Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BK PRIBADI

“ Tugas Perkembangan dan Keterkaitan Perkembangan dengan SKKPD SD”

Disusun Oleh :
1. Khairunisa 17110125
2. Lilik Sahal Dzul Fahmi 17110127
3. Wulan Dhari 17110130
4. Divia Feby eka Alrianto 17110144
5. Bagas Andi Mukti 17110147

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
TAHUN AJARAN
2018/2019

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-


Nya, sehingga  kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Tugas
Perkembangan dan Keterkaitan Perkembangan dengan SKKPD SD. Penulisan
makalah ini merupakan tugas yang diberikan oleh ibu Ismah S. Ag, M. Pd,. Dalam
mata kuliah Bimbingan Konseling Pribadi di Universitas PGRI Semarang.
Kami merasa masih banyak kekurangan baik dalam teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mohon
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan penulisan
makalah ini.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu
dalam proses penyelesaian makalah ini, khususnya kepada dosen yang telah
memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini.
Akhir kata, kami berharap semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami maupun rekan-rekan, sehingga dapat menambah pengetahuan kita bersama.

Semarang, 16 Oktober 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

SAMPUL...................................................................................................................... I
KATA PENGANTAR.................................................................................................. II
DAFTAR ISI.................................................................................................................
.......................................................................................................................................
III
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 2
C. Tujuan............................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian tugas perkembangan....................................................................... 3
B. Faktor Yang pengaruh Perkembangan anak SD............................................... 3
C. Karakteristik perkembangan anak SD.............................................................. 4
D. Keterkaitan Tugas Perkembangan dengan SKKPD SD................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................
..........................................................................................................................
14
B. Saran.................................................................................................................
..........................................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................
......................................................................................................................................
15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peserta didik memiliki perbedaan satu sama lain, karakteristik yang
terdapat pada anak usia Sekolah Dasar (SD) sangat berbeda dengan
karakteristik yang terdapat pada anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP)
maupun Sekolah Menengah Atas (SMA). Peserta didik memiliki perbedaan
dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar. Anak
usia SD masih memasuki tahap perkembangan yang sangat pesat. Berbagai
otot dan tulang mengalami penguatan sehingga anak cenderung aktif dalam
melakukan kegiatan fisik seperti bergerak, berlari, bermain dan tidak pernah
diam ditempat. Hakikatnya, pemikiran anak SD sedang mengalami
pertumbuhan sangat cepat. Pada usia 6 sampai 12 tahun lebih sering berada di
sekolah dan lingkungan sekitar. Sejalan dengan hal tersebut anak usia SD
masuk dalam kelompok sebaya untuk lebih berinteraksi yang menuntut
ketrampilan dan gerak fisik.
Sedangkan, pada anak usia Sekolah Menengah mengalami perubahan
yang cepat, memang tidak bisa dihindarkan bahwa tingkah laku sebagian
remaja mengalami ketidaktentuan saat  mereka mencari kedudukan dan
identitas. Para remaja bukan lagi kanak-kanak,tetapi juga belum menjadi

iii
orang dewasa. Mereka cenderung dan bersifat lebih sensitif karena
peranannya belum tegas.Ia mengalami pertentangan nilai-nilai dan harapan-
harapan yang akibatnya lebih mempersulit dirinya yang sekaligus mengubah
peranannyateman sebaya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tugas perkembangan anak usia SD?
2.  Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan anak SD?
3. Apa saja karakteristik yang mempengaruhi perkembangan anak usia SD?
4. Apa keterkaitan tugas perkembangan usia SD dengan SKKPD?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian tugas perkembangan anak usia SD
2.  Mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan anak SD
3. Mengetahui karakteristik yang mempengaruhi perkembangan anak usia
SD
4. Mengetahui apa saja keterkaitan tugas perkembangan usia SD dengan
SKKPD

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tugas Perkembangan


Tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan
individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil
mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal
akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan
selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.
Menurut para ahli seperti : 
1. Elizabeth B. Hurlock (1978) tugas perkembangan yaitu belajar
menyesuaikan diri terhadap pola - pola hidup baru, belajar untuk
memiliki cita - cita yang tinggi, mencari identitas diri dan pada usia
kematangannya mulai belajar memantapkan identitas diri.
2. Teori dorongan (motivasi) dikemukakan Morgan, bahwa segenap
tingkah laku distimulir dari dalam. Bahwa motivasi adalah merupakan
dorongan keinginan sekaligus sebagai sumberdaya penggerak
melakukan sesuatu yang berasal dari dalam dirinya.
3. Teori dinamisme mengatakan bahwa di dalam organisme yang hidup
itu selalu ada usaha yang positif ia akan selalu mencari pengalaman-
pengalaman baru.

iii
B. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak SD
Faktor yang Memengaruhi Perkembangan :
1. Faktor genetik yaitu meliputi faktor keturunan yang bersifat tetap atau
tidak berubah sepanjang kehidupan. Bentuknya bias menentukan
beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata,
pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis
seperti temperamen. Sehingga diharapkan potensi genetik yang
bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara
positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
2. Faktor eksternal / lingkungan juga mempunyai peranan yang besar
yaitu empengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir
hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi
bawaan. Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan
tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan
menghambatnya.

C. Karakteristik Perkembangan Anak SD


1. Aspek Fisik-Motorik
Perkembangan fisik peserta didik usia Sekolah Dasar dicirikan dengan
beragam variasi dalam pola pertumbuhannya. Keberagaman ini
disebabkan karena beberapa hal seperti kecukupan gizi, kondisi
lingkungan, genetika, hormon, jenis kelamin, asal etnis, serta adanya
penyakit yang diderita.Pada fase ini pertumbuhan fisik tetap berlangsung
sehinggapeserta didik menjadi lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat.Seiring
dengan pertumbuhan fisiknya yang beranjak matang, maka perkembangan
motorik peserta didik sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap
gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya, dapat
menggerakan anggota badannya dengan tujuan yang jelas, seperti

iii
(1)menggerakan tangan untuk menulis, menggambar, mengambil
makanan, serta melemparbola; dan (2) menggerakan kaki untuk
menendang bola dan lari mengejar teman pada saat main kucing-kucingan.
Fase atau usia sekolah dasar (7-12 tahun) ditandai dengan gerakatau
aktivitas motorik yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa
yang idealuntuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, baik
motorik halus maupunmotorik kasar.Panduan Operasional
Penyelenggaraan Bimbingan dan KonselingSekolah Dasar.12
2. Aspek Kognitif
Pada usia sekolah dasar, peserta didik sudah dapat mereaksi rangsangan
intelektual,atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut
kemampuan intelektual ataukemampuan kognitif (seperti: membaca,
menulis, dan menghitung atau CALISTUNG).Sebelum masa ini, yaitu
masa prasekolah (usia Taman Kanak-kanak), daya pikir anakmasih
bersifat imajinatif, berangan-angan atau berkhayal, sedangkan pada usia
sekolahdasar daya pikirnya sudah berkembang ke arah berpikir kongkrit
dan rasional. Dilihat dariaspek perkembangan kognitif, menurut Piaget
masa ini berada pada tahap operasi kongkrit,yang ditandai dengan
kemampuan (1) mengklasifikasikan (mengelompokkan) benda-
bendaberdasarkan ciri yang sama, (2) menyusun atau mengasosiasikan
(menghubungkan ataumenghitung) angka-angka atau bilangan, dan (3)
memecahkan masalah (problem solving)yang sederhana. Kemampuan
intelektual pada masa ini sudah cukup untuk menjadi dasardiberikannya
berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau
dayanalarnya.Kepada anak sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan,
seperti membaca,menulis, dan berhitung (CALISTUNG). Pada usia 11
tahun tahapan perkembangankognitif memasuki tahap operasional formal
ditandai dengan mampu berpikir abstrak,menalar secara logis dan menarik
kesimpulan dari informasi yang tersedia.Di samping itu, kepada anak juga

iii
sudah dapat diberikan dasar-dasar pengetahuanyang terkait dengan
kehidupan manusia, hewan, lingkungan alam, lingkungan sosialbudaya,
dan agama.Untuk mengembangkan daya nalarnya, daya cipta, atau
kreativitasanak, maka kepada anak perlu diberi peluang-peluang untuk
bertanya, berpendapat, ataumenilai (memberikan kritik) tentang berbagai
hal yang terkait dengan pelajaran, atauperistiwa yang terjadi di
lingkungannya.

3. Aspek Sosial
Perkembangan sosial peserta didik usia SD ditandai dengan adanya
perluasanhubungan, di samping dengan para anggota keluarga, juga
dengan teman sebaya (peergroup), sehingga ruang gerak hubungan
sosialnya telah bertambah luas. Pada usia SD,anak mulai memiliki
kesanggupan menyesuaikan diri dari sikap berpusat kepada dirisendiri
(egosentris) kepada sikap bekerjasama (kooperatif) atau mau
memperhatikankepentingan orang lain (sosiosentris). Anak mulai berminat
terhadap kegiatan bersamateman sebaya, dan bertambah kuat
keinginannya untuk diterima menjadi anggotaPanduan Operasional
Penyelenggaraan Bimbingan dan KonselingSekolah Dasar.13kelompok
(gang), merasa tidak senang apabila ditolak oleh kelompoknya dan
dapatmenyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebaya maupun
lingkungan masyarakatsekitarnya. Dalam proses belajar di sekolah,
kematangan perkembangan sosial ini dapatdimanfaatkan atau dimaknai
dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yangmembutuhkan
tenaga fisik (seperti membersihkan kelas dan halaman sekolah),
maupuntugas yang membutuhkan pikiran (seperti merencanakan kegiatan
berkemah dan membuatlaporan study tour). Tugas-tugas kelompok ini
harus memberikan kesempatan kepadasetiap peserta didik untuk
menampilkan prestasinya, dan juga diarahkan untuk mencapaitujuan

iii
bersama. Dengan melaksanakan tugas kelompok, peserta didik dapat
belajar tentangsikap dan kebiasaan dalam bekerja sama, saling
menghormati, bertenggang rasa, danbertanggung jawab.
4. Aspek Emosi
Pada usia Sekolah Dasar (khususnya di kelas-kelas tinggi, kelas 4, 5, dan
6), anakmulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar
tidaklah diterima, atau tidakdisenangi oleh orang lain. Anak SD belajar
untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresiemosinya melalui peniruan
dan latihan (pembiasaan). Dalam proses peniruan, kemampuanorangtua
atau guru dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Apabila
anakdikembangkan di lingkungan keluarga yang suasana emosionalnya
stabil, makaperkembangan emosi anak cenderung stabil atau sehat.
Sebaliknya apabila kebiasaanorangtua atau guru dalam mengekspresikan
emosinya kurang stabil atau kurang control (seperti: marah-marah,
mengeluh), maka perkembangan emosi anak, cenderung kurangstabil atau
tidak sehat.Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah
laku individu, dalamhal ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi positif
seperti: perasaan senang, bergairah,bersemangat atau rasa ingin tahu yang
tinggi akan mempengaruhi individu untukmengkonsentrasikan dirinya
terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan penjelasanguru,
membaca buku, aktif berdiskusi, mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah,
dandisiplin dalam belajar. Sebaliknya, apabila emosi yang menyertai
proses belajar itu emosinegatif, seperti perasaan tidak senang, kecewa,
maka proses belajar tersebut akanmengalami hambatan, dalam arti
individu tidak dapat memusatkan perhatiannya untukbelajar, sehingga
kemungkinan besar dia akan mengalami kegagalan dalam
belajarnya.Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan
KonselingSekolah Dasar.14Mengingat hal tersebut, maka guru Sekolah

iii
Dasar seyogianya mempunyai kepedulianuntuk menciptakan suasana
proses belajar-mengajar yang menyenangkan atau kondusif.
5. Aspek Moral
Penalaran moral, yang merupakan dasar dari perilaku etis.Peranan
lingkunganterutama lingkungan keluarga sangat dominan dalam
perkembangan aspek moral.Padamulanya anak melakukan perbuatan
bermoral dari meniru (mengamati) kemudian menjadiperbuatan atas
prakarsa sendiri karena adanya kontrol atau pengawasan dari luar,
namunkemudian berkembang karena kontrol dari dalam dirinya.
Sampai usia 7 tahun, anak mulai memasukkan nilai-nilai keluarga ke
dalam dirinya.Apa yang penting bagi orang tua juga akan menjadi penting
baginya. Di sinilah orang tuadapat mengarahkan perilakunya, sehingga
sesuai dengan aturan dalam keluarga. Dalamtahap inilah seorang anak
mulai memahami bahwa apa yang mereka lakukan akanmempengaruhi
orang lain.Pada usia 7-10 tahun, campur tangan orang dewasa (orangtua,
guru, dan sebagainya) tidak lagi terlalu ‘menakutkan’ buat anak. Anak
mengetahui bahwa orang tua adalah sosokyang harus ditaati, tetapi anak
juga tahu bahwa jika melanggar aturan harus memperbaikinya.Perasaan
bahwa ‘ini benar’ dan ‘itu salah’ sudah mulai tertanam kuatdalam diri
anak. Anak usia ini juga mulai memilah mana saja perilaku yang akan
mendatangkan ‘keuntungan’ buat mereka.
6. Aspek Religius
Kepercayaan anak kepada Tuhan pada usia ini, bukanlah keyakinan hasil
pemikiran,akan tetapi merupakan sikap emosi yang berhubungan erat
dengan kebutuhan jiwa akankasih sayang dan perlindungan. Oleh karena
itu dalam mengenalkan Tuhan kepada anak,sebaiknya ditonjolkan sifat-
sifat pengasih dan penyayang. Sampai kira-kira usia 10 tahun,ingatan anak
masih bersifat mekanis, sehingga kesadaran beragamanya hanya
merupakanhasil sosialisasi orang tua, guru, dan lingkungannya. Oleh

iii
karena itu pengamalanibadahnya masih bersifat peniruan, belum dilandasi
kesadarannya. Pada usia 10 tahun keatas, semakin bertambah kesadaran
anak akan fungsi agama baginya, yaitu berfungsi moraldan sosial. Anak
mulai dapat menerima bahwa nilai-nilai agama lebih tinggi dari nilai-
nilaipribadi atau nilai-nilai keluarga.Anak mulai mengerti bahwa agama
bukan kepercayaanpribadi atau keluarga, tetapi kepercayaan
masyarakat.Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan
KonselingSekolah Dasar.15Periode usia Sekolah Dasar merupakan masa
pembentukan nilai-nilai agama sebagaikelanjutan periode sebelumnya.
Kualitas keagamaan anak sangat dipengaruhi oleh prosespembentukan
atau pendidikan yang diterimanya. Oleh karena itu, pendidikan agama
diSekolah Dasar harus menjadi perhatian semua pihak yang terkait, bukan
hanya guruagama tetapi juga kepala sekolah dan guru-guru lainnya.
Apabila pendidik telahmemberikan suri tauladan kepada anak dalam
mengamalkan agama maka pada diri anakakan berkembang sikap yang
positif terhadap terhadap agama, dan pada gilirannya akanberkembang
pula kesadaran beragamanya.

D. Keterkaitan Tugas Perkembangan Dengan SKKPD SD


Tugas perkembangan peserta didik/konseli yang telah teridentifikasi
sebelumnya perlu dikembangkan lebih lanjut dalam bentuk standar
kompetensi. Dalam layanan bimbingan dan konseling, standar kompetensi
tersebut dikenal dengan istilah Standar Kompetensi Kemandirian Peserta
Didik (SKKPD). Berbagai aspek perkembangan yang terdapat dalam SKKPD
pada dasarnya dirujuk dari tugas perkembangan yang akan dicapai oleh
peserta didik/konseli dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) tingkat Satuan
Pendidikan SD. Keterkaitan tugas perkembangan dan aspek perkembangan
yang terdapat dalam SKKPD Dapat dilihat berikut.

iii
Hubungan antara Tugas Perkembangan dengan Aspek Perkembangan dalam
Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik (SKKPD)
1. Landasan Hidup Religius : Memiliki kebiasaan dan sikap dalam beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Landasan Perilaku Etis : Mengembangkan kata hati, moral, dan dan
nilai-nilai sebagai pedoman perilaku
3. Kematangan Emosi : Membangun hidup yang sehat mengenai diri
sendiri dan lingkungan
4. Kematangan Intelektual : Mengembangkan ketrampilan dasar dalam
membaca, menulis, dan berhitung
5. Kesadaran Tanggung Jawab Sosial : Memilih sikap hidup terhadap
kelompok dan lembaga-lembaga social
6. Kesadara gender : Belajar menjalani peran sosial sesuai dengan jenis
kelamin
7. Pengembangan Pribadi : Mempelajari keterampilan fisik sederhana
8. Perilaku Kewirausahaan/ Kemandirian Perilaku Ekonomis : Mempelajari
keterampilan fisik sederhana Pengembangan Pribadi
9. Wawasan dan Kesiapan Karir : Mengembangkan konsep-konsep hidup
yang perlu dalam kehidupan belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok
sebaya Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya.
10. Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya : Belajar bergaul dan
bekerja dalam kelompok sebaya
Aspek-aspek perkembangan dalam SKKPD selanjutnya menjadi
rumusan kompetensi yang dirujuk oleh guru bimbingan dan konseling atau
konselor dalam mempersiapkan rancangan pelaksanaan dari berbagai kegiatan
layanan bimbingan dan konseling. Rumusan kompetensi tersebut
dikembangkan lebih rinci menjadi tugas-tugas perkembangan yang Panduan
Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar harus
dicapai oleh peserta didik/konseli dalam berbagai tataran internalisasi tujuan,

iii
yaitu pengenalan, akomodasi, dan tindakan.Yang dimaksud dengan tataran
internalisasi tujuan, yaitu:
1. pengenalan, untuk membangun pengetahuan dan pemahaman peserta
didik/konseli terhadap perilaku ataustandar kompetensi yang harus
dipelajari dan dikuasai;
2. akomodasi, untuk membangun pemaknaan, internalisasi, dan menjadikan
perilaku atau kompetensi baru sebagai bagian dari kemampuan dirinya.
3. tindakan, yaitu mendorong peserta didik/konseli untukmewujudkan
perilaku dan kompetensi baru itu dalam tindakan nyata sehari-hari.

Rincian Tugas Perkembangan dalam Tataran Internalisasi


TujuanPengenalan Akomodasi Tindakan
Rincian Tugas Perkembangan dalam tataran Internalisasi Tujuan
Aspek Perkembangan Pengenalan Akomodasi Tindakan
1. Landasan Hidup Mempelajari hal ihwal Mengembangkan Melaksanakan ibadah
Religius ibadah pemikiran tentang atas keyakinan sendiri
kehidupan beragama disertai sikap toleransi.

Mengenal keragaman Menghargai Menghargai keragaman


2. Landasan Perilaku Etis sumber norma yang keragaman sumber sumber norma sebagai
berlaku di masyarakat. norma sebagai rujukan pengambilan
rujukan keputusan.
pengambilan
keputusan.
3. Kematangan Emosi Mempelajari cara-cara Bersikap toleran Mengekpresikan
menghindari konflik terhadap ragam perasaan dalam caracara
dengan orang lain. ekspresi perasaan yang bebas, terbuka dan
diri sendiri dan tidak menimbulkan

iii
orang lain. konflik.

4.Kematangan Intelektual Mempelajari cara-cara Menyadari akan Mengambil keputusan


Pengambilankeputusan keraga manalternatif dan pemecahan masalah
dan pemecahan keputusan dan atas dasar informasi/data
masalah secara konsekuensi yang secara objektif.
objektif. dihadapinya

5. Kesadaran Tanggung Mempelajari Menyadari nilai- Berinteraksi dengan


Jawab Sosial keragaman interaksi nilai persahabatan orang lain atas dasar
sosial. dan keharmonisan kesamaan (equality).
dalam konteks
keragaman interaksi
sosial.

6. Kesadaran Gender Mempelajari perilaku Menghargai Berkolaborasi secara


kolaborasi antar jenis keragaman peran harmonis dengan lain
dalam ragam laki-laki atau jenis dalam keragaman
kehidupan. perempuan sebagai peran.
aset kolaborasi dan
keharmonisan
hidup.

7. Pengembangan Pribadi Mempelajari keunikan Menerima keunikan Menampilkan keunikan


diri dalam konteks diri dengan segala diri secara harmonis
kehidupan sosial. kelebihan dan dalam keragaman
kekuranganya
8. Perilaku Kewirausahaan Mempelajari strategi Menerima nilai-nilai Menampilkan hidup
(Kemandirian Perilaku dan peluang untuk hidup hemat, ulet, hemat, ulet,

iii
Ekonomis) berperilaku hemat, sungguh-sungguh, sungguhsungguh, dan
ulet, sungguh- dan kompetettif kompetitif atas dasar
sungguh, dan sebagai aset untuk kesadaran sendiri.
kompetitif dalam mencapai hidup
keragaman kehidupan. mandiri.

9. Wawasan dan Kesiapan Mempelajari Internalisasi nilai- Mengembangkan


Karir kemampuan diri, nilai yang melandasi alternatif perencanaan
peluang dan ragam pertimbangan karir dengan
pekerjaan , pendidikan pemilihan alternatif mempertimbangkan
dan aktifitas yang karir. kemampuan peluang
terfokus pada dan ragam karir.
pengembangan
alternatif karir yang
lebih terarah.

10. Kematangan Mempelajari cara-cara Menghargai nilai- Mempererat jalinan


Hubungan dengan Teman membina kerjasama nilai kerjasama dan persahabatan yang lebih
Sebaya dan toleransi dalam toleransi sebagai akrab dengan
pergaulan dengan dasar untuk memperhatikan norma
teman sebaya. menjalin yang berlaku
persahabatan
dengan teman
sebaya.

(sumber: Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur


Pendidikan Formal, 2007)
Dari tabel diatas dapat dikaitkan dengan penyusunan Rencana Pelaksanaan
Layanan (RPL) Bimbingan Klasikal maka aspek perkembangan merupakan rumusan

iii
kompetensi, tahap internalisasi berkaitan dengan perumusan tujuan, dan rincian tugas
perkembangan berkaitan dengan perumusan topik materi layanan bimbingan klasikal.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada
periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang berhasil atau
tidaknya sangat berperan terhadap kehidupan individu. Tugas-tugas ini
dipengaruhi oleh faktor fisik, kultural, cita-cita hidup, dan norma
agama.Tugas-tugas perkembangan anak mulai bayi hingga usia sekolah
adalah cenderung kepada proses pembelajaran awal tentang tata cara dasar
berperilaku dan bermasyarakat. Sedangkan pada masa remaja, cenderung
terjadi pencarian jati diri individu dan proses-proses pendewasaan baik
fisik maupun psikis.
Pada masa dewasa awal dan setengah baya, individu mulai mencapai
kematangan dalam berpikir dan berperilaku.Di masa ini, tanggung jawab
seorang individu sangat diimplementasikan, terutama mengenai kehidupan
berumah tangga. Sedangkan saat mencapai usia tua, individu banyak
mengalami degradasi, terutama secara fisik. Kemampuan umum dan
kesehatan umumnya menjadi menurun.
B. Saran

iii
Sebagai seorang guru kita harus tau mengenai peserta didiknya dan
juga harus tau berkembangan dan kebutuhan yang di perklukan peserta
didik.Agar sesuai denga pribadi dan karakteristik peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

1. file:///C:/Users/LENOVO/Documents/1.-PANDUAN-BK-SD-2016DITJEN-
GTKfrz.pdf (PANDUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN
BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH DASAR (SD) diakses pada
tanggal 15 Oktober 2018 pukul 11.25 WIB
2. http://deniira12.blogspot.com/2015/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html diakses
pada tanggal 15 Oktober 2018 pukul 11.37 WIB
3. http://ekawianti89.blogspot.com/2013/12/tugas-perkembangan-anak-usia-
sekolah.html diakses pada tanggal 15 Oktober 2018 pukul 11.58 WIB

iii

Anda mungkin juga menyukai