik penyakit fisik ataupun mental (kejiwaan)


 Kriminalitas, dengan segala bentuknya.
 Psikotropika, yang didalamnya dapat terkait masalah kriminalitas dan
penyakit.Guna-guna, dalam segala bentuknya yaitu kondisi yang berada diluar
akal sehat.
 Keabnormalan akut, kondisi fisik dan mental yang bersifat luar biasa dalam arah
dibawah normal.

Apabila konselor mengetahui bahwa klien secara substansial berkenaan dengan salah satu
atau lebih dari tersebut diatas, konselor harus mengalih tangankannya ke ahli lain yang
berwenang. Namun bila berkenaan dengan kekhawatiran takut terkena penyakit atau
guna-guna, hal ini menjadi kewenangan konselor untuk menanganinya. Bila berkenaan
dengan masalah kriminal, siapapun yang mengetahuinya harus segera melapor ke pihak
yang berwenang. Dalam hal ini konselor hanya menangani klien yang masalah
kriminalnya telah diproses oleh pihak yang berwajib dan yang lainnya.

2. Konselor
Dalam menangani klien, hal-hal yang perlu dikenali secara langsung oleh konselor, yaitu :
 Keadaan keabnormalan diri klien.
 Substansi masalah klien.
Hanya klien-klien yang normal saja yang ditangani konselor, diluar itu dialih tangankan
kepada ahlinya. Untuk dapat mengalih tangankan klien dengan baik, konselor dituntut untuk
memiliki pengetahuan yang memadai tentang para ahli yang dapat menjadi arah ATK beserta
nama dan alamatnya hendak dimiliki konselor.
3. Ahli lain
Lima ahli lain perlu dipahami oleh konselor sebagai arah ATK, yaitu dokter, psikiater,
psikolog, guru, dan ahli lain dalam bidang tertentu.
 Dokter adalah ahli yang menangani berbagai penyakit jasmaniah.
 Psikiater adalah ahli yang menangani penyakit psikis.
 Psikolog adalah ahli yang mendeskripsikan kondisi psikis.
 Guru termasuk dosen adalah ahli dalam mata pelajaran atau bidang keilmuan tertentu.
         Ahli bidang tertentu adalah mereka yang menguasai bidang-bidang tertentu, seperti
adat, agama, budaya tertentu, dan hukuman, serta ahli lain pengembangan pribadi yang
memerlukan kebutuhan khusus kepada ahli-ahli tersebut itulah klien dialih tangankan sesuai
dengan permasalahannya. Pihak yang berwenang seperti polisi, tidak termasuk ke dalam
pihak yang menjadi arah ATK, sebab masalah kriminal yang harus dilaporkan kepada polisi
bukanlah ATK, melainkan merupakan kewajiban semua warga
LAYANAN KONFERENSI KASUS

A. Azas-azas Layanan

Munro menyebutkan ada tiga etika dasar konseling yaitu kerahasiaan, kesukarelaan, dan
keputusan diambil oleh klien sendiri (kemandirian). Etika dasar ini terkait langsung dengan
asas konseling. Asas ini juga berlaku pada layanan konsultasi. Ketiga asas ini diuraikan
sebagai berikut:

1. Asas kerahasiaan

Seorang konselor diwajibkan untuk menjaga kerahasiaan, dengan harapan adanya


kepercayaan dari semua pihak maka mereka akan memperoleh manfaat dari pelayanan BK.
Oleh karena itu, Mugiarso mengemukakan bahwa ”asas kerahasiaan merupakan asas kunci
dalam usaha BK, dan harus benar-benar dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab”. Asas
kerahasiaan pada layanan konsultasi yang dimaksudkan adalah menyangkut jaminan
kerahasiaan identitas konsulti dan pihak ketiga, dan jaminan kerahasiaan terhadap
permasalahan yang dialami pihak ketiga.

2. Asas kesukarelaan

Kesukarelaan yang dimaksudkan pada layanan konsultasi adalah kesukarelaan dari


konselor dan konsulti. Konselor secara suka dan rela membantu konsulti untuk membantu
mengarahkan bantuan pemecahan masalah yang akan diberikan kepada pihak ketiga.
Kesukarelaan konsulti yaitu bersikap sukarela datang sendiri kepada konselor, dan kemudian
terbuka mengemukakan hal-hal yang terkait dengan konsulti sendiri dan pihak ketiga dengan
tujuan agar permasalahan yang dialami pihak ketiga segera terselesaikan.

3.   Asas kemandirian
Pada layanan konsultasi, konsulti diharapkan mencapai tahap-tahap kemandirian berikut:
 Memahami dan menerima diri sendiri secara positif dan dinamis
 Memahami dan menerima lingkungan secara objektif, positif, dan dinamis
 Mengambil keputusan secara positif dan tepat
 Mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil
 Mewujudkan diri sendiri
4. Asas-asas yang lain
Yaitu asas kegiatan, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian
alih tangan, dan tut wuri handayani, pelaksanaannya dalam layanan konsultasi sama
dengan pelaksanaan asas-asas tersebut dalam pelayanan konseling perorangan dan
layanan lainnya dalam profesi konseling.

B. Pendekatan dan Teknik 

1. Pertimbangan: 

 karena masalah yang  ada  bukan lagi wewenang Konselor


 Hubungan antara  ko dan ki sudah dekat

2. Kontak 

Konselor  melakukan kontak awal dengan ahli lain, melalui cara yang  cepat dan tepat. Jika
ditanggapi positif oleh ahli lain yang dihubungi, maka klien  bertemu dengan ahli lain tersebut
dengan membawa surat pengantar jika diperlukan. 

3.       Evaluasi 

Evaluasi dilakukan setelah ki menghubungi pihak lainnya. 

C. Operasionalisasi 

a. Perencanaan 

Menetapkan kasus yang akan di ATK, meyakinkan klien akan ATK, menghubung ahli lain yang
menjadi arah ATK, menyiapkan   materi ATK dan kelengkapan administratif. 

b. Pelaksanaan 

Mengkomunikasikan rencana ATK kepada pihak terkait dan mengalihtangankan klien kepada
pihak terkait itu. 
c. Evaluasi 

Membahas hasil ATK  melalui: Klien, laporan dari ahli lain dan analisis hasil ATK kemudian
mengkaji hasil ATK terhadap  pengentasan  masalah klien. 

d. Analisis  hasil evaluasi 

Melakukan analisis terhadap efektifitas ATK terhadap pengentsan  masalah  klien secara


menyeluruh. 

e. Tindak lanjut 

Menyelenggarakan layanan lanjutan oleh konselor jika diperlukan atau klien memerlukan ATK
ke ahli lain lagi. 

f. Pelaporan 

Menyusun laporan kegiatan ATK,  menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan. 

KERJA SAMA GURU DENGAN KONSELOR DALAM LAYANAN BK

1. Alihkan

Atasi segera perilaku nakal dan alihkan perhatian anak ke perilaku yang baik. Hentikan
sebelum dimulai! Begitu anak mulai gelisah, alihkan perhatiannya dengan menawarkan kegiatan
menarik atau menyenangkan, seperti mengajak mereka berjalan-jalan di sekitar rumah.
2. Ambil napas

Ambil sepuluh detik untuk bernapas tenang. Hirup dan hembuskan napas dengan perlahan
sebanyak lima kali. Setelah itu, hadapi situasi dengan lebih tenang. Banyak orang tua berkata
cara ini sangat membantu.

3. Ajarkan anak konsekuensi

Konsekuensi membantu setiap anak bertanggung jawab atas tindakannya. Konsekuensi juga
menanamkan disiplin. Hal ini lebih efektif dibandingkan memukul atau membentak. Minta anak
memilih mengikuti arahan orang tua sebelum memberikan konsekuensi. Cobalah tetap tenang
saat memberikan konsekuensi, Pastikan Anda juga konsisten dalam menerapkan konsekuensi.
Konsekuensi pun harus realistis. Menyita ponsel anak remaja selama sepekan jauh lebih sulit
dilakukan dibandingkan menyimpan ponselnya selama satu jam. Setelah konsekuensi selesai,
berikan anak kesempatan melakukan hal baik, dan pujilah mereka. Waktu berkualitas, memuji
anak, dan rutinitas yang konsisten bisa membantu mengatasi perilaku kurang baik. Berikan juga
anak dan remaja tugas sederhana yang mengandung tanggung jawab. Pastikan tugas itu memang
sanggup mereka lakukan. Jangan lupa untuk memuji mereka setelah selesai!

1. Fokus pada perilaku yang kita inginkan

Gunakan kalimat positif saat meminta anak melakukan sesuatu. Contoh: “Tolong, simpan
bajumu, ya”, bukan “Jangan bikin berantakan!.

2. Tetap positif

Menjaga suasana hati yang baik tidak mudah saat harus menghadapi anak dengan berbagai
macam tingkah lakunya. Sering kali, akhirnya orang tua menghardik, “Sudah, berhenti!”
Padahal, kita tahu bahwa anak akan lebih menurut jika diberikan perintah positif dan pujian
apabila ia berhasil melakukan sesuatu.

3. Nada suara
Membentak anak hanya akan menambah rasa stres dan marah, baik pada diri orang tua
maupun anak sendiri. Cobalah menarik perhatian anak dengan memanggil nama mereka dan
berbicara dengan suara yang tenang.

4. Puji anak atas perilaku baiknya

Pujilah anak, termasuk si remaja, jika mereka menunjukkan perilaku yang baik. Anak
mungkin tidak menunjukkan ia senang, tetapi lain kali ia akan mengulangi perilaku baiknya itu.

8. Tetap realistis
Apakah permintaan kita realistis untuk dilaksanakan anak? Anak-anak usia muda
biasanya kesulitan untuk tetap tenang di dalam rumah sepanjang hari penuh. Namun,
mereka bisa tenang selama 15 menit sementara orang tua menerima telepon.
9. Bantu si remaja tetap dekat dengan teman-temannya
Anak remaja memiliki kebutuhan lebih besar untuk berkomunikasi dengan teman.
Bantu anak tetap terhubung melalui media sosial dan cara lain tanpa melanggar jarak
aman. Orang tua pun bisa ikut!
10. Katakan anda percaya padanya!
Bilanglah “Saya rasa apa yang orang katakan tentang kamu itu salah, saya pikir
kamu lebih baik dari apa yang orang bicarakan.”
11. Lakukan pendekatan,
gali terus informasi tentang latar belakang keluarga, komentar tetangga,
lingkungan sekitar agar lebih jelas lagi mengenai penyebab anak melakukan kenakalan.
12. Berikan ia kepercayaan di dalam kelas

Mulai dari hal sederhana seperti memimpin doa bersama atau membawakan tas dari ruang
guru menujukelas.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bimbingan dan konseling merupakan upaya seseorang dalam membantu mengembangkan


kesempatan yang dimiliki. Bimbingan dan konseling merupakan bagian yang integral dalam proses
pendidikan untuk membantu individu meningkatkan kemampuannya dalam memahami diri dan
lingkungannya agar mencapai perkembangan secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Didalam bimbingan dan konseling ada empat macam layanan, diantaranya yaitu: bimbingan
akademik, bimbingan pribadi sosial, bimbingan keluarga, dan bimbingan karir. Karir sering
disangkut pautkan dengan pekerjaan. Kegiatan bimbingan dan konseling karir dapat dilakukan
dengan berbagai macam metode, diantaranya paket bimbingan karir, career day, karyawisata karir,
pengajaran unit, dan intruksional. Pelaksanaan layanan bimbingan karir yang tepat dilakukan yaitu
dengan menggunakan metode intruksional yang terintegrasi dengan proses kegiatan belajar
mengajar.Berdasarkan hasil penelitian dalam pelaksanaan layanan bimbingan karir dapat
dintegrasikan dengan kegiatan belajar mengajar. Materi IPS yang didalamnya mencakup kegiatan
ekonomi yang membahas mengenai macam-macam pekerjaan yang ada di lingkunga sekolah,
masyarakat sekitar, maupun di dunia. Bukan hanya pada materi IPS, pada pembelajaran tema juga
dapat diintegrasikan dengan layanan bimbingan karir.

B. SARAN
1. Guru
 Dalam melakukan layanan bimbingan karir dapat di integrasikan dengan kegiatan belajar
mengajar. Dengan mengintegrasikan materi bimbingan dengan materi pembelajaran.
 Guru sebaiknya dalam memilih dan menggunakan media video yang berhubungan
dengan karir disesuaikan dengan karakteristik dan perkembangan siswa.
2. Penelitian lain
 Sebaiknya dalam mengenalkan karir kepada siswa peneliti memilih materi yang sesuai
agar lebih mudah dalam pengintegrasian layanan bimbingan karir dengan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai